Fiona keluar dari supermarket membawa barang belanjaannya. Saat ingin menyebrang, ia tidak melihat sebuah mobil melaju kencang dari sisi kanannya hingga mobil hitam itu menyerempetnya dan membuat barang belanjaannya terjatuh. Untung saja Fiona tidak mengalami luka serius. Hanya lengannya yang sedikit sakit. Fiona memungut semua barang-barangnya. Mengabaikan pria yang menurunkan kaca mobilnya dengan wajah marah.
"Apa kamu tidak bisa berjalan dengan baik," bentak pria itu menatap tajam ke arah Fiona. Wanita itu kemudian mendongak, menatap wajah pria yang sudah membentaknya. Tatapan kedua bertemu dalam beberapa saat. Ah, kenapa rasanya tidak asing dengan wajah pria itu. Seketika Fiona tersadar.
"Sa.. saya minta maaf tuan, ini kesalahan saya. Saya tidak berhati-hati," ucap Fiona menundukkan kepalanya meminta maaf. Pria itu lalu pergi begitu saja tanpa membalas permintaan maaf Fiona.
Fiona kembali memasukkan barang belanjaannya ke dalam tas kanvasnya.
"Dasar arogan.." gumam Fiona.
"Apa semua orang kaya memang seperti itu," ucap Fiona lalu pergi dengan wajah kesalnya.
Keesokan harinya Fiona kembali bekerja seperti biasanya. Pengunjung hari ini cukup banyak yang datang. Pesanan untuk meja no 10 tepatnya di pojok ruangan sudah siap. Fiona lalu mengantarnya. Ia berjalan melewati beberapa meja sebelum tiba di meja 10.
"Selamat siang tuan," ucap Fiona menaruh pesanan pria berkacamata hitam itu di atas meja. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya.
"Silahkan dinikmati tuan," ucap Fiona lalu pergi.
"Tunggu.." ucap pria itu dengan suara baritonnya. Fiona memutar tubuhnya dan kembali mendekat ke meja 10.
"Air mineralnya dimana?" tanya pria itu dengan wajah dinginnya menatap Fiona lalu melepas kacamata hitamnya. Fiona tampak membelalakkan matanya. Ia mengingat wajah pria itu. Pria yang menabraknya saat hendak menyebrang tadi malam. Fiona mencoba menetralkan wajahnya. Ia pura-pura tidak mengenal pria itu. Lagi pula ekspresi wajah pria itu tampak biasa saja. Kemungkinan pria itu tidak mengingatnya. Tapi tunggu dulu, kenapa sekarang pria itu menatapnya dari atas hingga ke bawah? apa ada yang salah dengan penampilannya? Fiona pikir tidak ada yang salah. Karena sebelum bekerja ia akan melihat penampilannya di kaca terlebih dahulu.
"Maaf tuan, saya akan mengambilnya. Sepertinya saya tidak melihat dengan jelas daftar pesanan anda," ucap Fiona sedikit salah tingkah. Ia lalu meninggalkan pria itu dengan buru-buru.
Tak lama kemudian Fiona mengantar air mineral pesanan pria itu. Ia lalu menaruh air mineral di atas meja.
"Silahkan dinikmati tuan..." ucap Fiona lalu pergi.
"Aku suka ukurannya," ujar pria itu datar sembari memotong beef steak di piringnya. Fiona terpaku ditempatnya. Ia tampak mengerutkan kedua alisnya. Ukuran apa yang pria itu maksud. Entah kenapa Fiona menoleh ke bawah, melihat dadanya. Otaknya mengatakan jika pria itu sedang mengatai dadanya.
"Maaf tuan, anda barusan mengatakan apa?" ucap Fiona memperjelas perkataan pria itu.
"Saya suka dengan ukuran potongan steak ini. Pas sekali. Memangnya kamu berpikir apa?" tanya pria itu menatap Fiona dengan wajah datarnya. Fiona tampak menelan ludahnya. Ia jadi malu sendiri. Ah, seharusnya tadi dia tidak bertanya. Fiona menjadi salah tingkah, mengusap hidungnya yang tidak gatal.
"Ah iya, terimakasih untuk pujian anda atas kinerja Chef di Cafe ini. Saya permisi dulu," tukas Fiona memutar tubuhnya lalu pergi.
"Ah.. sial.. apa pria itu memang sengaja," gumam Fiona kembali ke dapur Cafe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
dita18
jgn2 pria yg jgn2 pria yg duduk di meja no 10 itu suami nya bibi nya Fiona lg.
2024-01-26
0
Sunarti
ukuran yg mana dan ukuran yg pas
2023-04-07
1
Ita Retno
dan ternyata suami bibi sophie'y ndiri🤭😂
2022-11-01
1