Kakak ipar ku.

"Apa maksud mu Arga?"

"Aleta istriku, jadi berhenti mengejarnya."

"Istri. Jangan bercanda Arga, kapan kalian menikah?" ucap Bian tidak percaya. Bian bahkan menganggap perkataan Arga hanya lelucon.

"aku tidak sedang bercanda Bian! jadi berhenti mencoba mendekati istriku." ucap Arga penuh penekanan berharap jika Bian melepaskan Aleta.

"Baiklah. Tapi ayo masuk, apa kau tidak rindu rumah dan tidak merindukanku?" ajak Bian yang mencoba menggandeng tangan Arga, tapi dia tidak bisa.

Bian yang heran terus mencoba lagi dan lagi. Tapi dia sama sekali tidak bisa menyentuh Arga padahal Arga ada di depannya.

"Arga, apa yang terjadi pada mu? Kenapa aku tidak bisa menyentuhmu? Ini mimpi! Katakan jika ini mimpi Arga!"

"Tidak! Ini kenyataan," jelas Arga yang membuat Bian lemas.

"Aku sudah mati dan semua penglihatan mu tentang ku, itu benar adanya Bian. Jadi sekarang kau bisa leluasa menikmati harta mil ku, dan kau bisa mendapatkan kasih sayang papa dan mama sepenuhnya."

Tidak puas mendengar penjelasan Arga, Bian pun melihat ke arah Aleta mencoba bertanya apakah yang sekarang dia alami bukalah mimpi.

"Mas Arga benar, dia sudah meninggal tuan Bian dan saya istrinya pun, itu benar."

Bian tidak percaya jika saudara kembarnya sudah tiada dan dia juga tidak percaya jika Aleta adalah istri Arga, jujur Bian sudah jatuh cinta pada Aleta saat pertama kali melihatnya dan sekarang dia harus menerima jika ternyata Aleta adalah iparnya.

"Arga. jika kau sudah tidak ada, lalu di mana jasad mu?"

"Apa perduli mu tentang jasad ku? cukup nikmati saja seluruh harta ku dan berhenti ikut campur tentang ku!"

Sampai kapan pun Arga tidak akan mengatakan di mana tubuhnya terkubur karena jika Bian tau dimana itu, dia akan mengambil dan menguburkannya secara layak, di tambah jika dia tau apa penyebab kematiannya maka ayah dan ibu Aleta sudah pasti akan di hukum, Arga tidak ingin itu terjadi, karena Aleta pasti akan sedih.

"Arga. Aku saudaramu jadi wajar jika aku perduli."

"Bohong! Kau sedang berbohong Bian. Kita itu musuh sejak kecil, kau adalah saingan ku bukan saudara ku!"

"Arga. Bahkan ketika kau sudah tidak ada pun, kau masih menggap ku musauh, padahal aku kembali ke sini hanya untuk mencari keberadaan mu."

"Kau sudah bertemu dengan ku bukan? Jadi segera lah pulang. Katakan pada papa dan mamamu jika aku sudah mati dan jasad ku hilang di lautan." sarkas Arga.

Ketika terjadi perdebatan antara Arga, Bian dan Aleta. Orang tua Aleta hanya heran karena tidak melihat sosok Arga tapi mereka bisa merasakan hawa yang sangat mencekam yang membuat bulu kuduk mereka berdiri.

"Aleta ayo pulang," ajak Arga.

"Arga. Tolong biarkan aku yang mengantarkannya. Ini sudah malam dan tidak ada taksi di sini. Apa kau tega melihat mereka jalan kaki?"

"Tidak, tidak usah repot-repot biar Aleta pesan taksi online saja." tolak Aleta yang tidak ingin satu mobil dengan Bian, entak kenapa Aleta merasa tidak nyaman saat dekat dengan lelaki itu meskipun wajahnya sangat mirip dengan suaminya.

"Bian benar sayang, ini sudah malam. Jadi lebih baik kalian pulang di antar dia. Tenang aku akan selalu ada di dekat mu, kamu tidak usah takut." bujuk Arga.

Setelah berpikir sejenak, Aleta akhirnya mau di antar Bian dan di sepanjang perjalanan dia hanya diam dan menjawab pertanyaan Bian sesekali.

"Aleta, apa benar jika kau dan Arga sudah menikah?"

"Masih kurang jelas apa yang tadi Arga katakan pada anda tuan?" saut Aleta masam.

