Belenggu Pernikahan Semu

Belenggu Pernikahan Semu

01 | Istri Yang Tak Dianggap

MOHON TEKAN BINTANG LIMA ⭐⭐⭐⭐⭐ TERLEBIH DAHULU 🙏

...SELAMAT MEMBACA NOVEL RECEH INI...

Namaku Zahra. Aku baru saja lulus dari salah satu Sekolah Menengah Atas di kotaku. Aku terlahir dari kalangan biasa saja, bahkan bisa dibilang kurang mampu. Jika aku tidak mengandalkan beasiswa, mungkin aku tidak bisa mengenyam pendidikan hingga SMA karena masalah ekonomi keluarga. Sebagai anak sulung, aku juga harus membantu keuangan keluarga dengan cara berjualan kue kering secara online.

Tak pernah ku sangka jika setelah pengumuman kelulusanku, ibu mengenalkan ku pada seorang pria. Dia adalah mas Alzam. Kata ibu dia adalah calon suamiku. Ibu telah merencanakan pernikahanku dengan mas Alzam tanpa sepengetahuanku. Saat itu perasaanku sangat hancur. Aku harus menikah dengan pria asing yang baru dua Minggu ku kenal. Seberapa kuat aku menolak, aku tak bisa melawan kuasa ibu. Air mataku seakan kering untuk menangis setiap hari.

Pernikahan ini terjadi begitu saja. Bahkan aku belum siap untuk menjadi seorang istri. Setelah resmi menjadi istri mas Alzam, aku langsung dibawa ke rumah miliknya yang berada di tengah-tengah kota.

Malam hari ketika ingin ku rebahkan tubuhku di tempat tidur, mas Alzam datang dan mendekatiku. Jantungku berdesir, aku takut dan belum siap untuk memberikan apa yang seharusnya menjadi milik mas Alzam.

"Aku tahu kamu belum siap untuk melayaniku, tapi saat ini kamu telah menjadi istriku. Mau tidak mau, melayaniku adalah kewajiban mu!" ujarnya sambil membelai rambutku. Dadaku pun berdebar tak menentu ketika tangan mas Alzam mulai menyapu rambutku.

"Ibumu yang memaksaku untuk menikahimu, karena dia tidak bisa membayar hutang-hutangnya padaku. Anggap saja saat ini ibumu telah menjual mu padaku." Tangan mas Azam mulai menyentuh pipiku dengan lembut hingga menimbulkan debaran jantung yang tak beraturan.

"Bersyukurlah saat ini kamu tidak dijual ke tempat pelacuran oleh ibumu." Tangan mas Alzam perlahan mulai membuka satu-persatu kancing bajuku.

"Mas," lirihku sambil menepis tangan mas Alzam.

"Jangan menolak jika tidak ingin aku menggunakan cara kekerasan! Aku menginginkanmu malam ini!"

Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika mas Alzam sudah menindih tubuhku. Hanya air mata yang bisa menggantikan jerit dan tangisanku ketika mas Alzam sudah melakukan penyatuan tubuhnya denganku.

Aku merasa kesakitan, tatapi rasa itu perlahan mulai hilang dan gantikan rasa yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Mas Alzam melakukannya dengan lembut hingga membuatku terbuai dalam penyatuannya malam ini.

Mentari pagi telah menyingsing, menyadarkan ku dari alam bawah sadar. Perlahan ku coba untuk membuka mata. Sosok mas Alzam yang semalam tidur disampingku kini sudah tidak ada. Tubuhku terasa sangat pegal. Saat aku hendak melangkah ke kamar mandi ada rasa yang mengganjal diarea kewanitaan ku. Aku meringis pelan menahan rasa sakit, berharap bisa segera sampai di kamar mandi.

Setelah menyelesaikan ritual mandi, aku pun keluar kamar. Disana aku melihat wanita paruh baya sedang menata hidangan diatas meja.

"Sudah bangun, cah ayu?" tanyanya padaku.

Aku mengangguk pelan. "Iya, Buk," jawabku pelan. Aku sendiri tidak tahu siapa wanita ini karena mas Alzam tak mengatakan apapun. Bahkan saat kami baru tiba tadi malam, tak ada siapapun yang menyambut kedatangan kami.

"Jangan panggil ibu! Panggil saja mbok Inah. Saya pembantu di rumah ini," jelasnya.

"Oh, iya maaf Mbok, saya tidak tahu," ucapku sambil nyengir kearah mbok Inah. "Mas Alzam kemana ya, Mbok?" tanyaku yang celingukan mencari keberadaan mas Alzam.

"Den Al sudah berangkat kerja, Non. Tadi beliau berpesan kalau malam ini tidak bisa pulang cepat karena ada lembur," ujar mbok Inah sambil mengambilkan nasi untukku.

Satu harian berada di rumah membuatku merasa bosan, terlebih aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mbok Inah sama sekali tidak mengizinkanku untuk membantu pekerjaannya. Aku hanya lontang-lantung seperti gelandang yang yang menyedihkan. Bahkan dihari pertama aku menjadi seorang istri, aku tidak bisa mengucapkan kata selamat pagi kepada suamiku.

