Itulah awal kejadian mengerikan yang menimpa kami.
"Lalu apa yang harus kami lakukan agar kamu mau memaafkan dan berhenti mengganggu kami?" tanya ku.
"Menikah dengan ku, apa kamu mau?"
"Bagaimana bisa aku menikah dengan kamu, yang seorang hantu?"
"Bisa jika kamu mau, dan pilihan mu hanya dua, menikah dengan ku atau merelakan kedua orang tuamu mati perlahan di tangan ku karena ketakutan?"
"Bagaimana Aleta, mana yang kamu pilih? opsi pertama atau kedua?" tanya Arga yang seperti seperti sedang mengintimidasi ku.
"Aku mau menikah dengan mu, tapi selamatkan ayah dan ibuku dulu," punyaku.
"Itu hal mudah Aleta, asal kamu mau menjadi istriku."
"Ya Aleta mau."
"Anak pintar," Arga menyentuh pucuk kepala ku lalu berdiri mendekat ke arah tubuh ayah dan ibu yang sedang sekarat. "Mereka akan bangun dan tidak akan merasakan sakit juga mengingat apa yang terjadi pada merka malam ini, besok malam tepat jam 12 malam aku akan datang, jadi berdandan lah yang cantik, layaknya seorang pengantin, jangan lupa hias kamar ini layaknya kamar pengantin." setelah mengatakan semuanya kemudian Arga menghilang.
Setelah kepergian Arga, ayah dan ibu akhirnya sadar, anehnya seisi rumah menjadi kembali seperti tidak terjadi apa-apa, kursi yang tadi Arga lempar menjadi utuh seperti semula, semua luka di tubuh ayah dan ibu pun menghilang semuanya.
"Aleta, kamu baik-baik saja kan nak?" tanya ibu panik sambil mengusap kedua pipiku dan memutar tubuh ku pelan, mengecek semuanya, memastikan jika aku benar baik-baik saja.
"Aleta tidak apa-apa, apa kalian juga tidak apa-apa?" aku kembali bertanya pada mereka, takut-takut jika kesebuah mereka adalah ilusi mata yang Arga ciptakan untuk membohongiku, tapi sepertinya benar, ibu dan ayah memang baik-baik saja.
"Syukurlah nak, jika dia tidak mencelakai mu, ibu takut kamu kenapa-kenapa."
"Sekarang belum bu, entah besok." jawabku.
"Ada apa Aleta, apa yang yang terjadi?" tanya ayah yang mulai khawatir dengan jawaban ku yang terdengar ambigu.
"Namanya Arga, hantu itu namanya Arga dan dia mau menikah dengan Leta, sebagai ganti dari nyawanya yang hilang karena ayah."
Setelah itu tubuh ayah merosot, begitupun ibu, mereka menangis meratapi nasib buruk yang menimpa ku. Atas kesalahan yang mereka perbuat.
"Ayah tidak mau, dan tidak akan pernah setuju kamu menikah dengan hantu sialan itu!" maki ayah sambil berjalan ke dapur dan kembali dengan membawa cangkul di tangannya lalu masuk kedalam kamar ku.
"Ayah, ayah mau apa?" tanya ku sambil memegangi tangan ayah, yang sepertinya akan membongkar kuburan Arga yang ada di bawah tempat tidur ku.
"Ayah, ayah! Leta mohon jangan yah, Leta tidak apa-apa ayah. Leta ikhlas, asal ayah dan ibu selamat." mohon ku lirih sambil terus memegangi kaki ayah ku. Ibu hanya bisa menangis saat melihat kami, dia pasti sangat terpukul setelah kejadian ayah yang menabrak seseorang hingga mati dan kini harus menerima kenyataan bahwa anak satu-satunya harus menikah dengan setan.
waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sudah mulai gelap, aku sudah berdandan cantik layaknya seperti pengantin dengan gaun berwarna putih gading, begitu pun kamar tidur ku yang sudah di hias seperti kamar pengantin. Jam sudah menunjukkan pukul 23:59 dan sedikit lagi pas tengah malam, ingin rasanya aku tidur, tapi aku takut tiba-tiba Arga datang dan melakukan hal yang bukan-bukan pada ku. Jadi sebisa mungkin aku menahan kantuk dengan banyak minum hingga perutku terasa kembung alhasil aku jadi bolak balik ke kamar kecil untuk pipis.
Tidak lama berselang lonceng dari jam kuno peninggalan mendiang kakek yang ada di ruang tamu berbunyi, menandakan jika sudah pukul 12 malam dan aku yakin sebentar lagi Arga akan datang.
Benar saja sedetik kemudian angin berhembus begitu kencang, sama persis seperti saat pertama Arga menampakkan wujudnya dan kali ini Arga datang dengan kemeja berwarna putih gading, warna yang sama seperti yang aku pakai.
