04 | Ingin Menikahi Aira

Kulihat mas Alzam tak seperti biasanya sejak tadi malam. Sepulang dari kantor dia langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Ingin ku tegur tetapi suara dengkuran mas Alzam sudah terdengar. Ku hembuskan napas beratku lalu ku benahi posisi tidurnya.

"Mas gak mandi dulu? Aku siapkan air hangat ya," kataku pelan, tapi tak ada respon dari mas Alzam. Namun, saat tanganku menyentuh kulitnya aku membulatkan mata. Untuk meyakinkan diri, ku sentuh dahi mas Alzam.

"Astagfirullah, Mas!" pekik ku dengan terkejut. Ternyata suhu tubuhnya tinggi.

Segera ku carikan Paracetamol untuk menurunkan demamnya. Berharap setelah ini suhu tubuhnya bisa normal kembali. Tak sampai disitu, aku juga menggompres dahinya.

Sepanjang malam aku tak bisa tidur dengan lelap. Sesekali aku terbangun untuk mengecek keadaan mas Alzam.

***

Saat pagi telah menyapa, aku langsung menyibakkan selimut. Pertama yang aku lakukan adalah mengecek kembali suhu tubuhnya mas Alzam sambil mengambil kain yang masih menempel di dahinya. Aku merasa lega ternyata demamnya sudah hilang. Meskipun begitu, aku melihat keringat jagung bercucuran di tubuh mas Alzam. Aku tidak tahu mimpi apa yang sedang singgah sehingga membuat mas Alzam sampai mengeluarkan keringat jagungnya. Baru saja ku usap, mas Alzam berteriak.

"Jangan!"

Aku terkejut saat mas Alzam langsung terduduk dengan deru napas yang memburu.

"Apa apa, Mas?" tanyaku.

Mas Alzam masih mengumpulkan kesadaran, tanpa ingin menjawab pertanyaanku.

"Minum dulu," ujar ku sambil menyerahkan air putih padanya.

Tak ada jawaban, tetapi mas Alzam mengambil gelas itu dari tanganku.

"Mas Alzam mimpi buruk?" tanyaku lagi.

"Pukul berapa sekarang?"

Ku lihat jam yang tertera di ponselku lalu ku jawab, "Setengah enam, Mas."

Mas Alzam terlihat panik dan langsung menyibakkan selimut. Langkahnya segera masuk ke kamar mandi meskipun masih sedikit oyong. Lagi-lagi aku hanya bisa menatap punggung suami hingga tak terlihat lagi.

"Apakah kamu tetap ingin memaksakan diri untuk pergi, Mas?" lirih ku dengan pelan.

Hari ini adalah hari dimana Mas Alzam dan juga Aira akan pergi ke Bandung. Meskipun aku berharap jika mereka tidak jadi pergi, tetapi siapa yang mampu untuk mencegah keputusan mas Alzam.

Selama berada di kamar mandi, ponsel Mas Alzam terus aja berdering. Sebuah panggilan dari Aira tanpa henti. Aku yakin jika perempuan itu sedang menantikan jemputan dari suamiku. Tak ingin membuat dadaku terasa sesak, aku memutuskan untuk keluar dari kamar.

"Mbok Inah masak apa?" Ku hampiri sosok yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"Biasa Non, sayur asam sama tempe goreng," jawab mbok Inah sambil menatapku dengan senyuman.

"Apakah sesuatu telah terjadi?" tanya mbok Inah saat melihat wajahku yang sangat aku tekuk.

"Tidak ada, Mbok. Aku hanya kurang tidur saja karena semalaman aku menunggu mas Alzam yang sedang demam," jawab ku pelan.

"Den Al, demam?" tanya Mbok Inah terkejut.

"Tapi udah normal lagi kok," jawabku

"Oh, syukurlah kalau begitu. Apakah den Al tidak mengigau?" tanya mbok Inah dengan serius.

Ku gelengan kepala karena memang mas Alzam tidak mengigau. "Biasanya jika den Al sakit, ucapan beliau bisa ngelantur" jelas mbok Inah.

Setelah aku dan mbok Inah selesai menyiapkan sarapan, derap langkah kaki mas Alzam terdengar nyaring. Wajahnya masih terlihat sayu.

"Udah mendingan, Mas?" tanyaku saat melihatnya menarik sebuah kursi.

"Lumayan. Terimakasih," katanya singkat.

Aku menganggukkan kepalanya dan segera melayaninya layaknya seorang istri sesungguhnya. Tak ada penolakan dari mas Alzam, ku ukir senyum dibibir.

Ya Allah, bisakah Engkau membuat mas Alzam mencintaiku? Apakah aku terlalu berharap padanya, hingga aku lupa jika aku hanya dianggap sebagai budak pemuas hasratnya?

