Ibu aku menyetujui keputusan mu dan aku bersedia menikahi Tara viola.Tuaarrrtt langit-langit seperti akan meledak dan bumi seakan hancur setelah mendengar keputusan dirinya untuk segera menikahi Tara.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Tara menguba posisi tidurnya ke kanan dan ke kiri ia merasa serba salah dan gelisa. kemudian Tara duduk lalu memomposisi punggung nya untuk berbaring. Ia memikirkan ucapan itu, ucapan yang tadi siang kheno ungkapkan di hadapan seluru keluarganya.
Semenjak kejadian kemarin malam lelaki itu tidak pulang ke rumah dan siangnya ia kembali datang bersama putri untuk mengatakan keputusan nya untuk menikahi Tara. Tante vania sangat lah senang dan pada akhirnya pernikahan mereka akan di percepat 1 minggu lagi.
Tara memijat pelipisnya yang seakan mau pecah.
Bagaimana mungkin secepat itu dia mengatakan bahwa kheno bersedia menikah dengakn Tara, padahal malam kemarin ia sempat membenci dirinya karena tidak mau menikah. Dia telah memiliki pacar yaitu putri, dia mencintai putri lalu kenapa saat itu putri juga mempersetujukan kheno untuk menikahi Tara.
Tara mencoba menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuang nya perlahan. Sebelum tidur kebiasaan Tara adalah meminum segelas air putih. Tidak ingin memikirkan hal itu lagi Tara pun memutuskan untuk tidur kembali karena jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
Braakkkk!!!!
pintu tara terbuka lebar hingga dirinya yang bersiap-siap untuk tidur pun terkejut. Tara terkesiap saat sosok lelaki yang kini tenga berdiri manis di ambang pintu dia mendengus kesal dengan lelaki itu karena masuk tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Apa yang kamu lakukan? Harusnya ketuk pintu dulu sebelum masuk!" ujar Tara pada kheno yah lelaki itu adalah kheno.
kheno hanya menampakan senyum miring dan mulai melangkahkan kaki nya ke dalam kamar Tara.
"Ini rumah ku bukan, Jadi bebas aku mau berbuat apa" Kemudian kheno melemparkan sebuah surat berisikan matrai di hadapan Tara.
"Apa ini? tanya tara bingung.
"apa kamu bodoh, itu adalah sebuah kontrak selama kita menikah.
pahamilah apa isi kontrak itu setelah itu tanda tangan lah di atas matrai"
Tara membaca isi kontrak tersebut masih saja tidak mengerti apa maksud lelaki itu.
Selama kita menikah kita tidak boleh tidur dalam satu ranjang.
Di larang saling bersentuhan.
Kau harus menuruti semua perintahku
selama kita menikah aku masih tetap berhubungan dengan putri
Berpura-pura lah bahwa kita saling mencintai di hadapan semua orang termaksud ibu ku.
"Apa-apaan ini ?,, apa menurut mu sebuah kontrak harus ada dalam sebuah pernikahan." Ucap Tara yang geram karena tidak sanggub lagi membaca lanjutan dari kontrak yang di buat kheno.
Kheno mengambil kembali kertas kontrak yang telah di hempaskan Tara di bawah lantai.
kemudian lelaki itu tertawa nyaring menurut nya Tara terlalu serius menanggapi pernikahan ini padahal malah sebaliknya.
"Hahahaha, apa kamu pikir aku bersunggu-sungguh untuk menikahi gadis seperti mu. Hei sadarlah semua itu aku lakukan demi hidupku dan pacar ku putri jika bukan karena itu aku malah tidak sudi untuk menikahi gadis murahan seperti dirimu''
*Dammm*, hati Tara seakan ada yang aneh, rasanya ada perasaan tidak terima saat kheno mengatai dirinya sebagai gadis murahan.
"Aku tidak murahan seperti yang kamu bilang!'' Desis Tara.
''Berhenti bertele-tele cepat tanda tangani itu, aku tau kamu juga tidak terlalu setuju untuk cepat menikah dengan ku. setelah Kita menikah kamu juga boleh bebas melakukan apapun mau mu. Tapi terserah kamu saja jika kamu tidak mau menanda tangani kontrak nya kamu tinggal bilang saja ke pada ibu ku bahwa kamu tidak mau menikah dengan ku, dan aku dapat bebas dari ancaman ibu ku"
Ternyata benar dugaan nya dari awal bahwa lelaki ini melakukan semua nya karena ada sebab.Tara cukup mencerna penjelasan itu, tanpa menyaring penjelasan itu lagi tara pun setuju menanda tangani kontrak nya.
Satu minggu berlalu...
Tara kini tenga berdiri di depan cermin sambil memperhatikan penampilan dari pantulan cermin. Ia tidak menyangka bahwa akhir masa gadis nya cukup sampai di sini. Gaun mewah pernikahan cukup membuat diri nya begitu mempersona serta menambah aura kecantikan nya
...
...
Clarisa baru saja datang menghampiri Tara untuk mengantarkan segelas air putih untuknya. Gadis itu berseruh riah dan tidak menyangkah bahwa sahabatnya akan segera menikah.
"astaga aku tidak menyangkah kamu akan cepat menikah, bahkan yang lebih membuat ku tidak percaya lagi kamu akan menjadi seorang istri dokter tampan itu '',oh Tara aku selalu berdoa semoga kamu akan selalu behagia setelah menikah dengannya nanti.
