Rencana Raden

Pagi yang cerah, Rara sudah bangun dari tidurnya. Kini badannya sudah segar karena barusan Rara selesai mandi. Saat Rara tengah menyikat gigi. Rara kembali mengingatkan perkataannya kepada Satria kemarin. Bahkan perkataan masih terekam jelas di ingatannya. Rara merasa kesal pada dirinya karena masih memikirkan hal itu. Tiba-tiba Rara mendengar suara Raden yang berbisik di telinganya.

"Aku juga akan membuat kamu menginginkannya."

Dengan kesal Rara menjawab.

"Tidak!" teriak Rara.

Tidak disangka yang berdiri di samping Rara bukanlah Satria melainkan kakaknya Raden. Karena berteriak sambil menyikat gigi. Busa dari mulutnya terciprat ke wajah Raden. Hal itu membuat Raden kesal. Segera dia membersihkan wajahnya.

"Bisakah kamu menyelesaikan sikat gigimu terlebih dahulu sebelum berbicara!" kata Raden.

"Bang Raden?" Kata Rara kaget.

"Ya! ini aku. Kamu gak mengenali wajah tampanku ini?" kata Raden kesal.

Rara hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.

"Oh pantas saja! Kamu sudah merasa cantik sekarang ya! Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Bima? Baik-baik saja, kan?" tanya Raden.

Alasan Raden di kamar mandi saat Rara menyikat gigi, inilah alasannya karena Raden begitu penasaran dengan hubungan percintaan adiknya itu. Karena sudah menunggu lama sang adik yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Kebetulan pula pintu kamar mandi tidak tertutup dan saat Raden mengintip Rara sedang menyikat gigi. kesempatan bagi dia untuk bertanya kepada adiknya itu.

Mendengar pertanyaan kakaknya itu membuat Rara kesal.

" Baik-baik saja apanya! Aku juga belum bicara padanya. Apa yang harus aku lakukan bang? Aku sudah melakukan suatu yang memalukan dan dia melihatnya. Apa yang harus aku lakukan, bang? Aku bahkan gak berani untuk menatapnya. Tolong aku, Bang Raden!" teriak Rara sambil mengguncangkan badan abangnya dengan kedua tangannya.

"Pertama-tama, kamu harus berhenti mengundangkan tubuhku." kata Raden.

Rara kaget dan menghentikan perbuatannya.

"Aku ini bukan susu kotak. Tapi aku punya rencana. Lihatlah ini." kata Raden tersenyum sambil menunjukan ponselnya kepada Rara.

Di ponsel itu terdapat pamflet tentang night party yang bertema cinta buta.

"Cinta buta? Acara apa ini?" tanya Rara yang tidak paham dengan maksud abangnya itu.

"Itu merupakan tema dari acara pesta. Dan ini jarang dirayakan setiap hari. Acara ini adalah acara malam yang gelap dan gak akan ada cahaya." Kata Raden tersenyum.

" Bagaimana kita bisa melihat tanpa adanya cahaya?" tanya Rara yang tidak paham dengan maksud kakaknya itu.

" Baca saja konsep acara ini. lihat ini." Kata Raden meminta adiknya melihat ke ponselnya.

" Matamu benar-benar tidak bisa melihat tapi hatimu benar-benar bisa merasakan. Di sana kamu bisa berbicara dan merayu sesuka hatimu." Kata Raden.

" Bagaimana bisa aku ada kaitannya dengan hal ini?" tanya Rara tidak mengerti dengan penjelasan kakaknya itu.

"Adikku tersayang. Kamu begitu bodoh saat membahas tentang percintaan. Kamu baru saja mengatakan padaku bahwa kamu gak berani menatap Bima. Pergilah ke pesta ini. Lalu bicaralah dari hati ke hati dengan dirinya. Gak melihat wajahnya akan mengurangi kegugupan mu." kata Raden tertawa.

" Jika kamu bisa membuat Raden pergi ke pesta ini. Aku yakin 99% kamu bisa membuat Bima menjadi kekasihmu." kata Raden.

"Luar biasa, bang! Aku akan melakukan apa saja untuk membuat dia mau. Aku cinta padamu, bang." teriak Rara tersenyum senang lalu memeluk kakaknya.

"Bagus sekali!" kata Raden sambil menepuk punggung adik kesayangannya itu.

Rara berangkat ke kampus, bukannya menuju ke fakulitas kedokteran gigi melainkan dia berada di fakulitas kedokteran, dimana fakulitas tempat Bima menempuh pendidikan. Rara duduk dihalaman fakulitas kedokteran. Dengan harapan dia akan bertemu dengan Bima sebelum kelasnya dimulai. Rara terus tersenyum menunjukkan kebahagiaannya. Rara mengambil ponselnya dan mengaca wajahnya menggunakan kamera ponsel. Dalam hati dia berkata jika dia masih terlihat cantik pagi ini. Tiba-tiba sebuah pesan muncul dilayar ponselnya. ternyata itu pesan dari Setia.

"Kudengar penampilan mu baru."

"Bagaimana kamu tahu?" tanya Rara.

"Aku pintar." Balas Setia.

"Kamu pintar tetapi aku yang cantik. Kamu ingin melihatnya?" Balas Rara.

"Kamu begitu terobsesi." Balas Setia.

"Aku tahu kamu ingin memujiku cantik kan? Katakan saja gak perlu merasa malu." Balas Rara.

" Kamu begitu percaya diri." Balas Setia.

"Katakan saja sekarang. Puji aku sekarang juga!" balas Rara memaksa.

"Baiklah. Kamu terlihat sangat cantik. Udah puas sekarang?" Balas Setia.

Rara tersenyum saat membaca pesan dari Setia.

" Aku mungkin terlihat cantik dalam foto, tetapi jauh lebih cantik jika dilihat secara langsung. Ingin bertemu denganku gak?" Balas Rara.

" Akui saja jika kamu ingin bertemu denganku." balas Setia.

" Kamu gak mau bertemu denganku?" Balas Rara.

" Gak." Jawab Setia.

" Kenapa gak? Kamu yang duluan mengirimkan permintaan pertemanan kepadaku." Balas Rara.

" Ya. itu karena.. Kita bisa berteman tanpa harus bertemu satu sama lain." balas Setia.

Balasan pesan dari Setia mengingatkan Rara dengan apa yang dikatakan Satria padanya kemarin. Dimana Satria ingin berteman dengannya. Bunyi pesan membuat Rara tersadar dari lamunannya.

"Hei. Ada apa?" Setia

"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Rara yang mulai mencurigai Setia.

Rara mulai curiga dengan Setia. Namun, Setia tidak membalas pesannya.

"Siapa kamu? Mengapa kamu gak membalas pesan tentang siapa kamu sebenarnya?" Tanya Rara pada ponselnya.

Tiba-tiba seseorang memanggil Rara.

"Rara!."

Rara melihat ke sumber suara. Yang ternyata itu adalah Bima. Bima yang melihat Rara menggerutu sendiri dengan ponselnya pun bertanya.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bima.

Rara hanya tersenyum manis kepada Bima.

" Bagaimana kondisi mu sekarang? Apakah sudah merasa lebih baik?" tanya Bima.

Rara masih bingung dengan pertanyaan Bima. Bima yang melihat Rara tidak menjawab akhirnya kembali mengingatkan Rara akan kejadian kemarin.

" Tentang kejadian kemarin." Kata Bima.

Rara tersadar dan paham apa yang dimaksud Bima.

"Oh! Aku baik-baik saja sekarang." Jawab Rara tersenyum malu.

"Syukurlah. Aku khawatir padamu." Kata Bima.

Rara yang mendengar apa yang barusan Bima pun tersenyum senang. Tidak disangka jika Bima sangat khawatir padanya.

"Saat kamu gak mengenakan kacamata dan gaya rambutmu yang seperti ini, kamu terlihat cantik." kata Bima sambil tersenyum.

Barusan Bima memuji Rara cantik. Hal itu membuat senyuman di bibir Rara makin merekah.

"Eh!" kaget Bima sambil menunjuk mulut Rara.

"hah! apa ada sesuatu di gigiku?" kata Rara langsung menutup mulutnya dengan tangan.

"Gak kok. Aku baru menyadari bahwa kawat gigimu sudah dilepas." Kata Bima tersenyum.

Rara langsung melepaskan tangan yang menutupi mulutnya. dan Rara langsung tersenyum lebar di hadapan Bima. Ternyata bima memperhatikan Rara, kata Rara dalam hati. Melihat Bima yang sudah berada di hadapannya. Rara berniat untuk mengikuti rencana kakaknya Raden.

"Rara! Kamu melamun ya?" tanya Bima yang sedari tadi hanya melihat Rara tersenyum sambil melihatnya.

"Apa? gak kok!" jawab Rara kaget.

" Aku ingin bertanya, apakah kamu punya waktu luang hari minggu ini?" tanya Rara.

"Hm. Aku belum tahu sih! Ada apa?" tanya Bima.

"Apa kamu mendengar acara pesta cinta buta?" tanya Rara malu.

"Pernah. Ada apa?" tanya Bima.

" Apa kamu sudah punya teman kencan?" tanya Rara malu-malu.

"Belum." jawab Bima.

Mendengar jawaban Bima, Rara tersenyum senang. Inilah kesempatan untuk Rara.

