Setelah kembali dari pasar malam, Fiona langsung membersihkan tubuhnya. Jam sudah menunjukkan angka 11.30 dan ia sudah mengantuk karena kelelahan bekerja ditambah lagi pergi ke pasar malam bersama Joyce.
Tak lama kemudian Fiona keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidurnya. Wanita itu naik ke atas tempat tidurnya dan mengecek ponselnya sebelum tidur.
"Ya ampun.. ada 6 panggilan tak terjawab dan 2 pesan yang masuk dari bibi Shopie," gumam Fiona. Ponselnya kehabisan baterai saat di pasar malam.
"Bibi Shopie mau bilang apa ya?" Fiona berpikir sejenak.
"Tidak mungkin. Ini sudah malam sekali. Aku akan menghubunginya besok pagi saja," gumamnya lalu mematikan ponselnya dan menaruh kembali di atas nakas sembari di charger.
Drrrtttt....Drrrttt.... ponsel Fiona bergetar dan berbunyi mengusik tidur Fiona. Ada panggilan masuk. Seseorang sedang menghubunginya.
Fiona terusik saat mendengar dering ponselnya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dengan tangan meraba-raba sekitaran nakas mencari benda pipih yang telah mengusik tidurnya. Saat menemukan apa yang dia cari, Fiona lalu melihat layar ponselnya.
"Bibi Shopie," gumamnya terkejut lalu bangun dan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidurnya.
"Halo bibi," ucap Fiona mengangkat panggilan dari Shopie.
"Hai Fiona. Bagaimana kabarmu?" tanya Shopie.
"Aku baik-baik saja bibi, bagaimana dengan bibi?" tanya Fiona sedikit canggung. Maklumlah, mereka hanya bertemu beberapa kali, mereka juga jarang saling mengabari via telepon atau media lainnya. Fiona bahkan tidak tau apakah bibinya itu sudah punya anak atau belum.
"Bibi baik-baik saja. Apa kamu sedang sibuk sekarang?" tanya Shopie.
"Tidak bibi, memangnya ada apa? kenapa bibi menghubungi ku pagi-pagi sekali?" tanya Fiona karena memang sekarang masih jam 7 pagi. Dan tidak pernah rasanya bibinya menghubunginya pagi-pagi.
"Ada hal penting yang ingin bibi bicarakan."
"Bibi ingin meminta bantuan kamu," ucap Shopie.
"Bantuan apa bibi?," tanya Fiona.
"Begini, saat ini bibi sedang mengandung anak pertama bibi dengan paman mu. Sekitar dua bulan lagi bibi akan melahirkan," tukas Shopie.
"Benarkah? selamat ya bibi. Aku senang mendengarnya. Aku tidak sabar menunggu kelahiran adik ku," balas Fiona senang.
"Tapi bibi tidak ingin me.nyu.sui bayi bibi setelah lahir dan kebetulan bibi kesulitan untuk memproduksi ASI," ucap Shopie. Sebenarnya kehamilannya juga tidak direncanakan. Entah kenapa ia lupa melupakan pil nya saat melakukannya. Mau bagaimana lagi, Shopie tidak mungkin menggugurkan kandungan. Kalau sampai suaminya tau, ia akan habis diwaktu itu juga.
"Jadi bibi meminta bantuan mu untuk menjadi ibu susu bayi bibi setelah lahir nanti," ucap Shopie.
"A... apa? ta..tapi bagaimana bisa bibi? saya tidak punya ASI," ucap Fiona terbata.
"Kenapa bibi tidak mencari wanita yang sudah melahirkan saja bibi. Mereka pasti punya ASI," ucap Fiona.
"Bibi sudah mencarinya, tapi tidak ada. Kita bisa melakukan induksi laktasi dengan dokter kandungan bibi. Bibi lebih percaya padamu daripada orang lain.
Bibi akan membayar mu dengan mahal Fiona. Kamu tenang saja. Apa kamu tega melihat adik mu tidak minum ASI," ucap Shopie. Fiona terdiam. Ia tidak tau harus menjawab apa pada bibinya. Ia sangat sulit menolak permintaan bibinya karena wanita itu berjasa padanya.
"Maaf bibi Shopie, aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya," ucap Fiona.
"Baiklah. Bibi harap kamu tidak menolaknya, karena selama ini bibi sudah banyak membantumu," ucap Shopie lalu mengakhiri panggilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Maria Mahdalena Manalu
apakah bibinya fiona tidak ikhlas membantu /Smug//Left Bah!//Left Bah!//Cleaver//Cleaver//Cleaver//Cleaver/
2023-12-19
1
Dede Meugumi Novilan
emg bisa ya menghasilkan susu tnpa melahirkn?
2022-12-01
1
Al Maulana
kok bibi sophi mulai ngungkit udh bnyak membantu fio berarti selama ni gak ikhlas dong...
2022-10-13
0