"Jika sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan kamu boleh keluar," ucap Shanti yang merasa terusik dengan apa yang Farzan tanyakan.
"Apa Mbak Shanti belum sepenuhnya memaafkan ku?"
"Ini tidak ada hubungannya, Keluarlah Aku tidak ingin menjadi fitnah."
"Tidak akan menjadi fitnah karena yang terjadi adalah kenyataan."
Mendengar jawaban Farzan, Shanti begitu terkejut.
"Apa yang coba kamu ingin katakan Farzan?!"
"Maaf Mbak Aku tidak bisa menahan diri lagi."
Shanti semakin bingung dengan apa yang Farzan katakan. Terlebih sikap dan raut wajah Farzan yang berubah menjadi begitu serius.
"Aku tidak bisa terus bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara kita!"
Shanti langsung memutar tubuhnya membelakangi Farzan. Ia sendiri pun berusaha keras untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa antara dirinya dan adik iparnya karena tidak ingin menghianati pernikahannya.
"Kamu tetap harus bersikap seolah tak terjadi apa-apa, Karena memang yang terjadi adalah kesalahan, Jadi lupakan dan jangan pernah membahasnya lagi," ucap Shanti berusaha tenang.
"Apa Mbak Shanti sudah melupakannya?"
Shanti terdiam, Sebagai wanita normal dan dalam kesepiannya Shanti seringkali mengingat malam itu, Bahkan tak jarang membuat tubuhnya terbakar gair'ah. Namun ia tidak ingin menuruti hawa nafsunya hingga berselingkuh dari suaminya.
"Mbak tidak bisa melupakannya kan?"
"Farzan cukup, Ingat batasan mu, Kamu adalah adik suami ku, Jadi bersikaplah layaknya seorang adik ipar kepada kakak iparnya."
"Mbak Aku..."
"Keluarlah Farzan!" Shanti mendorong tubuh Farzan hingga keluar dari rumahnya. Ia menutup pintu rapat-rapat dan menyandarkan tubuhnya di belakang pintu. Ia kembali mengingat pertanyaan Farzan tentang suaminya. Shanti yang semula tidak pernah mengkhawatirkan tentang kesetiaan suaminya kini seolah terusik dengan kemungkinan itu.
"Kenapa hatiku menjadi resah seperti ini?" batin Shanti yang kemudian melangkah mengambil ponselnya. Ia yang sebelumnya tidak pernah terlebih dahulu menghubungi suaminya, Kini ia lakukan agar hatinya merasa tenang. Namun panggilan teleponnya tidak tidak tersambung.
"Kenapa sibuk terus? Sebenarnya Shanti sedang menelpon siapa," ucap Farhan yang juga tengah menghubungi Shanti.
Karena sama-sama turus saling menghubungi, Telpon keduanya pun tidak bisa terhubung.
"Argh menyebalkan sekali, Sebenarnya apa yang dia lakukan," ucapnya kesal.
Shanti yang juga tidak bisa menghubungi Farhan merasa kecewa dan kembali meletakkan ponselnya.
"Apa benar yang dikatakan Farzan?" batin Shanti yang kemudian membuang jauh-jauh pikiran buruknya dan pergi ke dapur.
Sementara Farhan yang belum menyerah kembali menghubungi Shanti. Ia merasa lega mendengar panggilannya kini tak lagi bernada sibuk. Namun lagi-lagi Shanti tidak mengangkat telepon darinya sehingga ia semakin merasa kesal.
"Apa Farzan benar-benar serius dengan ucapannya, Apa mungkin mereka berselingkuh?"
"Siapa yang berselingkuh?" tanya Ajeng yang mendengar ucapan Farhan.
"A-e... E.. Ini, Temen Abang." saut Farhan seadanya.
"Abang sedang tidak berbohong kan? Aku tidak ingin ada kebohongan lagi Bang, Cukup Abang membohongi ku dengan status Abang yang sudah beristri!"
Farhan terkesiap melihat Ajeng. Kebohongan tentang statusnya yang telah beristri memang sudah terbongkar ketika mereka mengurus syarat-syarat pernikahan. Namun persiapan yang hampir seratus persen rampung, Kata-kata manis Farhan dan di tambah Ajeng yang sudah terlanjur cinta membuatnya terus melanjutkan pernikahannya.
"Sayang kenapa kamu mengungkitnya lagi, Bukankah sudah Abang jelaskan semuanya bagaimana sifat istri ku sehingga Aku tidak tahan dengan nya?"
"Lalu kenapa Abang masih menyebutnya istri? Dan kenapa juga sampai sekarang Abang masih tidak mau menceraikannya, Bukankah Abang sudah berjanji setelah kita menikah Abang akan menceraikannya?"
"Sayang... Pernikahan kita belum genap satu bulan, Dan Aku juga masih banyak pekerjaan di sini, Lagipula apa yang kamu khawatirkan bukankah setiap hari Aku bersama mu, Dan dia tinggal jauh dari kita?"
"Tetap saja, Aku tidak akan tenang sebelum Abang menceraikannya!" dengan kesal Ajeng meninggalkan Farhan. Namun baru beberapa langkah, Ajeng kembali menoleh ke belakang.
"Satu lagi, Segera pesan tiket bulan madu kita atau Aku akan kembali ke rumah orang tua ku!" setelah mengatakan itu, Ajeng masuk ke kamarnya dan membanting pintu kuat-kuat.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Monica
bini muda bnyk maunya to...piye sirahmu mumet po gk..rasah ngeles..mesti mumet..fenomena yg ada di lingkunganku..punya istri tua..cantik alami bukan krna make up...baik..tutur katanya lembut...attitude bagus juga kalau beliau tersenyum..nyesss..adem yg lihat..istri ke 2..cantik krna ya hasil dempulan..nuntut hrus punya ini..itu..diturutin sama lakinya..istri ke 1..cuma diam dan senyum saja..yg istri ke 2 bnyk tingkah n maunya..eehh..tiba giliran sakit sampek meninggoy lha kok ke istri ke 1..yg sdh disakiti jiwa dan raganya..gregetan aq😡😡..blm juga ada 100 hari si laki meninggoy..istri ke 2..sdh membuat 1 klg tercerai berai...miris..dan semua harta benda dibawa ke rmh lakinya yg bru🤧🤧🤧...aahhh...mumet my sirah...ben lah..bejo ciloko disonggo dewe..nandur ngunduh ...mbuh suk kpn² ne...
2022-10-04
2
Ika Riana
semangat up nya kk author😍
2022-10-04
1
Nenkz Siska Tea
pusingkan ngadepin istri muda yg banyak maunya😏
2022-10-04
1