Bab 1 Penobatan Putri Mahkota

Assalamualaikum readers tersayang. Ini adalah karya ke empat Othor nih. Dan othor cuma mau mengingatkan agar sebelum membaca, tap favorit dulu ya setelah itu klik like dan ketik komentar supaya lebih afdhol.

Setting cerita ini adalah di Andalusia, Granada. Tahun 1400 M. Ingat, ini hanya karya fiksi hasil imajinasi othor sendiri. Kalau ada nama dan karakter yang sama, yakinlah bahwa itu hanyalah kebetulan semata.

Happy reading 😍

Ruang pribadi permaisuri Sabrina, Istana kerajaan Al Hambra.

“Lepaskan aku paduka, kumohon izinkan kami pergi dari sini," pinta permaisuri Sabrina dengan lelehan air mata dipipinya.

“Tidak akan pernah Sabrina!, sampai matipun, kamu tak akan aku biarkan pergi."

“Tapi kenapa?! Kumohon lepaskan aku saja. Anda sudah banyak membuatku menderita."

“Karena Itulah yang aku mau!”

“Anda sungguh zalim paduka raja!” teriak Sabrina dengan suara melengking keras, permaisuri itu sudah memohon dengan baik-baik tetapi tetap tidak mendapatkan yang ia inginkan.

“Kamu yang lebih jahat padaku Sabrina! Kamu telah bermain mata dengan pengawal pribadimu sendiri!”

“Itu tidak benar!” sangkal Sabrina dengan mata berkilat.

“Jangan menyangkal, pengawalmu itu sudah mengakui kalau ia sangat mencintaimu."

“Tetapi aku tidak paduka, aku selalu setia padamu. Anda yang mengkhianatiku, anda yang membagi cinta pada selir-selir itu, Paduka jahat!”

“Semua raja di dunia ini tidak ada yang beristrikan satu perempuan dan itu adalah hal yang wajar. Wajar kami mempunyai banyak selir untuk memperkuat posisi kami di kerajaan.” Ujar Raja Lukman Al Akhmaar dengan seringaian di wajahnya.

“Dan ya aku juga ingin mempunyai banyak keturunan untuk melanjutkan pemerintahan ini. Dan lihat! Kamu hanya bisa memberiku satu orang keturunan itupun anak perempuan yang tak berguna!” Permaisuri Sabrina meradang. Ia paling sakit hati kalau sang raja menyebut putrinya tak berguna.

“Anda raja dan ayah yang jahat! Putrimu sendiri kamu katakan seperti itu, kalau begitu biarkan kami pergi dari istana yang menyedihkan ini, kumohon, aku akan membawa putriku jauh dari kehidupan anda!” tangis Sabrina sembari bersujud dikaki sang paduka raja.

“Tidak akan pernah!” seru Raja sembari mengalihkan pandanganya ke arah lain.

“Kamu perempuan tak tahu berterima kasih, seharusnya kamu bersyukur menjadi permaisuri dan menjadi pendampingku di kerajaan ini. Karena sebenarnya hanya karena kebaikan hatikulah kamu masih berada di istana ini. Sesungguhnya kamu tak pantas berada di istana ini begitupun diseluruh tempat dimuka bumi ini!” sarkas raja Lukman Alkmaar dengan tajam. permaisuri Sabrina merasakan hatinya bagai teriris sembilu, sakit dan sangat perih.

"Paduka raja yang zalim. Kalau begitu ceraikan aku sekarang juga! Aku sudah tidak tahan tinggal di dalam penjara ini!”

“Sampai matipun kamu tak akan aku ceraikan atau lepaskan. Camkan itu!” Paduka raja Lukman Al Akhmaar meninggalkan sang permaisuri yang jatuh terduduk merenungi nasibnya yang sangat buruk. Tetapi kemudian sang raja berbalik dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi.

“Dan ya, siapkan dirimu dan putri Medina sekarang juga dengan penampilan terbaik.” Titah sang raja tanpa mau memandang permaisuri yang masih berada di lantai menangisi nasibnya.

“Jangan tampilkan wajahmu yang sangat menyedihkan itu karena sebentar lagi pelayan akan datang menjemputmu!” titahnya tanpa perasaan dan benar-benar menghilang dari kamar yang sangat luas itu.

“Ibu,” Sabrina tersentak dan segera menghapus air matanya. Ia menepuk-nepuk pipinya agar tampak segar kembali.

