Setelah selesai makan, Medina pun ingin membantu ibunya untuk mencuci piring dan peralatan dapur yang kotor tetapi sang ibu melarangnya.
"Kamu segera mandi dan bersiap. Qatayef pesanan keluarga tuan Ahmed Ameer sudah siap." ujar Umayma pada putrinya dan memperlihatkan bungkusan paket pesanan orang-orang yang biasa menjadi langganan mereka.
"Tuan Ahmed Ameer? yang tinggal di rumah besar itu?" tanya Medina berusaha memutar ingatannya tentang keluarga kaya itu.
"Iya, kamu sering ke rumahnya bersama ibu sewaktu masih kecil. Putranya sangat menyukai Qatayef buatan ibu nak. Dan kebetulan dia itu sedang datang berkunjung."
"Baiklah Bu. Aku akan bersiap," ujar Medina kemudian masuk ke kamarnya dan mandi. Setelah mandi gadis itu menatap dirinya di dalam cermin.
Deg
Tiba-tiba ia merasakan sebuah bayangan ruangan istana yang sangat mewah berkelebat dalam pikirannya. Medina menutup matanya karena merasakan suatu perasaan aneh yang tiba-tiba ia rasakan.
"Medina! Ibu sudah siapkan paketnya nak." Medina tersentak dari lamunannya dan kembali ke dunianya sekarang.
"Iya ibu, aku sudah selesai," jawab Medina kemudian segera keluar dari kamarnya dan mengambil 2 buah paket Qatayef yang masih hangat yang mengeluarkan aroma susu dan vanila yang sangat terasa.
"Berikan juga satu paket untuk keluarga Abu Ghassan tetangga tuan Ahmad Ameer. Katakan padanya itu adalah hadiah dari ibu." Medina tersenyum kemudian mencium pipi ibunya.
"Ibu baik sekali." Umayma balas mencium pipi putrinya yang cantik kemudian memperbaiki khimar gadis kesayangannya.
"Kamu hati-hati di jalan."
"Iya ibu. Sekarang Aku berangkat. Assalamualaikum!" ujar Medina dan segera keluar dari rumahnya.
Salma dan Thania yang mengintip Medina dari balik tirai jendela langsung saling berpandangan.
"Lihat, Medina pasti akan mengantarkan kue pesanan tuan Ahmed Ameer."
"Iya ibu."
"Kamu cepat ikuti dia dan usahakan untuk menghadangnya di jalan. Kamu yang harus mengantarkan pesanan itu. Putra tuan Ahmed Ameer katanya sedang datang berkunjung. Kamu bisa mengambil hatinya Thania," ujar Salma dengan nafas memburu karena terlalu senang dengan rencana barunya.
"Baiklah ibu, aku tahu jalan pintas menuju rumah tuan Ahmed Ameer. Aku yakin bisa mendahului Medina sampai." jawab Thania sembari memperbaiki letak pakaiannya.
Gadis itu segera keluar dari rumahnya dengan tekad harus memberikan pelajaran pada kakak tirinya itu.
Beberapa menit kemudian, gadis yang punya kemampuan berjalan kaki lebih cepat itu telah berdiri di depan gerbang rumah tuan Ahmed Ameer. Ia menunggu Medina di sana dengan wajah tidak sabar.
"Medina, berikan paket Qatayef itu padaku, aku yang akan mengantarkannya ke dalam," seru Thania dengan tangan ingin merebut paket pesanan tersebut. Gadis yang sedang memakai Khimar berwarna hitam itu menolak dengan menarik tangannya.
"Ibu yang menyuruhku menyampaikan langsung pada nyonya Ahmed Ameer jadi kamu tidak perlu melakukannya adikku," ujar Medina kemudian mengetuk pintu pagar itu.
"Nona Medina? Silahkan masuk. Nyonya Ahmed Ameer sudah lama menunggu. Mari," kepala pelayan itu membuka pintu lebar-lebar dan membiarkan Medina masuk.
Tetapi Thania lebih dulu melangkahkan kakinya masuk ke rumah besar itu dengan senyum manis diwajahnya. Ia sudah lama ingin menginjakkan kakinya di rumah pegawai pemerintaan Khalifah Harun al-Rasyid di negara itu. Dan kini cita-citanya itu tercapai.
Medina hanya bisa menarik nafasnya dengan tingkah adik tirinya itu. Thania tanpa sadar membuka mulutnya tak percaya dengan kemewahan pada rumah itu.
Rumahnya yang hanya sebagian kecil ukurannya daripada rumah itu membuatnya berkhayal ingin memiliki rumah seperti ini.
