Jadi, hari itu adalah hari yang buruk bagi Randy.
Dia tidak bersemangat bekerja, dan daritadi hanya berdiri di kantornya sambil memandangi ke arah luar. Gedung-gedung tinggi menghiasi pemandangan sore itu.
Ia pelajari semua akta, ia baca semua perjanjian, tidak ada satu pun hal yang bisa jadi jawaban kenapa Victoria bisa memiliki semuanya.
Satu-satunya jalan adalah...
Menemui orangnya langsung, tentunya.
Jadi pria itu pergi ke ruangan Victoria yang letaknya berada satu lantai di bawah ruangannya. Saat itu hari sudah mulai sore, beberapa office boy mulai membereskan ruangan yang satu persatu ditinggalkan penghuninya, jam pulang jadi lift juga penuh antrian. Kedua asisten Randy, Alan dan Wahyu, sudah pamit pulang karena mereka sudah dua hari di kantor.
Randy tahu Victoria belum pulang, ia bertanya ke operator di lantai lobby. Jadi Randy turun dan melenggang ke arah ruangan wanita itu.
Dengan wajah tegang dan marah karena ia sendiri capek.
Namun, sesaat sebelum ia masuk ke dalam ruangan mantan tunangannya itu, Randy mendengar ada suara di dalam.
"Ini kartu AS kamu?" suara seorang pria yang sepertinya Randy kenal.
"Begitulah," suara seorang wanita uang Randy hafal, Victoria.
"Bagaimana bisa?"
"Pak Raymond tidak bisa lepas dariku, dia punya hutang,"
"Hutang budi, tentunya,"
"Apakah sangat besar sampai dia merelakan saham atas nama istrinya menjadi milik kamu?!"
"Yaaah, tadinya saham itu milik Papaku,"
Lalu hening,
"Sayang, kamu tahu bagaimana cara Pak Raymond mendapatkan semua hartanya?" suara Victoria.
"Bagaimana?"
"Korupsi. Yang jumlahnya kalau diketahui bisa membuat seluruh usaha Citrine Corporate dilikuidasi negara,"
Randy ternganga mendengarnya.
"Kamu serius?" tanya si suara pria.
"Pak Raymond Gaspar hanya seorang penjahat, Sayang. Dan dia bergantung kepada Papaku yang kini ada di parlemen. Mereka berdua bisa dibilang partner in crime. Jadi, Randy mau kerja keras tidak ada gunanya. Justru yang harus dia lakukan adalah bekerjasama denganku, untuk menutupi semua kejahatan Pak Raymond,"
"Hey,"
"Ya?"
"Apakah kematian Pak Raymond wajar? Atau memang dia sakit secara alami?" tanya si pria
"Yaaaah, serangan jantung untuk orang yang tidak memiliki riwayat jantung. Menurut kamu bagaimana?" kata Victoria.
Randy pun mengurungkan niatnya untuk mengganggu Victoria saat itu.
Ia hanya ingin pulang dan istirahat.
Pulang kemana?
Ke hotel? Sepi.
Ke rumahnya? Ada dua pengganggu.
Randy hanya berputar-putar mengelilingi Jakarta dengan mobilnya.
Maunya istirahat malah jadi semakin capek.
Jadi dia hentikan mobilnya di pinggir jalanan, ia pesan kopi dari starling yang suka mangkal, lalu duduk di trotoar sambil menatap ke depan.
Papa korupsi?! Pikir Randy.
Jadi selama ini rancangan perjodohanku dengan Victoria hanya sebuah kamuflase untuk menutupi kejahatan?
Lalu bagaimana dengan semua warisannya? Apakah hasil korupsi juga?
Korupsi yang macam apa?
Berbagai pertanyaan berputar di benaknya, sampai ia pusing sendiri.
Setahu Randy, selama ini ia bekerja sepenuh hati. Dengan ketentuan yang tidak menyimpang dan perjanjian yang sportif.
Tapi, kalau modal usahanya saja dari hasil korupsi, itu berarti semua kerja kerasnya akan dianggap sia-sia.
"Ya ampun, yang tinggal di rumah papa harus tahu ini," desis Randy sambil mengacak-acak rambutnya.
"Loh? Gue pikir lo akhirnya pulang ke hotel, Boss?" tanya Ruby saat membukakan pintu untuk Randy.
"Sepi," hanya itu gumam Randy.
"Yaaaa ini juga rumah lo sih, kan gue yang penyusup," Ruby mengangkat bahunya dengan tak acuh dan masuk ke dalam.
Wangi,
Rumahnya indah dan terang. Dan wangi vanilla.
"Lo apain rumah gue jadi kayak bau toko kue begini?!" Tanya Randy sambil mendorong kopernya.