“Medina? Sejak kapan kamu berada di kamar ini, sayang?” tanya Permaisuri Sabrina pada putrinya yang sebentar lagi akan dinobatkan sebagai putri mahkota di Kerajaan Alhambra itu.

“Sejak ibu dan raja saling berteriak,” jawab gadis cantik itu dengan wajah sedih. Medina Al Akhmaar sejak tadi bersembunyi dibalik ranjang sang ibu dan melihat secara langsung pertengkaran kedua orang tuanya.

Rupanya putri cantik kerajaan Al Hambra itu sudah lama berada di dalam kamar permaisuri. Dan ini adalah pertengkaran yang kesekian kalinya ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Kejadian yang cukup menyedihkan ini bagaikan hal yang sangat normal dalam hidupnya.

Dan merupakan hal yang sangat luar biasa kalau paduka Raja Lukman Al Akhmaar atau ayahnya sendiri itu bisa tersenyum padanya maupun kepada ibunya sepanjang hidupnya.

Ia seorang putri yang tidak diharapkan karena lahir sebagai perempuan sedangkan sang ayah menginginkan laki-laki sebagai penerus kepemimpinannya kelak.

Hingga sang paduka raja memutuskan untuk menikahi pelayan pribadi permaisuri sendiri untuk memperoleh seorang penerus laki-laki tetapi sayangnya anak yang lahir dari selir itu adalah perempuan lagi.

Begitupun untuk yang ketiga kalinya paduka Raja menikahi putri dari sebuah kerajaan lain dan berakhir sama yakni hanya perempuan lagi yang lahir.

“Ibu jangan bersedih karena ada aku di sini bersamamu.” bujuk Medina Al Akhmaar dengan airmata yang terus mengalir dari kelopak matanya yang indah.

“Iya putriku, demi dirimu ibu akan selalu tersenyum. Hingga kita punya kesempatan untuk meninggalkan istana ini.” Ujar Permaisuri Sabrina sembari menarik nafasnya. Berusaha memberi ruang pada dadanya yang sangat sesak.

Tidak lama kemudian, beberapa pelayan masuk ke kamar permaisuri dengan membawa banyak gaun cantik yang harus dipakai oleh permaisuri Sabrina dan juga putri mahkota Medina Al Akhmaar.

“Anda ternyata disini tuan putri padahal kami mencari anda di kamar anda.” Ujar pelayan pribadi Medina itu dengan membungkuk badannya rendah.

“Iya Zahrah, maafkan aku karena sudah merepotkan kalian.” jawab Medina tak enak hati.

Putri pewaris kerajaan Alhambra Andalusia itu pun dibawa ke dalam sebuah ruangan khusus untuk di dirias dan dipakaikan gaun yang indah karena akan bertemu dengan banyak orang-orang penting dari dalam maupun dari kerajaan tetangga yang menjalin kerjasama yang baik dengan Al Hambra.

Penobatannya sebagai putri mahkota tetap dilaksanakan meskipun para selir dan juga putri-putrinya yang lain sangat menolak keputusan mutlak sang paduka raja.

Tetapi tidak ada cara lain karena itu adalah aturan kerajaan. Bahwa keturunan dari Raja Lukman Al Akhmaar dari permaisuri Sabrina lah yang akan melanjutkan pemerintahan.

"Kita harus bertindak ibu, aku tak pernah setuju kalau putri Medina yang akan memerintah kita," bisik putri Jasmine pada Ibunya yang merupakan selir dari raja di kerajaan itu.

"Kamu bersabar saja putriku, karena hati dan pikiran paduka raja ada ditangan kita. Mereka tidak akan bertahan hidup di istana ini. Ibu dan anak itu akan terus memohon untuk bebas dari penderitaan yang mereka alami."

"Betul itu ibu, kita akan membuat istana ini jadi neraka bagi mereka hingga hanya kematianlah yang bisa menyelamatkannya hihihi," mereka berdua saling berbisik dengan rencana-rencana jahat yang akan mereka lakukan untuk membuat permaisuri dan putri mahkota itu menderita.

Setiap saat jika mereka ada kesempatan bertemu di dalam maupun diluar istana, maka mereka akan menyindir atau memberikan kata-kata yang sangat menyakitkan bagi permaisuri dan juga putrinya itu.

Berbagai macam cerita buruk mereka sebarkan untuk menghancurkan mental Permaisuri Sabrina dan juga putri Medina.

