Wilayah Al Andalus meliputi diantaranya Almeria, Cadiz, Cordoba, Granada, Huelva, Jaen, Malaga dan Sevilla.
Saat ini wilayah Andalusia ini masih tetap dipertahankan namanya sebagai salah satu provinsi di Spanyol hanya wilayahnya tidak seluas pada masa pemerintahan Islam.
Acara pesta pernikahan putri mahkota kerajaan AlHambra dengan pangeran dari kerajaan lain di wilayah Andalusia itu mereka jadikan sebagai tempat untuk membahas perkembangan kerajaan dan juga usaha untuk mempertahankan diri dari serangan kerajaan bukan Islam di tanah Andalusia itu.
Sampai tengah malam sesama raja yang hadir saling bertukar pikiran untuk kemajuan semua kerajaan di wilayah Andalusia itu. Mereka sepertinya menggunakan kesempatan itu untuk rapat kenegaraan bukan sebagai penikmat pesta pernikahan.
Sementara itu pangeran ElRasyid Al-Hasan sedang tidak ingin mendengar para tamu membahas hal yang berat-berat karena ia sudah ingin sekali melihat wajah sang istri.
Wajah yang selama ini selalu tertutup Nikob. Kecantikan putri Medina Al-Akhmaar hanya ia dengar dari desas-desus yang sampai ke telinganya.
Tidak ada yang memberinya izin meninggalkan tempat itu. Maka Jadilah pangeran itu tinggal di sana semalam suntuk padahal sesungguhnya ia ingin sekali kembali ke kamar dan menemui sang pujaan hati.
Disaat malam sudah semakin larut. Dan semua tamu sudah meninggalkan acara pesta setelah menikmati jamuan yang sangat istimewa itu. Mereka pun dipersilahkan untuk memasuki kamar yang sudah disediakan oleh tuan rumah kerajaan AlHambra.
Abu Zubair mengantar tuannya ke arah kamar putri Medina Al-Akhmaar dan meninggalkannya didalam sana dan ia kembali berjaga di depan pintu.
Pangeran ElRasyid Al-Hasan sudah pernah memasuki kamar itu sewaktu putri Medina Al-Akhmaar sedang dalam keadaan tertidur panjang. Dan kini saatnya ia kembali sebagai tamu yang akan berdiam lama disana.
Pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan dada berdebar-debar memasuki kamar sang istri. Keadaan kamar yang sangat cantik karena sudah ditata sedemikian rupa sebagai ciri khas kamar pengantin membuatnya tersenyum samar.
Pencahayaan yang agak redup seakan memaksa pikirannya untuk menjelajahi negeri antah berantah. Membayangkan sang putri Mahkota sudah menyambutnya dengan sangat indah.
Pangeran ElRasyid Al-Hasan membuka jubah dan juga mahkotanya. Ia menyimpannya di atas meja khusus.
Langkahnya ia lanjutkan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian segera menghampiri sebuah ranjang yang sangat indah dimana seorang perempuan yang sangat cantik sedang berbaring dengan rambut yang terurai panjang memenuhi bantalnya.
lama ia menatap tuan putri milik Kerajaan AlHambra itu dengan senyum diwajahnya. Tangannya bergerak menyentuh pipi sang putri yang begitu sangat mulus dan putih yang seakan menggodanya.
"Hmmmpt," putri Medina Al-Akhmaar melenguh pelan ketika bibir sang pangeran mengecup lembut keningnya. Berikutnya bibir itu turun ke kedua kelopak mata sang putri yang sangat indah dengan bulu mata yang hitam dan lentik.
Putri Medina Alkmaar kembali melenguh dan bergerak pelan. Ia sepertinya sedang merenggangkan otot-ototnya agar tidurnya lebih nyaman.
Pangeran ElRasyid Al-Hasan tersenyum samar sembari menyentuh bibir sang putri mahkota. Dalam hati ia berujar.
Aku sudah mencuri banyak darimu tuan putri dan engkau bahkan tidak menyadarinya.
Pangeran itupun naik ke ranjang dan berbaring disamping sang putri mahkota yang sudah sah ia sentuh dan lakukan apa saja padanya.
Pria tampan itu berbalik posisi menghadap putri Medina Al-Akhmaar dan menatapnya penuh cinta. Sampai sepertiga malam ia belum bisa tertidur. Ini adalah pertama kalinya ia tidur dengan makhluk cantik.
