Setelah merasa puas, Farhan membaringkan tubuhnya di samping Shanti. Tanpa rasa bersalah sedikitpun ia menoleh kearah Shanti yang berbaring membelakanginya.
"Ternyata setelah sekian lama tidak di sentuh punya mu enak banget yah."
Shanti mengeratkan giginya mendengar perkataan jijik yang Farhan lontarkan kepada nya.
Farhan kembali bangkit dan memegang lengan Shanti dari belakang, Menurunkan kain yang menutupi pundaknya kemudian menci'umnya berkali-kali.
"Jika saja kamu mau mengimbangi permainan ku pasti rasanya akan lebih enak,"
"Lepasin Mas! Kamu benar-benar menjijikkan!" triak Shanti sembari menepis tangan Farhan.
Kini mereka duduk saling berhadapan dengan kekesalan di hati masing-masing.
Farhan yang merasa kesal atas ucapan Shanti, Sementara Shanti merasa kesal dengan sikap suaminya itu.
"Apa kamu bilang, Aku menjijikkan?"
"Ya! Mas benar-benar menjijikkan, Apa begitu cara memperlakukan seorang istri?!"
"Lalu seperti apa hah! Katakan pada ku bagaimana cara Farzan menyentuh mu?!"
Seketika Shanti langsung terdiam. Peristiwa satu malam yang pernah ia lakukan bersama Farzan membuat dirinya begitu merasa berdosa dan tak bisa lagi melawan perkataan suaminya.
"Maafkan Aku Mas, Aku tidak bermaksud mengatakan itu." Shanti bangkit dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Aku harus memasak, Sebentar lagi Fakhri pulang," ucap Shanti yang kemudian pergi ke dapur.
Farhan yang melihat perubahan sikap Shanti yang tiba-tiba semakin merasa curiga jika Shanti dan Farzan memiliki hubungan spesial melebihi hubungan antara kakak dan adik iparnya.
"Bagaimana jika Shanti dan Farzan benar-benar memiliki hubungan?" batin Farhan menjadi resah.
Farhan yang selama ini mengira Shanti tidak akan pernah macam-macam sehingga ia merasa tenang dan bebas melakukan apapun bahkan selingkuh dan menikah lagi menjadi begitu takut akan kehilangan istrinya itu.
Sementara di dapur, Shanti terus menangis sesenggukan mengingat perlakuan kasar Farhan. Namun ia juga tidak bisa melawan mengingat cinta satu malam yang pernah ia lakukan dengan Farzan.
Shanti yang tidak tau Farhan telah mengkhianatinya dan menikah lagi, Membuat hatinya terus merasa bersalah karena telah menodai pernikahannya.
"Shanti..."
Shanti langsung mengusap air matanya tanpa menoleh ke belakang untuk melihat Farhan yang memanggilnya.
Menyadari Shanti yang merajuk padanya, Farhan mendekati Shanti dan memeluknya dari belakang.
"Maafkan Aku jika sikap ku menyakiti mu,"
"Tidak papa," ucap Shanti menjauh dari Farhan.
"Kamu masih marah?"
"Tidak, Pergilah jemput Fakhri, Sebentar lagi Fakhri pulang."
Shanti berusaha tenang meskipun hatinya begitu terluka.
"Baiklah, Aku mandi dulu."
Setelah melihat Farhan pergi Shanti mengepalkan tangannya.
Ia benar-benar merasa benci dengan keadaannya. Seandainya saja dia tidak pernah melakukan hubungan satu malam dengan Farzan tentu ia bisa memprotes apa yang Farhan lakukan padanya.
Di dalam kamar mandi, Farhan menyalakan ponselnya yang sejak kemarin ia matikan.
Setelah layar ponselnya menyala, Begitu banyak panggilan telepon dan pesan dari Ajeng. Bahkan belum sempat ia membaca pesan itu panggilan telepon dari Ajeng kembali masuk ke nomernya.
Farhan pun tidak ada pilihan lain lagi selain mengangkatnya.
"Hallo..."
"Abang! Abang kemana saja, Kenapa sejak kemarin ponsel Abang mati, Abang bilang cuma pergi satu malam tapi kenapa sampai sekarang belum pulang, Dan tahukah Abang jika perhiasan ku hilang?" Ajeng terus mengomel tanpa henti sehingga Farhan menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.
"Abang...! Abang...!" Ajeng kembali berteriak ketika ocehannya tidak ada satupun yang di jawab oleh Farhan.
"E... Ya Sayang."
"Kenapa diam saja?!"
"Sayang bagaimana Abang akan menjawab, Kamu terus bicara tanpa henti."
"Ya baiklah, Katakan sekarang Abang dimana, Kenapa belum pulang juga?"
"A-e... Maafkan Abang sayang, Saudara Abang tengah sakit jadi Abang hak enak kalau langsung pulang."
"Sakit!? Terus bagaimana uang yang Abang janjikan jika Dia sakit?'
"Itu dia Sayang, Masa saudara tengah sakit Abang malah nagih uang, Kesannya Abang tidak berkeperimanusiaan dong."
"Iya juga,"
"Iyalah Sayang, Mas kan paling..."
"Mas?"
"A-e... Maksudnya Abang kan orangnya paling tidak tegaan."
"Abang tidak sedang macam-macam kan? Abang tidak sedang menipu ku? Kenapa tiba-tiba Abang sebut Mas?"
"H-hanya salah ucap saja Sayang, Tadi adik ku menelpon."
"Kapan Adik Abang menelpon, Bukankah ponsel Abang baru Aktif?"
Farhan merasa buntu, Tak tahu lagi alasan apa yang akan ia berikan.
"Abang! Apa jangan-jangan Abang tengah pulang ke rumah istri Abang?"
"A-a-apa yang kamu katakan Sayang?"
"Abang, Perhiasan ku hilang, Dan sejak kemarin Abang tidak bisa di hubungi, Lalu sekarang Abang menyebut diri Abang dengan kata-kata Mas? Abang pasti tengah bersama Istri tua Abang kan? Ngaku Bang!!!"
"A-a-apa hubungannya perhiasan mu hilang dan Abang pulang ke rumah Shanti?"
"Jangan sebut namanya di depan ku!" triak Ajeng.
"Aku tidak bodoh sepertinya Bang, Kamu pasti yang mencuri perhiasan ku untuk pulang menemuinya kan?!"
Farhan terdiam bingung memikirkan alasan apa yang harus ia berikan agar Ajeng percaya dengan nya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mommy El
konangan wes awakmu Farhan . kebohongan mu akan segera diketahui Shanti.
Eh kak author btw ndi visual e para tokoh²nya?
2022-10-10
1
Erna Yuni Afsari
udah tukang selingkuh ...maling lg...lengkap
2022-10-10
0
Umi Tum
mudah2an santi dengar kalau farhan lagi telpon2an sama ajeng , biar santi nggak merasa ber salah dan tahu kalau farhan membohongi santi selama ini..........
2022-10-09
2