"Selamat malam istri ku," sapa nya yang langsung membuatku merinding ketakutan.
"Kamu cantik, sangat cantik dan malam ini kamu akan resmi menjadi istriku." bisik nya dan tiba-tiba aku merasakan sentuhan kulit yang terasa dingin di leher ku.
"Kenapa menutup mata mu sayang, apa kamu tidak mau melihat suami mu ini cantik?"
Meski takut, perlahan aku mulai membuka mata dan hal pertama yang aku lihat adalah mata Arga yang begitu indah, bulu matanya lentik dan tatapannya begitu tajam, lalu aku beralih memandangi hidupnya yang mancung lalu bibir, bibir yang begitu indah, ia tersenyum, oh tuhan begitu indah ciptaan mu yang sedang berdiri di hadapan ku ini,
benar-benar sempurna. Batin ku, tapi sepertinya Arga bisa mendengar suara hati ku hingga senyuman tipis terukir di bibirnya.
"Jangan menatapku seperti itu Leta, jika kamu mau, kamu boleh mencium bibirku dan waktu kita tidak banyak, karena sebelum pajar menyingsing aku harus sudah pergi, jadi ayo lakukan sekarang."
Setelah itu, aku dan Arga melakukan hubungan badan layaknya suami istri, ini pengalaman pertama ku, jadi saat melakukannya aku menangis, sedikit menjerit apa lagi ketika merasakan selaput dara ku robek oleh Arga.
"Aku yang pertama Aleta?" tanya nya yang masih bergerak di atas tubuhku.
"Maaf aku tidak tau, harusnya aku pelan-pelan tadi."
"Arga, bisa tolong lebih cepat sedikit?" pintaku yang sepertinya di salah artikan oleh Arga, dia pikir aku memintanya bergerak cepat, padahal aku mau dia cepat menyesuaikan ini semua karena aku sudah lelah dan ingin beristirahat.
Entahlah, aku tidak tahu Arga melakukan itu hingga beberapa kali, karena aku tidak sadarkan diri dan bangun setelah pagi, rasanya semua tulang di tubuhku hancur oleh Arga.
Karena hari sudah pagi dan aku harus pergi kuliah, aku kemudian bangun meski dengan susah payah, sambil menahan rasa sakit di bagian bawah tubuhku. Tapi, tiba-tiba mataku menangkap sesuatu yang di letakan di atas meja di samping tempat tidurku.
Satu pucuk surat dengan satu tangkai bunga mawar merah di atasnya.
*To Aleta.
Terimakasih atas malam yang indah dan terimakasih sudah mau menjadi istriku.
Aleta,
Maaf juga soal semalam, aku benar-benar tidak tau jika aku adalah yang pertama.
Sekali lagi terimakasih.
I love you..
Arga*.
Tidak terasa aku tersenyum setelah membaca surat yang begitu manis yang Arga tulis untukku dan bayangan semalam tiba-tiba melintas di ingatan ku, aku pun langsung memukul pelan kepalaku yang entah kenapa mendadak mesum seperti ini.
Saat keluar kamar, entah kenapa ada perbedaan takut dan malu saat bertemu ayah dan ibu, takut jika ayah akan marah jika tau aku sudah tidak suci lagi setelah apa yang Arga lakukan semalam, dan mau karena langkah kaki ku yang terlihat aneh saat berjalan karena rasa tidak nyaman di bawah ku.
Seribu kali aku berusaha bersikap biasa saja tetap saja tidak bisa, bahkan aku hampir tersedak saat ibu memanggilku.
"Ya tuhan Aleta, maafkan ibu, apa ibu membuatmu kaget?"
Aku menggeleng sambil mengelap tetesan air di dagu ku.
"Aleta, apa setelah ini roh Arga akan melepaskan kita?" tanya ayah dan aku tidak tau jawabannya, karena Arga sama sekali tidak membahas itu semalam.
"Aleta tidak tau yah, tapi semoga semuanya akan kembali baik-baik saja dan Arga mau memaafkan kita," ucap ku sebelum pergi untuk kuliah dan di perjalanan aku tidak sengaja melihat beberapa orang seperti sedang bertanya pada orang-orang yang sedang berjalan sambil menunjukkan sebuah foto dan tibalah aku yang mendapatkan giliran.
"Permisi nona, apa nona pernah melihat orang ini?" tanya orang itu sambil menunjukkan foto yang sudah pasti aku mengenali nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Arga Gumilar
ahahaha arga
2022-10-07
0
Dian Tri Utami
mau lah kalo hantunya kaya Arga 🤣🤣🤣
2022-09-24
0