20 | Kedatangan Pak RT

Aku sengaja meliburkan diri dari segala urusan kantor dan memilih stay di rumah Zahra. Sebenarnya aku dan Aira sedang mengalami cek-cok kecil mengenai masalah program hamil yang sedang dijalaninya. Sebesar apapun usaha kami berdua, tetap tidak akan berhasil.

"Ra, kamu gak ingin makan sesuatu?" tanyaku pada Zahra saat ku lihat mata Zahra terus menatap keluar jendela.

"Gak ada, Mas," jawabnya sedikit berat.

Aku tahu ini Zahra memang sengaja tak ingin melihatku. "Beli rujak kayaknya enak," celotehku untuk membujuknya berbicara. Namun, ternyata dia acuh tak peduli. Aku hanya bisa menghela napas beratku saja.

"Tunggu bentar ya," ucapku yang langsung turun dari mobil.

Ku lihat tak ada tanggapan apapun dari Zahra. Aku pun tak peduli. Segera ku pesan rujak yang ada di pinggir jalan. Mungkin karena cuaca yang terik membuatku ingin memakan yang segar-segar. Apalagi saat melihat buah-buahan, aku tak bisa menahan air liurku.

Sepanjang perjalanan pulang, tak ada percakapan diantara kami berdua. Zahra terus saja mengabaikanku. Setelah sampai di rumah, aku segera turun. Rasanya sudah tak sabar lagi untuk menikmati rujak yang sudah membuat air liurku terus menetes.

Namun, saat langkah kami berdua hendak masuk tiba-tiba sebuah panggilan menghentikan langkah kami. Ku lihat ada dua orang ibu-ibu dan tiga orang bapak-bapak sedang menuju ke arah kami.

"Assalamualaikum, Pa," sapa salah seorang di antara mereka.

"Waalaikumsalam," jawab ku heran dengan kedatangan mereka. "Ada apa ini ya?" tanya aku segera.

"Mohon maaf sebelumnya jika kedatangan kami mengganggu waktu bapak dan ibu. boleh kita berbicara sebentar, Pak?"

Aku hanya mengangguk pelan dan menyilahkan mereka untuk masuk kedalam, tetapi mereka menolak dan memilih duduk di teras.

"Jadi begini bapak, ibu, sebelumnya perkenalkan saya adalah ketua RT di kompleks ini. Saya mendapatkan aduan dari salah satu warga jika ada pendatang baru disini. Untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, bolehkah saya meminta data bapak dan ibu?" tanya laki-laki yang mengaku sebagai ketua RT.

"Kami baru menikah, Pak. Belum sempat mengurus kartu keluarga. Tapi saya punya KTP." segera kuambil sebuah KTP dari dalam dompetku dan kuserahkan kepada Pak ketua RT.

"Ra, ambil punya kamu!" perintahku pada Zahra.

"Ini." Zahra pun langsung mengeluarkan KTP miliknya dari dalam dompet langsung menyerahkan kepada Pak ketua RT.

Pak Ketua RT mendengus pelan saat melihat KTP kami berdua. Jelas saja ada kejanggalan karena KTP Zahra tertulis belum menikah sedangkan punyaku tertulis sudah menikah.

Seorang ibu-ibu langsung maju ke depan dan berkata, "Jangan-jangan kalian ini adalah pasangan gelap yang sengaja mengungsi ke sini. Asal kalian tahu kami tidak Sudi menerima pasangan menjijikkan seperti kalian. Saya sebagai ketua dari ibu PKK tidak sudi jika kompleks kami dijadikan tempat berzina!" ujar seorang ibu-ibu yang mengaku sebagai ketua PKK.

"Tenang Bu, tenang!" timpal seorang temannya. Kulihat mata ibu-ibu Ketua PKK itu terus menyala ke arah kamu berdua. semua ini memang salahku yang tak langsung mengurus kartu keluarga. Karena niat awalku hanya menginginkan Zahra untuk melahirkan anakku saja.

"Kalau begitu bisa saya lihat buku nikah kalian?" tanya pak ketua RT.

Aku menelan kasar salivaku saat ditanya mengenai buku nikah.

