13 | Pergi Bersama Kanna

Ku jalani hari-hariku dengan biasa saja meskipun terasa berat. Bahkan beberapa hari kesehatanku juga ikut menurun. Mungkin karena aku terlalu kelelahan dan kurang beristirahat.

Aku yang merasa tidak enak tinggal di rumahnya Pak Aji memilih untuk mencari kontrakan sendiri. Aku takut hanya akan menjadi beban untuk keluarganya. Meskipun sempat dilarang oleh Bu Endang, tetapi tak memudarkan keinginanku. Bisa bekerja bersamanya saja aku sudah merasa bersyukur.

Sudah dua hari ini aku tidak enak badan. Tubuh terasa lemas karena tak ada satupun nasi yang bisa masuk kedalam perutku. Setiap aku makan, selalu saja keluar lagi.

Hari ini terpaksa aku meminta izin lagi karena aku tubuhku lemah tak berdaya, terlebih aku sering muntah-muntah tak jelas.

Kini air mataku menetes dengan sendirinya. Sesakit inikah rasanya hidup sebatang kara, tak punya siapa-siapa saat sedang ingin dibutuhkan. Saat ini aku hanya ingin sebuah baju yang bisa tempat sandaranku.

Sebuah ketukan pintu membuatku langsung menghapus jejak air mata. Aku penasaran siapa yang bertamu, sedangkan tak ada kenalanku disini. Tidak mungkin jika itu pak Aji ataupun Bu Endang. Karena saat ini mereka sama-sama sedang bekerja.

"Cari siapa?" tanyaku saat kubuka pintunya.

Sosok itu segera membalikkan tubuhnya. aku ternganga dengan sosok mas Kanna yang sudah berada di depanku.

"Mas Kanna," ucapku pelan.

"Maaf jika kedatanganku membuatmu terkejut. Aku tahu kamu tinggal di sini dari Bu Endang. Katanya kamu sakit. Sudah berobat?"

"Aku gak papa kok, Mas. Rencananya nanti siang baru mau berobat. Mas Kanna ngapain kesini?"

Aku merasa canggung. Rasanya tidak enak jika harus berbicara di luar. Namun, aku juga sangat takut untuk menyuruhnya masuk karena aku hanya tinggal seorang diri. Aku takut setelah ini ada yang memfitnah aku.

"Kamu nggak ingin menyuruhku untuk masuk dulu. Gak enak dilihat tetangga," ujarnya.

"Tapi aku takut Mas. Aku hanya tinggal sendirian. Nanti kalau ada yang memfitnah kita bagaimana?"

"Kamu tenang saja, daerah sini tidak sama dengan keadaan di tempat kita. Disini tidak akan ada yang peduli kita mau apa dengan siapa. Percayalah ini di kota, Ra."

Aku pun segera menyuruh mas Kanna untuk masuk. Pria yang pernah menjadi kakak kelasku ini, memang terkenal ramah dan care kepada semua orang, sama seperti ibunya.

Tak ku sangka mas Kanna mengeluarkan buah-buahan segar dari dalam tasnya. Mataku membuat dan lebar sambil menelan ludahku dengan kasar. Sepertinya mas Kanna tahu apa yang sedang aku inginkan.

"Ini aku bawakan buah. Aku gak tahu apa yang kamu sukai. Hanya saja aku pernah melihat saat menjenguk orang sakit mereka membawakan buah," ujarnya.

Aku tersenyum canggung. "Makasih ya, Mas. udah repot-repot. Aku gak papa kok. Mungkin cuma kurang istirahat aja."

Aku tidak tahu ada maksud apa mas Kanna menjengukku. Padahal selama ini kami tak bertegur sapa dan saat tiba-tiba dia memberikan perhatian lebih padaku. Bagaimana aku tidak merasa menaruh rasa curiga padanya, terlebih saat ini hatiku yang masih terluka.

