Kina sudah mulai merasa tenang lalu terlelap setelah di suntikkan obat penenang, ia menangis hebat lalu berteriak tiba-tiba hingga membuat orang-orang di ruangan itu terganggu dan merasa prihatin. Sedangkan Ages kini tengah sibuk disidang dikelilingi oleh ibu-ibu yang ada disana.
Ia duduk dengan memegang pahanya, melirik ke samping kiri dan kanan bergantian lalu kembali menatap lurus ke depan. Ia benar-benar diperhatikan dengan seksama.
Untuk bergerak saja ia kesulitan karena mendapatkan tatapan maut dari ke empat ibu-ibu disana. Walaupun setelah itu tatapan mereka mengendur dengan berganti tatapan prihatin kepada Ages.
"Jadi.. bagaimana kronologi nya kenapa istrimu berakhir seperti itu?"
Ages awalnya kebingungan setelah mendapat pertanyaan itu, namun ia yang memang dasarnya cerdas langsung mengerti kemana arah bicara ibu itu. Seketika ia ubah air mukanya seolah-olah ia tengah dirundung masalah saat ini.
Ia mengubah posisi duduknya dengan gaya yang begitu rapuh, ia menatap pelan kearah Kina yang terlelap dengan tangan yang diperban itu. Bukankah ia terlalu licik jika ingin terlihat baik dihadapan para ibu-ibu itu. Jujur saja itu bukanlah sikap Ages, ia begitu bodoamat dengan sekitar namun entah kenapa ia sangat ingin terlihat baik dihadapan mereka.
"Kami baru saja kehilangan anak kami..." Dengan raut wajah yang sangat pilu Ages benar-benar sangat menikmati perannya sebagai seorang suami yang baru saja terpukul dengan hati yang begitu rusuh.
Ada yang langsung terkena rasa pilu buatan itu namun seorang ibu-ibu langsung memasang wajah tidak suka kearahnya Ages karena merasa ada yang aneh dengan laki-laki itu. Bagaimana bisa ia langsung berubah drastis sejak pertama pertemuan mereka.
"Bukankah kamu awalnya sangat tidak perduli dengan istri mu? Kamu kasar dan juga sangat cuek. Jangan-jangan ini hanya karangan mu saja. Apa yang kamu lakukan dengan istrimu sampai ia mengamuk hebat tadi?" Curiga ibu itu hingga ibu-ibu yang sempat prihatin itu langsung beralih ikut memasang wajah curiga.
Ages jengkel dalam hati, benar-benar kampungan dan juga norak. Kebiasaan sekali orang-orang Indonesia begitu mudah teralihkan dan begitu mudah terikut dengan orang-orang disekitarnya. Bukankah mereka tadi sempat prihatin dan sudah ikut terbawa dengan kisah sedih buatan Ages namun hanya karena beberapa argumen sialan itu mereka kembali ikut curiga.
"Kami menikah sudah agak lama, sudah lama kami menunggu kehadiran sang buah hati kami namun saat kami diberikan kesempatan untuk memiliki nya. Malah kami dipaksa kembali untuk merelakan nya pergi," ucap Ages dengan ekspresi penuh pilu ditambah lagi dengan segenap hati ia ingin terlihat lebih profesional.
"Istriku sangat terluka juga terpukul dengan kenyataan pahit itu. Dia mulai tidak terkendali dan sampai melukai tangan nya sendiri saat sedang mengingat nya. Aku sudah lelah membawa dia berobat keberbagai tempat namun tidak ada perubahan, ia semakin tidak bisa ditangani . Setiap aku mencoba untuk membujuknya dengan lembut maka ia akan semakin menjadi-jadi hingga akhirnya cara terbaik adalah dengan berpura-pura tidak perduli dengan nya."
Entahlah, Ages tidak tahu sedang berkata apapun saat ini. Ia merasa bodoh dengan dirinya karena telah melakukan hal gila serta kekanakan begini. Entah apapun untungnya bagi dia sampai begitu gila mengarang cerita.
Ages terdiam sejenak setelah menyelesaikan ucapannya, ia masih menunduk dengan ekspresi pilu namun karena tidak mendengar reaksi apapun dari ibu-ibu disekelilingnya ia menoleh pelan .