"Nona Medina silahkan duduk. Nyonya Ahmed Ameer akan menemui anda di sini." ujar kepala pelayan itu.
Medina hanya mengangguk dan tersenyum sopan. Ia menatap wajah Thania yang sedang terpukau dengan keadaan rumah itu, sedangkan dirinya merasakan sesuatu yang biasa saja.
Bayangan istana merah Alhambra entah kenapa berkelebat dalam kepalanya.
"Medina, kamu sudah datang? Putraku sudah tidak sabar mencicipi Qatayef buatan ibumu. Kamu tahu ia tidak ingin kembali ke tempat kerjanya kalau tidak bertemu makanan itu." Ujar Istri tuan Ahmed Ameer dengan wajah ceria. Medina hanya tersenyum sembari mengangkat bungkusan paket itu.
"Medina, kamu bersama siapa?" lanjut nyonya cantik itu dengan pandangan kearah seorang gadis di samping Medina.
"Aku Thania nyonya, aku adiknya Kak Medina." Thania dengan cepat memperkenalkan dirinya pada nyonya cantik itu.
"Kalau begitu kami permisi nyonya. Ibuku menitip salam padamu." Ujar Medina dan segera berdiri dari duduknya.
"Hey tunggu dulu, aku punya sesuatu untukmu." Ujar nyonya Ahmed Ameer tersenyum. Perempuan paruh baya itu melangkah kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Thania merasakan dadanya mendidih ketika nyonya Ahmed Ameer itu memberikan beberapa dirham kepada Medina sebagai harga dari kue Qatayef itu dan menambahnya dengan sejumlah Dinar spesial untuk Medina.
"Ah nyonya ini terlalu banyak. Aku tidak pantas menerimanya." Ujar Medina tidak enak hati.
"Tidak apa, ambillah. Kata ibumu kamu ingin sekali melanjutkan pendidikan ke Nizomiyyah." Medina tersenyum penuh haru dan mengambil pemberian nyonya kaya itu. Sedangkan Thania yang tidak diperhatikan oleh tuan rumah merasa sakit hati. Ia pun merencanakan hal yang buruk untuk saudara tirinya itu.
Medina berpamitan setelah meminum teh buatan pelayan di rumah itu. Ia pun pergi darisana untuk melanjutkan membawakan kue Qatayef bagi keluarga abu Ghassan tetangga tuan Ahmed Ameer itu.
"Nona Medina, anda tinggallah dulu. Nyonya Ahmed Ameer memanggil anda kembali." ujar kepala pelayan dengan wajah tidak nyaman.
"Oh iya. Baiklah aku akan ke sana." Ujar Medina sembari melangkahkan kakinya mengikuti langkah kepala pelayan itu.
"Medina, bahan apa yang ibumu campurkan pada Qatayef ini hah?!" tanya Nyonya Ahmed Ameer dengan suara marah. Sikapnya yang sangat ramah tadi kini berubah 180 derajat.
"Apa maksud anda nyonya?!" Tanya Medina tidak mengerti pertanyaan sang tuan rumah.
Yang ia tahu Qatayef atau katayef atau qata'if adalah makanan penutup Arab, sejenis pangsit manis yang diisi dengan krim atau kacang. Sejenis pangsit yang bahan utamanya, keju tawar, atau campuran hazelnut , walnut , almond , pistachio , kismis , gula bubuk , ekstrak vanila , dan kayu manis.
Tidak ada yang aneh dalam bahan-bahan itu.
"Masuklah, dan lihat sendiri apa yang terjadi dengan putraku, setelah memakan Qatayef buatan Umayma, ibumu." Medina tercekat. Matanya tajam memandang tubuh pria yang sedang berbaring di atas ranjang itu.
"Ibumu tahu kalau putraku sangat menyukai Qatayef itu tetapi kenapa ia tega membunuh Ali!" Medina tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar. Putra tuan Ahmed Ameer itu tidak bergerak sama sekali di atas ranjangnya.
"Cepat tangkap Umayma di rumahnya!" Teriak nyonya Ahmed Ameer dengan suara melengking. Thania yang ikut masuk ke kamar tuan muda itu menyeringai kejam.
"Rasakan kau Medina!" ujarnya kejam diantara gigi-giginya.
🍀
Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya, okey?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Mak Aul
jahat amat di Thania! kapan dia nariok racunnya
2022-10-16
3
Mammeng
salma n salwa
2022-10-10
3
Sahabat Novel
bukan Umayma pelakunya tapi Salma. yang sabar Medina kebenaran pasti akan terkuak
2022-10-09
2