Setelah mendengar suara azan subuh aku langsung keluar kamar, sumpah malam ini aku tidak tidur sedikitpun. orang yang pertama aku cari adalah ibu, aku ingin menggadu pada mereka tentang kejadian tadi malam yang aku alami.
"ibu," panggil ku.
"ada apa nak? tumben jam segini sudah bangun?" tanya ibu heran karena biasanya aku bangun pukul 06:00 pagi tapi hari ini aku sudah bagun jam 03: 30.
"Aleta tidak bisa tidur buk, semalam kamar Aleta serem kaya ada orang yang manggil-manggil nama Leta, tapi gak ada siapa-siapa di sana."
"Kamu mimpi kali?" saut ibu sambil mematikan keran air setelah selesai mencuci piring dan sekarang berdiri menghadap ke arah ku.
"Leta gak mimpi buk, masa gak tidur kok mimpi."
"Mungkin kamu cuma berhalusinasi, kamu belum terbiasa dengan kondisi kamar kamu yang baru, itu aja."
Setelah aku pikir ucapan ibu ada benarnya juga ya, aku mungkin saja berhalusinasi jadi seolah-olah mendengar ada orang yang memanggil lalu memelukku semalam. Entahlah?
Tapi saat aku bicara dengan ibu, dia sangat terlihat gugup seperti sedang menyembunyikan sesuatu. aku tidak tau, itu hanya pikiran ku saja.
"Tapi salam benar-benar seperti nyata ibu, orang itu memanggil nama Aleta dan mengatakan jika dia kedinginan_" Aleta tadinya mau mengatakan jika ada orang yang memeluk nya dari belakang, tapi Aleta mengurungkan niatnya karena dia malu, jadi dia tidak melanjutkan ceritanya dan malah kembali masuk kedalam kamar dan berbaring di sana hingga tidak terasa tertidur hingga dia di buat kaget dengan suara alarm dan langsung bergegas untuk ke kamar mandi karena takut terlambat.
setelah sekitar setengah jam bersiap-siap Aleta sekarang sudah dalam perjalanan menuju kampus, meskipun kampusnya tidak terlalu jauh dari rumah tapi Aleta harus berjalan sedikit lebih cepat karena jam sudah menunjukkan pukul 07:40 yang artinya dia hanya punya waktu 10 menit lagi untuk sampai di kampus.
"Akhirnya" syukur Aleta setengah kakinya sudah menginjak rumput yang tumbuh di halaman kampusnya.
"Aleta, " panggil Levi sambil melambaikan tangannya ke arah Aleta yang sedang berdiri di taman.
"Aleta, keanpa terlambat?" tanya Levi sambil menyenggol bahu Aleta.
Aleta hanya bisa menarik nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Semalam aku tidak bisa tidur gara-gara ada hal aneh yang terjadi di rumah dan baru tidur pas denger azan subuh. Eeh malah kebablasan."
Mendengar penjelasan Aleta, Levi hanya bisa terkekeh geli bagaimana Aleta yang terkenal pemberani yang katanya tidak takut setan malah tidak bisa tidur semalaman. "katanya gak takut hantu, tapi kok takut." sabung Levi sambil sedikit meledak Aleta.
Selama ini Aleta menang sering mengatakan jika dia tidak percaya dengan yang namanya hantu. Tapi semalam dia tidak bisa tidur hanya karena ketakutan yang di sebabkan oleh hantu tampan yang bernama Kim Arga.
Setelah mata pelajaran selesai Aleta akhirnya pulang meskipun sebenarnya dia sangat malas di rumah atau bisa di bilang dia menjadi takut karena kejadian semalam, tapi jika bukan ke rumah kemana dia harus pergi jadi mau tidak mau dia harus tetap pulang.
sesampainya di rumah Aleta tidak sengaja ketiduran padahal dia belum mandi dan juga makan, Aleta tidur cukup lama sampai saat bangun kepalanya jadi sedikit pusing.
Tanpa menunggu lama dan banyak alasan akhirnya Aleta bangun untuk segera mandi dan bergegas berangkat kuliah. tapi ketika hendak memakai baju Aleta merasakan jika seseorang baru saja menyentuh bokong nya pelan, Aleta berbalik untuk melihat siapa yang tidak sopan masuk kamarnya dan dengan beraninya menyentuh tubuhnya. tapi lagi-lagi tidak ada siapa-siapa di dalam kamar selain dirinya. lagi-lagi Aleta berusaha berpikir positif dengan bicara pada dirinya sendiri jika itu hanya halusinasi nya saja yang memang kurang tidur.
