Farzan terus melum'at bibir Shanti dan mulai menggerayangi tubuhnya. Rasa dingin yang semula ia rasakan berubah menjadi panas meskipun baju mereka masih basah menempel di tubuhnya.
Tangan Farzan yang terus menjamah setiap jengkal tubuh Shanti, Membuat tubuh Shanti kembali bereaksi, Tubuhnya mulai menggeliat, Bahkan desah'an lirih, Samar-samar dapat Farzan dengar.
"Aaahhh..." des'ah Shanti dengan mata yang masih terpejam.
Entah sadar atau tidak, Shanti terlihat begitu menikmati sentuhan sang adik ipar.
Farzan yang melihat itu semakin berani menurunkan sapuan bibirnya ke leher Shanti dengan tangan yang terus aktif membuka satu persatu kancing baju yang Shanti kenakan.
Melihat dua bukit yang masih dalam penyangganya Farzan membuka penyangga itu dan mere'mas salah satu bukit itu, sementara yang satunya ia lahap bagaikan bayi yang kelaparan.
"Ssshhhhh Akhhhhh...." Shanti semakin meliak liukan tubuhnya sembari mere'mas rambut Farzan dengan kedua tangannya.
Farzan yang merasa mendapat balasan yang sama atas apa yang ia lakukan, Semakin menurunkan kecupannya hingga berhenti di bagian inti nya.
Farzan pun berdiri dengan kedua lututnya untuk melucuti pakaiannya sendiri kemudian kembali menghangatkan tubuh sang kakak ipar yang masih terus memejamkan matanya.
Tanpa bicara satu katapun, Farzan melakukan penyatuan mereka hingga membuat Shanti memekik lirih dan membuka kedua matanya seolah baru tersadar dengan apa yang tengah terjadi.
"Farzan!" Shanti membulatkan kedua matanya melihat sang adik ipar yang mulai menaik turunkan pinggulnya.
"Mbak Shanti!" Farzan pun cukup terkejut melihat Shanti yang sudah tersadar sepenuhnya. Namun karena merasa sudah kepalang tanggung, Farzan terus melanjutkan hentaknya seraya meminta maaf kepada istri dari Kakak nya itu.
"Maafkan Aku Mbak..." ucap Farzan dengan nafas yang semakin memburu.
"Farzan... Akhhhhh... Lep... Asss... Akhhhhh..." bibir Shanti mencoba menolak apa yang adik iparnya lakukan. Namun tubuhnya meresponnya lain. Tubuhnya tidak dapat memungkiri jika permainan Farzan begitu nikmat ia rasakan. Lebih nikmat dari yang pernah ia rasakan bersama sang suami meskipun pernikahan mereka hampir sepuluh tahun berjalan.
Tidak cukup dengan satu posisi, Farzan melakukan berbagai macam gaya hingga membuat Shanti terus mengerang nikmat dan melupakan statusnya sebagai wanita yang sudah bersuami.
Hingga pagi menjelang akhirnya keduanya tumbang dengan tubuh saling berpelukan merasakan kehangatan tubuh satu sama lain.
•••
Shanti terlahir dari keluarga sederhana yang memiliki suami dari keluarga yang jauh dari kata mampu. Jangankan memiliki harta benda yang mewah, Sekedar perabot rumah seperti lemari, sofa barang elektronik dan berbagai macam kelengkapan rumah, Tidak satupun ia miliki, Bahkan tempat tidur satu-satunya yang menjadi tempat istirahat mereka, Hanya bekas dari seseorang yang sudah tak terpakai.
Bukan itu saja, Selain tidak mencukupi kebutuhan keluarga, Farhan juga tidak mampu memberikan nafkah batin kepada Shanti karena kesibukannya yang selalu kerja di luar kota. Dan saat di rumah pun ia masih tidak mampu memberikannya dengan alasan lelah dan berbagai macam alasan yang lainnya.
Sebagai seorang istri Shanti bukan hanya merasa kesepian akan kasih sayang dari seorang suami, Tapi ia juga harus berpikir keras bagaimana cara agar memiliki penghasilan sendiri hingga siang malam ia bekerja sebagai penjahit di konveksi dekat rumahnya. Suaminya yang hanya memiliki gaji tak seberapa tidak pernah mau tau meskipun uang yang ia berikan kepada istrinya telah habis dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Namun meskipun lahir dan batinnya tidak terpenuhi, Shanti masih terus bersabar dan bertahan mendampingi sang suami.
Hingga peristiwa malam itu terjadi, Shanti masih merasa sangat berdosa dan bersalah kepada sang suami hingga ia tak mau lagi berbicara dengan Farzan Meskipun sebenarnya ia begitu membutuhkan bantuannya.
"Mbak... Berhenti...!" ucap Farzan menghentikan Shanti yang baru mengantar Fakhri ke sekolah dengan berjalan kaki.
"Sampai kapan Mbak Shanti tidak mau bicara dengan ku? Ini sudah hampir tiga minggu Mbak!"
Shanti hanya menarik nafas dalam-dalam mengingat dosa satu malam itu.
"Mbak..."
Tanpa mengatakan apapun, Shanti tak mempedulikan pertanyaan Farzan dan kembali melangkah meninggalkan adik iparnya itu.
Farzan bukanya tidak merasa bersalah kepada kakaknya. Namun perasaannya kepada Shanti sejak malam itu tak dapat ia kendalikan hingga ia terus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Shanti yang kini seperti orang asing.
Bersambung...
📌 Buat yang nungguin "Menikahi Ayah Pelakor" di Up ntar malam yah, Insya Allah kalau gak ada halangan dan rintangan 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ita rahmawati
yg haram tuh emg ktany lebih terasa nikmat,,krn ad cmpur tangan setan 🤭🤭🤭😁😁🙏🙏
2022-12-19
0
Siti Aisah
jangan swami Shanti jg punya bini di rantauan
2022-10-09
2
anita
seru kali nanti
2022-09-30
0