Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer

Ali Ahmed Ameer membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Pria muda itu menatap gadis cantik yang sedang merawatnya selama beberapa hari ini dengan dada berdebar.

"Apa yang anda rasakan tuan muda?" tanya Medina pada anak tertua dari keluarga Ahmed Ameer itu.

"Aku merasa lebih baik. Terimakasih banyak." Medina tersenyum kemudian meminta pelayan untuk membersihkan meja yang ia tempati menyimpan peralatan yang ia gunakan untuk mengobati pria itu.

"Kamu mau kemana?" tanya Ali Ahmed Ameer saat melihat gadis itu bersiap untuk pergi dari kamarnya.

"Anda sudah sehat. Jadi aku akan pulang ke rumahku." jawab Medina tersenyum. Ia sudah rindu dengan tempat tidurnya di rumahnya sendiri. Beberapa hari ini ia menjadi tahanan keluarga Ahmed Ameer meskipun ia dan ibunya terbukti tidak bersalah.

Apalagi Ayahnya yang lebih menyayangi Thania daripada dirinya membuatnya menjadi jaminan untuk merawat tuan muda itu sampai sembuh barulah gadis itu dilepaskan di penjaga bawah tanah tuan Ahmed Ameer.

"Tinggallah beberapa hari lagi. Aku belum pulih benar," ujar Ali Ahmed Ameer berusaha untuk bangun dari posisinya. Medina hanya memandang dari jauh meskipun ia melihat pria itu kesulitan untuk bangun.

"Kamu tidak ingin menolongku Medina?" tanya Ali Ahmed Ameer dengan tatapan memohon.

"Aku tahu anda bisa bangun sendiri tuan. Maafkan aku, Permisi." Medina tersenyum tipis kemudian meninggalkan pria itu yang berubah kesal karena diabaikan.

Medina menemui tuan Ahmed Ameer untuk melaporkan tugasnya selama dirawat oleh dirinya.

"Keadaan tuan muda Ali sudah lebih baik tuan, dan kalau boleh, saya ingin meminta izin anda untuk membawa ibuku untuk kembali ke rumah hari ini juga." ujar Medina dengan penuh harap. Pasalnya ibunya sudah nampak bosan di rumah mewah itu. Perempuan paruh baya itu ingin kembali ke dapurnya yang sederhana untuk membuat kue-kue kering untuk dijual oleh Medina.

"Kamu tidak suka tinggal di rumah ini Medina?" tanya nyonya Ahmed Ameer sembari meminta gadis itu untuk duduk.

"Tidak Nyonya, kami berdua senang berada di sini. Tetapi bagaimanapun juga rumah kami adalah surga kami Nyonya," Medina tersenyum.

Seorang pelayan masuk ke ruangan itu dan membisikkan sesuatu ditelinga Nyonya Ahmed Ameer.

"Kamu masih bisa bersabar kan, kalau putraku meminta ibumu membuatkan Qatayef untuknya? Qatayef terakhir yang ia makan membuatnya sakit jadi kali ini haruslah lebih lezat dari biasanya." nyonya Ahmed Ameer menatap wajah cantik Medina dengan senyum diwajahnya.

Perempuan cantik itu tahu kalau putranya itu bukan cuma menginginkan Qatayef buatan Umayma tetapi pasti menginginkan putrinya juga.

"Baiklah nyonya, aku akan menemani ibu membuat Qatayefnya supaya cepat selesai," ujar Medina kemudian berdiri dari duduknya.

"Eh, kamu temani saja Ali, ia sepertinya sedang butuh bantuanmu. Ibumu kan bisa dibantu oleh pelayan," Medina merasakan ini pasti akal-akalan pria itu.

"Mari Medina, saya antar kamu kembali ke kamar Ali." Medina menarik nafas panjang kemudian berdiri dari duduknya.

"Baiklah nyonya." mereka berdua pun melangkah ke kamar Ali Ahmed Ameer.

Medina menatap pria muda yang sedang menutup matanya itu dengan pandangan kesal.

"Apa yang bisa aku bantu tuan?" tanya Medina saat nyonya Ahmed Ameer meninggalkan mereka berdua. Suaranya jelas sekali menunjukkan kalau ada kemarahan tertahan didalamnya.

"Aku hanya ingin kamu berada disini lebih lama." jawab pria itu tanpa membuka matanya sedangkan Medina memutar bola matanya kesal.

"Kenapa? bukankah penyakit anda sudah sembuh?" tanya Medina sembari mendekati ranjang pria itu.

Ali membuka matanya kemudian tersenyum samar dan semakin membuat gadis itu mengerang marah. Tangan gadis itu sampai ingin meremas wajahnya karena kesal.

Pria itu tidak perduli kalau Medina marah padanya. Yang terpenting adalah ia bisa bersamanya saat ini.

Suasana kamar itu kembali sepi karena Ali tidak menjawab pertanyaan gadis itu.

Untuk mengobati rasa bosannya karena tidak ada lagi yang perlu ia lakukan untuk pasien manja itu. Ia berjalan berkeliling di dalam kamar itu mencari sesuatu yang menarik hatinya.

Hobinya membaca membuat kakinya melangkah ke arah rak-rak buku di dalam kamar itu. Lama ia disana membuka banyak kitab yang berhubungan dengan tata kota pemerintahan di Baghdad Irak. Sedangkan Ali ikut bergabung disana membuka kitab-kitabnya.

Mereka tidak sadar berdiskusi tentang isi kitab itu sampai seorang pelayan masuk ke kamar itu membawa panganan Qatayef yang masih hangat buatan Umayma.