"Ra, sebenarnya ada yang ingin aku katakan kepadamu. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kamu dengan keluargamu, tetapi aku sempat mendengar jika saat ini ibumu sudah pergi ke luar kota bersama dengan ayah tirimu. Aku tidak tahu dengan pendengaran ku apakah benar atau tidak. Bahkan aku juga mendengar jika kedua adikmu ditinggalkan oleh ibumu. Kedatanganku tak lain hanya ingin memberitahumu masalah ini. Saat itu aku pernah mendatangi rumah suamimu. Tapi saat aku bertanya kepada asisten rumah tangganya dia mengatakan jika suamimu sedang tidak ada di rumah. Aku takut jika kedatanganku hanya akan menimbulkan fitnah, makanya aku tidak jadi memberitahukan masalah ini padamu. Apakah sekarang kamu juga sedang mempunyai masalah dengan suamimu?"

Penjelasan panjang lebar dari maskana membuatku sangat terkejut. Aku masih tidak percaya dengan berita yang disampaikan olehnya. Bagaimana mungkin Ibu tega meninggalkan kedua adikku begitu saja.

"Mas Kanna dengar dari siapa berita ini?" tanyaku sedikit ragu.

"Kabar Ini sudah menyebar luas di kompleks, Ra. Bahkan ayahku juga sudah mencari keberadaan kedua adikmu, tetapi belum ditemukan."

Hatiku bagai tersambar petir. Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran ibuku yang begitu rela meninggalkan kedua anaknya, yang saat ini pun entah gimana keberadaannya. Luka hatiku belum terobati kini harus ditambah lagi dengan luka yang sangat. Aku rela jika Ibu memperlakukanku dengan tidak baik,tetapi aku tidak rela jika itu terjadi kepada kedua adikku, meskipun itu bukan darah daging dari ayahku.

"Mas Kanna bisa bantu aku untuk mencari mereka?" tanya aku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perjuangan kedua adikku untuk tetap bertahan hidup di luar sana.

Segera ku tarik tangan mas Kanna untuk segera mencari kedua adikku. Saat ini aku hanya ingin segera bertemu dengan kedua adikku. Bahkan aku tidak peduli dengan jadwal kuliahnya mas Kanna. Siapa suruh dia membawakan berita menyakitkan ini padaku.

Saat hendak naik ke motor besarnya mas Kanna, aku terkejut dengan tangannya yang telah memakaikan helm ke kepala aku.

"Lho inikan helm untuk mas Kanna," ujar ku

"Udah, pakai aja. Nanti kita mampir di tokonya."

Sepanjang perjalanan pikiranku tidak tenang. Bayangan kedua adikku memenuhi isi kepalaku. Aku berharap saat ini keadaan mereka baik-baik saja.

"Mas Kanna, berhenti sebentar, Mas." Ku tepuk bahu mas Kanna dengan pelan.

"Ada apa, Ra," teriak mas Kanna yang belum memberhentikan motornya.

"Aku mau muntah, Mas," ujar ku.

Mas Kanna pun segera menepikan motornya ke pinggiran jalan. Sungguh aku sudah tidak tahan lagi untuk menahan gejolak di dalam perutku. Meskipun aku telah mengeluarkan rasa yang bergejolak dalam perutku, tetapi tidak ada yang keluar. Ku lihat mas Kanna panik saat melihatku sedang muntah-muntah.

"Ra kamu kenapa? Kita ke rumah sakit sebentar ya."

Ku gelangkan kepalaku dengan pelan. Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba kepalaku juga terasa pusing. Bahkan perutku pun terus mual.

"Gak udah, Mas. Kita cari Aqua dulu ya," pintaku dengan lemas. Mas Kanna berusaha memapah ku untuk naik kembali ke atas motornya.

"Yakin kau masih kuat?"

"Masih."

Motor mas Kanna berhenti di sebuah supermarket. Aku yang masih merasa mual, memilih untuk menunggunya di luar. Ku tunggu Mas Kanna di sebelah bangku yang disediakan oleh pihak supermarket.

Ku rasa ini adalah titik terendah untukku. Lagi-lagi aku hanya bisa menangis untuk meratapi setiap kejadian yang telah terjadi kepadaku.

"Ara." Suara panggilan membuatku mendongak untuk melihat siapa orang yang telah memanggil. Dadaku bergemuruh dengan kuat, bahkan tubuhku ikut bergemetar saat melihat siapa yang telah memanggilku.

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

mungkinkah Ara hamil???

2023-02-04

0

ipit

ipit

kayak nya kamu hamil ara.....

2022-10-21

1

Lisa Wulandari

Lisa Wulandari

pasti itu mas alzam

2022-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!