🍀

Bersambung

Terpopuler

Comments

Isss

Isss

deh kodong. yg sabar ya Medina

2022-10-18

2

🎤ImaEdg🎧

🎤ImaEdg🎧

ya dari jaman dulu begitu. harus selalu laki yang jadi raja

2022-10-15

4

Sahabat Novel

Sahabat Novel

kerajaan Alhambra

2022-10-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2 Bab 5 Rencana Thania
3 Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4 Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5 Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6 Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7 Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8 Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9 Bab 9 Belajar Di Universitas
10 Bab 10 Undangan Zubaidah
11 Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12 Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13 Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14 Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15 Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16 Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17 Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18 Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19 Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20 Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21 Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22 Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23 Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24 Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25 Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26 Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27 Bab 27 Gelombang Dahsyat
28 Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29 Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30 Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31 Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32 Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33 Bab 33 Balasan Kejahatan
34 Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35 Bab 35 Ucapan Terimakasih
36 Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37 Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38 Bab 38 Gara-gara Qatayef
39 Bab 39 Perang Bergolak
40 Bab 40 Pengkhianat Negara
41 Bab 41 Perayaan Kemenangan
42 Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43 Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44 Bab 44 Malam Istimewa
45 Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46 Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47 Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48 Bab 48 Drama Berpamitan
49 Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50 Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51 Bab 51 Syukur Nikmat
52 Bab 52 Hasan Dan Husain
53 Bab 53 Mari Berolahraga
54 Bab 54 Berita Gembira
55 Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56 Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57 Bab 57 Merasa De Javu
58 Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 4 Kejahatan Ibu Tiri
2
Bab 5 Rencana Thania
3
Bab 1 Penobatan Putri Mahkota
4
Bab 2 Perjodohan Yang Tak Diinginkan
5
Bab 3 Lari Ke Negeri 1001 Malam
6
Bab 6 Keinginan Salma Terwujud
7
Bab 7 Tabib Dari Andalusia
8
Bab 8 Perasaan Aneh Ali Ahmed Ameer
9
Bab 9 Belajar Di Universitas
10
Bab 10 Undangan Zubaidah
11
Bab 11 Rencana Jahat Lagi
12
Bab 12 Pembalasan Yang Setimpal
13
Bab 13 Kebahagiaan Hati ElRasyid
14
Bab 14 Pertemuan Tak Terduga
15
Bab 15 Pertarungan Di Mulai
16
Bab 16 Akhir Dari Perjodohan
17
Bab 17 Pernikahan Yang Diberkahi
18
Bab 18 Malam Pertama Pengantin Baru
19
Bab 19 Rasa Baru Di Hati Medina
20
Bab 20 Mengunjungi Cordoba
21
Bab 21 Penyesalan Raja AlHambra
22
Bab 22 Rasa Yang Tak Terbendung
23
Bab 23 Syair Cinta Sang Pangeran
24
Bab 24 Memaafkan Dan Memperbaiki
25
Bab 25 Hukuman Untuk Jasmine
26
Bab 26 Insiden Batuk-batuk
27
Bab 27 Gelombang Dahsyat
28
Bab 28 Panggil Aku ElRasyid
29
Bab 29 Perasaan Yang Membuncah
30
Bab 30 Zarah Sangat Khawatir
31
Bab 31 Rencana Perjalanan Jauh
32
Bab 32 Rencana Jahat Jasmine
33
Bab 33 Balasan Kejahatan
34
Bab 34 Memaafkan Sekali Lagi
35
Bab 35 Ucapan Terimakasih
36
Bab 36 Pijatan Sang Pangeran
37
Bab 37 Insiden Batuk Lagi
38
Bab 38 Gara-gara Qatayef
39
Bab 39 Perang Bergolak
40
Bab 40 Pengkhianat Negara
41
Bab 41 Perayaan Kemenangan
42
Bab 42 Perayaan Kemenangan 2
43
Bab 43 Pernikahan Sang Pengawal
44
Bab 44 Malam Istimewa
45
Bab 45 Kesyahduan Pasangan Halal
46
Bab 46 Akhir Kejahatan Hindun
47
Bab 47 Kelahiran Dua Putra
48
Bab 48 Drama Berpamitan
49
Bab 49 Bantuan Dan Keinginan Zarah
50
Bab 50 Zarah Sakit Dan Sedih
51
Bab 51 Syukur Nikmat
52
Bab 52 Hasan Dan Husain
53
Bab 53 Mari Berolahraga
54
Bab 54 Berita Gembira
55
Bab 55 Perkenalan Bayi Kecil
56
Bab 56 Kehilangan Sosok Ayah
57
Bab 57 Merasa De Javu
58
Bab 58 Akhir Kisah Medina Al-Akhmaar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!