Fakhri berlari mendekati Shanti dan mempertanyakan apa yang terjadi.
Shanti yang tidak mau membuat Fakhri takut segera beranjak bangun dan mengatakan jika hanya terjatuh sehingga ia menangis.
"Tapi tadi Fakhri denger suara Bapak marah?" tanya Fakhri yang masih tidak percaya.
Shanti menatap Farhan kesal. Namun ia terus menahan amarahnya di depan Fakhri dan menyuruh Farzan untuk mengajak Fakhri bermain di luar.
Setelah melihat Farzan dan Fakhri keluar, Shanti melihat kesana-kemari mencari ponsel Farhan yang di lempar. Ia masih berharap ponsel itu tidak rusak sehingga ia mengetahui apa sebenarnya yang membuat Farhan begitu marah sehingga memilih melemparkan ponselnya.
Mengetahui apa yang Shanti cari, Farhan ikut mencari keberadaan ponselnya. Hingga kedua mata Shanti dan Farhan sama-sama melihat apa yang mereka cari, Secara bersamaan mereka berlari mengambil ponsel tersebut.
"Ponselku," ucap Farhan yang kalah cepat dari Shanti. Namun sangat di sayangkan touch screen yang retak sebegitu parahnya membuat ponsel tidak bisa dinyalakan kembali.
Melihat hal itu Farhan bernafas lega dan tersenyum seolah mengejek Shanti.
"Sebenarnya apa yang Mas sembunyikan! Jika dugaan ku salah kenapa Mas lebih memilih menghancurkan ponsel ini?"
"Karena kamu terlalu lancang dan pembangkang!"
"Cuma karena Aku meminta penjelasan, Mas bilang Aku pembangkang? Coba katakan, Kapan Aku tidak mematuhi keinginan Mas dan melawan apa yang Mas ucapkan?"
"Apa kamu sudah pikun sehingga baru kemarin pagi kamu sudah melupakannya?"
Shanti terdiam bingung mencoba memahami apa yang coba Farhan katakan.
"Biar ku ingatkan. Kamu menolak ku Shanti! Dan kamu juga tidak mau melayani ku ketika Aku memaksa mu!"
Mendengar itu Shanti tersenyum getir. Hanya karena ia menolaknya sekali dan tidak mau melayani karena sikap brutal Farhan membuat Farhan menganggap dirinya sebagai istri pembangkang. Sedangkan bertahun-tahun ketaatan dan kemandiriannya membantu sang suami mencukupi kebutuhan rumah tangganya seolah tak terlihat dan tak ada artinya sama sekali.
"Baiklah, Ceraikan Aku," ucap Shanti datar.
Farhan yang tidak mengira sama sekali jika kata-kata itu akan keluar dari bibir Shanti mencoba mempertanyakan kembali dengan apa yang ia dengar.
"A-a-apa kamu bilang?!"
"Ceraikan Aku Mas, Aku sudah tidak tahan lagi dengan pernikahan seperti ini."
"Aku tidak akan pernah menceraikan mu Shanti." Farhan sedikit melunakkan suaranya dan memegang kedua bahu Shanti untuk membujuknya.
"Shanti percayalah padaku, Tidak ada wanita lain apa lagi istri lain. Aku hanya mencintai mu Shanti."
"Hanya orang bodoh yang mempercayai ucapan mu Mas!" Shanti melepaskan kedua tangan Farhan dan melangkah ke kamar. Farhan yang masih tidak terima mengejar Shanti dan menarik tangannya dengan kasar.
"Jangan memaksa ku untuk bersikap kasar pada mu Shanti!"
"Bukankah sejak tadi Mas sudah bersikap kasar pada ku, Lalu kenapa Mas tidak mau menceraikan ku?!"
"Shanti berhenti lah meminta cerai, Karena Aku tidak akan menceraikan mu!"
"Mau ataupun tidak mau, Kita akan bercerai." Shanti menuju lemari pakaiannya mencari buku nikah mereka. Melihat itu Farhan kembali tersulut emosi dan menarik tangan Shanti kemudian mendorongnya ke kasur.
"Aowhhh." ringis Shanti memegangi sikunya.
"Kamu memang suka sekali di hajar Shanti! Baiklah nikmati saja!"
Farhan kembali memaksakan kehendaknya dengan menekan kedua pergelangan tangan Shanti. Namun Shanti yang merasa sudah muak meludahi wajah Farhan yang ingin menci'um nya.
"Cuiiih..."
Merasa tidak terima dengan apa yang Shanti lakukan, Farhan langsung menampar kedua pipi Shanti secara bergantian.
"Plakkk... Plakkk..."
"Berrrani sekali kau Shanti!"
"Kamu pantas mendapatkannya Mas!" triak Shanti yang masih terus mencoba melawan perlakuan kasar suaminya.
"Kau memang benar-benar istri durhaka Shanti, Maka keputusan ku menikah lagi tidak lah salah!"
Mendengar itu Shanti berhenti memberontak.
Sementara Farhan yang melihat reaksi Shanti menjadi salah tingkah karena apa yang baru saja terucap dari bibirnya keluar begitu saja tanpa niat di hatinya.
"Sekarang Mas mengakuinya?" tanya Shanti tersenyum smirk.
Farhan hanya terdiam menatap Shanti dan tidak bisa memberi alasan apapun lagi.
"Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bercerai karena pernikahan kita sudah tidak sehat." ujar Shanti sembari mendorong tubuh Farhan sekuat tenaga.
Shanti kembali menuju lemari untuk mengambil buku nikah yang belum berhasil ia ambil. Namun lagi-lagi Farhan kembali menghentikan Shanti dan merebut buku nikah tersebut.
"Sudah ku katakan Shanti, Aku tidak akan pernah menceraikan mu!"
"Dengan adanya buku itu ataupun tidak, Aku akan tetap menggugat cerai diri mu Mas!" Shanti mendorong tubuh Farhan dari hadapannya dan keluar meninggalkan rumah dengan hanya menenteng tas kecilnya dimana ia menyimpan uangnya.
Farhan yang merasa sudah kehilangan akal hanya bisa berteriak dan membanting barang-barang yang ada di dekatnya.
"Kacau semuanya!" ucapanya frustrasi.
Bersambung...
📌 Hadeuhh Update dari kemarin gak di ACC-ACC 🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
अयुनिंद्य
bagus Shanti cepet urus perceraianmu.. aku siap kok jadi saksinya 😂
2022-10-23
2
Umi Tum
baru tau rasa si farhan.... lanjut....
2022-10-17
0
Monica
modaro kono...lanangan ra mutu
2022-10-17
0