"Gue lagi baking, kalo mau makan nggak usah bawel,"
"Hah? Lo bisa bikin kue?!" Randy terkekeh mengejek.
"Kan gue bilang nggak usah bawel, bro,"
Mereka berjalan ke arah dapur. Saat itu Romeo sedang berdiri di atas tangga sambil mengutak-atik neon di atas selasar.
"Dah kak, beres," kata Romeo sambil turun ke bawah.
"Makasih adikku sayang," Ruby mencium puncak kepala Romeo. "Yuk makan,"
"Jadi selama ini kamu yang..." Randy memutar-mutar jemarinya.
"Aku tukang ledeng, tukang listrik, tukang perkakas, sampe tukang kebun," kata Romeo sambil menyeringai.
"Perkenalkan, kalau aku tukang ngepel, tukang nyuci, tukang masak, tukang bersih-bersih, sampai jadi manajer keuangan," kata Ruby.
"Ohiya, perkenalkan... Aku anak ilang yang punya rumah," dengus Randy sambil duduk di meja makan.
"Kalau begitu, silahkan tuan besaaaaar. Kue dan tehnya," gumam Ruby sambil meletakkan baki berisi teh dan kue slice di depan Randy.
Pria itu sampai menelan air liurnya. Masalahnya wanginya lumayan menggoda.
Randy melahap segigit dan langsung tersenyum.
"Gimana?" Ruby duduk di depannya.
"Enak," Randy menggigit sepotong lagi. Bahkan gigitan kedua rasanya jadi lebih enak. Rasa seorang ibunda.
"Kak Ruby jago masak, katanya modal jadi Baby berkualitas"
"Ohok!" Randy tersedak. Ia menyesap tehnya untuk meredakan aliran napasnya yang salah masuk. "Nggak gitu juga kali," gerutunya.
"Anyway, aku mau ucapin makasih buat Om Randy. Berkat tips dari Om, Kak Ruby bisa nebus aku keluar dari rumah Om dan Tante," kata Romeo.
Randy mengangkat alisnya, "Ah! Begitu ya. Syukurlah kalo gitu,"
"Aku di sini nggak menghakimi pekerjaan Kak Ruby ya, Karena buatku semua dilakukan secara profesional," ujar Romeo.
"Ya tapi tetap saja salah,"
"Ngomong gitu tapi sendirinya tegang,"
"Lo meliak-liuk di depan gue, gimana caranya gue nggak tegang?!"
"Ya itu kan kerjaan gue,"
"Ssst! Kita lupain aja kejadian itu," Potong Randy. "Sebenarnya ada hal yang lebih penting yang ingin gue bicarakan dengan kalian," desis Randy sambil melahap kuenya.
"Sial," begitu gumam Ruby saat Randy selesai bercerita.
"Tapi Om, belum tentu rumah ini hasil korupsi, harus cocokkan tanggal dulu," desis Romeo.
"Iya kupikir juga begitu. Tapi tetap saja kita harus berjaga-jaga,"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita beli emas, lalu kita timbun?!" tabya Ruby.
"Percuma, masa kita harus bohong ke penyidik,"
"Kecuali..." Romeo berpikir. "Kak Ruby bekerja dan gaji bisa buat kehidupan sehari-hari. Kalau kakak kerja kan paling tidak kita masih punya pemasukan sampai aku nanti bisa cukup umur buat ikutan cari kerja,"
"Ya penghasilanku sebagai CEO sudah akan dianggap korupsi karena kan aku dianggap nepotisme. Satu-satunya jalan yang bersih kan cuma usul Romeo tadi,"
"Jadi kalian berdua akan menggantungkan hidupnya padaku. Gitu?!"
Randy dan Romeo mengangguk sambil tersenyum sok polos.
"Jadi... Dengan background S1 Akuntansi yang belum selesai, aku harus kerja dimana pakai ijazah SMA?!" tanya Rubi agak sewot.
Romeo menunjuk Randy, Randy menunjuk dirinya sendiri. Mereka berdua menyeringai ke arah Ruby.
"Gajiku harus besar. Dan kamu urusin masalah pajak rumah ini," dengus Ruby.
"Aku lagi?" tanya Randy.
"Anggap aja biaya sewa Om," Romeo menyeringai. "Biaya sewa tinggal di rumah sendiri. Kekekekek lucu banget dengernya,"
"Kamu sebenarnya reinkarnasi siapa sih? Kok pemikirannya kayak bapak-bapak?!" gerutu Randy ke Romeo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Kustri
rubby jd asisten wanita yg diminta wahyu & alan aja nih
2024-05-09
0
Kustri
trio wekwek, bersatu💪
2024-05-09
0
May Keisya
wow 🤣🤣🤣🤣
2024-01-24
0