Kheno mengendong tubuh Tara hingga sampai di apartemen.
Tara merangkulkan tangannya pada leher kheno erat, agar gendongannya tidak terlepas.
"Kh__eno...? rintihan itu membuat kheno langsung menatap kearah Tara yang sedang menatap wajah kheno dalam.
"Yeah, ini aku." Ucap kheno membalas.
"Aku tidak menyangkah kamu akan menjemputku, apa kamu mulai menyukai ku?" Ucap Tara tak karuan khas orang mabuk ,Tara tersenyum lebar lalu perlahan membelai wajah kheno.
"Astaga berapa banyak jenis alkohol yang kamu komsumsi, kenapa kamu jadi bicara tak karuan." Omel kheno sepanjang jalan menuju kamar.
"Karena aku tidak berada di apartemen, kamu seenaknya pergi ke club malam tanpa seizinku. Apa kamu gila Tar!" Desis kheno di dalam hati.
Kheno merebahkan tubuh Tara di ranjang, melepaskan heels wanita itu sebelum menyelimuti tubuhnya.
Kheno melihat seluru tubuh Tara.
"Pergi ke club menggunakan pakaian terbuka, apa kamu sengaja menggoda para pria disana dengan tubuh sexy mu!Dengar ini peringatan terakhir, kamu tidak boleh lagi pergi ketempat sialan itu. Apa kamu tidak tau betapa liarnya para lelaki di sana menatap liar tubuhmu, seperti pria yang tadi memapahmu. Untung aku tepat berada di sana"
kheno seperti orang gila yang mengomel sendiri sedangkan Tara tenga tertidur pulas.
Langsung saja kheno menyelimuti tubuh Tara.
Kheno ingin tidur akan tetapi dia mengurungin niatnya. Karena sedari tadi dia belum mandi akhirnya ia memutuskan mandi terlebih dahulu.
Setelah 30 menit lamanya kheno mandi sekarang lelaki itu memutuskan untuk tidur.
Kheno berpikir akan tidur di sofa saja, tanpa harus menganggu Tara yang tidur di ranjangnya.
" ibu...." Tara merintih memanggil nama ibunya dalam kondisi mata yang masih terpejam.
Kheno menghentikan langkahnya saat
Mendengar Tara merintih dan memanggil ibunya.
Tara nampak belum bisa melupakan kejadian tadi sore. Ibunya tidak mengingatnya, ia berpikir bahwa ibu nya telah melupakan putrinya. Dia mengenggam tangan kheno sambil menangis.
"Tidak aku mohon jangan tinggalkan aku hiks hiks hiks aku sangat merindukan mu, aku mohon tolong jangan pergi hiks hiks hiks"
tangan Tara penuh dengan keringat. Kheno semakin khawatir dengan kondisi Tara.
"Ada apa dengan mu?" Kheno menepuk-nepuk pelan wajah tara agar dia sadar dan terbangun.
Tara masih dalam kondisi tidak sadar dia mengira bahwa tangan kheno adalah tangan milik ibunya. Jadi dia mengenggamnya sangat erat.
"Aku mohon tidurlah dengan ku kali ini saja ibu hiks hiks hiks aku sungguh merindukan pelukan ibu, aku rindu saat ibu mencium keningku"
"hey wanita sadarlah aku Kheno bukan ibu mu,?
Untuk sesaat kheno juga kurang memahamin kenapa wanita ini tiba-tiba bertingkah seperti ini.
Apa benar dia merindukan ibunya?
namun sekarang kheno bisa memahaminnya, dia juga merasa prihatin jadi kheno menuruti saja keinginan Tara yang menganggap dirinya sebagai sosok ibu nya.
(untung-untung rezeki kheno yah bisa tidur bareng Tara lagi 😄)
Kheno telah berbaring di samping Tara, beruntung Tara tidak merintih lagi dia sekarang sudah tertidur pulas karena Tara memintanya untuk memeluknya karena mengirah lelaki itu ibunya jadi dia harus mengabulkan keinginan Tara.
Dia memeleluk Tara erat, Kheno mendempetkan tubuhnya pada Tara yang tidur kesamping menghadapnya.
Ketika itu nafas mereka beradu. Kheno sangat menyukai wangi tubuh Tara. Dia menyingkirkan anak rambut yang berusaha menutupi wajah Tara, berlalu kini tangannya menyekah bekas air mata di wajah wanita yang kini telah tertidur manis.
Sekilas dia memandangi wajah itu, sangat cantik. Dia bodoh karena baru menyadari itu semua. Perlahan jari tangannya terus membelai wajah itu, mata indahnya, hidung yang mancung, dan kini para jarinya turun ke bibir cerry milik Tara. Jarinya sangat lama berada di bibir itu, punya rasa keinginan untuk mengecupnya, Tapi kheno takut menjadi nafsu dia juga tidak ingin menganggu tidur Tara.
"Ada apa dengan ku, apa aku mulai___?,"ah aku merasa gila untuk hal ini."
Kheno menatap wajah itu lagi, dia kembali flashback tiba-tiba dia teringat saat pertama bertemu Tara di rumah sakit, dia teringat saat wanita ini terus menggodanya namun kheno terus menolaknya, dan tentu saja kheno berhasil di labuhi Tara, Tara berhasil menggodanya kemudian berhasil dan kheno telah mengambil keperawanan Tara.
