Cinta Si Gigi Bungsu
Langit yang cerah, cuaca yang bagus. Sungguh hari yang sempurna untuk seorang gadis bernama Rara. Rara berdiri di depan pintu gerbang kampus sambil menghela nafas berat. Hari ini dirinya berencana untuk membuat misi menyatakan cinta kepada siapapun meski bukan orang yang dicintai. Misinya kali ini ialah menjadi perantara bagi orang orang yang ingin menyatakan cinta.
Rara berjalan memasuki gerbang kampus yang bertuliskan fakultas kedokteran gigi. Terlihat segerombolan mahasiswa tengah meniupkan balon warna-warni dan mengikatkan balon ke sebuah tali kecil. Seorang mahasiswi yang merupakan junior Rara menghampirinya.
"Kak Rara, kejutannya akan segera dimulai." kata junior itu.
"Benarkah? siapa?" tanya Rara.
" Mahasiswa kedokteran akan menyatakan cinta pada mahasiswi kedokteran gigi". jawab junior itu.
"Dimana tempatnya?" tanya Rara
Junior itu menyuruh Rara mengikutinya. Lalu salah satu Junior yang lain meminta Rara untuk membawakan balon. Rara mengambil semua balon itu. dan berjalan mengikuti arah junior tadi. Dan sampailah Rara di lapangan basket, Rara melihat sekitar tidak ada orang di sana. Hanya Rara seorang yang ditemani balon warna-warni yang dipeganginya.
Tiba-tiba datang beberapa orang sambil memegang balon yang sama. Mereka semua mengelilingi Rara, membuat Rara tak bisa melihat sekitarnya. Rara merasa bingung dengan apa yang terjadi. Lalu seseorang datang menyentuh kedua pundaknya kemudian mencium keningnya. Orang-orang itu berteriak bahagia dan melepaskan balon terbang ke langit.
Satu tahun yang lalu..
Rara berdiri sambil memandang kearah baliho yang menuliskan perayaan Hari Valentine 2021. Dengan kacamata besar yang dipakai bahkan behel yang menempel di giginya, dia terlihat tak begitu menyukainya. dia melihat mahasiswa lain tengah sibuk menyiapkan perayaan valentine.
" Aku benci acara ini". ucap Rara dalam hati.
Acara yang berlangsung hampir setiap tahunnya, membuat Rara tak menyukainya apalagi ada mahasiswa yang menyatakan perasaan cinta kepada orang yang dicintai.
Saat Rara berdiri melihat orang-orang di sekitarnya, seseorang junior menghampirinya.
"Kak, mengapa malah berdiri disini? Siapkan kejutan untuk selanjutnya. Ayo!" kata Junior itu sambil menarik tangan Rara.
Rara berdiri ditengah Aula. Acara Valentine ini diadakan bagi orang-orang yang tidak berani menyatakan cintanya. Mereka akan meminta bantuan kepada panitia untuk menyediakan kejutan spesial bagi orang-orang yang ingin menyatakan cinta sesuai dengan tema yang mereka inginkan. Dan Rara merupakan orang yang juga ikut membantu mensukseskan acara tersebut. Mungkin bagi semua orang acara ini sangatlah bagus. Namun, tidak bagi Rara. Rara masuk ke dalam komunitas ini dikarenakan desakan dari seniornya. Jika tidak didesak mungkin Rara tidak akan ingin menjadi anggota komunitas itu.
Rara berdiri ditengah Aula, di depannya sudah ada pasangan. Dari sisi kanan si cowok datang membawakan bunga diiringi dengan teman cowoknya. Begitu pula dari sisi kiri sang gadis ditutup matanya dengan kain lalu diiringi dengan beberapa temannya. Rara yang berdiri terlihat sangat kesal.
Saat pasangan itu berdiri, sang gadis dibuka penutup matanya. Musik romantis pun diputar. Si cowok dengan bunga ditangannya, kemudian menyanyikan sebuah lagu romantis.
"Huh! merinding!" kata Rara kesal dalam hati.
Melihat adegan romantis di depannya. Rara kepikiran jika dirinya tidak pernah berkesempatan merasakan hal sama yang seperti itu dalam hidupnya. Bagi Rara, dirinya seperti gigi geraham paling dalam, paling belakang. Mungkin orang berfikir jika gigi itu kuat. Ternyata tidak, gigi itu hidup dibawah gusi. Yang hanya menunggu waktu menjadi gigi bungsu, gigi itu akan tumbuh tanpa lawannya. Rara menjadi orang yang tidak berguna, yang hanya menunggu untuk dicabut. Bagi Rara dirinya tidak berharga. Teman saja tidak punya apalagi seorang kekasih. Rara merasa kesal, kenapa saudaranya tidak membagikan ketampanan serta kepintarannya untuk adiknya ini.
