TR 10

Setelah kedua orang tua Adam mendapat kabar putranya tiada, Mariam sama sekali belum sadar dari pingsannya dan langsung di larikan ke rumah sakit dan diagnosa dari Dokter adalah Ibunya Adam mengalami Stroke namun karna tidak segera di tangani membuat Mariam mengalami koma, penjelasan dokter pada Dion.

"Tuan nyonya Mariam mengalami penyakit stroke  namun karan tidak sempat mengantarnya ke rumah sakit nyonya mengalami koma."

Penyakit stroke akan mengganggu suplai darah ke otak. Akibatnya, otak akan kekurangan darah. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuluh darah tersumbat atau bahkan pecah. Bila tidak segera ditangani, penyakit ini dapat mengarah pada risiko koma.

Dan ini lah yg terjadi pada nyonya Mariam saat ini, saya harap tuan bisa menerimanya dengan lapang dada."Dion sangat hancur setelah mendengar penuturan dari dokter tadi setelah musibah putranya yg tiada karna bunuh diri dan sekarang ia di hadapi oleh masalah yg berat lagi istri tercintanya kini harus mengalami Stroke dan sedang dalam masa kritis  antara hidup atau mati yg membuat ia semakin terpukul dan malah menyalahkan dirinya karan tak bisa melindungi putra dan istrinya.

Di tempat mobil Adam terbakar di sana di taruh bunga sebagai bentur duka cita atas kepergian Adam Jons. Selama Dion tak di rumah tanpa ia ketahui sebuah rumor tersebar di sana, mereka mengira bahwa kematian Adam pasti ini semua ulah Fitri dan Abel , mereka mendapat informasi dari seorang tukang kebun yg sempat mendengar pembicaraan Abel dan Fitri di mobil.

Dan seorang kepala pelayan wanita yg merupakan suruhan Fitri untuk memantau gerak-gerik di rumah itu mendatanginya ke rumahnya "Apa kamu bilang, ada yg mendengar pembicaraan kami." Abel menatap pembantu itu "Aku mau kamu buat tukang kebun itu di pecat atau di penuh , yg penting tentang masalah Rumor ini jangan samapi tersebar keluar. Untuk maslah uang... "

Abel mengeluarkan sebuah amplop yg tebal, wanita itu tersenyum dan mengangguk ia mengambil amplop itu lalu membukanya dan di hitung pelan-pelan ia tersenyum "Tenang saja saya akan membuat orang itu mati." Abel tersenyum begitu juga dengan Fitri "Kami tunggu kabar baik dari mu."

Wanita itu pun segera pergi, dan setelah hari itu seorang tukang kebun di rumah keluarga Jons di temukan bunuh diri di belakang rumah dengan meminum racun dan motifnya juga masih di selidiki polisi.

Setelah kematian Adam Hotel Askara grup mulai mengalami masalah internal sedangkan Dion tak berpindah dari tempatnya ia terus menemani istrinya di ruang rawatnya, dan orang yg selalu menemaninya adalah Fitri Enjelista, dan tak terasa sudah dua bulan setelah kepergian anaknya , Fitri mendekat lalu memegang bahu Calon Ayah mertuanya itu

"Pa ayo makan, papa sudah selama dua minggu ini tidak makan dengan benar, papa juga harus memikirkan kesehatan papa." Dion memegang tangan Calon menantunya itu "Nak, Papa senang kamu masih mau memperhatikan papa, menemani papa ketika sedih begini mungkin jika Adam lihat kamu dari atas sana ia pasti bangga padamu,  papa harap kamu harus segera mencari peria baru yg bisa menjaga mu dan menemani mu dan ikhlaskan saja Adam dan hiduplah bahagia."

Sudut mata Fitri mengeluarkan air mata buaya , ia bergumam dalam hati 'Sejak awal saya memang gak berharap bisa nikah sama anak bapak yg sok suci itu, untung dia sudah mati jadi aku bisa jalan bersama Abel tanpa takut cibiran dari orang-orang.'