"Non Ara sibuk?" tanya mbok Inah. Aku yang menonton televisi mendongak lalu menggelengkan kepala. "Gak mbok," jawabku singkat.

"Kalau begitu mari Mbok ajak Non Ara untuk melihat-lihat isi rumah ini. Mbok juga akan menunjukkan satu kamar yang tak boleh non Ara buka."

Aku pun mengangguk untuk mengikuti langkah mbok Inah. Mbok Inah membawaku mengelilingi isi setiap ruangan yang ada di rumah mas Alzam. Dia menjelaskan setiap ruangan yang ada. Dan kini tiba saatnya mbok Inah berhenti di depan sebuah kamar yang menggunakan kunci password.

"Non Ara harus ingat, jangan pernah mendekati ataupun masuk ke kamar ini, apapun alasannya. Den Alzam akan sangat marah pada siapapun yang masuk kesini, bahkan mbok sendiri juga tidak tahu ada apa didalam sana," jelas mbok Inah dengan serius.

Aku pun sebenarnya juga penasaran dengan kamar tersebut, mengapa sampai diberi sistem password. Apakah ada sebuah rahasia besar didalam? Aku tidak tahu.

Setelah puas mengelilingi isi rumah mas Alzam, mbok Inah meninggalkanku di teras karena aku suntuk berada di dalam. Pikiranku tak lepas dari pernikahan kami yang sepertinya tak berarti. Bagaimana tidak, mas Alzam hanya terpaksa menikah denganku agar hutang-piutang ibu lunas. Tak ada cinta diantara kita. Mas Alzam hanya ingin menggunakan ku untuk menyalurkan hasratnya saja. Bahkan dia sama sekali tak menganggap ku sebagai istrinya.

Lamunanku tersentak saat suara wanita menyapaku. "Kamu siapa?" tanyanya.

Wanita cantik yang memiliki kulit putih dan rambut panjang itu semakin mendekatiku.

"Kamu pembantu baru ya? Oh iya, apakah Al ada di dalam? Dari tadi malam aku mencoba untuk menghubunginya tetapi tak direspon. Apa dia baik-baik saja?" tanya wanita itu panjang lebar.

"Mas Al sudah berangkat kerja. Kamu siapa ya?" Aku memberanikan diri untuk bertanya pada wanita itu.

Dengan senyum yang terukir indah, wanita itu menjawab, "Perkenalkan aku Aira, tunangannya Al." Wanita itu mengulurkan tangannya kepadaku. Seketika jantungku berdebar dengan kuat bahkan saat menyalami Aira, tanganku terasa sangat bergementar.

"Kamu kenapa gugup seperti itu?" tanyanya lagi.

"Tidak ada, Mbak. Aku hanya grogi saja. Maklum ini adalah hari pertamaku bekerja di sini," dusta ku pada Aira.

"Oh iya? Kamu santai aja. Al itu orangnya baik. Ngomong-ngomong nama kamu siapa?"

Aku tersenyum tipis melihat senyum yang mengembang di wajah Aira dan berkata, "Namaku Zahra."

Karena Mas Alzam tidak ada di rumah, Aira pun mengatakan ingin menemuinya ke kantor. Entah mengapa tiba-tiba hatiku terasa nyeri saat mendengar jika wanita itu adalah tunangan dari suamiku. Ku buang napas kasar ku kemudian berlalu menuju ke kamar.

'Ya Tuhan, cobaan apalagi yang Engkau berikan kepadaku? Ternyata aku adalah orang ketiga di antara hubungan mas Alzam dan Aira. Sanggupkah Aku menjalani hari-hariku sebagai istri dari mas Alzam?'

Tanpa kusadari air mataku menetes begitu saja. Hatiku semakin sakit, jika membayangkan hari-hariku selanjutnya hidup tanpa cinta.

"Seharusnya pernikahan ini tidak pernah terjadi." Ku seka jejak air mata yang telah membasahi pipiku. Percuma saja jika aku menangis, karena air mata ini tidak akan berarti.

...~BERSAMBUNG~...

Tes-tes 1 2 3 ... Mana suara? Kalau Ramai aku lanjutkan. Seperti biasa cerita ini membutuhkan dukungan dari kalian. Tekan tanda hati untuk menambah ke rak buku dan beri hadiah berupa VOTE, BUNGA DAN KOPI.

Terimakasih sudah menemani teh ijo selama ini 🥰 Dan yang baru gabung, tinggalin komen-nya dong biar rame dikit gitu. Novel kok sepi amet 😞

Terpopuler

Comments

Bety Yatmikasari

Bety Yatmikasari

mampir lagi u yg ke 2
/Heart/

2024-03-06

0

Surati

Surati

hadir. baru mampir

2023-02-04

1

Devi Triandani

Devi Triandani

baru mampir...kayaknya ceritanya menarik

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!