Satu Minggu kemudian
Pagi ini Fiona ditemani oleh Joyce ke bandara. Kedua tampak menunggu jadwal keberangkatannya.
"Joyce kamu kok diam saja dari tadi," ucap Fiona.
"Gimana aku tidak diam aja, kamu mau pergi sebentar lagi. Dan aku bakalan sendiri," balas Joyce sedih.
"Hanya satu tahun saja Joyce. Aku juga sedih berpisah dari mu. Aku akan merindukan mu," ujar Fiona memeluk Joyce.
"Ya, kamu harus sering-sering mengabari ku Fio," balas Joyce.
Tak lama kemudian terdengar pengumuman jadwal pesawat dan nomor penerbangannya membuat keduanya semakin sedih. Sebentar lagi mereka akan berpisah.
"Joyce aku pergi dulu, aku akan menghubungimu setelah tiba di New York," ujar Fiona melepas pelukannya.
"Ya, kamu harus mengabari ku," balas Joyce dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Joyce, aku harap setelah pulang nanti, aku mendengar kabar tentang mu dan Robert," ucap Fiona membuat Joyce terkekeh.
"Aku tidak yakin dengan itu," gumam Joyce.
"Bye, Joyce.. aku pergi dulu teman," ucap Fiona berkaca-kaca, menyeret kopernya dan melambaikan tangannya pada Joyce.
*****
Akhirnya Fiona tiba di kota New York setelah hampir 11 jam perjalanan menggunakan pesawat. Fiona di jemput oleh seorang supir. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju rumah bibinya. Fiona melirik jam ditangannya sudah menunjukkan angka 7. Rasanya tubuhnya sudah gerah dan ingin segera membersihkannya. Perutnya juga sudah kelaparan. Ia berencana ingin makan malam terlebih dahulu di Cafe yang ada bandara, hanya saja supir suruhan bibinya sudah tiba di bandara dan Fiona tidak ingin membuat supir itu menunggunya.
Dari dalam mobil Fiona mengamati macetnya jalanan di kota New York di malam hari. Kota terpadat di Amerika Serikat.
Tak lama kemudian mobilnya yang membawanya memasuki kawasan perumahan elit di New York. Mobil itu kemudian berhenti di depan pintu gerbang. Setelah pintu gerbang terbuka, mobil itu membawa Fiona memasuki halaman rumah bibinya yang luas.
"Kita sudah sampai nona," ucap supir lalu turun dari mobil. Fiona sudah terlebih dahulu membuka pintu mobil sebelum supir membukanya. Rasanya Fiona belum terbiasa dengan itu. Fiona kagum melihat rumah mewah dan besar di depannya. Di depan rumah itu juga terdapat air mancur dengan tanaman hias di sekitarnya. Tepat di sebelah kiri Fiona, ada garasi yang menampung 6 mobil di sana.
"Nona, mari masuk," ucap supir itu membuyarkan lamunan Fiona.
"Ah iya pak, berikan koper saya," balas Fiona.
"Biar saya yang membawanya masuk nona," ucap supir.
"Saya tidak enak hati pak, biarkan saya saja yang membawanya," tukas Fiona.
"Ini sudah menjadi tugas saya nona. Jika tuan atau nyonya tau saya bisa dipecat," ucap supir. Fiona akhirnya mengalah dan membiarkan supir membawa kopernya.
"Fio..." ucap Shopie dengan perut buncitnya berjalan mendekati Fiona.
"Bibi.." keduanya lalu berpelukan.
"Kamu terlihat semakin cantik dan dewasa sekarang, terakhir kali bibi melihat mu saat 5 tahun yang lalu," ujar Shopie melepas pelukannya.
"Bibi bisa saja. Bibi Shopie juga terlihat semakin cantik," balas Fiona tersenyum.
"Bagaimana keadaan baby nya bibi?" tanya Fiona menatap perut buncit Shopie.
"Adik mu baik-baik saja," jawab Shopie mengelus perutnya.
"Kita akan makan malam sebentar lagi, kamu mandi saja dulu sembari menunggu paman mu pulang," ucap Shopie. Fiona kemudian mengangguk.
"Milly.. tolong antarkan Fiona ke kamarnya dan bawakan barang-barangnya ke atas!" ujar Shopie pada pelayan.
"Baik Nyonya. Nona Fiona, mari ikut saya," ujar Milly. Fiona mengangguk dan mengikuti Milly dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Asri Angsela Melivina Potabuga
emangx bisakah spupu jd ibu susu?
2023-06-15
0
Idha Sukur
lanjut thor
2023-05-29
0
Nur Hayati
gimana ending ny
2023-05-22
0