"Tuh kan Pak, mereka nggak bisa jawab. Berarti sudah jelas kalau mereka ini bukanlah pasangan yang sah melainkan pasangan zina. Pokoknya saya tetap tidak terima jika mereka tetap tinggal di kompleks ini!"

Zahra menatapku dengan wajah ketakutan. Salah satu bukti bahwa kami telah menikah aku yang menyimpannya, bahkan milik Zahra pun aku yang memegang.

"Maaf Pak, Bu. Kebetulan kami ini baru pindah, jadi buku nikah kami berdua masih berada di tempat lama," jelasku pada orang-orang yang sudah menetap kami dengan tajam.

"Meskipun baru pindah tapi itu adalah salah satu kunci yang menguatkan kalian jika kalian itu adalah pasangan sah. Terus ini apa, si Mbak ini status belum nikah, si Mas ini status sudah menikah. Bahkan mereka juga tidak bisa menunjukkan buku nikah. Apakah itu belum cukup membuktikan bahwa mereka ini adalah pasangan gelap?" timpal seorang wanita di sebelah ibu Ketua PKK.

"Pak RT harus tegas dengan mereka. jangan sampai mereka membuat malu kompleks kita. Pak RT tahu sendiri kan bagaimana jika warga sudah bertindak?" sambung ibu yang mengaku sebagai ketua PKK.

Pak RT dan dua orang lainnya hanya bisa membuang napas berat mereka masing-masing.

"Mohon maaf sebelumnya pak Alzam dan ibu Zahra. Saya tidak tahu kalian ini datang dari mana dan status kalian apa. Namun, jika benar kalian adalah orang yang tidak sah, dengan berat hati saya tidak mengizinkan kalian untuk tetap tinggal di sini, meskipun rumah ini telah kalian beli. Kalian tinggal di daerah kekuasaan saya, berarti kalian harus mengikuti aturan yang berlaku di sini," kata pak ketua RT.

Ku anggukkan kepalaku dengan pelan. Seharusnya aku memikirkan tentang hal kecil seperti ini. Aku mengaku salah karena tidak permisi terlebih dahulu kepada ketua RT.

"Untuk Pak RT dan juga ibu Ketua PKK, saya dan istri saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena tidak membuat laporan kepada Pak ketua RT jika kami telah tinggal di sini. Besok saya akan membawakan bukti buku nikah kami kepada pak ketua RT, karena memang buku itu masih berada di rumah lama saya," jelaskan untuk meyakinkan mereka.

"Ya sudah, saya harap itu bukan hanya alibi bapak dan ibu. Saya tunggu bukti-buku nikah itu besok pagi. Kalian bisa langsung ke rumah saya. Itu rumah saya yang di depannya ada pohon mangga besar. Terima kasih atas waktunya, kami permisi," ucapkan ketua RT.

"Awas saja jika kalian tidak bisa membuktikan bahwa kalian adalah pasangan yang sah. Jangan salahkan warga jika mereka akan murka!" ancam ibu yang mengaku sebagai ketua PKK.

Setelah kepergian mereka aku langsung mengajak Zahra untuk masuk. Kejadian tadi membuat sejarah sedikit syok. Kulihat dia sedang mengambil air minum dan menekuknya hingga tandas.

"Nggak usah kamu pikirin terlalu dalam itu hanya akan mempengaruhi tumbuh kembang janinmu. Aku akan mengambil buku nikah kita besok. Untuk hari ini aku ingin beristirahat di sini," kataku pada Zahra yang terlihat gelisah.

Gara-gara kedatangan rombongan Pak RT, aku sudah tidak berselera untuk memakan rujak yang telah aku beli tadi. Rasanya sudah hambar.

"Ra, simpankan rujak ini di kulkas! Aku ingin beristirahat," perintahku pada Zahra.

Seger aku ayunkan langkahku menaiki anak tangga. Namun, saat mataku menoleh ke belakang Zahra tak menyimpankan rujak itu. Dengan senyum tipis, ku gelengkan kepalaku. "Dasar gengsi," cibirku dalam hati.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Maemuna Mgs

Maemuna Mgs

semoga zahra secepatnya mengetahui niat busuk si alzam.bikin geram saja laki2 sepertih itu.

2022-09-27

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

untungnya ara dinikahin resmi ya

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!