Entah karena kacamata hitam yang Randy pakai ataukah kerudung yang dikenakan Ruby menghalangi wajahnya terlihat sepenuhnya, saat berada di ruangan Pak Jamal mereka berdua, Randy dan Ruby, baru sepenuhnya memahami siapa yang mereka hadapi saat ini.
Saat Ruby membuka kerudungnya dan mengikat rambutnya menjadi ponytail rapi ke belakang, Randy serta merta membuka kacamata hitamnya dan mengangkat alisnya saat lebih seksama memperhatikan Ruby.
Tak ayal, otaknya langsung mencari ingatan yang telah usai,
Ingatan 5 tahun yang lalu
Saat di Red Light District
Indy
Semua langsung menari-nari di benaknya.
Tunggu! Tidak mungkin ketemu semudah ini.
Walaupun dia membatin seperti itu, namun Ruby yang ada di hadapannya ini wajahnya sama persis dengan yang di club. Belum berubah, masih sensual dan indah. Bahkan warna rambutnya masih sama.
Yang kulihat waktu itu lebih ke ras Melayu, yang sekarang ini lebih kebarat-baratan. Pikir Randy lagi berusaha menolak instingnya.
Tapi semakin diperhatikan, semakin terbang ingatannya ke saat ia dicium oleh si penari tiang.
Blasteran... Melayu dan Kaukasia. “Astaga,” keluh Randy sambil mengusap matanya yang tiba-tiba pegal.
Tidak salah lagi, ini wanita yang selama ini kucari-cari! Randy berpikir seperti itu sambil tangannya dengan sigap menangkap lengan wanita di depannya ini.
Ruby pun menoleh dan ia menatap Randy sambil mengernyit.
Sesaat ia tidak ingat siapa Randy.
“Apa?” tanya Ruby agak sewot sambil menepis tangan Randy.
“Indy?” panggil Randy.
Ruby menoleh lagi, kali ini dengan mimik muka kaget. “Bagaimana kamu...” ia tidak melanjutkan kalimatnya. Sambil memicingkan mata ia menatap Randy, berusaha mencari tahu bagaimana Pria itu bisa mengetahui nama samaran yang ia pakai di club malam, 5 tahun yang lalu.
Pak Jamal berdehem sambil membolak-balik map, dan Romeo sedang sibuk melihat-lihat koleksi buku mengenai Perundang-undangan, Politik dan HAM milik Pak Jamal di rak.
“Kita langsung saja karena waktunya mepet,” kata Pak Jamal sambil duduk di depan Randy dan Ruby. “Juga karena personelnya sudah lengkap,”
Randy melepaskan cengkeramannya ke Ruby. Lirikan Ruby padanya mengisyaratkan kode kalau jangan katakan apa pun sebelum keluar dari tempat ini.
“Pak Randy perkenalkan, Ini Bu Ruby, istri Papa Anda, Pak Ray-”
“Istri?!?” seru Randy kaget sampai-sampai ia berdiri.
Pak Jamal dan Ruby menatapnya tegang, “Errrr, iya, dia Istri Pak Raymond selama 3 tahun terakhir,”
“Bagaimana bisa?!” seru Randy lagi.
“Ya bisa saja,” jawab Pak Jamal.
“Tapi dia kan-”
“Saya istri yang SAH ya, mengenai motif saya rela diperistri saya pikir bukan urusan kamu yang tega meninggalkan Papa kamu sendirian saat ia sedang berjuang di tengah penyakitnya. Bahkan saat operasi jantung kamu tidak ada di sampingnya,” gerutu Ruby.
“Operasi? Papa tidak pernah bilang kalau ia punya riwayat jantung!”
“Memangnya kalau orang tua harus bilang? Anak yang tidak perhatian semacam kamu mana mengerti?” gerutu Ruby lagi.
“Apa hak kamu mengata-ngatai saya?!”
“Itu ucapan Papa kamu, saya hanya mengutipnya dan saya tambahkan sedikit kata agar lebih dramatis,” Ruby mengibaskan ponytail panjangnya ke belakang.
“Bicara yang lebih spesifik nanti saja berdua, sekarang ada masalah yang lebih penting!” sahut Pak Jamal menengahi. “Jadi, tolong tenang dulu,”
Dalam hatinya Pak Jamal membatin kalau dua orang ini ternyata tidak bisa akur, jadi mungkin masalahnya akan lebih pelik dari yang dibayangkan.
“Lalu itu siapa?!” tanya Randy sambil menunjuk Romeo.
“Adikku,” kata Ruby.
“Hooh...” Randy bagaikan lega dan mengusap dadanya, karena anak itu bukan anak Papanya. “Ruby itu nama asli?” tanya Randy lagi.
Ruby hanya menghela napas kesal.
“Pak Randy, fokus... saya bacakan amanah almarhum,”
Randy lalu kembali duduk dan diam, tapi di sela-sela pembacaan wasiat, ia melirik-lirik Ruby.
Astaga, jadi kesimpulannya saat itu aku sebenarnya dicium ibu tiriku! Batin Randy berkecamuk.
Ia pun mencibir karena merasa tak enak hati.
“Jadi begitu ya Pak Randy, Bu Ruby. Saya simpulkan dan ulangi, Aset dan saham perusahaan semua menjadi milik Pak Randy, sementara Aset tetap berupa rumah tinggal dan property lain menjadi milik Bu Ruby dan Romeo. Sementara ada peninggalan almarhum berupa benda pusaka, artefak kuno, emas batangan, yang spesifikasinya saya sebutkan tadi, dikelola berdua,”
“Hm,” gumam Randy dan Ruby tidak bersemangat.