*

*

*

*

*

Di rumah Adam tak tahan karna selama dua minggu ini yg ia lakukan hanya tidur , membaca buku masakan milik Rahel dan berolah raga di dalam rumah.

Ia ingin sekali keluar dan melihat Desa tempat Rahel ia berencana untuk diam-diam keluar dari rumah setelah dua minggu terkurung, hal pertama yg ia lakukan ialah, memastikan Rahel sudah pergi berangkat kerja ia diam diam keluar dari Rumah lalu menyusuri jalan sambil menikmati pemandangan alam sekita, setelah masuk di jalan raya ia mulai bertemu banyak pengemudi mobil dan motor yg lalu lalang hingga sampai di depan gerbang desa

"Wah ini kah Desa tempat Rahel." Adam masuk ke dalam desa tersebut lalu melihat lihat rumah warga hinga tanpa sadari ia sudah lupa arah kembali ke pintu keluar desa tersebut. Ia kebingungan dan ingin bertanya pada orang yg lewat namun malu hinga seorang gadis mengejutkan.

"Hay kakak.." Adam terkejut karna tiba-tiba seorang gadis berada di samping "Astaga Tuhan, hampir saja aku kehilangan jantung ku." Gadis itu tersenyum "Kakak ganteng, sepertinya aku belum pernah melihat kakak, apa kakak dari kota??" Adam menggeleng "Tidak, aku tinggal di luar desa, tapi gak jauh dari desa juga."

Gadis itu tersenyum "Nama kakak siapa kalok boleh tau??" Adam menjawab santai "Nama sementara ku Roy." Gadis itu yg mendengar hal itu menjadi bingung, Adam menghela napas pelan"Sekarang kamu bantu akau saja di mana jalan ke luar dari desa??" Gadis itu tersenyum "Kita kenalan dulu baru nanti aku kasih tau jalanya "

Adam yg melihat tingkah gadis sok manis itu sebenarnya sudah kesal namun berusaha tersenyum yg penting bisa kembali pulang "Siapa nama mu.." Gadis itu tersenyum "Nama aku Nabila putria, anak pengusaha kaya di desa ini." Gumam Adam dalam hati 'Siapa yg peduli tentang bapak lu , sekarang saya harus segera pulang sebelum Rahel pulang kerja, agar dia tak curiga.'

Adam yg tak sabar langsung bertanya "Jalan ke luar di mana??" Nabila menatap kesal Adam "Kak kok udah mau cepat-cepat pergi, Nemenin Nabila dulu dong." Tiba tiba terdengar suara dari jauh yg memangilnya "Nabila, ayo cepat kita pulang..." Gumam Nabila dalam hati 'itu pasti kakak yg usah selesai bawak kakak Debora jalan jalan.'

Ia pun langsung memberi arahan pada Adam lalu segera pergi lalu masuk ke dalam mobil kakaknya dan Adam tanpa pikir panjang langsung mengikuti arahnya dan benar saja ia berhasil keluar dari desa itu dan bisa samapi di rumah dengan selamat dan jam sudah menunjuk jam 4 sore, sebentar lagi Rahel akan pulang.

Sedangkan di Rumah Tuanya setelah Rahel membuka pintu ketika tau yg datang pasti adam terkejut melihat seorang tamu ia mengurung niatnya untuk bicara dengan Addy dan malah meminta izin untuk pulang duluan karna ia takut pulang ke sorean "Tuan saya mau izin pulang cepat hari ini." Addy mengangguk "Pulang saja, tapi kerjaan mu sudah selesai semua kan??"

Rahel mengangguk dan Addy pun memperbolehkan ia pulang sedangkan Nabila malah menatap sinis Rahel dan bergumam dalam hati 'Ni anak pasti lagi campuran, bisa-biasanya dia buka pintu untuk kami biasanya gak gini. Aku harus memberi tau kak Debora soal ini supaya ia bisa waspada pada gadis penggoda ini.'

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!