Mereka terlihat sibuk berpikir dan mencerna alasan gila itu, Ages menarik nafas pelan entah alasan apa ia merasa sangat gugup menunggu reaksi mereka. Apakah sandiwara yang ia luncurkan akan berhasil atau malah nihil.
"Maafkan ibu karena sudah lancang memukul mu tadi, kami tidak tahu kisah dibaliidan malah bersikap sangat kurangajar kepada mu tadi. Maafkan kami,"ucap ibu yang memukul Ages tadi.
Gila...
Ages benar-benar tidak mengira mereka akan sebodoh itu percaya dengan kisah karangan Ages itu, apakah ia memang memiliki bakat terpendam dalam mengarang cerita atau karena mereka saja yang bodohnya kelewatan.
"Mereka percaya?" Batin Ages dengan tidak percaya.
Ages masih terdiam dan mengangguk mengiyakan ucapan ibu tadi, jujur saja ia tidak mengira akan semudah itu untuk mengambil hati mereka. Padahal tadi mereka benar-benar menganggap Ages begitu jahat dan juga membenci nya. Kenapa hati manusia semudah itu untuk dibolak-balikkan?.
"Bagaimana dengan keluarga kalian? Bagaimana pendapat mereka mengenai kondisi istrimu?" Tanya ibu itu dengan pelan dan masih dengan ekspresi sendunya.
"Sial, kenapa banyak sekali pertanyaan nya? Mau sejauh mana lagi aku harus berbohong?" Kesal Ages karena Sidang dadakan itu seolah tidak ada akhirnya.
Ages pelan berpikir, ia benar-benar buntu dan tidak tahu harus berkata apa..
"Kami sudah tidak memiliki orangtua, pertemuan kami juga sangat tidak di duga. Kami bertemu di sebuah pemakaman dan akhirnya kami bersama sampai kini."
Lagi dan lagi reaksi mereka benar-benar sangat memilukan, dengan cepat mereka mengelus pelan punggung Ages karena merasa iba dengan kisah nya.
"Sialan! Kenapa mereka sangat dramatis? Menyebalkan! Lalu kisah apa yang sedang kusebutkan tadi? Setelah ini sepertinya aku harus membersihkan mulutku dengan deterjen."
Ages benar-benar tidak habis pikir akan melakukan hal gila baik berbohong dengan segala macam karangan cerita dan berkumpul dengan ibu-ibu menyebalkan itu.
"Kamu benar-benar laki-laki yang setia, maafkan kami karena sudah salah faham tadi. Kamu begitu baik masih setia dengan istri mu yang kondisinya begitu memprihatinkan."
Ages mengangguk pelan dengan bibir sedikit menyiratkan kesedihan mendalam. Benar-benar bukan dirinya seperti biasa, namun karena menjaga nama baiknya yang hampir saja rusak itu ia harus tetap bersikap seolah ia adalah laki-laki yang ter fitnah.
"Ini semua salahmu gadis gilaa, aku menghadapi hal gila seperti ini karena ulahmu. Lihat saja apa yang akan kamu terima nanti nya,"batin Ages penuh dendam.
Lagi dan lagi seluruh kesalahan dilimpahkan kepada Kina yang sudah sangat banyak menyimpan luka juga derita serta rasa bersalah itu. Ages sangat egois dan tidak bisa melihat gadis itu sudah sangat putus asa dalam menjalani hidupnya.
"Kami berharap kebahagiaan untuk kalian, kamu juga harus kuat semoga saja istri mu bisa rela dan ikhlas melepas kepergian anak kalian. Dia masih sangat muda, dan kalian masih bisa mendapatkan keturunan lagi."
Ages mengangguk lemah dengan pelan kemudian melihat kearah ibu-ibu itu, mereka benar-benar terlihat sedih dengan kisah itu. Ages tidak tahu mereka akan semudah itu untuk ditipu.
"Dasar bodoh! Semudah itu kalian percaya?" Batin Ages dengan senyuman licik nya.
...🌼To be continued 🌼...
Ngarang banget sih kamu agesss. Kina gitu gara-gara kamu padahal.
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
mimi nur azami
si ages bner" dah.. Thor bikin ages terbucin bucin Ama si kina Thor.. gemes gw Ama si ages gw MW lempar ke kolem buaya aja.. hahaha
2022-10-11
0