Rumah

Rumah Papa besar, dan indah, bergaya klasik ala perumahan kaum elit di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Seingat Randy, tidak pernah seindah ini sejak Mamanya meninggal dunia. Kali ini ada sedikit ‘sentuhan’ wanita di setiap sudutnya.

Mama Randy meninggal saat pria itu berusia 15 tahun. Sejak itu hari-harinya dan Papa selalu dipenuhi dengan ketidakcocokan karena tidak ada yang menengahi mereka. Namun Randy selalu ingat ucapan Mama yang belakangan justru dilanggarnya sendiri.

Randy, sebenci-bencinya kamu, jangan pernah meninggalkan Papa sendirian.

Dan ia malah pergi selama 5 tahun.

Ruby berjalan anggun masuk ke rumah mendahuluinya, lalu melemparkan tas bermerk Diornya ke atas sofa. Dengan sigap ia menekan layar ponselnya.

“Astaga... pajak ini-itu termasuk balik nama, notaris, dan administrasi bisa-bisa sekitar 5 milyar sendiri! Kenapa NJOP rumah ini begitu mahalnya!!” serunya frustasi. “Buka paha di mana lagi gue?!”

“Balik nama ke gue, ntar gue bayarin. Terus lo cao dari sini,” sahut Randy cuek dan duduk di sofa sambil tersenyum menantang.

Kini mereka malah mulai berbicara dengan aksen apa adanya. Lo-Gue.

“Itu bukan solusi, Boss!” dengus Ruby.

“Hey,” Randy mencengkeram lengan Ruby, dan wanita itu menghentikan gerutuannya, “Lo beneran cewek club yang waktu itu?”

Ruby menatap lurus ke arah mata Randy, matanya yang sayu berusaha berbicara kalau semua dugaan Randy benar, tapi ada rasa gengsi yang berkecamuk di hatinya.

Cewek Club.

Panggilan yang terasa hina terdengar di telinganya, namun sukar untuk ditampik.

Wanita itu pun menepis tangan Randy, membebaskan diri, dan menghela napas. Ia tidak menjawab pertanyaan Randy, dan pria itu menyimpulkan kalau semu tebakannya benar.

“Gimana caranya lo bisa di sini?!” seru Randy seakan tak percaya dengan hal yang ia temukan.

“Yaa caranya ya gampang aja, cari duda kaya dari internet, godain, jadi Baby deh,”Ruby mengangkat bahunya, seakan itu bukan sebuah aib.

“Ular berbisa,” gerutu Randy.

“Itu kan harapan lo?”

“Eh?”

“Hm,”

“Maksud lo...”

“Kalau gue bilang gue beneran sayang sama Pak Raymond, lo percaya nggak?”

“Nggak,” kata Randy cepat.

“Ya udah, jadi tidak ada gunanya gue ngejelasin panjang lebar. Karena itu, lo nggak perlu tau  motif gue,” kata Ruby sambil mengibaskan rambutnya ke belakang, “Yang jelas, Boss, secara resmi gue adalah nyokap tiri lo, gue berhak sesuai wasiat untuk menjadi pewaris atas harta suami gue. Titik,”

Randy menatap Ruby dengan tajam. Ia berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Gue dan bokap nyari semua ini sampai jungkir balik, tau-tau lo datang dan mengklaim lo berhak atas semua ini?”

“Iri bilang, Boss,” ejek Ruby.

“Pergi, sana!” ujar Randy.

“Lo yang pergi! Ini rumah gue!” sahut Ruby.

“Astaga! Lo pikir gue bakalan diem aja ngedenger isi surat wasiatnya? Gue-”

“Iya, tau! Lo kaya, pinter, CEO lulusan Standford, bisa jadi lo juga mafia! Tapi denger ya, rumah ini memang perjanjian awal Bokap lo ke gue! Gue nemenin dia sampe akhir hayat dan bayarannya adalah rumah ini! Tapi seharusnya dia juga sudah balik nama rumah ini atas nama gue! Tapi dia malah keburu mangkat!” seru Ruby.

“Ck! Mana gue percaya... buktinya-”

“Nih buktinya!!” Ruby melemparkan selembar surat yang tampaknya hasil fotokopian. “Pelototin tuh!”dan wanita itu pun menghentak-hentakkan kakinya menuju kamarnya.

“Dasar cewek gila,” gerutu Randy sambil memungut surat itu dari lantai.

Lalu membaca isinya.

“Astaga, ini perjanjian bawah tangan...” gumam Randy sambil mengusap wajahnya selesai membaca fotokopian yang tadi dilempar Ruby.

“Gimana? Puas Om?”

Randy langsung berdiri karena kaget.

Romeo sudah berada di depannya dengan wajah yang dekat sekali dengan Randy. Anak itu menyeringai menunjukan senyumnya yang bersemangat.

“Kamu dari tadi di sana?!” sahut Randy

“Iya dong,”

“Kenapa pake ‘dong’,”

“Ya terus aku dimana lagi?”

“Ke kamar sana maen PS,”

“Bosen,”

“Nonton seri,”

“Bosen juga,”

“Belajar, sana,”

“Ini lagi belajar,”

“Belajar apa?”

“Memperhatikan interaksi antara dua manusia yang berbeda jenis dimana variabelnya apakah terdapat kecocokan antara budaya, gaya hidup, dan egoisme serta korelasinya dengan pengalaman sehari-hari,”

Randy diam karena berusaha mencerna kalimat Romeo.

