Medina Al-Akhmaar bersama Zahra binti Abdullah dan juga Abdul Aziz pelayan pribadinya berjalan mengelilingi istana kerajaan AlHambra.
Putri mahkota itu tiba disebuah tempat bernama Istana Comares (The Comares Palace). Ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan situs di komplek Alhambra.
Karena di aula istana inilah singgasana sultan atau raja berada. Sebagian besar pembangunan istana ini dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Yusuf I, dan diselesaikan hingga sempurna oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad V.
Dari segi interior, terdapat dua ikon khas istana tersebut, yaitu kolam besar yang terletak di tengah-tengah istana, bernama Arrayan (Patio de Los Arrayanes), dan Menara Comares, yang merupakan menara terbesar dari keseluruhan menara yang ada di komplek Alhambra.
Menara Comares terletak di sisi utara Istana Comares. Tinggi menara ini mencapai 45 meter yang strukturnya bersambung dengan benteng.
Di dalam menara ini terdapat sebuah aula terbesar dari semua ruangan yang ada di Alhambra bernama “Embajadores”. Aula ini digunakan sebagai ruang kenegaraan untuk menerima tamu Negara.
Pangeran ElRasyid Al Hasan tidak menyangka akan bertemu dengan putri Medina Al-Akhmaar di Embajadores. Dari jauh pria tampan itu sudah tersenyum samar saat melihat putri cantik itu melangkah ke dalam aula itu.
Dengan langkah ringan, ia segera menyapa gadis itu untuk sekedar berbasa-basi.
"Assalamualaikum warahmatullahi tuan putri," sapanya sembari membungkukkan badannya sedikit di hadapan putri mahkota.
"Waalaikumussalam warahmatullahi. Apa anda ingin membuat masalah disini, tuan?" putri Medina Al-Akhmaar mengalihkan pandangannya ke arah lain dan tidak ingin memandang pria itu.
Kenangan buruk saat bertemu dengan pria itu untuk yang pertama kalinya membuat hatinya masih sakit. Luka sabetan pedangnya saja masih membekas dilengannya.
Pangeran ElRasyid Al-Hasan tersenyum samar dengan ekspresi ketus dari calon istrinya itu.
"Apa aku tampak seperti pembuat masalah tuan putri?" tanyanya dengan mengangkat alisnya sebelah. Ia berusaha menahan tawanya agar tidak pecah.
Pangeran ElRasyid terus menemani putri itu bicara agar tidak pergi meninggalkannya meskipun harus membuatnya selalu tampak kesal.
"Ya, anda pasti lebih tahu niat anda datang ke istana kami. Mohon maafkan aku yang sudah berprasangka buruk tuan."
"Dan bagaimana kalau niatku ke istana ini untuk bertemu khusus dengan anda tuan putri?" pangeran ElRasyid memandang wajah cantik berkhimar itu dengan senyum diwajahnya.
"Untuk mengajak aku bertarung?" tanya putri Medina dengan bibir mencebik kesal. Pangeran ElRasyid lagi-lagi tersenyum. Ternyata putri mahkota ini masih sangat dendam padanya.
"Kalau itu yang anda pikirkan tentu saja aku setuju. Aku ingin tahu apakah kemampuanmu menggunakan pedang sudah lebih baik atau malah mengalami kemunduran."
"Boleh saja. Atur saja waktunya tuan. Dan ya, kalau anda kalah, anda harus punya rasa malu untuk tidak datang lagi berkunjung ke istana ini."
Pangeran ElRasyid tak bisa lagi menahan tawanya. Tetapi demi sopan santun, ia kemudian berdehem dan mengangguk setuju. Berikutnya ia juga membuat sebuah penawaran pada putri Medina.
"Dan kalau aku yang menang, bisakah aku meminta sesuatu?" putri Medina Al-Akhmaar tersenyum dan mengangguk.
"Katakan! apa itu?"
"Aku ingin menikahi anda tuan putri." putri Medina Al-Akhmaar tersentak.
Ia yang tadinya tidak pernah memandang wajah pria yang sedang berbicara dengannya itu langsung menatapnya sekilas kemudian kembali menundukkan pandangannya.
Daripada harus menikah dengan pangeran ElRasyid dari kerajaan Al Amin, lebih baik aku memilih pria ini saja.
Dia hebat dalam berkuda dan juga bertarung. Aku yakin ia bisa menjadi pimpinan pasukan dalam perang.
Dan juga pria ini lumayan tampan.
Aku akan membujuk paduka raja supaya perjodohan dengan pangeran itu tidak terjadi.
Aku tak akan pernah mau menikah dengan orang yang sudah jelas berperangai buruk.
Putri Medina Al-Akhmaar bermonolog dalam hati.
"Bagaimana tuan putri, apa anda setuju dengan persyaratan yang saya tawarkan?" putri Medina Al-Akhmaar tersentak dari lamunannya.
"Ah ya, aku setuju."
"Anda tidak akan menyesal kan?"
"Tidak. Dan juga anda haruslah bisa menguasai ilmu pemerintahan jika bersedia menikah denganku."
