Medina meraih tangan nyonya Ahmed Ameer dan memohon padanya agar ibunya tidak ditangkap tetapi istri dari tuan Ahmed Ameer itu tidak memperdulikan perkataan gadis itu.
"Jangan merayuku dengan wajahmu yang nampak baik itu, ibumu atau dirimu yang harus bertanggung jawab."
'Ibuku sudah tua nyonya, kalau ada hukuman untuknya berikan padaku saja."
"Tentu saja kalian berdua akan kami hukum. Saya tidak menyangka kamu dan ibumu tega pada putraku."
"Maafkan ibuku. Tapi aku percaya kalau ia pasti tidak melakukannya. Dan tolong izinkan aku untuk memeriksa tuan muda Ali," ujar Medina masih tidak melepaskan tangan Nyonya cantik itu.
"Apa yang bisa kamu lakukan padanya hah? memangnya kamu tabib?"
"Tidak nyonya, aku bukan tabib. Tapi kalau anda mengizinkan aku ingin memeriksa keadaannya."
"Periksa saja sebelum tabib keluarga kami tiba."
"Baik nyonya terimakasih banyak." Medina pun segera menghampiri ranjang dimana Ali Ahmed Ameer berbaring disana dengan tubuh yang sangat panas. Sedangkan Thania hanya bisa tersenyum tipis melihat wajah Medina tampak ketakutan. Ia segera pergi dari sana dengan wajah yang sangat gembira.
"Hei berhenti kamu!" titah tuan Ahmed Ameer yang sejak tadi memperhatikan gelagat aneh dari gadis yang mengaku sebagai adik dari putri kedua Hasan itu.
"Apakah saya yang anda maksud tuan?" tanya Tania sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Kamu putri Hasan yang kedua bukan?" tanya tuan Ahmed Ameer dengan pandangan intens pada gadis itu yang nampak mencurigakan itu.
"Iya tuan, saya adalah putri dari istri keduanya." jawab Thania dengan percaya diri. Ia pun berubah pikiran untuk meninggalkan kamar tuan muda dari pegawai pemerintah Khalifah Harun al-Rasyid itu.
"Kemarilah. Saya ingin bicara denganmu," panggil tuan Ahmed Ameer sembari melambaikan tangannya pada gadis itu.
Thania mendekat dengan senyum yang tidak lepas diwajahnya. Ia bertekad untuk mengambil hati tuan rumah itu.
"Apa yang ada di tanganmu itu?" Thania tersentak kaget dengan pertanyaan pria paruh baya itu. Ia langsung menyembunyikan tangan kanannya ke arah belakangnya.
"Pelayan! periksa gadis ini," titahnya pada pelayan perempuan yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka.
"Hey kenapa saya yang diperiksa? saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya mau pulang," Thania terus memberontak dan tidak ingin digeledah hingga benda kecli yang ia bawa ditangannya terjatuh.
"Apa ini? katakan apa yang kamu bawa ini?!" nyonya Ahmed Ameer menunjukkan satu botol kecil didepan wajah gadis itu yang berubah pucat.
"Itu adalah ramuan nyonya. Bibi Umayma yang menyuruh saya melakukannya." Thania tersudut. Ia tidak punya jawaban lain selain menuduh kalau Ibu Medinalah yang menyuruhnya.
"Thania! sejak kapan ibuku menyuruhmu melakukan semua ini? dasar kamu pembohong!" Medina tidak tinggal diam.
Gadis itu meninggalkan tubuh tuan muda Ali dan langsung memberi pelajaran pada Thania, adik tirinya. Sekarang ia sudah tahu titik permasalahannya.
"Bawa gadis ini keluar dan tempatkan ia di gudang sekarang juga!" titah tuan Ahmed Ameer kepada para pelayan di rumahnya.
"Tidak! lepaskan saya. Ini bukan kesalahan saya kumohon." teriak Thania histeris. Gadis itu telah menggali lubang untuk dirinya sendiri.
"Kalian keluarga Hasan tidak saya sangka akan melakukan ini pada keluarga Ahmed Ameer," ujar tuan Ahmed Ameer dengan wajah kecewa. Hubungannya dengan Hasan Ishaaq selama ini selalu baik.
"Maafkan saya tuan. Ibuku tidak pernah ada sedikitpun niat untuk hal yang sangat buruk seperti ini," ujar Medina menunduk sedih.
"Meskipun pelakunya sudah kita tahu tetapi kamu harus tinggal disini bersama dengan ibumu. Kita tidak tahu kalau kalian mungkin saja bekerjasama. Beberapa orang akan datang memeriksa rumahmu." tuan Ahmed Ameer meninggalkan Medina dan istrinya di kamar itu.
"Mohon maaf nyonya. Tabibnya sedang tidak berada di rumahnya saat ini. Istrinya mengatakan kalau ia sudah beberapa hari ini mengunjungi Tigris." seorang pelayan datang melaporkan tugas mereka menjemput tabib atau dokter di kota itu.
"Jadi bagaimana ini? apa yang akan terjadi pada Ali putraku?" tanya nyonya Ahmed Ameer dengan panik.
"Tuan muda Ali insyaallah akan baik-baik saja. Ia akan sembuh nyonya. Kalau boleh, saya ingin meminta kelopak mawar untuk tuan muda."
"Baiklah, saya akan mempercayakan putraku padamu sembari menunggu tabib lain datang kemari."
"Iya nyonya, saya akan mencoba menurunkan demam tuan muda. Pelayan disini mungkin akan membantu saya nyonya."
"Iya, saya berharap kamu bisa menyembuhkan putra saya," Medina tersenyum kemudian mendekat ke arah ranjang kembali.
Medina menutup matanya karena tiba-tiba ia merasa sedang berada di sebuah perpustakaan di sebuah kerajaan. Tangannya sedang membuka kitab karangan Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi / Razes (864-930).
Didalam karya seorang peneliti Ilmu Kimia (Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya), Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry, Astronomy itu.
Ia menemukan Razes menjabarkan bagaimana cara menurunkan demam atau panas tinggi yang terjadi karena sebuah serangan yang cukup berbahaya pada tubuh seseorang.
"Medina?" panggil seseorang yang membuatnya kembali ke dunia nyata.
"Ibu? ibu sudah datang?" tanya Medina saat melihat ibunya dibawa oleh para pelayan ke dalam kamar itu.
"Iya nak. Ibu sudah datang." Umayma memeluk tubuh putrinya sambil menangis.
"Tenanglah ibu, kita akan baik-baik saja. Ibu duduk dengan tenang disini dan aku akan mencoba membuat ramuan untuk tuan muda." Umayma mengangguk.
Ia akan mengikuti perkataan putrinya meskipun ia tidak pernah tahu kalau Medina bisa mengobati orang yang sedang sakit.
Seorang pelayan masuk lagi ke kamar itu dan membawakan kelopak mawar dan beberapa bahan yang dibutuhkan oleh tabib cantik itu.
🍀🍀🍀
Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Sembari Kita menunggu Medina meramu obatnya, yang belum membaca karya baru othor Hot Mommy And A Gengster, yuks nyebrang yuks 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sahabat Novel
fitnah lebih kejam dari pembunuhan, kamu tersudut malah memfitnah Umayma
2022-10-09
2
Fadlan
Alhamdulillah Tuan Ali akan baik baik saja
2022-10-07
3
Fadlan
nafitnah seng Bibi Umayma
2022-10-07
3