Satria!!

Rara masih berdiri di pemberhentian bus sambil memegang dadanya. Tidak disangka ada sebuah motor yang melaju kencang di jalan, membuat air hujan yang tergenang di jalan terciprat ke wajah Rara. Rara belum menyadari bahkan dalam hatinya mengatakan orang yang sedang jatuh cinta merasakan senang dan bersemangat. Bahkan ada sebuah motor datang dan kembali wajah Rara terkena air. Lagi-lagi Rara malah berkata dalam hati jika dirinya baru saja mandi dengan air suci. Begitulah jatuh cinta, terkena cipratan air hujan pun tak masalah. Hingga tak terasa dirinya sudah basah kuyup. Lalu Rara menyadari kebodohannya.

"Rara, kamu sudah pulang?" teriak mama Rara dari luar kamar Rara.

"Iya ma". jawab Rara

" Kamu pergi kemana? kamu tidak makan malam dulu?" tanya mama Rara.

"Aku sudah kenyang ma". jawab Rara.

"Kenyang gimana?"

"Aku sudah kenyang akan cinta ma".

"Apa?"

"Bukan apa-apa ma".

"Apa yang terjadi padamu?" tanya mama Rara sembari meninggalkan pintu kamar Rara.

Di dalam kamar Rara menempel stiker pemberian cowok tadi di kaca riasnya sambil tersenyum. Rara lalu ke kamar mandi untuk menyikat gigi.

Hari ini, Rara pertama kalinya bisa berbicara dengan orang yang selama ini dia sukai. Namanya Bima, Rara tahu sebab baru saja dia mencari akun media sosial cowok yang bertemu dengannya tadi siang. Mendengar nama Bima membuat Rara ingin segera pergi menuju galaksi Bima sakti (haha).

Setelah kejadian di hari valentine, Rara sudah mencari tahu cowok yang membantunya itu.

Nama cowok itu adalah Bima Pratama, mahasiswa semester 3 fakulitas kedokteran. Terkadang Rara berkunjung ke fakulitas kedokteran untuk sekedar melihat Bima. Bagi Rara semakin menatap Bima, semakin menggemaskan Bima di matanya. Bahkan Rara menjuluki Bima sebagai bintang yang ingin digapai oleh semua orang. Setiap yang dilakukan Bima, terlihat menawan di mata Rara. Rara juga mengetahui jika Bima sangat menyukai roti isi coklat.

"Aduh! dia begitu menggemaskan!" kata Rara sambil mengintip Bima yang sedang menyantap roti isi coklat kesukaannya.

Rara juga suka mengecek status di media sosial Bima. Seperti saat ini Bima membuat status hari ini panas, bagi Rara itu terlihat menggemaskan. Namun tak disangka, saat Rara membaca semua komen di status media sosial Bima. Ada satu komentar yang membuat Rara terlihat tak begitu menyukai komentar dari orang itu.

"Lagi-lagi kamu, Satria!" kata Rara kesal.

Selama ini, bahkan hampir berbulan-bulan Rara mengikuti Bima. Rara selalu melihat Satria itu bersama Bima. Karena sudah sering mengikuti kegiatan Bima, Rara sering melihat Satria yang terus menempel pada Bima. Hal itu membuat Rara tidak begitu menyukai Satria, karena Satria selalu menggangu aktifitas Rara untuk dekat dengan Bima. Rara menganggap jika Satria adalah benalu yang terus mengganggunya untuk mendekati bima. Setiap Rara ingin mendekati Bima, Satria selalu muncul duluan.

"Mengapa cowok itu selalu nempel sama Bima?" kata Rara kesal saat melihat Satria memanggil Bima.

Saat Rara mengikuti Bima yang sedang makan dengan Satria. Rara berdoa jika cowok yang duduk dekat dengan Bima itu tersedak dari minumannya. Saat pertandingan basket, Rara benar-benar merasa kesal. Saat Rara hendak membawa minuman untuk Bima, malah justru keduluan oleh Satria.

"Dasar pengacau!". teriak Rara di kamar mandi.

Diluar kamar mandi terdengar suara yang berteriak.

"Mengapa kau berteriak seperti itu? dasar berisik!"

Teriakan itu merupakan suara dari kakak keduanya Rara yang bernama Raden. Yang dikagumi teman sekelas Rara karena tampangnya yang tampan.

"Ada masalah apa si! Aku mau buang air malah gak jadi " tanya Raden.

"Tidak ada apa-apa". jawab Rara.

" Tidak ada apa-apanya gimana? Bahkan aku sering melihat kamu menggerutu di depan ponselmu."

"Terserah Rara! yang jelas itu bukan urusan Abang. Sekarang Abang masuk ke kamar mandi dan lanjutkan kegiatan abang". kata Rara hendak pergi.

" Kau bertindak seolah menghindar, ini pasti urusan percintaan". Kata Raden menebak setelah gejala yang dialami Rara.

Rara terdiam saat Raden mengatakan hal itu.

"Kau pasti sedang menyukai orang secara diam-diam kan?" tanya Raden.

"Hmm..biar aku tebak, Bima kan?" tanya Raden lagi.

Mendengar nama Bima, Rara langsung menoleh ke arah abangnya itu.

"Bagaimana Abang tahu?" tanya Rara.

"Bagaimana aku tidak tahu? aku ini abang mu, jelas aku sangat mengenalimu". kata Raden sambil mengedipkan sebelah mata.

"Hmm.. teriakan tadi pasti sebuah kekesalan karena kau punya saingan, kan? dan bahkan sekarang kau merasa khawatir karena tidak bisa sedekat itu dengan Bima." Kata Raden.

Menurut Raden, adiknya itu tidak akan bisa dekat dengan Bima, karena adiknya seorang anti-sosial dan tidak pernah keluar rumah kecuali kegiatan kuliah. Bahkan Rara tidak mahir berolahraga, apapun jenis olahraga.

"Dasar payah!" begitulah ucapan yang selalu Raden layangkan ke adiknya itu.

"Sudah cukup bang! Abang ini tidak membantuku sama sekali!" ucap Rara kesal pergi meninggalkan abangnya.

Rara berniat untuk membelikan roti isi coklat kesukaan Bima. Rara berlatih berbicara saat nanti bertemu dengan Bima. Seolah dia sudah ada persiapan, untuk berkomunikasi dengan cowok yang disukainya itu. Saat Rara sedang berlatih, tiba-tiba dari belakang seorang cowok berteriak tepat di samping telinga kanan Rara.

"Aku tahu kau menyukainya. makanya aku mencurinya untukku." kata cowok itu yang ternyata adalah Satria.

Rara kaget dan menoleh, tak disangka roti yang dibawanya terjatuh berhamburan di lantai.

"Sial! Apa yang kau lakukan?" teriak Rara.

"Maaf." jawab Satria.

Rara berdecak kesal. Saat Rara hendak mengambil rotinya, Satria justru juga menunduk kesamping yang membuat hidung Satria bersentuhan dengan pipi Rara. Lagi-lagi saat sedang mencoba kembali mengambil rotinya, wajah Satri kembali bersentuhan dengan pipi Rara. Rara kaget dan terjatuh ke lantai hingga membuat tangan Rara menyentuh roti itu hingga lembek.

"Aku minta maaf. Aku akan belikan satu kotak roti isi coklat yang baru" kata Satria.

Rara menghiraukan perkataan Satria.

"Hari ini aku benar-benar kacau! rotinya hancur dan tanganku kotor" kata Rara kesal.

Satria menarik tangan kotor Rara dan mengelapkan dengan sapu tangan.

"Tadi itu aku tidak sengaja. Namun untuk yang ini aku memang sengaja." kata Satria.

"Kau membelinya dari toko yang dekat kampus kan? aku akan memberikanmu sekotak yang baru lagi" kata Satria.

"Tidak perlu, aku bisa membelinya sendiri." kata Rara pergi meninggalkan Satria.

Rara telat masuk kelas, karena hari ini ada mata kuliah yang dimana mahasiswa bergabung dengan beberapa mahasiswa dari fakulitas kedokteran. Rara masuk ke kelas pelan-pelan dan duduk di samping Bima.

"Hai Bima." sapa Rara.

"Hai Ra." jawab Bima.

"Kamu tahu namaku?" tanya Rara.

"Tentu. Saat dihari Valentine kita satu payung berdua, kamu saat itu mengenakan tanda pengenal di sana tertulis Rara." Jawab Bima.

Rara tersenyum mendengarnya.

"Dia bukan hanya menggemaskan tetapi juga perhatian terhadap hal-hal kecil." kata Rara dalam hati.

Tiba-tiba terdengar suara helaan nafas yang keras dari arah samping. Dan ternyata itu adalah Satria.

"Kenapa sih kamu!" tanya Rara kesal.

"Aku hanya menghela nafas. apa salahnya?" kata Satria.

Rara sangat kesal dengan Satria.

"Mahasiswi yang baru saja masuk, kamu dari fakulitas mana?" tanya dosen.

Rara lalu berdiri.

"Dari fakulitas kedokteran gigi pak." jawab Rara.

"Baiklah. sudah lengkap semua." kata dosen.

Dosen lalu bertanya kepada Rara. Namun, Rara menjawabnya dengan terbata-bata. Rara tak tahu jawabannya apa.

"Ada yang bisa bantu menjawab?" tanya dosen kepada mahasiswa lainnya.

Satria berdiri lalu menjawab pertanyaan dari dosen.

"Jawabanmu benar Satria. Dan kamu Rara harus belajar banyak dari Satria. semuanya tepuk tangan buat Satria." Kata dosen.

"Kamu pintar sekali. aku bahkan tidak tahu jawabannya." kata Bima memuji Satria.

"Bisakah nanti saat mata kuliah selanjutnya aku duduk di sampingmu?" tanya Bima.

"Tentu saja boleh." jawab Satria.

Rara menatap Satria kesal.

"Dasar cowok sok pintar, sok ramah!" kesal Rara dalam hati.

Episodes
1 Jatuh Cinta
2 Satria!!
3 Terlihat tidak menarik
4 Tentang Raden
5 Dasar Culun
6 Rara akan berubah
7 Permintaan maaf
8 Ke Dokter gigi
9 Penampilan baru yang kacau
10 Aku ingin menjadi temanmu
11 Rencana Raden
12 Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13 Kisah seram di laboratorium.
14 Gara-gara botol air minum
15 Sebuah permohonan
16 Gara-gara kisah di laboratorium
17 Pernyataan cinta
18 Ciuman pertama
19 Penggemar SaRa (Satria Rara)
20 Rencana Raden
21 Rencananya gagal
22 Pernyataan cinta dari Satria
23 Raden dan Mira
24 Jas laboratorium
25 Gara-gara akun SaRa
26 Ibu guru Nadia
27 Tentang hubungan Satria dan Bima
28 Si pipi lembut
29 Lagi-lagi Satria!
30 Si pembuat onar
31 Penyakit menyangkal
32 Menyatakan Cinta
33 Patah hati
34 Berhenti membohongi diri
35 Jangan tinggalkan aku
36 Teman pertama
37 Benih-benih cinta mulai tumbuh
38 Hanya menyukai Bima
39 Perasaan bersalah
40 Bimbang dengan perasaan sendiri
41 Keluarga
42 Pernyataan cinta
43 Pernyataan cinta 2
44 Klip ikan berujung ke akun SaRa
45 Merasa bersalah kepada Satria
46 Dara
47 Kesal
48 Cemburu
49 Cemburu
50 Perasaan Satria
51 Ketentuan masa percobaan pacaran
52 Cap resmi pacaran
53 Hanya ingin satu ciuman
54 Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55 Pacaran
56 Ketahuan
57 Hubungan rahasia
58 Mira Dan Satria
59 Chapter 59
60 Cemburu
61 chapter 61
62 Chapter 62
63 Pengakuan
64 Foto masa lalu
65 Galau
66 Perasaan yang sebenarnya
67 Pengakuan cinta
68 Chapter 68
69 Happy ending
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Jatuh Cinta
2
Satria!!
3
Terlihat tidak menarik
4
Tentang Raden
5
Dasar Culun
6
Rara akan berubah
7
Permintaan maaf
8
Ke Dokter gigi
9
Penampilan baru yang kacau
10
Aku ingin menjadi temanmu
11
Rencana Raden
12
Gejala aneh yang muncul di hati Rara
13
Kisah seram di laboratorium.
14
Gara-gara botol air minum
15
Sebuah permohonan
16
Gara-gara kisah di laboratorium
17
Pernyataan cinta
18
Ciuman pertama
19
Penggemar SaRa (Satria Rara)
20
Rencana Raden
21
Rencananya gagal
22
Pernyataan cinta dari Satria
23
Raden dan Mira
24
Jas laboratorium
25
Gara-gara akun SaRa
26
Ibu guru Nadia
27
Tentang hubungan Satria dan Bima
28
Si pipi lembut
29
Lagi-lagi Satria!
30
Si pembuat onar
31
Penyakit menyangkal
32
Menyatakan Cinta
33
Patah hati
34
Berhenti membohongi diri
35
Jangan tinggalkan aku
36
Teman pertama
37
Benih-benih cinta mulai tumbuh
38
Hanya menyukai Bima
39
Perasaan bersalah
40
Bimbang dengan perasaan sendiri
41
Keluarga
42
Pernyataan cinta
43
Pernyataan cinta 2
44
Klip ikan berujung ke akun SaRa
45
Merasa bersalah kepada Satria
46
Dara
47
Kesal
48
Cemburu
49
Cemburu
50
Perasaan Satria
51
Ketentuan masa percobaan pacaran
52
Cap resmi pacaran
53
Hanya ingin satu ciuman
54
Misi agar Satria bisa keluar dari rumah Rar
55
Pacaran
56
Ketahuan
57
Hubungan rahasia
58
Mira Dan Satria
59
Chapter 59
60
Cemburu
61
chapter 61
62
Chapter 62
63
Pengakuan
64
Foto masa lalu
65
Galau
66
Perasaan yang sebenarnya
67
Pengakuan cinta
68
Chapter 68
69
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!