Bab 2: Aku Suka Ukurannya

Fiona keluar dari supermarket membawa barang belanjaannya. Saat ingin menyebrang, ia tidak melihat sebuah mobil melaju kencang dari sisi kanannya hingga mobil hitam itu menyerempetnya dan membuat barang belanjaannya terjatuh. Untung saja Fiona tidak mengalami luka serius. Hanya lengannya yang sedikit sakit. Fiona memungut semua barang-barangnya. Mengabaikan pria yang menurunkan kaca mobilnya dengan wajah marah.

"Apa kamu tidak bisa berjalan dengan baik," bentak pria itu menatap tajam ke arah Fiona. Wanita itu kemudian mendongak, menatap wajah pria yang sudah membentaknya. Tatapan kedua bertemu dalam beberapa saat. Ah, kenapa rasanya tidak asing dengan wajah pria itu. Seketika Fiona tersadar.

"Sa.. saya minta maaf tuan, ini kesalahan saya. Saya tidak berhati-hati," ucap Fiona menundukkan kepalanya meminta maaf. Pria itu lalu pergi begitu saja tanpa membalas permintaan maaf Fiona.

Fiona kembali memasukkan barang belanjaannya ke dalam tas kanvasnya.

"Dasar arogan.." gumam Fiona.

"Apa semua orang kaya memang seperti itu," ucap Fiona lalu pergi dengan wajah kesalnya.

Keesokan harinya Fiona kembali bekerja seperti biasanya. Pengunjung hari ini cukup banyak yang datang. Pesanan untuk meja no 10 tepatnya di pojok ruangan sudah siap. Fiona lalu mengantarnya. Ia berjalan melewati beberapa meja sebelum tiba di meja 10.

"Selamat siang tuan," ucap Fiona menaruh pesanan pria berkacamata hitam itu di atas meja. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya.

"Silahkan dinikmati tuan," ucap Fiona lalu pergi.

"Tunggu.." ucap pria itu dengan suara baritonnya. Fiona memutar tubuhnya dan kembali mendekat ke meja 10.

"Air mineralnya dimana?" tanya pria itu dengan wajah dinginnya menatap Fiona lalu melepas kacamata hitamnya. Fiona tampak membelalakkan matanya. Ia mengingat wajah pria itu. Pria yang menabraknya saat hendak menyebrang tadi malam. Fiona mencoba menetralkan wajahnya. Ia pura-pura tidak mengenal pria itu. Lagi pula ekspresi wajah pria itu tampak biasa saja. Kemungkinan pria itu tidak mengingatnya. Tapi tunggu dulu, kenapa sekarang pria itu menatapnya dari atas hingga ke bawah? apa ada yang salah dengan penampilannya? Fiona pikir tidak ada yang salah. Karena sebelum bekerja ia akan melihat penampilannya di kaca terlebih dahulu.

"Maaf tuan, saya akan mengambilnya. Sepertinya saya tidak melihat dengan jelas daftar pesanan anda," ucap Fiona sedikit salah tingkah. Ia lalu meninggalkan pria itu dengan buru-buru.

Tak lama kemudian Fiona mengantar air mineral pesanan pria itu. Ia lalu menaruh air mineral di atas meja.

"Silahkan dinikmati tuan..." ucap Fiona lalu pergi.

"Aku suka ukurannya," ujar pria itu datar sembari memotong beef steak di piringnya. Fiona terpaku ditempatnya. Ia tampak mengerutkan kedua alisnya. Ukuran apa yang pria itu maksud. Entah kenapa Fiona menoleh ke bawah, melihat dadanya. Otaknya mengatakan jika pria itu sedang mengatai dadanya.

"Maaf tuan, anda barusan mengatakan apa?" ucap Fiona memperjelas perkataan pria itu.

"Saya suka dengan ukuran potongan steak ini. Pas sekali. Memangnya kamu berpikir apa?" tanya pria itu menatap Fiona dengan wajah datarnya. Fiona tampak menelan ludahnya. Ia jadi malu sendiri. Ah, seharusnya tadi dia tidak bertanya. Fiona menjadi salah tingkah, mengusap hidungnya yang tidak gatal.

"Ah iya, terimakasih untuk pujian anda atas kinerja Chef di Cafe ini. Saya permisi dulu," tukas Fiona memutar tubuhnya lalu pergi.

"Ah.. sial.. apa pria itu memang sengaja," gumam Fiona kembali ke dapur Cafe.

Terpopuler

Comments

dita18

dita18

jgn2 pria yg jgn2 pria yg duduk di meja no 10 itu suami nya bibi nya Fiona lg.