"Kapan kalian menikah?"

"Sudah lama." jawab Leta singkat.

"Aku tidak percaya." sangkal Bian.

"Itu hak anda."

Sungguh Bian tidak rela jika gadis cantik yang sedang duduk di sebelahnya ini ternyata istri orang dan sialnya lagi dia adalah istri dari saudara kembarnya. Tapi sekarang Arga sudah mati otomatis status Aleta adalah jada. Masih ada kesempatan untuknya mendapatkan Aleta.

"Arga, sorry jika kali ini kita harus bersaing lagi," ucap Bian dalam hatinya sambil melihat wajah cantik Aleta dari sudut matanya.

Aleta akhirnya sampai di rumahnya dan tentu saja Arga sudah berdiri di depan pintu untuk menunggu kepulangan sang isti.

"Arga," panggil Bian, tapi Arga tidak perduli dia malah menghilang setelah Aleta masuk kedalam rumah.

"Pak Agus. Apa saya boleh bertanya sesuatu?"

Ayah Aleta sudah ketakutan setengah mati takut jika roh Arga memberi tahukan yang sebenarnya pada Bian, jika ia sudah pasti malam ini dia akan mati di tangannya.

"Tanya apa Tuan?"

"Apa benar Aleta sudah menikah dengan saudara ku?"

Ayah Aleta semakin gelagapan, takut jika Jawabannya dan Aleta tidak sama lalu semuanya akan terbakar dan dia pun di penjara bersama istrinya.

"Iya tuan. Aleta dan Arga sudah menikah satu tahun lalu." bohong ayah Aleta.

"Di mana mereka melangsungkan pernikahan, apa papa dan mama ku tau?"

Karena tidak bisa menjawab pertanyaan Bian, ayah Aleta langsung pamit masuk kedalam rumah karena hari sudah malam.

"Baiklah, tapi aku harap lain kali kita bisa bertemu lagi." ucap Bian sebelum pergi.

Saat Bian sudah masuk kedalam mobil, tiba-tiba seperti ada yang duduk di sebelahnya dan benar saja Arga sudah ada di sana dengan wajah kesal sambil terus menatapnya.

"Ada apa, kenapa kamu melihat ku seperti itu?" tanya Bian sambil menjalankan mobilnya.

"Apa maksud mu mengajak keluarga Aleta makan malam?"

Setelah Aleta masuk kedalam rumah kemudian di susul Arga dan saat di dalam kamar Arga bertanya tentang kapan Aleta bertemu dengan Bian, bahkan sampai di undang makan malam di rumahnya.

Aleta menjawab jika dia bertemu dengan Bian beberapa hari yang lalu saat mobil Bian tidak sengaja menabrak taksi online yang ia tumpangi dan soal kenapa Bian mengundang keluarganya makan malam, Aleta benar-benar tidak tau, karena dia hanya di ajak ayahnya

Arga sudah hapal betul bagaimana sifat saudara kembarnya itu, sudah pasti dia mengincar Aleta lalu mencari tau siapa Aleta, kemudian mendekati keluarganya setelah Aleta masuk kedalam perangkapnya dan Bian sudah berhasil mendapatkan apa yang dia mau maka Aleta akan di campakkan seperti sampah.

"Aleta, apa tadi dia macam-macam pada mu?"

"Tidak. Dia tidak melakukan apa pun, kami hanya makan malam bisa."

"Lalu kenapa kalian baru pulang jam segini?"

"Tadi Bian mengajak ayah main catur."

"Baiklah. Sekarang lekas tidur, aku masih ada urusan dengan Bian."

Baru saja Arga hendak menghilang, tapi tiba-tiba Aleta memanggilnya.

"Mas, apa kamu mengatakan apa yang terjadi dengan kamu, dan mengatakan di mana tubuh kamu berada?"

Arga hanya menjawabnya dengan gelengan pelan sambil tersenyum.

"Jika Bian menemukan tubuhku, lalu menguburkan jasad ku dengan layak, aku akan menghilang selamanya dari mu, dan aku tidak mau itu Aleta." jelas Arga yang berhasil membuat jantung Aleta berdetak kencang.

Terpopuler

Comments

Neng Alfiani

Neng Alfiani

pasti, kasih nilai juga ya😊

2022-10-12

0

Akhwat Hijrah

Akhwat Hijrah

lanjut kk

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!