Hubungan Rahasia

Alan dan Wahyu, dua orang Asisten Randy, dengan serius duduk di komputer mereka di dalam ruangan kantor mewah, AC yang dingin, suasana cozy yang nyaman, berbagai cemilan yang tersedia gratis, namun semua itu tidak terlalu mereka rasakan.

Dulu, sebelum bertemu Randy, mereka berdua merasakan bagaimana bekerja di sebuah Perusahaan Keluarga yang memiliki aset minim, operasional dalam serba keterbatasan, gaji yang pas-pasan hanya cukup untuk bayar kontrakan dan listrik. Namun mereka merasa lebih betah dibandingkan pekerjaan yang sekarang.

Semua tuntutan dan tekanan yang kadang di luar nalar mereka sebagai pekerja.

Bukan hanya mereka berdua, Randy pun merasakan situasi yang cukup pelik saat ia kembali dari Los Angeles. Semua serba sulit di kantor Papa.

Alan dan Wahyu dapat mengingat, saat Pak Raymond sudah dalam keadaan koma di ICU, mereka dihubungi Pak Jamal untuk mencari keberadaan Randy.

Randy Gaspar, si anak hilang, mereka bahkan tidak tahu ada wujud itu selama ini. Alan dan Wahyu memang tahu ada kantor cabang di Los Angeles yang melakukan ekspansi besar-besaran dan cukup sukses, bahkan mengalami peningkatan keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada Kantor Induk di Jakarta. Namun mereka hanya tahu kalau Kantor di sana dipimpin oleh salah satu kerabat Pak Raymond.

Birokrasi di kantor ini memang lumayan tertutup. Masing-masing unit memiliki rahasianya sendiri, orang dari luar tim sulit untuk mengetahui cerita yang sebenarnya terjadi.

Itulah yang disukai owner mereka, Pak Raymond Gaspar, teknik Manajemen Konflik.

Setiap individu ditekan untuk berlomba saling menjatuhkan, agar bisa berada di puncak.

Dan saat mereka berhasil menemukan Randy di Kantor Cabang Los Angeles, mereka terkesima karena Randy memiliki aura yang sangat berbeda dengan Pak Raymond yang suram dan sinis.

Randy berkepribadian hangat, ceplas-ceplos, supel, cekatan, dan dia santai menjalani hidupnya. Walaupun memang agak ceroboh dan kurang perhitungan, tapi entah bagaimana hidupnya selalu beruntung.

“Papa saya sudah jadi anggota komisi belum?” tanyanya pertama kali saat bertemu Alan dan Wahyu di LA.

“Eh? Belum sih Pak,” gumam Alan canggung. Ia sedang dijamu anak Boss dalam situasi berada di cafe yang ramai orang dan suasana hangat yang aneh. Los Angeles di musim dingin, walaupun suhu udara bisa sampai 0 derajat, tetapi tidak ada salju dan matahari cerah sepanjang tahun. Jalanan macet, orang-orang dari berbagai ras, arsitektur modern dan pesisir pantai yang berada di mana-mana, secara keseluruhan memang tidak beda dari Jakarta. Tapi entah bagaimana Alan dan Wahyu merasa nyaman saat berbicara dengan Randy.

Randy yang ramah dan supel.

“Belum atau tidak jadi?” pancing Randy.

“Terus terang saja, Pak, kami tidak tahu pastinya. Sampai sekarang sih dia tetap menjabat sebagai Komisaris di kantor,”

“Kamu, Alan?”

“Ya Pak?”

“Nggak usah tegang, saya berbeda dengan Papa. Karena itu kami tidak cocok dan saya melarikan diri ke sini,”

Alan mengangguk tapi tetap waspada. Karena pengalamannya, setiap individu di kantor tidak dapat dipercaya.

“Lalu-”

“Pak Raymond terkena serangan jantung,” gumam Wahyu cepat. Karena pria itu berpikir, mereka ke sini dalam suatu misi dan waktunya mepet. Tidak ada waktu untuk basa-basi.

“Heh? Salah orang kali kamu,”

“Kita serius Pak,”

“Kami-” ralat Alan.

“Kami serius Pak, waktunya mepet. Pak Raymond di ICU sekarang karena serangan jantung,” kata Wahyu cepat. “Perjalanan kemari memakan waktu 20 jam, ditambah ekstra 2 jam untuk chill macam begini, kami takut waktunya tidak cukup untuk Bapak bertemu beliau di saat terakhir,”

“Ini Raymond, Papa saya?”

“Iya Pak,”

“Dia tidak punya penyakit jantung,”

“Diagnosa dokter seperti itu,”

“Astaga, kalian beneran serius,” Randy ikut tegang.

Dan yang terakhir Alan ingat, mereka berjalan ke Bandara juga tanpa terburu-buru. Yang mana hal itu membuat mereka merasa heran. Kenapa Randy sangat santai?

Memang sesekali pandangan Randy seakan menerawang, namun pria itu cepat menguasai dirinya dan kembai mengobrol santai dengan Alan dan Wahyu. Di pesawat, mereka menjelaskan kepada Randy situasi yang sebenarnya terjadi di Kantor Pusat, siapa-siapa saja yang berkuasa, kontrak dan perjanjian apa saja yang belum terlaksana, pihak pemerintah mana yang terlibat.