Tara sedikit tersenyum paksa dengan tingkah sahabat nya ini. Andai saja sahabat nya itu tau bahwa pernikahan yang akan Tara jalani bukanlah seperti pernikahan yang pasangan lain jalanin jika pasangan yang lain menikah karena cinta di kalau diri nya dan kheno adalah sebuah pernikahan yang di naungi bukan karena cinta. Tetapi gadis itu tidak ingin memberi tau hal ini pada clarisa sahabatnya ia mungkin tidak akan mau untuk membuat sahabat nya merasa kecewa.
Seseorang meminta Tara untuk bersiap-siap menuju altar karena acara pernikahannya akan segera di mulai.
"Baiklah sahabat ku sudah siap! ayo Tara aku antar kamu ke altar. Tara, kenapa tangan mu begitu dingin serta berkeringat, apa kamu gugub ?Benar apa yang di katakan clarisa enta kenapa rasanya diri nya begitu gugup.
Tara menggeleng kecil. "Aku pun tidak tau ris, mungkin aku belum terbiasa melakukan hal ini"
"Tenang saja kamu hanya perlu mengucap sebuah janji suci nanti nya tidak usah terlalu gugub. Hei bahkan kamu akan jauh lebih gugub nanti nya ketika kamu melakukan malam pertama bersama suami mu dokter tampan itu". Lagi-lagi sahabatnya itu tidak perna berhenti untuk menggoda nya. Tidak ingin menunda waktu lama cralisa di bantu pelayan lain nya untuk mengantarkan Tara ke altar pernikahan.
...
...
Mereka berdua telah berdiri di hadapan seorang pendeta untuk mengucapkan janji suci.
kheno telah menjawab " bersedia " setelah sang pendeta bertanya. Namun Tara yang ada di sampingnya tidak menjawab ketika sang pendeta menanyakan hal yang sama.
Di saat sebuah janji itu terucap Tara akhirnya baru menyadari bahwa pernikahannya ini benar-benar tidak masuk akal bagaimana pun pernikahan adalah sebuah hubungan yang terikat secara hukum apa lagi janji yang telah terucap di hadapan semua orang dan tuhan. Dengan diri nya melakukan janji palsu itu sama itu berarti sama saja ia mempermainkan kehendak tuhan. Iya pun bingung sangat bingung antara melanjutkan atau membatalkan semuanya.
" Katakan Tara, katakan jika kamu bersedia atau bila tidak kamu akan tau sendiri apa akibat nya." Mata gadis itu nampak berkaca-kaca dan terlihat begitu tersiksa. Kecaman yang terdengar dari mulut pria itu tertahan seakan gadis yang ada di samping nya telah mengetahui apa yang dia maksud.
Tara mulai menjawab apa yang kheno minta. Dia mengucapkan kesediaan nya untuk saling mencintai dan sehidup semati dengan kheno.
Setelah janji suci terucap dan sebuah cincin telah terpasang di dari manis masing-masing . Sang pendeta pun menyuruh mempelai laki-laki untuk mencium wanitanya.
Satu hal yang membuat Tara benar-benar gugup di saat kheno menyiap kan ancang-ancang untuk mencium nya. Tara menutup mata nya dan berharap kheno akan mencium nya di kening nya namun harapannya salah kheno telah menciumnya di bibir nya.
Chupp, ciuman yang hampir berdurasi satu menit cukup membuat Tara kewalahan Tara mencubit pinggang kheno kuat supaya terlepas. Sehingga membuat kheno kesakitan dan terpaksa melepas kan ciuman menuntutnya pada bibir Tara.
"Akh, kenapa kamu mencubit pinggangku bodoh."Ujar kheno pelan tak terima.
Tara pun membalasnya pelan. "Dengar mencium ku adalah sebagian dari kontrak yang telah kamu buat kau di larang untuk menyentuhku'
"Sialan! Menciumu itu bukan lah kehendaku pendeta lah meminta kita untuk saling berciuman."
"Seharusnya kamu mencium ku di kening saja jangan di bibir lalu kenapa kamu memilih di bibir." Untuk menjawab pertanyaan yang satu itu pun kheno bingung harus menjawab apa karena bagi dia sendiri mencium bibir Tara adalah sebuah candu baginya. Dan lelaki itu memilih bungkam dan malah tersenyum membalas riuhan bahagia dari orang-orang yang turut berbahagia dengan pernikahan ini.
"Selamat yah sayang akhirnya kalian telah sah menjadi pasangan suami istri." Ucap vania sambil memeluk kedua nya
Clarisa dan James juga menghampiri kedua nya clarisa juga memeluk tara. "Akhirnya sahabat ku telah menikah juga, aku sunggu bahagia Tara''
James juga memberi selamat untuk teman pacar nya. '' selamat yah Tara dan semoga diri mu selalu bahagia.
Yah hanya tuhan lah yang tau pernikahan ini akan bertahan sampai di mana. Untuk bahagia atau tidak nya itu berasal dari sebuah hubungan yang baik. Tidak tau juga untuk hubungan yang akan di jalani kedua nya mungkin nanti akan menjadi bibit karma untuk nya.
Bersambung....
Jika kalian suka tolong pertimbangkan untuk votte yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments