Bab 6 Keinginan Salma Terwujud

Setelah selesai makan, Medina pun ingin membantu ibunya untuk mencuci piring dan peralatan dapur yang kotor tetapi sang ibu melarangnya.

"Kamu segera mandi dan bersiap. Qatayef pesanan keluarga tuan Ahmed Ameer sudah siap." ujar Umayma pada putrinya dan memperlihatkan bungkusan paket pesanan orang-orang yang biasa menjadi langganan mereka.

"Tuan Ahmed Ameer? yang tinggal di rumah besar itu?" tanya Medina berusaha memutar ingatannya tentang keluarga kaya itu.

"Iya, kamu sering ke rumahnya bersama ibu sewaktu masih kecil. Putranya sangat menyukai Qatayef buatan ibu nak. Dan kebetulan dia itu sedang datang berkunjung."

"Baiklah Bu. Aku akan bersiap," ujar Medina kemudian masuk ke kamarnya dan mandi. Setelah mandi gadis itu menatap dirinya di dalam cermin.

Deg

Tiba-tiba ia merasakan sebuah bayangan ruangan istana yang sangat mewah berkelebat dalam pikirannya. Medina menutup matanya karena merasakan suatu perasaan aneh yang tiba-tiba ia rasakan.

"Medina! Ibu sudah siapkan paketnya nak." Medina tersentak dari lamunannya dan kembali ke dunianya sekarang.

"Iya ibu, aku sudah selesai," jawab Medina kemudian segera keluar dari kamarnya dan mengambil 2 buah paket Qatayef yang masih hangat yang mengeluarkan aroma susu dan vanila yang sangat terasa.

"Berikan juga satu paket untuk keluarga Abu Ghassan tetangga tuan Ahmad Ameer. Katakan padanya itu adalah hadiah dari ibu." Medina tersenyum kemudian mencium pipi ibunya.

"Ibu baik sekali." Umayma balas mencium pipi putrinya yang cantik kemudian memperbaiki khimar gadis kesayangannya.

"Kamu hati-hati di jalan."

"Iya ibu. Sekarang Aku berangkat. Assalamualaikum!" ujar Medina dan segera keluar dari rumahnya.

Salma dan Thania yang mengintip Medina dari balik tirai jendela langsung saling berpandangan.

"Lihat, Medina pasti akan mengantarkan kue pesanan tuan Ahmed Ameer."

"Iya ibu."

"Kamu cepat ikuti dia dan usahakan untuk menghadangnya di jalan. Kamu yang harus mengantarkan pesanan itu. Putra tuan Ahmed Ameer katanya sedang datang berkunjung. Kamu bisa mengambil hatinya Thania," ujar Salma dengan nafas memburu karena terlalu senang dengan rencana barunya.

"Baiklah ibu, aku tahu jalan pintas menuju rumah tuan Ahmed Ameer. Aku yakin bisa mendahului Medina sampai." jawab Thania sembari memperbaiki letak pakaiannya.

Gadis itu segera keluar dari rumahnya dengan tekad harus memberikan pelajaran pada kakak tirinya itu.

Beberapa menit kemudian, gadis yang punya kemampuan berjalan kaki lebih cepat itu telah berdiri di depan gerbang rumah tuan Ahmed Ameer. Ia menunggu Medina di sana dengan wajah tidak sabar.

"Medina, berikan paket Qatayef itu padaku, aku yang akan mengantarkannya ke dalam," seru Thania dengan tangan ingin merebut paket pesanan tersebut. Gadis yang sedang memakai Khimar berwarna hitam itu menolak dengan menarik tangannya.

"Ibu yang menyuruhku menyampaikan langsung pada nyonya Ahmed Ameer jadi kamu tidak perlu melakukannya adikku," ujar Medina kemudian mengetuk pintu pagar itu.

"Nona Medina? Silahkan masuk. Nyonya Ahmed Ameer sudah lama menunggu. Mari," kepala pelayan itu membuka pintu lebar-lebar dan membiarkan Medina masuk.

Tetapi Thania lebih dulu melangkahkan kakinya masuk ke rumah besar itu dengan senyum manis diwajahnya. Ia sudah lama ingin menginjakkan kakinya di rumah pegawai pemerintaan Khalifah Harun al-Rasyid di negara itu. Dan kini cita-citanya itu tercapai.

Medina hanya bisa menarik nafasnya dengan tingkah adik tirinya itu. Thania tanpa sadar membuka mulutnya tak percaya dengan kemewahan pada rumah itu.

Rumahnya yang hanya sebagian kecil ukurannya daripada rumah itu membuatnya berkhayal ingin memiliki rumah seperti ini.

"Nona Medina silahkan duduk. Nyonya Ahmed Ameer akan menemui anda di sini." ujar kepala pelayan itu.

Medina hanya mengangguk dan tersenyum sopan. Ia menatap wajah Thania yang sedang terpukau dengan keadaan rumah itu, sedangkan dirinya merasakan sesuatu yang biasa saja.

Bayangan istana merah Alhambra entah kenapa berkelebat dalam kepalanya.

"Medina, kamu sudah datang? Putraku sudah tidak sabar mencicipi Qatayef buatan ibumu. Kamu tahu ia tidak ingin kembali ke tempat kerjanya kalau tidak bertemu makanan itu." Ujar Istri tuan Ahmed Ameer dengan wajah ceria. Medina hanya tersenyum sembari mengangkat bungkusan paket itu.

"Medina, kamu bersama siapa?" lanjut nyonya cantik itu dengan pandangan kearah seorang gadis di samping Medina.

"Aku Thania nyonya, aku adiknya Kak Medina." Thania dengan cepat memperkenalkan dirinya pada nyonya cantik itu.

"Kalau begitu kami permisi nyonya. Ibuku menitip salam padamu." Ujar Medina dan segera berdiri dari duduknya.

"Hey tunggu dulu, aku punya sesuatu untukmu." Ujar nyonya Ahmed Ameer tersenyum. Perempuan paruh baya itu melangkah kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Thania merasakan dadanya mendidih ketika nyonya Ahmed Ameer itu memberikan beberapa dirham kepada Medina sebagai harga dari kue Qatayef itu dan menambahnya dengan sejumlah Dinar spesial untuk Medina.

"Ah nyonya ini terlalu banyak. Aku tidak pantas menerimanya." Ujar Medina tidak enak hati.

"Tidak apa, ambillah. Kata ibumu kamu ingin sekali melanjutkan pendidikan ke Nizomiyyah." Medina tersenyum penuh haru dan mengambil pemberian nyonya kaya itu. Sedangkan Thania yang tidak diperhatikan oleh tuan rumah merasa sakit hati. Ia pun merencanakan hal yang buruk untuk saudara tirinya itu.

Medina berpamitan setelah meminum teh buatan pelayan di rumah itu. Ia pun pergi darisana untuk melanjutkan membawakan kue Qatayef bagi keluarga abu Ghassan tetangga tuan Ahmed Ameer itu.

"Nona Medina, anda tinggallah dulu. Nyonya Ahmed Ameer memanggil anda kembali." ujar kepala pelayan dengan wajah tidak nyaman.

"Oh iya. Baiklah aku akan ke sana." Ujar Medina sembari melangkahkan kakinya mengikuti langkah kepala pelayan itu.

"Medina, bahan apa yang ibumu campurkan pada Qatayef ini hah?!" tanya Nyonya Ahmed Ameer dengan suara marah. Sikapnya yang sangat ramah tadi kini berubah 180 derajat.

"Apa maksud anda nyonya?!" Tanya Medina tidak mengerti pertanyaan sang tuan rumah.

Yang ia tahu Qatayef atau katayef atau qata'if adalah makanan penutup Arab, sejenis pangsit manis yang diisi dengan krim atau kacang. Sejenis pangsit yang bahan utamanya, keju tawar, atau campuran hazelnut , walnut , almond , pistachio , kismis , gula bubuk , ekstrak vanila , dan kayu manis.

Tidak ada yang aneh dalam bahan-bahan itu.

"Masuklah, dan lihat sendiri apa yang terjadi dengan putraku, setelah memakan Qatayef buatan Umayma, ibumu." Medina tercekat. Matanya tajam memandang tubuh pria yang sedang berbaring di atas ranjang itu.

"Ibumu tahu kalau putraku sangat menyukai Qatayef itu tetapi kenapa ia tega membunuh Ali!" Medina tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar. Putra tuan Ahmed Ameer itu tidak bergerak sama sekali di atas ranjangnya.

"Cepat tangkap Umayma di rumahnya!" Teriak nyonya Ahmed Ameer dengan suara melengking. Thania yang ikut masuk ke kamar tuan muda itu menyeringai kejam.

"Rasakan kau Medina!" ujarnya kejam diantara gigi-giginya.

🍀

Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya, okey?

Terpopuler

Comments

Mak Aul

Mak Aul

jahat amat di Thania! kapan dia nariok racunnya

2022-10-16

3

Mammeng

Mammeng

salma n salwa

2022-10-10

3

Sahabat Novel

Sahabat Novel

bukan Umayma pelakunya tapi Salma. yang sabar Medina kebenaran pasti akan terkuak

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2 Bab 5 Rencana Thania
3 Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4 Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5 Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6 Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7 Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8 Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9 Bab 9 Belajar Di Universitas
10 Bab 10 Undangan Zubaidah
11 Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12 Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13 Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14 Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15 Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16 Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17 Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18 Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19 Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20 Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21 Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22 Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23 Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24 Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25 Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26 Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27 Bab 27 Gelombang Dahsyat
28 Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29 Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30 Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31 Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32 Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33 Bab 33 Balasan Kejahatan
34 Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35 Bab 35 Ucapan Terimakasih
36 Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37 Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38 Bab 38 Gara-gara Qatayef
39 Bab 39 Perang Bergolak
40 Bab 40 Pengkhianat Negara
41 Bab 41 Perayaan Kemenangan
42 Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43 Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44 Bab 44 Malam Istimewa
45 Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46 Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47 Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48 Bab 48 Drama Berpamitan
49 Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50 Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51 Bab 51 Syukur Nikmat
52 Bab 52 Hasan Dan Husain
53 Bab 53 Mari Berolahraga
54 Bab 54 Berita Gembira
55 Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56 Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57 Bab 57 Merasa De Javu
58 Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2
Bab 5 Rencana Thania
3
Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4
Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5
Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6
Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7
Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8
Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9
Bab 9 Belajar Di Universitas
10
Bab 10 Undangan Zubaidah
11
Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12
Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13
Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14
Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15
Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16
Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17
Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18
Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19
Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20
Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21
Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22
Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23
Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24
Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25
Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26
Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27
Bab 27 Gelombang Dahsyat
28
Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29
Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30
Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31
Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32
Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33
Bab 33 Balasan Kejahatan
34
Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35
Bab 35 Ucapan Terimakasih
36
Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37
Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38
Bab 38 Gara-gara Qatayef
39
Bab 39 Perang Bergolak
40
Bab 40 Pengkhianat Negara
41
Bab 41 Perayaan Kemenangan
42
Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43
Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44
Bab 44 Malam Istimewa
45
Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46
Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47
Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48
Bab 48 Drama Berpamitan
49
Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50
Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51
Bab 51 Syukur Nikmat
52
Bab 52 Hasan Dan Husain
53
Bab 53 Mari Berolahraga
54
Bab 54 Berita Gembira
55
Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56
Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57
Bab 57 Merasa De Javu
58
Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!