Rara mengingat kembali kenangan saat SMA, saat dirinya tidak sengaja mendengar teman kelasnya mengatakan bahwa mereka tidak menemukan hal baik yang ada pada diri Rara dibandingkan dengan saudaranya. Bahkan mereka tak segan memuji saudaranya itu seorang yang menawan. Itulah yang menjadi alasan Rara tidak mau memiliki teman. Bagi Rara, dirinya hanya sebagai lelucon untuk teman sekelasnya. Teman sekelasnya bahkan membicarakan hal buruk tentang dirinya. Bahkan banyak dari mereka mendekati Rara, karenakan Rara baik terhadap mereka dan memiliki saudara yang tampan. Sebagian dari mereka mendekati Rara hanya karena memanfaatkan kepintaran Rara. Hal itu membuat Rara emosi dan bertengkar dengan teman sekelasnya. Alasan itulah membuat Rara tak memahami cara bersosialisasi. Bahkan dengan jahatnya teman sekelasnya mengatakan bahwa Rara adalah seseorang yang buruk dan kerap melakukan hal-hal aneh. Yang membuat sakit hati saat mereka mengatakan jika Rara tidak ada yang baik dalam hidupnya, kecuali saudaranya.
Apa yang terjadi di masa SMA mengubah hidup Rara. Rara tidak percaya lagi dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan dipikiran Rara senyuman yang mereka berikan hanyalah senyuman palsu. Bahkan Rara takut menunjukan perasaan yang sebenarnya, bahkan saat dirinya menginginkan cinta, pertemanan dan dukungan dari orang lain.
Dramatis sekali! begitulah yang difikirkan Rara akan kisah hidupnya. Rara masih berdiri melihat adegan romantis di depan.
" Ck! kejutan dan lagu yang romantis". kata Rara kesal dalam hati.
Bahkan ada adegan dimana orang yang mengiri sang gadis mulai menaburkan kelopak bunga mawar ke arah mereka.
"Ck! kenapa gak menikah saja si mereka! menyebalkan!" kata Rara dengan nada tak suka.
Rara memilih meninggal aula, dari pada harus berlama-lama melihat drama romantis di depannya. Rara berniat mau pulang, namun hujan turun dengan deras. Terpaksa Rara harus tetap berdiri di depan pintu masuk aula.
"Hujan di bulan februari? segalanya sudah gila! bagaimana bisa aku mendapatkan payung untuk pulang?" kata Rara kesal.
Yang paling menyebalkan saat dirinya berdiri menunggu hujan reda, beberapa orang dengan berpasangan melewatinya dengan menerobos hujan dengan satu payung berdua. Melihat itu Rara kesal, dan ingin mendorong mereka jatuh ke tanah. Rara menadahkan tangan ke air hujan lalu melihat ke atas.
"Sinar matahari sudah mulai terlihat. Hujannya mungkin akan berhenti sebentar lagi". Kata Rara untuk dirinya sendiri.
Namun, sudah satu jam hujan tak kunjung berhenti. Rara tidak bisa menyembunyikan wajah kesalnya.
" Hei, jangan hujan-hujanan!" kata seorang cowok dari belakang.
Rara menoleh dengan cepat, tak sadar kacamatanya jatuh. Cowok itu menghampirinya dengan membawakan sebuah payung. Cowok itu mengambil kacamata Rara yang terjatuh dan memakaikan ke Rara. Membuat Rara melihat jelas wajah cowok dihadapannya itu.
"Kamu bisa sakit." kata cowok itu dihadapannya.
Rara melihat dengan jelas senyuman manis cowok itu untuknya. Membuat Rara salah tingkah.
"Mau pulang ya?" tanya cowok itu.
"Aku anterin kamu ke tempat pemberhentian bus ya". Kata cowok itu lagi.
Kata-kata itu terngiang di telinga Rara, membuat Rara terus menatap wajah cowok dihadapannya itu. Cowok itu membukakan payung, lalu menarik Rara dekat dengannya.
"Ayo!" kata cowok itu.
Hal itu membuat hati Rara berdegup kencang.
Sesampai di pemberhentian bus, hujan sudah reda.
"Aku.. aku... berterima kasih". kata Rara tersenyum malu.
"Sama-sama". kata cowok tersebut.
Lalu cowok tersebut mengambil stiker love di saku celananya. kemudian menempelkan stiker itu di baju Rara.
"Selamat hari Valentine". kata cowok tersebut.
"Baiklah aku harus pergi, sampai ketemu lagi". Kata cowok itu sambil tersenyum dan berjalan meninggalkan Rara.
Rara hanya tersenyum.
"Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lo ayank gue titik!
kamu lebih banyak pake titik yah ketimbang koma😅
2022-09-27
0
Lo ayank gue titik!
titiknya jangan disimpen diluar, kasian kedinginan
2022-09-27
0
Lo ayank gue titik!
untuk dialoh tag, gunakan tanda baca koma bukan titik
2022-09-27
0