Tapi sekarang dia berpikir kenapa Tara tidak menjadi liar seperti dulu, dia seperti terkena sihir. Tiba-tiba berusaha menghindarinya, sering kali berdebat atau aduh mulut denganya.
"Dia pernah bilang dia tidak akan menggodaku lagi, karena sudah terpikat janji. Tapi janji apa? Tanya Kheno dalam hati.
Kheno tidak dapat mencerna pertanyaan itu lagi, dia sangat mengatuk. Dan akhirnya dia tidur sambil memeluk Tara erat dekapannya.
Kilau matahari pagi begitu mengusik tidurnya, Tara mengerjap-ngerjap kan matanya mencoba menetralisir kilau matahari yang cukup silau di mata nya. Dia merasa ada beban berat di bagian tubuhnya, ada tangan kekar yang melingkar erat di perutnya. Dia mencoba membuka matanya pelan-pelan namun pasti.
Tara berteriak kencang, sesaat dia melihat kheno Tepat berada di sampingnya karena wajah kheno tepat di samping wajahnya.
"Kyaaaaaa!!!!!" Tara reflek lalu menendang tubuh kheno jatuh terpental di samping bawah ranjang.
Sang empuh merasa kesakitan. Bokong mulus kheno berhasil mencium lantai akibat ulah Tara yang telah menendangnya.
"Aww!!! Apa yang kamu lakukan ini sakit bodoh!" Kheno memegang bokongnya yang terasa sakit.
"Maaf, aku tidak sengaja" lirih Tara pelan.
Kheno segera bangkit dia menatap kesal pada Tara.
"Tidak sengaja, bagaimana bisa kamu bilang tidak sengaja menendang ku Itu mustahil!"
" itu juga salah mu, kenapa kamu tidur sambil memeluk tubuhku erat. Yah aku reflek, aku kira siapa. Dan kenapa aku bisa tidur bersama mu, bukan kah aku harus tidur sofa?"
kheno tersenyum getir ketika mendengar tutur kalimat dari mulut polos Tara.
"Apa kamu pikir aku sengaja ingin tidur bersama mu, lalu kemudian memelukmu., itu semua kamu yang meminta ku untuk menemani mu tidur dan kamu juga menyuruhku untuk memeluk tubuhmu. Apa kamu tak ingat semalam kamu mabuk dan tidak sadarkan diri."
Tara meremas kepala nya, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Dia semalam berada di club, dia terlalu banyak meminum alkohol makanya jadi seperti ini.
"lalu apa yang terjadi semalam? apa aku...hmm"
"Kamu mengira aku ibu mu. Apa kamu ingat itu"
Tara menunduk malu. Karena tidak biasa nya dia meminum wine sebanyak itu.
Sejenak Tara melihat seluruh pakaiannya, ia terlihat panik. lalu matanya intens menatap Kheno.
"lalu apa kamu tidak menyentuh bagian hmm.." Tara berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.
"aku sudah bosan dengan tubuh mu, jadi mana mungkin aku berbuat sejauh itu paham kamu! lagian buat apa malu toh aku pun telah melihat semua."
"syukurlah.."Lirih Tara pelan.
"sudahlah membuang waktu saja berdebat dengan mu, aw mana bokong ku masih sakit. ingat jika bokong ku kenapa-kenapa kamu harus tanggung akibatnya, aku ini dokter propesional tidak lucu jika aku sakit."
"maaf kan aku khen.."Ucap Tara memelas.
"tidak butuh maaf dari mu, percuma bilang maaf tapi ini masih terasa sakit,sudahlah lupakan aku harus ke rumah sakit sekarang, lalu apa kamu tidak kerja?"
"oh astaga aku lupa, tidak jam berapa ini."
Saat di kantor Tara Melamun masih sempat memikirkan pristiwa ketika ia bertemu dengan ibu nya di tambah dia telah membuat kheno marah akibat ulahnya.
"Darrr!!. Melamun aja entar kesambet
Lo''
''apaan sih." Ucap Tara kesal karena clarisa telah menganggu moodnya.
"Kam kenapa sih? Jangan memikirkan masalah mu sendirian, curhatlah dengan ku, agar aku bisa membantu."
Tara menghela nafas berat setelah menceritakan masalahnya kepada clarisa.
"Kamu bertemu dengan ibu mu sedangkan ibu mu itu tidak mengingat mu, ra mungkin saja ibu mu itu benar-benar tidak mengingat wajah mu Bukan kah sudah lama kalian tidak bertemu."
Tara mencerna ucapan Clarisa mungkin saja ibunya tidak mengingat wajahnya karena sakarang putrinya telah tumbuh dewasa. Tapi entahlah Tara belum bisa memikirkan hal ini lagi.
Clarisa ber usul agar Tara memasakan makanan kesukaan kheno lalu mengantarkannya langsung kerumah sakit.
"Aku tidak mau melakukan hal itu." Tolak Tara.
"Kenapa tidak mau?"
"usul mu itu terlalu tidak masuk akal
tidak aku tidak akan mengantarkan makanan apa lagi aku harus pergi ke rumah sakit, bisa-bisa aku di ejek oleh nya. "
Clarisa menepuk pundak Tara. "Dasar bodoh, kamu itu sekarang istri nya kenapa harus malu! Kamu harus melakukan itu agar dia memaafkan mu."
"Apakah tidak ada cara lain?"
"Tidak ada hanya itu"
Mendengarkan hal itu, Tara hanya bisa menenggelam kan wajah di atas meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments