Raden mengendarai motor sambil memboncengi Ken temannya. Mereka pergi menuju lampu lalu lintas yang dimana Raden bertemu dengan gadis kecil pengamen itu.
" Kenapa kamu terburu-buru sih!" Tanya Ken.
"Ken." panggil Raden.
"Apa?" tanya Ken.
" Tolong bantu aku mencari gadis kecil pengamen jalanan di sekitar persimpangan ini." kata Raden.
" Emangnya kenapa?" tanya Ken yang tidak tahu.
" Aku memberikan botol air minum Mira padanya tempo hari. Sekarang Mira menginginkan botol itu kembali." kata Raden.
"Ah! Jadi sekarang kamu mencari barang untuk adik barumu itu? Kenapa kamu harus mengajakku?" tanya Ken.
"Dia bukan adikku. Aku hanya gak ingin dia menangis karena botol air minum sangat berarti untuknya." Kata Raden.
"Tetapi kamu selalu membuat Rara menangis setiap saat. Kenapa kamu malah lebih perhatian pada anak itu sekarang?" tanya Ken.
"Masalahnya persoalan ini itu beda!" teriak Raden dengan kesalnya.
"Oh. aku paham sekarang. kenapa kamu lebih perduli kepada cewek itu." Kata Ken menggoda Raden
Raden yang tahu maksud dari perkataan pun merasa kesal.
"Bukan begitu! Berhentilah untuk menggodaku! Aku hanya meminta kamu untuk membantuku. Jadi, tolong bantu aku sekarang!" teriak Raden kesal.
Raden meminta Ken untuk membantunya mencari gadis kecil yang tempo hari dia berikan botol air minum Mira.
"Sekarang kamu cari gadis kecil yang berambut kepang." kata Raden.
Ken melihat sekitar persimpangan itu. Tiba-tiba dia melihat seseorang lalu menunjukannya kepada kepada Raden.
"Itu! Disebelah sana!" teriak Ken.
Saat Raden melihat ternyata seorang ibu yang bertubuh kecil sedang menjajakan keripik pisangnya. Hal itu membuat Raden geram.
"Sialan kau Ken! tidak bisakah kamu membedakan antara anak-anak dan orang dewasa. Dasar bodoh!" teriak Raden.
Ken yang merasa kesal, memukul kepala Raden.
"Bukan begitu bangsat! Aku justru ingin menyarankan padamu untuk bertanya pada ibu itu dimana gadis kecil yang kamu cari itu berada." kata Ken.
Raden tidak terima dengan pukulan yang diterimanya dari Ken.
" Asal kamu tahu ya, aku ini lebih tua dari mu!" teriak Raden.
"Kalau gitu kamu juga perlu jika aku sudah banyak memukul orang yang lebih tua dariku sebelumnya." kata Ken.
Mendengar yang Ken katakan, Raden teringat jika sahabat anak gampang emosian. Raden tidak boleh membuatnya marah. Bisa-bisa Raden akan dihajar habis-habisan, bukan hanya itu pencarian botol air minum Mira akan jadi terhambat.
"Kalau begitu, maafkan aku " kata Raden meminta maaf.
Raden memanggil ibu yang berjualan keripik tadi. Ibu itu menghampiri mereka dengan tersenyum lebar.
"Berapa banyak yang ingin kamu beli?" tanya ibu itu.
"Gak Bu. Namun, bisakah aku menanyakan sesuatu?" tanya Raden tersenyum ramah.
" Kalau begitu kamu beli dulu keripik pisang ku baru aku akan menjawab pertanyaan mu." kata ibu itu menawarkan.
Mau tidak mau terpaksa Raden membeli semua keripik pisang yang ibu itu jual. Ibu itu lalu menunjuk arah dimana mereka akan bertemu dengan gadis kecil yang mereka cari. Selama perjalanan Ken menggoda Raden.
"Wah! kamu benar-benar sigap ya dalam hal ini!" goda Ken.
"Diam kau bangat! Aku terpaksa tau gak!" kata Raden kesal.
Selama perjalanan mereka belum menemukan gadis kecil itu.
"Dimana sih gadis kecil itu!" Tanya Ken.
Saat melihat kedepan, tidak disangka gadis tengah duduk di pinggir sungai.
"Eh! apa itu orangnya?" tanya Ken.
"Dimana?" tanya Raden balik karena tidak melihat.
Sebabnya gadis kecil itu duduk disamping seorang bapak yang sedang memancing. Sekali lagi Ken memukul kepala Raden.
" Itu, disebelah sana!" Kata Ken sambil tangan menunjukkan arah gadis kecil itu tengah duduk.
"Oh iya itu orangnya. akhirnya!" teriak Raden dengan senangnya.
Raden dan Ken segera menghampiri gadis kecil itu.
"Hai gadis rambut kepang! masih ingat aku, kan?" tanya Raden tersenyum manis.
"Iya, aku ingat!" kata gadis kecil itu lalu mengambil botol air minum dan meminumnya didepan Raden.
Raden tersenyum manis.
"Hm. dek, mengenai botol air minum itu. Tolong jangan marah ya. Boleh ku bisa minta botol itu kembali?" Kata Raden mengambil botol air minum itu.
"Gak boleh!" teriak gadis kecil itu menarik kembali botol minumannya.
"Aku mohon dek. Nanti aku akan belikan botol minuman yang besar." kata Raden.
"Gak boleh!" teriak gadis kecil itu.
Ditengah perbuatan botol air, seorang ibu datang menghampiri mereka.
"Ada apa nak?" teriak ibu itu.
" Oh maaf. Nak, apa kamu mencuri lagi?" tanya ibu itu yang ternyata ibu dari si gadis kecil.
"Gak Bu. Dia yang memberikan ini padaku." bela Gadis kecil itu.
" Jangan berbohong pada ibu. Apa kamu gak mendengar apa kata ibu. kita boleh miskin, tetapi kita gak boleh mencuri barang orang lain." kata ibu itu memarahi anaknya.
Raden dan Ken terdiam.
"Sekarang kamu kembalikan botok itu padanya. ingat apa yang ibu ajarkan padamu." kata ibu itu lagi.
" Iya Bu. " jawab gadis kecil itu.
" Sekarang kembalikan botol itu padanya." kata ibu itu.
"Gak mau." teriak anak itu.
Hingga akhirnya ibu dan anak gadisnya berebutan botol air itu. Raden dan Ken hanya menyaksikan. Tidak disangka setelah terjadi tarik menarik botol air. Botol air itu malah terlempar di sungai. Raden begitu kaget. Dan gadis itu menghampiri Raden.
"Aku gak menginginkannya lagi." Kata gadis kecil itu.
"Eh Ken! Aku ini seniormu. Ku perintahkan kamu untuk mengambil botol itu untukku." Kata Raden.
"Gak mau. soalnya aku ada kencan." Jawab Ken.
"Kalau begitu antar kencan dan kakakmu ini mana yang kamu pilih?" tanya Raden berusaha membujuk agar Ken mau membantunya.
"Tentu saja kencan dengan pacarku. Kalau begitu, aku pergi dulu." Kata Ken pergi meninggalkan Raden.
Raden terus memanggil nama Ken. Namun Ken menghiraukannya.
"Sial! Apa yang harus aku lakukan!" teriak Raden kesal.
Raden melihat seorang bapak yang sedang memancing di sampingnya. Raden menghampiri bapak itu dengan meminta tolong. Namun bapak itu tidak memberi jawaban dan pergi begitu saja. Hal itu membuat Raden frustasi. Raden anak dan ibu itu masih berdiri. Ibu itu segera mohon undur dari situ. Tidak ada pilihan lain, terpaksa Raden yang harus melakukannya. Raden meloncat kedalam sungai dan berenang mengambil botol air itu. Air sungai yang tercemar menimbulkan bau tidak sedap di sungai itu. Tetapi Raden tidak punya pilihan, dengan terpaksa dan tidak mau membuat Mira menangis Raden rela berenang untuk mendapat botol air minum itu. Tidak berselang lama Raden menemukan botol air minum itu. Raden segera berenang ke tepian. Dengan keadaanya yang basah kuyup, Raden tidak perduli. Dalam pikiran dia harus segera mengembalikan botol air itu kepada Mira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments