Ke Dokter gigi

Rara menyeruput minuman Bobanya. Rara melihat ponselnya.

"Kayak aku beneran dibohongi nih!"

Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah datang. Mereka menyebut diri mereka sebagai geng pemberani dan menggemaskan.

Anggota pertama merupakan anak bar, katanya kemana pun dia pergi masalah selalu mengikutinya. Namanya Ken, dia dijuluki tukang emosi. Anggota kedua adalah oppa Gangnam yang bermulut manis dan selalu memikat hati para gadis. Namanya Yogi, pria tampan yang dikejar para gadis. Anggota ketiga ialah Jay, dia ingin menjadi bintang terkenal namun sayang tidak pernah beruntung. Dan Anggota ke empat ialah Deni, seorang pemain game yang hobi ngewibu. Karena dia hobi membaca komik, saking seriusnya setiap orang memanggil dia tidak mendengar. Bahkan orang menyebutnya si tuli. Merekalah geng Anjay.

"Sial! aku barusan baca komik apa gimana ya? tapi tunggu, kok cowok semua." kata Rara melihat geng Anjay yang berdiri di depannya.

"Kami disini untuk mengubah dirimu." kata geng Anjay.

"Tapi kalian.. itu.. cowok." kata Rara sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatel.

" Emang kalau mau merubah penampilan harus ada cewek ya?" tanya Ken.

Rara terdiam.

"Sudahlah. kamu gak usah pikirkan. Walaupun kami semua ini cowok, tenang kami bakal bantu kamu. percayalah sama kamu berempat, oke?" kata Yogi sambil mengedipkan sebelah mata.

Rara merinding saat Yogi mengedipkan sebelah matanya itu. Dalam hati berkata jika gadis yang tergila-gila padanya itu gila.

Pertama, Rara akan mengubah penampilannya.

"Pakaian yang kamu kenakan benar-benar ketinggalan zaman." begitu komentar Deni.

Mereka berempat memilih pakaian mana yang cocok untuk Rara. Rara di suruh untuk mencoba satu-satu. Di tengah-tengah Rara mencoba pakaian, Yogi undur diri karena dirinya ada janjian kencan. Katanya gadis akan berkencan dengannya adalah Lisa. Jadi hanya sisa tiga orang geng Anjay yang masih menemani Rara. Setelah mencoba semua pakaian, akhirnya pilihan jatuh pada pakaian yang dipilih oleh Jay. Setelah itu Rara di make up, bahkan kacamata dicopot dan diganti dengan mata. Semua sudah selesai, hanya satu yang belum yaitu behel gigi yang masih menghiasi gigi Rara.

Mereka bertiga mengantar Rara ke tempat dokter gigi. setelah mendaftar, pegawai disitu meminta untuk menunggu.

" Keterlaluan banget si Yogi! ninggalin kita hanya untuk berkencan dengan cewek." kata Jay.

" Baginya gadis jauh lebih penting daripada teman-temannya." kata Deni yang tak lepas dari ponselnya.

" Kamu benar si! kalau aku jadi Yogi juga melakukan hal yang sama." kata Jay lagi.

"Benarkah? Jangan mengeluh sama kita jika kamu dicampakkan." kata Deni dan Ken bersamaan.

"Akan ku hajar kamu kalau kamu galau di depanku." kata Ken.

"Kejam banget." kata Rara yang mendengar ucapan Ken barusan.

Lalu Ken bertanya ke pegawai sampai kapan mereka akan menunggu. Pegawai menjawab jika mereka untuk bersabar.

Tiba-tiba Rara mendengar ada orang yang berteriak di dalam ruangan dokter. Rara menoleh ketakutan. Begitulah dengan ketiga geng Anjay. Rara begitu takut.

"Aku lebih baik pergi dari sini!" teriak Rara.

Namun ketiga geng Anjay itu menahan.

"Duduklah kembali. diamlah." kata Deni.

Tiba-tiba ada anak kecil menyeletuk.

"Kakak mau melarikan diri? Dasar payah!" kata bocah itu.

Hal itu membuat Ken emosi.

"Dasar bocil!". ucap Ken.

"Sabar Ken, ada ibunya." kata Jay.

Begitulah Ken si tukang emosi.

Anak kecil itu dipanggil masuk. Sebelum masuk ruangan, anak itu berkata.

"Perhatikan dan belajarlah dariku" kata bocil sambil mengolok mereka.