Sampai pada satu nama yang membuat Randy membelalakkan matanya.

“Victoria Kamala?”

“Ya Pak, Jabatan Direktur Marketing dipegang beliau untuk sementara. Ia baru masuk bulan lalu, namun recordnya sudah lumayan bagus,”

Wajah Randy berubah muram, “Kenapa kami di kantor cabang tdak pernah tahu ada nama itu di grup?”

“Karena jabatan beliau hanya sementara, dari mulai Pak Raymond menunjukan gejala kronis. Bu Victoria bahkan belum melakukan serah terima secara resmi. Semua persetujuan masih ditandatangani Keempat Dewan Komisaris, ”

“Jadi saat ini untuk membackup Papa saya, Victoria yang mabil alih? Semua deal dengan investor, semua keputusan internal?”

“Betul Pak,”

“Wow, licik juga Papa,”

Alan dan Wahyu saling lirik, “Maksudnya pak?”

“Nggak papa,” gumam Randy sambil kembali menatap ke luar jendela pesawat sambil merengut.

Itu adalah masa saat Alan dan Wahyu bertemu Randy, sekitar 2 hari yang lalu. Namun rasanya mereka sudah saling mengenal cukup lama.

Dan kita kembali ke masa sekarang,

Di tengah tumpukan map berisi kontrak penting dan laporan keuangan, Alan dan Wahyu mengetik secepat yang mereka bisa.

Bergelas-gelas kopi di meja mereka, tidak cukup untuk meredakan sakit kepala yang melanda.

“Alan, Wahyu,” sebuah suara lembut membuat mereka mengangkat wajah dan langsung berdiri.

“Bu,” sapa mereka sambil sedikit menundukkan kepala.

“Kalian masih di sini?” tanya Victoria Kamala sambil berjalan dengan anggun memasuki jajaran meja-meja kosong di unti sekretariat. “Ini sudah jam 10 malam, Lembur juga ada batasnya,”

“Kami mempersiapkan meeting untuk RUPS besok,”

“Besok?”

“Ya Bu, Pak Komut yang minta,”

“Pak Raymond baru saja dimakamkan tadi siang,” kata Victoria. Wanita itu merasa semuanya terlalu terburu-buru.

“Ya Bu,”

“Hm,” Victoria menatap keduanya dengan seksama, dari atas ke bawah. “Dia tahu hal ini?”

“Dia?”

“Randy Gaspar,”

“Ah, Pak Randy,” desis Alan, “Ya Bu, dia tahu. Dia yang minta kami mempersiapkan semuanya sebelum besok, beliau dalam perjalanan ke sini setelah membereskan beberapa hal dengan Pak Jamal,”

Tampak Victoria menghela napas.

“Alan, antarkan saya keluar,” gumamnya sambil beranjak ke pintu keluar.

Alan dan Wahyu saling lihat. Wahyu melambaikan tangan ke arah Alan sambil bergumam, “Cepet sana Bro, habis itu balik kesini cepetan. Mepet,”

“Iya,” Alan setengah menggerutu karena pekerjaannya terganggu.

*

*

“Victoria, aku di tengah pekerjaan mendesak,”

“Itu bisa nanti,”

“Yang ini bisa nanti,”

“Alan, pekerjaan tidak akan ada habisnya. RUPS tidak berarti apa-apa saat wasiat sudah diterima ahli waris,”

“Bagaimana kamu tahu kalau wasiat sudah diterima-” kalimat itu berhenti karena Victoria sudah membungkam mulut Alan dengan ciuman.

“Aku kangen,” kata Victoria di sela-sela ciuman mereka. “Kamu tidak datang hari ini, aku kuatir,”

“Hm, kamu tahu situasinya cukup serius,” kata Alan sambil mengangkat Victoria ke pangkuannya dan membenamkan wajahnya di dada wanita itu dan memeluknya. “Juga, mengenai posisi kamu di sini,”

“Tenang saja, aku pasti dipertahankan,”

“Dia mantan tunangan kamu,” gerutu Alan, “Kamu harus lihat tampangnya waktu dia tahu kamu menjabat di sini,”

“Sayang,” Victoria mengangkat wajah Alan supaya menatapnya, “Tenang saja, aku punya Kartu AS, aku pihak yang berkepentingan di sini, Randy tidak bisa menyingkirkan aku semudah itu,”

Alan menatap kekasihnya itu dengan perasaan campur aduk. Ia hanya bisa berharap kalau Victoria benar.

Hubungan mereka sudah dimulai sejak sekitar 6 tahun yang lalu, saat itu Alan masih menjadi staff di sebuah minimarket. Ia bertemu dengan dewi dari khayangan, yang mencari obat antiseptik di minimarket tempatnya bekerja karena lengannya tergores saat membantu seorang ibu yang dijambret di pinggir jalan.

Setelah itu entah bagaimana mereka saling bertukar nomor telepon dan saling jatuh cinta.

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Ternyata Victoria baik juga, mau menolong korban penjambretan dan harus beresiko terluka

2024-09-06

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Victoria dan Alan? .. benalu di perusahaan..

2024-09-06

0

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

hmm'

2024-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!