Anak ini kira-kira masih SD, tapi kenapa cara bicaranya persis seperti dosen pembimbing skripsi?!

“Errr... lalu hasilnya apa?” Randy sebenarnya tidak mengerti, tapi dia juga tidak mau kalah adu argumen.

“Hasilnya H0 diterima,”

Apa tuh?Apa tuh? H0 tuh apa...?! Pikir Randy kalut. Wait! Ini kayaknya pelajaran statistik waktu di kampus dulu! Coba pikir lagi, ingat-ingat Randy!

“Eeeeh, artinya... tidak ada hubungannya?” tebak Randy tidak yakin. Dia hanya berusaha mengkait-kaitkan.

“Tepat,” jawab Romeo.

Yess! Seru Randy dalam hati. Ternyata dia masih ingat pelajaran belasan tahun lalu!

“Ternyata walaupun usia kalian sama, gaya hidup hedonnya juga sama, egois juga dua-duanya, tidak menjamin kalian cocok berinteraksi satu sama lain,” kata Romeo. “Justru Om Raymond yang kita kira laki-laki paling licik dan congkak bisa bersikap sangat sayang ke kak Ruby,”

Randy mencibir mendengar Romeo.

“Om, surat itu...” Romeo melirik surat di tangan Randy.

“Ya?”

“Kak Ruby nggak minta, loh. Tadinya dia hanya berniat bekerja sebagai pembantu di rumah ini. Tapi mungkin karena dia cantik dan cekatan, jadi Om Raymond melamarnya menjadi istri. Itu pun... setahuku loh ya, Om Raymond tidak pernah menyentuh Kak Ruby. Dia hanya butuh ditemani, karena kesepian. Dan Kak Ruby mirip mendiang istrinya, katanya,”

Randy menarik napas panjang.

Lalu menatap surat di tangannya.

Isi surat itu kurang lebih pernyataan dari Pak Raymond kalau sebagai bayaran atas jasa Ruby mendampingi Pak Raymond, adalah tanah dan bangunan dengan SHM No. Xxx atas nama Raymond Gaspar.

“Kalau fotokopiannya kurang meyakinkan, surat asli dan video waktu Om Raymond menulis suratnya ada di Pak Jamal ya Om, bisa dilihat sendiri,” kata Romeo.

“Kamu yakin Papa saya tidak dalam pengaruh hipnotis?!”

“Kalau Kak Ruby punya ilmu hipnotis, dari tadi pasti Om Randy nggak se-sewot ini kan?”

Randy diam sambil melirik Romeo. Benar juga, sih, pikir Randy.

“Tapi yaaa, memang seharusnya dari kemarin sertifikatnya di balik nama ke atas nama Kak Ruby, tapi Om Raymond berkali-kali terkena serangan jantung, jadi fokus kami teralihkan. Kami semua tidak menyangka beliau dipanggil Tuhan secepat ini,”

“Hm,” gumam Randy.

“Om?”

“Apa?”

“Ini kan rumah kelahiran Om Randy,”

“Iya, terus?”

“Beli aja Om, kita jual deh sesuai nilai pasar, 150miliar,”

“Ngimpi kamu?!” gumam Randy sambil berdiri dan beranjak ke arah pintu keluar untuk ke kantor.

“Nggak nyesel ya Om kalau besok tiba-tiba ada orang lain yang mau beli,” sahut Romeo dari kejauhan.

“Gila tu bocah jenius banget, pemikirannya udah kayak makelar tanah,” Randy bergidik karena ia sebenarnya ketakutan menghadapi Romeo.

Karena tidak normal untuk anak seusia Romeo mengetahui hal-hal seperti harga rumah dan ketentuannya.

Sekilas info,

Jangan senang dulu kalau dikasih warisan berupa rumah atau tanah dan bangunan. Pastikan sudah dibalik nama ke atas nama para ahli waris sebelum si empunya berpulang. Tapi seringkali, proses ini malah senjata makan tuan. Selain tidak etis karena belum meninggal kok sudah di balik nama, juga kerap terjadi penyalahgunaan wewenang seperti para ahli waris yang jadi 'mengusir' orang tua saat rumah sudah terlanjur dibalik nama padahal belum meninggal.

Seringkali para ahli waris dipusingkan dengan masalah pajak perihal rumah peninggalan almarhum.

Sebagai info, (kalau tidak mau pusing skip dulu saja yaaa) biaya yang harus dibayar di Kantor BPN adalah biaya pelayanan balik nama sertifikat. Besarannya adalah sebesar nilai jual tanah dibagi dengan 1.000 (nilai tanah (per meter persegi) x luas tanah (meter persegi) /1.000)..

Kenapa balik nama sertifikat tanah warisan perlu dilakukan? Alasannya supaya hak kepemilikan tanah warisan yang kamu punya berkekuatan hukum tetap dan kamu akan terhindar dari masalah tanah itu.

Sekian sekilas infonya dan Terima saja aku apa adanya.

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

terima kasih thor..

2024-09-06

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Betul thor... karena yang seringkali menjadi masalah..

2024-09-06

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dibayar oleh penerima hak dan Pajak Penghasilan (PPh) dibayar oleh penjual.
Lanjutin ilmu yang author bagi buat readers, kalo ada yang mau urus balik nama aset tanah dan bangunan.

2024-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!