Rara ingin segera kabur karena takut. Namun tetap ditahan oleh geng Anjay. Entah apa yang dipikirkan Rara memilih kuliah di jurusan kedokteran gigi, padahal dirinya sendiri takut.

Tidak berselang lama, sang anak kecil tadi keluar sambil menangis. Hal itu menjadi kesempatan bagi geng Anjay untuk menertawakannya. Kini giliran yang masuk ke dalam ruangan, Rara benar-benar takut. Ketiga terus memaksa Rara untuk masuk. akhirnya mau tidak mau Rara menuruti mereka.

Disisi lain Mira tengah menunggu kedatangan Raden. Raden datang dengan motornya. Mira lalu mendekati Raden.

"aku sudah melewati jalan ini tadi, tapi kok aku gak melihat kamu." kata Raden.

"Masa si! aku juga gak melihat kamu. Makasih ya udah menjemput ku. Padahal kita bisa bertemu di lokasi. " kata Mira.

"Jangan khawatir, aku sudah terlambat. Biar kita berdua sama-sama terlambat. Kamu sudah makan?" Tanya Raden.

" Belum. Karena aku menunggumu." Jawab Mira.

" Sarapan itu penting. ayo, kita cari makan untuk sarapan." kata Raden.

Mira mengangguk, lalu Raden memberikan helm untuk dipakai Mira.

" Aku membawa banyak barang. Bisakah kamu memasangkan helm itu untukku?" tanya Mira.

"Baiklah. kalau begitu." kata Raden lalu memasangkan helm ke kepala Mira.

Tapi sayangnya dipasangkan ke kepala, ternyata Raden dengan jail memasang di wajah Mira. Sehingga wajah tertutup helm. Hal itu membuat Raden tertawa.

"Pasang yang benar dong!" kata Mira kesal.

"Iya! aku minta maaf. Aku tadi cuman becanda." kata Raden.

Raden lalu membuka kembali helm itu. Dan kembali memasang di kepala Mira.

"Ayo!" kata Raden.

Mira lalu menaiki motor, mereka pun pergi mencari tempat untuk sarapan.

Kembali lagi ke Rara yang sudah berbaring untuk proses pencabutan behel giginya. Ketiga anggota geng Anjay menemani Rara di ruangan. Sang dokter sedang sibuk menyiapkan alat. Ketiga anggota geng Anjay terpesona melihat wajah sang dokter cantik itu.

"Dia terlihat imut dan menggemaskan. Benar-benar tipe idamanku." ucap Jay.

Kedua temannya itu hanya mengangguk. Lalu Ken mencoba bertanya kepada dokter itu.

"Hallo, dokter. Bisakah kamu menemaninya disini? " tanya Ken.

"Jika kalian tetap Dian dan tenang. itu gak masalah." jawab dokter.

" Tentu. kami gak akan macam-macam kok, dok." kata Jay.

" Kami hanya takut dia ingin melarikan diri. Adik kami itu penakut. " Kata Deni.

Meski itu cuman alasan mereka bertiga karena ingin dekat dengan dokter cantik itu.

"Seharusnya Rara kamu gak boleh takut. Karena dokter yang menangani kamu ini terlihat lemah lembut, aku yakin dia gak menyakitimu." kata Jay merayu.

Rara menghela nafas, dia tahu maksud dari perkataan Jay. Jay ingin menggoda dokter yang menanganinya itu.

"Bagaimana kamu saja yang menjadi pasiennya?" Tanya Rara.

"Apa kamu baru saja menantang ku? kamu salah besar, Ra." kata Jay.

Akhirnya Jay menggantikan posisi Rara. Kini Jay tengah berbaring dan dokter memeriksa giginya.

"Kamu mempunyai dua gigi bungsu yang harus dicabut." Kata dokter yang memeriksa gigi Jay.

"Saya hany ingin gigi saya dibersihkan saja dok." kata Jay.

Rara tahu jika Jay pasti takut untuk mencabut gigi bungsunya.

"Pengecut." komentar Ken.

"Apa kamu merasa takut?" tanya Deni.

Karena diremehkan oleh kedua temannya, Jay tidak terima.

"Tentu gak dong. aku gak takut." kata Jay.

"Cabut gigi merupakan tindakan kecil dan rentan terinfeksi. biasanya kami tidak mengizin pihak teman atau keluarga masuk ke sini. Namun, jika kalian ingin tetap disini mohon tenang dan menjauhlah. " kata dokter.

"Baik dok." kata mereka.

"Makasih dok dan tolong rawat Abangku ya dok." kata Rara mengejek Jay.

" Biarkan saja mereka disini dok. mereka harus melihat bertapa mudahnya hal ini bagi ku." Kata Jay dengan sombongnya.

Dokter mulai memeriksa dan mencabut giginya. Jaya teriak dengan keras. Rara yang melihat itu tertawa pelan. Rasakan akibatnya begitu kata Rara dalam hati.

Episodes
1 Jatuh Cinta
2 Satria!!
3 Terlihat tidak menarik
4 Tentang Raden
5 Dasar Culun
6 Rara akan berubah
7 Permintaan maaf
8 Ke Dokter gigi
9 Penampilan baru yang kacau
10 Aku ingin menjadi temanmu
11 Rencana Raden
12 Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13 Kisah seram di laboratorium.
14 Gara-gara botol air minum
15 Sebuah permohonan
16 Gara-gara kisah di laboratorium
17 Pernyataan cinta
18 Ciuman pertama
19 Penggemar SaRa (Satria Rara)
20 Rencana Raden
21 Rencananya gagal
22 Pernyataan cinta dari Satria
23 Raden dan Mira
24 Jas laboratorium
25 Gara-gara akun SaRa
26 Ibu guru Nadia
27 Tentang hubungan Satria dan Bima
28 Si pipi lembut
29 Lagi-lagi Satria!
30 Si pembuat onar
31 Penyakit menyangkal
32 Menyatakan Cinta
33 Patah hati
34 Berhenti membohongi diri
35 Jangan tinggalkan aku
36 Teman pertama
37 Benih-benih cinta mulai tumbuh
38 Hanya menyukai Bima
39 Perasaan bersalah
40 Bimbang dengan perasaan sendiri
41 Keluarga
42 Pernyataan cinta
43 Pernyataan cinta 2
44 Klip ikan berujung ke akun SaRa
45 Merasa bersalah kepada Satria
46 Dara
47 Kesal
48 Cemburu
49 Cemburu
50 Perasaan Satria
51 Ketentuan masa percobaan pacaran
52 Cap resmi pacaran
53 Hanya ingin satu ciuman
54 Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55 Pacaran
56 Ketahuan
57 Hubungan rahasia
58 Mira Dan Satria
59 Chapter 59
60 Cemburu
61 chapter 61
62 Chapter 62
63 Pengakuan
64 Foto masa lalu
65 Galau
66 Perasaan yang sebenarnya
67 Pengakuan cinta
68 Chapter 68
69 Happy ending
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Jatuh Cinta
2
Satria!!
3
Terlihat tidak menarik
4
Tentang Raden
5
Dasar Culun
6
Rara akan berubah
7
Permintaan maaf
8
Ke Dokter gigi
9
Penampilan baru yang kacau
10
Aku ingin menjadi temanmu
11
Rencana Raden
12
Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13
Kisah seram di laboratorium.
14
Gara-gara botol air minum
15
Sebuah permohonan
16
Gara-gara kisah di laboratorium
17
Pernyataan cinta
18
Ciuman pertama
19
Penggemar SaRa (Satria Rara)
20
Rencana Raden
21
Rencananya gagal
22
Pernyataan cinta dari Satria
23
Raden dan Mira
24
Jas laboratorium
25
Gara-gara akun SaRa
26
Ibu guru Nadia
27
Tentang hubungan Satria dan Bima
28
Si pipi lembut
29
Lagi-lagi Satria!
30
Si pembuat onar
31
Penyakit menyangkal
32
Menyatakan Cinta
33
Patah hati
34
Berhenti membohongi diri
35
Jangan tinggalkan aku
36
Teman pertama
37
Benih-benih cinta mulai tumbuh
38
Hanya menyukai Bima
39
Perasaan bersalah
40
Bimbang dengan perasaan sendiri
41
Keluarga
42
Pernyataan cinta
43
Pernyataan cinta 2
44
Klip ikan berujung ke akun SaRa
45
Merasa bersalah kepada Satria
46
Dara
47
Kesal
48
Cemburu
49
Cemburu
50
Perasaan Satria
51
Ketentuan masa percobaan pacaran
52
Cap resmi pacaran
53
Hanya ingin satu ciuman
54
Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55
Pacaran
56
Ketahuan
57
Hubungan rahasia
58
Mira Dan Satria
59
Chapter 59
60
Cemburu
61
chapter 61
62
Chapter 62
63
Pengakuan
64
Foto masa lalu
65
Galau
66
Perasaan yang sebenarnya
67
Pengakuan cinta
68
Chapter 68
69
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!