"Aku ingin pergi dengan temanku, tapi gak ada seseorang pun yang bisa. Apa kamu mau pergi denganku?" tanya Rara.

"Hm. akan kupikirkan terlebih dahulu ya. Aku gak yakin apa aku bisa atau gak." jawab Bima.

Rara sedikit kecewa mendengar jawaban Bima. Bima melihat jam tangan.

"Ah! Ra, aku harus pergi. Aku udah terlambat. Bye." kata Bima lalu pergi meninggalkan Rara.

Episodes
1 Jatuh Cinta
2 Satria!!
3 Terlihat tidak menarik
4 Tentang Raden
5 Dasar Culun
6 Rara akan berubah
7 Permintaan maaf
8 Ke Dokter gigi
9 Penampilan baru yang kacau
10 Aku ingin menjadi temanmu
11 Rencana Raden
12 Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13 Kisah seram di laboratorium.
14 Gara-gara botol air minum
15 Sebuah permohonan
16 Gara-gara kisah di laboratorium
17 Pernyataan cinta
18 Ciuman pertama
19 Penggemar SaRa (Satria Rara)
20 Rencana Raden
21 Rencananya gagal
22 Pernyataan cinta dari Satria
23 Raden dan Mira
24 Jas laboratorium
25 Gara-gara akun SaRa
26 Ibu guru Nadia
27 Tentang hubungan Satria dan Bima
28 Si pipi lembut
29 Lagi-lagi Satria!
30 Si pembuat onar
31 Penyakit menyangkal
32 Menyatakan Cinta
33 Patah hati
34 Berhenti membohongi diri
35 Jangan tinggalkan aku
36 Teman pertama
37 Benih-benih cinta mulai tumbuh
38 Hanya menyukai Bima
39 Perasaan bersalah
40 Bimbang dengan perasaan sendiri
41 Keluarga
42 Pernyataan cinta
43 Pernyataan cinta 2
44 Klip ikan berujung ke akun SaRa
45 Merasa bersalah kepada Satria
46 Dara
47 Kesal
48 Cemburu
49 Cemburu
50 Perasaan Satria
51 Ketentuan masa percobaan pacaran
52 Cap resmi pacaran
53 Hanya ingin satu ciuman
54 Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55 Pacaran
56 Ketahuan
57 Hubungan rahasia
58 Mira Dan Satria
59 Chapter 59
60 Cemburu
61 chapter 61
62 Chapter 62
63 Pengakuan
64 Foto masa lalu
65 Galau
66 Perasaan yang sebenarnya
67 Pengakuan cinta
68 Chapter 68
69 Happy ending
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Jatuh Cinta
2
Satria!!
3
Terlihat tidak menarik
4
Tentang Raden
5
Dasar Culun
6
Rara akan berubah
7
Permintaan maaf
8
Ke Dokter gigi
9
Penampilan baru yang kacau
10
Aku ingin menjadi temanmu
11
Rencana Raden
12
Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13
Kisah seram di laboratorium.
14
Gara-gara botol air minum
15
Sebuah permohonan
16
Gara-gara kisah di laboratorium
17
Pernyataan cinta
18
Ciuman pertama
19
Penggemar SaRa (Satria Rara)
20
Rencana Raden
21
Rencananya gagal
22
Pernyataan cinta dari Satria
23
Raden dan Mira
24
Jas laboratorium
25
Gara-gara akun SaRa
26
Ibu guru Nadia
27
Tentang hubungan Satria dan Bima
28
Si pipi lembut
29
Lagi-lagi Satria!
30
Si pembuat onar
31
Penyakit menyangkal
32
Menyatakan Cinta
33
Patah hati
34
Berhenti membohongi diri
35
Jangan tinggalkan aku
36
Teman pertama
37
Benih-benih cinta mulai tumbuh
38
Hanya menyukai Bima
39
Perasaan bersalah
40
Bimbang dengan perasaan sendiri
41
Keluarga
42
Pernyataan cinta
43
Pernyataan cinta 2
44
Klip ikan berujung ke akun SaRa
45
Merasa bersalah kepada Satria
46
Dara
47
Kesal
48
Cemburu
49
Cemburu
50
Perasaan Satria
51
Ketentuan masa percobaan pacaran
52
Cap resmi pacaran
53
Hanya ingin satu ciuman
54
Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55
Pacaran
56
Ketahuan
57
Hubungan rahasia
58
Mira Dan Satria
59
Chapter 59
60
Cemburu
61
chapter 61
62
Chapter 62
63
Pengakuan
64
Foto masa lalu
65
Galau
66
Perasaan yang sebenarnya
67
Pengakuan cinta
68
Chapter 68
69
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!