Tapi lagi-lagi sebuah sentuhan terasa di bagian belakang tubuhnya bahkan kali ini bukan lagi sentuhan, melainkan sebuah remasan di bokong Aleta.
Aleta kembali bercerita pada ayah dan ibunya tapi respon merka sama saja yang mengatakan jika Aleta berhalusinasi, mereka juga melarang Aleta untuk menceritakan hal tersebut pada orang lain dan melupakan apa yang terjadi. Tapi mimik wajah ayah dan ibunya terlihat gugup saat bicara dengan Aleta, terutama saat membahas masalah hal aneh yang dia alami.
Aleta pov.
Dari malam itu aku memutuskan untuk mencari tau, apa yang sebenarnya terjadi hingga ayah dan ibu bersikap aneh, terutama sikap ayah yang seperti sangat ketakutan dan sering terlihat cemas ketika aku ajak bicara soal kejadian-kejadian aneh yang menimpa ku.
Karena sudah beberapa malam aku kurang tidur, akibat kejadian demi kejadian yang terjadi di rumah serta rasa lelah yang amat sangat dan kantuk yang mulai melanda akhirnya aku tidur dan baru bangun ketika hari sudah siang, aku tidak ke kampus, ayah juga sepertinya tidak bekerja, karena samar-samar aku mendengar jika ibu dan ayah sedang berdebat di dapur, karena penasaran akhirnya aku berjalan perlahan lalu bersembunyi di samping kulkas agar bisa mendengarkan apa yang sedang mereka perdebatan.
"Ayah, ibu mohon. Tolong bersikap tenang agar Aleta tidak curiga pada kita, dan tau kalau yang selalu meneror nya adalah hantu dari orang yang ayah tabrak dan jasadnya kita kubur di rumah." dengan jelas aku bisa mendengar apa yang baru saja ibu katakan, bak di sambar petir di siang hari, aku sampai lemas dan hampir pingsan karenanya, tapi sekuat tenaga aku mencoba tegar, agar tau apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mereka sembunyikan dari ku.
"Ayah, ibu. Apa itu benar?" akhirnya aku keluar dari tempat ku bersembunyi dan itu membuat ayah dan ibu kaget.
"Aleta, ayah dan Ibu bisa menjelaskan semuanya."
Ayah mencoba untuk menenangkan ku yang mulai menangis karena tidak percaya bahwa ayah telah menabrak seseorang dan menguburkan mayatnya di sini, di dalam rumah kami.
"Aleta, ayah mohon berhenti menangis." pinta ayah sambil mengelus punggungku.
"Itu kecelakaan nak, ayah tidak ada niat membunuh orang itu." sesalnya sambil terus mencoba menenangkan ku.
"Tapi dia meninggal yah, dan kenapa kalian tidak melaporkannya pada polisi dan malah menguburkan nya di sini, di dalam rumah kita?" tanya ku tidak percaya.
"Di mana kalian menguburkan orang itu?" aku bertanya sambil sedikit berteriak, untuk memastikan jika jawaban yang mereka berikan tidak sesuai dengan yang aku pikirkan dan berkaitan dengan hal-hal aneh di kamar ku.
"Aleta maaf," sesal ibu sambil meraih tangan ku.
"Di mana ibu?" aku bertanya lagi, sambil menggoyangkan tubuh ibu karena tidak sabar mendengar jawabannya.
"Di bawah kasur mu," jawaban singkat ibu yang hampir membuatku jatuh pingsan, sekarang aku paham kenapa beberapa hari ini aku takut saat melihat motor ayah dan juga merasa kamar ku sangat menyeramkan.
Aku tidak percaya ternyata dugaan ku benar, ayah menguburkan nya di sana, di kamar ku.
"Sayang, kamu tidak mengerti. Kenapa kami melakukan ini." ibu masih mencoba membela diri atas perbuatan mereka.
"Tapi kenapa? kenapa tidak melaporkan nya pada polisi? dia pasti punya keluarga yang sedang mencarinya saat ini."
"Mereka tidak akan tau jika kamu tetap diam Aleta!" bentak ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Dian Tri Utami
aku pun takut kalo d bawah tempat tidur ku ada kuburan
2022-09-24
0