2024-01-26

0

Sunarti

Sunarti

ukuran yg mana dan ukuran yg pas

2023-04-07

1

Ita Retno

Ita Retno

dan ternyata suami bibi sophie'y ndiri🤭😂

2022-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal
2 Bab 2: Aku Suka Ukurannya
3 Bab 3: Meja no 10
4 Bab 4: Sangat Menggoda
5 Bab 5: Just a Dream
6 bab 6: Pasar Malam
7 Bab 7: Bianglala
8 Bab 8: Permintaan Shopie
9 Bab 9: Dilema
10 Bab 10: Berbagi Cerita
11 Bab 11: Keputusan Fiona
12 Bab 12: New York
13 Bab 13: Bertemu Lagi
14 Bab 14: Tidak Hanya Sekedar Paman
15 Bab 15: Asupan
16 Bab 16: Konsultasi
17 Bab 17: Bukan Shopie
18 Bab 18: Kedatangan James
19 Bab 19: Meski Sebentar Namun Nyenyak
20 Bab 20: Panggil Namaku
21 Bab 21: Hukuman dari Kendrick
22 Bab 22: Memuja
23 Bab 23: Mengantar Berkas
24 Bab 24: Kamu Juga Milikku
25 Bab 25: Give Birth
26 Bab 26: Baby Sean
27 Bab 27: Apa kamu malu?
28 Bab 28: Sean yang Rakus
29 Bab 29: Panggil Aku Mommy
30 Bab 30: Mommy Fiona
31 Bab 31: Paman Tampan
32 Bab 32: Fakta Baru
33 Bab 33: Tidak Akan Menyesal
34 Ban 34: Lakukan Dengan Pelan
35 Bab 35: Menginginkan mu Lagi
36 Bab 36: Dapur
37 Bab 37: Hampir Saja
38 Bab 38: Bertemu
39 Bab 39: Jangan Membohongi Ku
40 Bab 40: Keluarkan Untukku
41 Bab 41: Belum Puas
42 Bab 42: Kamar Mandi
43 Bab 43: Merindukan
44 Bab 44: Sick
45 Bab 45:Balkon
46 Bab 46: Morning Kiss
47 Bab 47: Joyce Dan Robert
48 Bab 48: Tidak Sebanding
49 Bab 49: Tidak Perlu Bertemu Lagi
50 Bab 50: Mengungkapkan Perasaan
51 Bab 51: Bermain Dibelakang
52 Bab 52: Pergi Menjauh
53 Bab 53: Berpisah
54 Bab 54: Tidak Ada Kabar
55 Bab 55: Bukankah Kamu Juga begitu
56 Bab 56: Menjemput mu
57 Bab 57: Kendrick yang Nakal
58 Bab 58: Apa pun Untuk mu
59 Bab 59: Candu
60 Bab 60: Jangan Lama-lama
61 Bab 61
62 Bab 62: Ancaman Shopie
63 Bab 63: Jangan Membohongi ku
64 Bab 64: Profesional
65 Bab 65: Fight
66 Bab 66
67 Bab 67: Scarlett
68 Bab 68: End
69 Bab 69: Flashback
70 Bab 70: Rosaline dan Mark
71 Bab 71: Joyce & Robert
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1: Awal
2
Bab 2: Aku Suka Ukurannya
3
Bab 3: Meja no 10
4
Bab 4: Sangat Menggoda
5
Bab 5: Just a Dream
6
bab 6: Pasar Malam
7
Bab 7: Bianglala
8
Bab 8: Permintaan Shopie
9
Bab 9: Dilema
10
Bab 10: Berbagi Cerita
11
Bab 11: Keputusan Fiona
12
Bab 12: New York
13
Bab 13: Bertemu Lagi
14
Bab 14: Tidak Hanya Sekedar Paman
15
Bab 15: Asupan
16
Bab 16: Konsultasi
17
Bab 17: Bukan Shopie
18
Bab 18: Kedatangan James
19
Bab 19: Meski Sebentar Namun Nyenyak
20
Bab 20: Panggil Namaku
21
Bab 21: Hukuman dari Kendrick
22
Bab 22: Memuja
23
Bab 23: Mengantar Berkas
24
Bab 24: Kamu Juga Milikku
25
Bab 25: Give Birth
26
Bab 26: Baby Sean
27
Bab 27: Apa kamu malu?
28
Bab 28: Sean yang Rakus
29
Bab 29: Panggil Aku Mommy
30
Bab 30: Mommy Fiona
31
Bab 31: Paman Tampan
32
Bab 32: Fakta Baru
33
Bab 33: Tidak Akan Menyesal
34
Ban 34: Lakukan Dengan Pelan
35
Bab 35: Menginginkan mu Lagi
36
Bab 36: Dapur
37
Bab 37: Hampir Saja
38
Bab 38: Bertemu
39
Bab 39: Jangan Membohongi Ku
40
Bab 40: Keluarkan Untukku
41
Bab 41: Belum Puas
42
Bab 42: Kamar Mandi
43
Bab 43: Merindukan
44
Bab 44: Sick
45
Bab 45:Balkon
46
Bab 46: Morning Kiss
47
Bab 47: Joyce Dan Robert
48
Bab 48: Tidak Sebanding
49
Bab 49: Tidak Perlu Bertemu Lagi
50
Bab 50: Mengungkapkan Perasaan
51
Bab 51: Bermain Dibelakang
52
Bab 52: Pergi Menjauh
53
Bab 53: Berpisah
54
Bab 54: Tidak Ada Kabar
55
Bab 55: Bukankah Kamu Juga begitu
56
Bab 56: Menjemput mu
57
Bab 57: Kendrick yang Nakal
58
Bab 58: Apa pun Untuk mu
59
Bab 59: Candu
60
Bab 60: Jangan Lama-lama
61
Bab 61
62
Bab 62: Ancaman Shopie
63
Bab 63: Jangan Membohongi ku
64
Bab 64: Profesional
65
Bab 65: Fight
66
Bab 66
67
Bab 67: Scarlett
68
Bab 68: End
69
Bab 69: Flashback
70
Bab 70: Rosaline dan Mark
71
Bab 71: Joyce & Robert

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!