"Baiklah. Aku setuju. Aku akan belajar banyak hal tentang itu semua."
"Ini rahasia kita tuan. Jangan sampai bocor ke telinga orang lain."
"Ah iya. Terimakasih banyak tuan putri." ucap pangeran ElRasyid dengan senyum diwajahnya. Ia sekarang yakin kalau putri mahkota yang sedang ada dihadapannya ini tidak mengenal dirinya sebagai pangeran di kerajaan Al Amin. Salah satu Thaif wilayah Granada.
"Baiklah tuan, aku permisi.Assalamu Alaikum warahmatullahi,"
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."
Mereka berdua berpisah dengan berbagai macam rencana di kepala mereka berdua.
Putri Medina Al-Akhmaar melangkah ke Istana Singa atau Palacio de los Leones. Istana Singa ini merupakan mahkota dari keseluruhan keindahan yang ada di Alhambra.
Istana ini dibangun oleh Sultan Muhammad V sebagai rumah peristirahatannya. Letaknya tepat bersebelahan dengan Istana Comares.
Dinding Istana Singa dipenuhi dengan dekorasi kaligrafi bercorak Kufi.
Kaligrafi tersebut berisi puisi-puisi karya tiga penyair terkenal Alhambra, yaitu Ibn al-Yayyab (1274-1349), Ibn al-Jatib (1313-1375) dan Ibn Zamrak (1333-1393).
Di antara para penyair tersebut, Ibn Zamrak dianggap sebagai penyair Alhambra yang paling populer. Semasa hidupnya, Ibn Zamrak juga sempat menjabat sebagai sekretaris kanselir kerajaan dan perdana menteri.
Pangeran ElRasyid ikut keluar dari aula Embajadores untuk mengikuti kepergian gadis yang sudah berhasil menawan hatinya itu. Zahrah binti Abdullah dan juga Abdul Aziz mengikuti mereka dari arah belakangnya.
Rupanya putri Medina Al-Akhmaar malah berjalan-jalan ke satu-satunya sumber keindahan dalam Istana itu.
Ikon dari seluruhan keindahan seni di istana ini adalah kolam air mancur atau Patio de los Leones. Air mancur tersebut dihiasi dengan 12 patung singa yang melingkar.
Dari mulut patung-patung singa tersebut akan keluar air yang memancur.
Di samping sebagai ikon hiasan istana, air mancur dari mulut singa tersebut akan mengalir ke empat penjuru mata angin yang berujung pada teras empat ruangan utama di Istana tersebut.
Yaitu The Sala de las Dos Hermanas (“Hall of the Two Sisters”) di bagian utara, The Hall of the Abencerrajes di bagian selatan, The Hall of The Kings (The Sala de los Reyes) di bagian timur, dan The Court of the Lions (Sala de los Mocdrabes) di bagian barat.
"Tuan putri, bisakah saya bicara?" tanya Zarah pada tuan putri Medina Al-Akhmaar saat mereka sudah selesai berkeliling.
"Bicaralah."
"Mohon maafkan saya putri kalau saya lancang.Bukankah anda sudah dikhitbah oleh pangeran ElRasyid Al Hasan?"
"Iya Zarah, kamu betul sekali. Aku akan memberitahu raja kalau aku ingin membatalkan perjodohan ini dengannya. Aku akan memilih pria itu saja sebagai suamiku." Zarah binti Abdullah tersenyum samar.
Andaikan ia tidak berada disamping sang putri saat ini. Ia pasti akan tertawa terbahak-bahak akan kesalahpahaman tuan putrinya.
"Zarah, kenapa kamu diam saja?"
"Maafkan aku tuan putri, apakah anda benar-benar akan meninggalkan pangeran ElRasyid Al-Hasan yang selalu setia menunggu anda sampai bangun?"
"Iya Zarah, aku tidak suka perangainya yang buruk. Katanya ia sangat semena-mena pada rakyatnya. Itu bukan pemimpin dan calon suami yang baik." Zarah menggigil bibirnya untuk tidak tertawa.
"Apa anda tidak mau bertemu dengannya terlebih dahulu? siapa tahu anda berubah pikiran."
"Tidak Zarah. Aku tidak mau."
"Sekarang kita menuju ruang latihan. Mulai saat ini aku akan berlatih lebih sering agar aku bisa menang melawan pria itu dan ketakutanmu tak akan terjadi." Zarah binti Abdullah hanya bisa menarik nafas dalam-dalam kemudian mengikut kemana putri mahkota itu pergi.
🍀
Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sahabat Novel
bagaimanapun juga kamu adalah jodohQ kata ElRasyid Al Hasan🤭
2022-10-11
4
Susilawati Rela
🤭🤭 Medina kau itu kalah atau menang ya sama aja menikah dg pangeran El Rasyid...😁😁😁
2022-10-10
4
Susilawati Rela
zarah. (sebenarnya Sarah apa Zahra) tuan putrimu sudah kemakan omongan Jasmin dan ibu tirinya....😊😊😊
2022-10-10
4