Ali menghentikan kegiatannya membuka kitab-kitab itu karena aroma Qatayef yang sangat disukainya.

Entah kenapa ia sangat suka dengan makanan jenis pangsit buatan bibi Umayma itu. Ketika ia berkeliling kota Baghdad ia tak pernah menemukan makanan seenak itu.

"Apakah ibumu memberi banyak cinta pada makanan ini Medina?" gadis itu tersenyum dengan candaan putra pertama tuan Ahmed Ameer itu. Ia begitu takjub dengan cara makan pria itu yang sampai menghabiskan 5 potong dalam waktu beberapa menit saja.

"Anda sepertinya sangat lapar tuan muda," ujar Medina dengan senyum diwajahnya. Ali mengangguk kemudian tersenyum senang. Untuk pertama kalinya gadis ini tersenyum dengan natural seperti itu. Biasanya ia tersenyum dengan sangat terpaksa.

"Untuk makanan ini aku beri nilai 1000%, dan karena kamu menemaniku jadi aku tambah menjadi 1950%," Medina tanpa sadar tertawa lepas dengan candaan pria itu.

"Sayangnya aku tetap akan pergi. Jadi mohon maaf tuan muda, anda bisa menurunkan penilaian itu."

"Tidak masalah. Aku sudah bersyukur karena kamu sudah bisa tertawa selama bersamaku. Akan aku ingat ini sebagai kenangan yang sangat menyenangkan," Ali menatap gadis itu yang langsung menundukkan kepalanya.

"Baiklah, aku pergi." Medina pun langsung pergi dari kamar itu dan mencari Ibunya di dapur.

"Ibu, Ayo kita pulang," panggil gadis itu dengan wajah cerah.

Setelah berpamitan dengan tuan rumah. Mereka pun pergi dari rumah mewah itu dengan perasaan senang. Nama baik mereka yang pernah tercoreng oleh perbuatan Thania kini sudah kembali.

"Umayma, apa saja yang kalian lakukan di rumah keluarga tuan Ahmed Ameer yang kaya itu?" seorang tetangga yang baru melihat mereka tiba langsung menegur mereka berdua dengan bibir mencibir.

Umayma dan Medina tidak menjawab. Mereka berdua tidak ingin meladeni perkataan buruk dari tetangga yang tidak suka pada mereka.

Beberapa pelayan dari keluarga tuan Ahmed Ameer tiba di belakang mereka dengan membawa banyak hadiah dan semakin membuat Salma dan para tetangga semakin membicarakan hal yang buruk tentang mereka.

"Kamu tidak menggadaikan putrimu kan Umayma?"

"Hentikan perkataan kalian, atau aku bisa membuat mulut kalian jadi sakit dan tidak bisa lagi bicara," ancam Medina dengan tatapan tajam pada mereka semua.

🍀🍀🍀

Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya.

Fans dengan dukungan tertinggi akan mendapatkan pulsa 50k, 30k, 20k, dan 10k.

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Sahabat Novel

Sahabat Novel

rumahku syurgaku meskipun rumah kecil bagaimana namun terasa nyaman...

2022-10-09

3

Sahabat Novel

Sahabat Novel

modus nih si Ali tapi tak apalah untuk menarik perhatian gebetan😁

2022-10-09

3

Fadlan

Fadlan

Ada ada ajah org yg tak ingin Liat Medina dan Ibunya bahagia

2022-10-07

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2 Bab 5 Rencana Thania
3 Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4 Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5 Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6 Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7 Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8 Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9 Bab 9 Belajar Di Universitas
10 Bab 10 Undangan Zubaidah
11 Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12 Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13 Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14 Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15 Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16 Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17 Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18 Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19 Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20 Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21 Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22 Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23 Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24 Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25 Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26 Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27 Bab 27 Gelombang Dahsyat
28 Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29 Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30 Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31 Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32 Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33 Bab 33 Balasan Kejahatan
34 Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35 Bab 35 Ucapan Terimakasih
36 Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37 Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38 Bab 38 Gara-gara Qatayef
39 Bab 39 Perang Bergolak
40 Bab 40 Pengkhianat Negara
41 Bab 41 Perayaan Kemenangan
42 Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43 Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44 Bab 44 Malam Istimewa
45 Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46 Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47 Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48 Bab 48 Drama Berpamitan
49 Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50 Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51 Bab 51 Syukur Nikmat
52 Bab 52 Hasan Dan Husain
53 Bab 53 Mari Berolahraga
54 Bab 54 Berita Gembira
55 Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56 Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57 Bab 57 Merasa De Javu
58 Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2
Bab 5 Rencana Thania
3
Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4
Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5
Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6
Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7
Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8
Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9
Bab 9 Belajar Di Universitas
10
Bab 10 Undangan Zubaidah
11
Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12
Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13
Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14
Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15
Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16
Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17
Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18
Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19
Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20
Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21
Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22
Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23
Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24
Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25
Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26
Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27
Bab 27 Gelombang Dahsyat
28
Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29
Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30
Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31
Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32
Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33
Bab 33 Balasan Kejahatan
34
Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35
Bab 35 Ucapan Terimakasih
36
Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37
Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38
Bab 38 Gara-gara Qatayef
39
Bab 39 Perang Bergolak
40
Bab 40 Pengkhianat Negara
41
Bab 41 Perayaan Kemenangan
42
Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43
Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44
Bab 44 Malam Istimewa
45
Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46
Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47
Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48
Bab 48 Drama Berpamitan
49
Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50
Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51
Bab 51 Syukur Nikmat
52
Bab 52 Hasan Dan Husain
53
Bab 53 Mari Berolahraga
54
Bab 54 Berita Gembira
55
Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56
Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57
Bab 57 Merasa De Javu
58
Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!