Membuat Pak Jamal jengah. Karena umumnya, ahli waris bersemangat kalau berkaitan dengan hal warisan, apalagi warisan dari konglomerat semacam Pak Raymond Gaspar. Walaupun memang diselingi dengan tangisan ala-ala sinetron.
“Jadi-”
“Pak, kalau saya menerima itu semua, semua Aset Tetap tadi, saya harus bayar pajak ganti namanya dong?” tanya Bu Ruby.
“Iya-”
“Saya nggak punya uang untuk bayar, jadi sama saja saya tidak dapat apa pun kan?”
“Ya Ibu bisa menjual salah satunya-”
“Kalau begitu sama saja saya nggak punya rumah dong Pak?”
“Itu rumah kelahiranku, jangan dijual,” sahut Randy cepat.
“Kamu nggak tinggal di sana sejak lima tahun yang lalu,” potong Ruby.
“Tetap saja, ibuku melahirkan aku juga di sana, jangan seenaknya dong!” kata Randy.
“Walaupun itu sekarang hak aku, aku juga nggak sampai hati menjualnya. Papa kamu membangun rumah itu dari nol,” kata Ruby.
“Ah, iya... kalau tak salah, rumah itu dibangun di atas tanah milik DP3KK, jadi kalau balik nama, statusnya berubah jadi HGB, bukan SHM lagi,” kata Pak Jamal.
“Ini sih namanya mengusir saya secara halus! Kenapa juga saya yang harus mengurus rumah itu?!”
“Masih ada emas batangan,” kata Pak Jamal.
“Emas batangan peninggalan Majapahit! Memangnya artefak semacam itu bisa saya jual cepat kalau bukan ke museum, hah?! Memangnya ada toko emas yang mau?! Bahkan mungkin ANTAM saja akan menuduh saya pencuri!” seru Ruby emosi.
“Widih! Cerdas juga kamu!”
“Tetap saja kamu yang kebagian enaknya!” seru Ruby sambil melotot ke Randy.
Randy hanya menyeringai sambil merapatkan jasnya. Ia tampak puas.
Dan lalu Pak Jamal pun menggaruk-garuk kepalanya.
“Oke, berikutnya dua wasiat terakhir,” kata Pak Jamal sambil membuka map yang lain.
“Apa lagiiiii?” seru Randy dan Ruby berbarengan.
Pak Jamal hanya terkekeh. Ia bagaikan menonton acara lawak dengan tokoh sentral yang kompak. “Jadi... saya bacakan ya,”
Untuk Anakku yang sembrono, satu-satunya, Randy Gaspar Bin Raymond Gaspar,
Wasiatmu adalah Ruby dan Romeo. Jaga mereka seperti kamu menjaga nyawamu sendiri.
Untuk Istriku yang cantik, Ruby dan adiknya Romeo. Aku tahu kalian akan kesulitan saat hidup tanpa aku. Jadi aku harap kalian dan Randy bisa hidup dengan rukun sampai akhir hayat.
“Cih,” decak Randy dan Ruby.
“Belum, itu baru satu. Ini wasiat terakhir,” kata Pak Jamal.
Untuk Randy dan Ruby. Kalau kalian sampai jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah, peninggalan Papa akan disumbangkan ke Negara.
“Yang Bener Ajaaaaa!!” seru Randy dan Ruby lagi-lagi berbarengan.
“Ya bener kok itu tulisannya, nih liat,” Pak Jamal mengernyit sambil menunjukan isi mapnya.
“Bukan itu maksudnya Pak Jamal!” sahut Randy.
“Kami tidak akan jatuh cinta!” seru Ruby.
“Aku nggak mau loh hidup sama kamu,” dengus Randy mengingatkan.
“Aku nggak punya penghasilan! Aku dan Romeo kan wasiat terakhir Papa kamu!” Ruby mengingatkan.
“Erghhh! Papa dari dulu sampai sekarang nyusahin terus!”
“Dia sudah meninggal dan dia baik sama aku dan Romeo, jadi jaga ucapan kamu!”
“Kamu bukannya menikah dengan Papa cuma demi harta? Kamu kan pernah jadi Sugar Baby seseorang di Bel-”
Ruby langsung menendang betis Randy.
“Anj- sakit!!” gerutu Randy sambil menunduk dan mengelus-elus betisnya.
Pak Jamal pun menghela napas lega dan menutup mapnya. “Sudah ya itu saja. Kalau ada masalah, silahkan telepon asisten saya saja. Saya sibuk, hehe,”
“Memangnya Papa saya membayar anda rendah ya? Dari dulu jutek terus,” gerutu Randy.
“Itu dia masalahnya, Pak Raymond bayar saya tinggi sekali. Tapi kan Pak Randy tidak, lagian saya bukan pengacara Pak Randy,” Pak Jamal berdiri dan membetulkan ikat pinggangnya. “Saudara dan kerabat lain tidak dapat warisan ya, jadi kalian berdua siap-siap mendapat kejulidan. Terutama Bu Ruby. Tapi kan ya Pak Raymond bilang ke Pak Randy kalau jaga-”
“Iyaaa, kami keluar,” sahut Randy sambil menggandeng lengan Ruby dan Romeo keluar dari ruangan Pak Jamal sebelum pria itu bicara panjang lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
waduh jangan2 papa Raymond sudah punya firasat anaknya yang bandel akan jatuh cinta kepada istrinya yang cantik..
gak rela ya walaupun sudah mati...
2024-09-06
0
Cut SNY@"GranyCUT"
oh, jadi Indy atau Ruby sudah berhasil mengambil kembali adiknya dari om dan tantenya.
2024-09-06
0
Cut SNY@"GranyCUT"
eh duluan mana nih yang kenal Indy, Randy atau papanya?
2024-09-06
0