Setelah sarapan aku merasa heran, seharusnya mas Alzam sudah harus bersiap untuk menjemput Aira untuk ke Bandung. Namun, nyatanya dia malah rebahan di atas ranjang.

"Mas Alzam kok gak siap-siap?" tanya ku sedikit ragu. Aku takut jika pertanyaanku dianggap ikut campur dalam urusan pribadinya.

Mata mas Alzam menatapku dengan dalam. Seperti ada beban yang sedang dia tahan. Aku tak berani untuk terus menatapnya dan segera ku alihkan pandanganku ke luar jendela.

"Sebenernya ada yang ingin aku katakan kepadamu. Tapi aku tak tahu kenapa aku ragu," ucapnya yang terus fokus pada latar ponselnya.

"Katakan saja, tidak usah ragu," ujar ku.

"Seharusnya aku tidak merasa berat karena aku tidak mencintaimu. Kamu hadir menjadi orang ketiga dalam cinta kami. Aku tidak tahu mengapa mengikuti permintaan konyol dari ibumu. Kenapa saat itu aku tidak membiarkanmu untuk dijual di tempat pelacuran dan malah menikahimu sebagai pelunasan hutang ibumu. Aku bodoh dan ceroboh tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Mas Alzam yang ternyata sudah berada di dekatku.

Kudengar dia membuang napas beratnya. Sepertinya memang ada sesuatu yang beban berat dalam hatinya.

"Kamu sudah tahu kan jika aku dan Aira sudah bertunangan 'kan? Bahkan kami juga telah merencanakan sebuah pernikahan." Lagi-lagi Mas Azzam banyak jeda ucapannya dan membuatku semakin penasaran apa yang sebenarnya ingin disampaikan olehnya.

"Jika aku adalah beban untukmu, aku mohon lepaskan aku. Aku akan berusaha untuk melunasi semua hutang ibuku, tetapi beri aku waktu," ucapku datar.

Meskipun pernikahan ini bukan kemauanku, tapi rasanya sangat berat jika mas Alzam benar-benar melepaskanku. Padahal sudah jelas di antara kami tidak ada yang namanya saling mencintai, lalu untuk apa dipertahankan?

"Untuk saat ini aku tidak bisa melepaskan mu. Ada sebuah perjanjian yang aku tanda tangani di atas materai bersama dengan ibumu. Aku bisa melepaskan mu setelah usia pernikahan kita berjalan satu tahun."

Aku tertunduk lesu mendengar pengakuan dari Mas Alzam. Hatiku semakin disayat, ternyata pernikahanku telah diatur sedemikian rupa oleh ibu. Bahkan aku sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang perjanjian ibu dan mas Alzam. Ibu benar-benar sangat keterlaluan. Padahal selama ini akulah berusaha untuk menjadi anak yang berbakti. Bahkan aku rela menghabiskan sebagian waktuku untuk membantu masalah keuangan keluarga. Namun, inikah balasan yang Ibu berikan kepadaku?

"Ra, aku akan menikahi Aira."

Aku langsung mendongak untuk menatap pria yang ada di sampingku. Dadaku terasa sesak dan tubuhku pun ikut bergetar. Seakan duniaku ikut runtuh, dengan ucapan mas Alzam.

"Kepergian ku ke Bandung, tak lain untuk menikah dengan Aira," ucap mas Alzam lagi.

Aku masih membisu. Sepertinya keinginanku terlalu berlebihan. Ingin memiliki mas Alzam sepenuhnya yang nyatanya dia adalah milik orang lain. Aku hanyalah orang ketiga dalam hubungan Mas Alzam dan Aira. Seharusnya aku sadar akan posisiku saat ini.

"Kamu tak perlu khawatir, setelah menikah nanti Aira tidak akan tinggal di sini. Kamu tenang saja aku akan bersikap adil kepada kalian, tapi bukan untuk perasaanku. Karena aku hanya mencintai Aira. Semoga kamu bisa menerima kenyataan ini."

Aku hanya bisa membuang napas beratku. Memang menyakitkan, tetapi aku juga tidak boleh egois. Aku tidak bisa memaksakan mas Alzam untuk mencintaiku, karena aku hanyalah orang asing di matanya.

"Semoga pernikahan kalian berjalan dengan lancar. Maaf aku tidak bisa turut hadir dalam pernikahan kalian," ucapku dengan rasa sesak di dada.

...~BEESAMBUNG~...

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

nyesek bngt😭😭😭

2023-02-04

0

Lionel Sinaga

Lionel Sinaga

hikhikhik

2022-12-06

0

Santi Liana

Santi Liana

😭😭😭😭😭nyesek Thor😭😭

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!