Ia sangat gelisah dan ingin melakukan hal lebih pada istrinya tersebut Tetapi sesungguhnya ia ingin mengunjungi sang istri atas izinnya sendiri. Akhirnya ia bangun dan mengambil air wudhu kemudian shalat dua rakaat untuk menenangkan dirinya.
Putri Medina Al-Akhmaar terbangun di penghujung malam itu dan mendapati seorang pria tampan sedang bersujud lama di tempatnya biasa menghadap sang khalik.
Senyum samar terbit dari bibirnya kemudian melangkahkan kakinya menghampiri pangeran ElRasyid Al-Hasan yang sudah sah menjadi suaminya itu.
Lama ia duduk di sana sampai terkantuk-kantuk dan akhirnya ia ingin kembali ke tempat tidurnya tetapi tangannya diraih lembut oleh sang pangeran.
"Anda mau kemana tuan putri?" tanya pangeran ElRasyid Al-Hasan dengan tatapan sendu pada mata indah itu.
"Aku mau meminta maaf karena tidak menyambut Anda di kamar ini," jawab putri Medina Al-Akhmaar sembari menundukkan pandangannya. Ia merasakan dadanya berdebar tak karuan hanya karena tatapan mata elang sang pangeran.
"Ah ya, aku pikir anda harus meminta maaf dengan benar tuan putri," ujar pangeran ElRasyid Al-Hasan tanpa melepaskan pandangannya pada wajah cantik di hadapannya.
Putri Medina Al-Akhmaar mendongak dan menatap balik mata sang pangeran. Pandangan mereka bertemu dalam satu titik yang sama dan mampu membuat sebuah getaran yang sangat dahsyat pada tubuh mereka berdua.
Perlahan wajah sang pangeran mendekati wajah putri Medina Al-Akhmaar dengan sangat pelan. Bibir mereka bertemu dengan sangat lembut.
Tubuh putri Medina Al-Akhmaar membeku. Tanpa sadar tangannya mendorong tubuh sang pangeran ElRasyid Al-Hasan agar menjauh darinya.
Nampak sekali kalau wajah suaminya terlihat kecewa tetapi pria tampan itu tetap tersenyum.
"Ada apa tuan putri?" tanyanya sembari mengelus bibir istrinya itu yang tampak basah karena perbuatannya.
"Maafkan aku pangeran, tetapi aku ...aku..," untuk pertama kalinya sang putri berbicara dengan gugup seperti itu.
"Katakan saja tuan putri, aku siap mendengarkan." dengan sabar pangeran ElRasyid Al-Hasan menunggu perempuan cantik itu menyatakan apa yang ada di dalam hatinya.
"Ah tidak, aku hanya ingin kita berdua berdiskusi saja malam ini. Maafkan aku,"
"Tidak masalah tuan putri. Aku akan menerima permintaan mu." pangeran ElRasyid Al-Hasan tersenyum kemudian meraih tangan istrinya itu dan mengecupnya lembut.
"Aku harap kita bisa saling mengisi tuan putri. Jika seandainya anda mempunyai keluhan atas perilaku aku kedepannya katakan agar aku bisa memperbaikinya." putri Medina Al-Akhmaar tersenyum. Ia berusaha menahan debaran didadanya dengan perlakuan manis sang suami yang ia kenal sangat kasar.
Dipenghujung malam itu mereka berdua berdiskusi banyak hal tanpa melakukan sesuatu yang sangat pangeran ElRasyid Al-Hasan inginkan. Ia akan sabar menunggu sampai istrinya itu menyerahkan dirinya sendiri padanya.
Mereka banyak membahas tentang kejayaan Islam di Bumi Andalusia, The Golden Age.
Andalusia adalah pusat peradaban dunia dalam kurun waktu 800 tahun the golden age. “Center of Excellent”, kemakmuran dan kemegahannya diwarnai pula oleh kemajuan pesat dalam bidang seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Spanyol yang kita kenal sekarang hanya pernah benar-benar mencapai puncak kemajuannya selama masa pemerintahan Islam.
Putri Medina Alkmaar terlalu bersemangat jika membahas tentang ilmu pengetahuan. Sampai ia tidak sadar kalau selama berdiskusi itu pangeran ElRasyid Al-Hasan selalu mengelus tangannya sampai menciumnya berkali-kali.
🍀🍀🍀
Bersambung
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Susilawati Rela
MP nya diskutiren itu...🧡😍
2022-10-12
4
Palma077
sehat buat pengantin baru🤗
2022-10-12
3
Sahabat Novel
malam pertama pengantin dengan eles elus
2022-10-12
4