05 | Ibu Pindah

Pernikahan yang baru saja berjalan dalam hitungan hari harus terkoyak oleh keputusan mas Alzam yang ingin menikahi Aira. Meskipun pernikahan ini tak ada rasa cinta, tak seharusnya mas Alzam melakukan semua ini padaku. Dia tidak bisa melepaskan ku karena sebuah kontrak, tapi dia juga tidak bisa ingkar pada tunangan. Ternyata mas Alzam sudah merencanakan pernikahannya dengan Aira bertepatan dengan ulang tahunnya Aira.

Aku hanya bisa mengantar kepergian suamiku sampai depan halaman. Tidak ku pungkiri rasa sakit dan kecewa telah bersarang dalam dadaku.

"Yang sabar ya, Non." Mbok Inah mengelus lenganku. Aku masih berusaha untuk kuat hingga mobil mas Alzam sudah benar-benar menghilang dari pandangan mata.

Air mata yang ku tahan akhirnya tumpah ruah di depan mbok Inah. Aku menangis mengeluarkan rasa sesak dalam hatiku.

"Apa salahku Mbok? Mengapa mas Alzam tega melakukan semua ini padaku? Jika dia memang tidak mencintaiku, seharusnya dia melepaskan aku, Mbok." Ku peluk erat wanita yang bernama mbok Inah itu.

"Sabar, Non. Non Ara harus kuat."

Istri mana yang akan kuat jika suaminya akan menikahi perempuan lain dalam usia pernikahan yang baru beberapa hari saja.

Ku rebahkan tubuhku disebuah sofa. Seketika aku mengingat sosok ibu yang telah tega melakukan semua ini padaku.

"Aku harus menemui ibu," kataku sambil menikah jejak air mata. Aku harus meminta keterangan dari ibu mengapa dia melakukan semua ini padaku. Dan aku juga harus tahu apa isi perjanjian yang telah ditandatangani oleh ibu dan juga Mas Alzam.

"Mbok, mbok Inah, aku pergi dulu ya."

Dari arah dapur, mbok Ina tergopoh untuk segera menghampiriku. "Non Ara mau ke mana?" tanyanya.

"Mbok, aku akan menemui ibuku sebentar. Ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku pergi dulu ya," pamitku pada mbok Inah.

"Tapi Non .... "

"Mbok tenang aja, aku akan kembali setelah urusanku selesai."

Segera ku tinggalkan mbok Inah yang lihat berat untuk melepaskanku, tetapi aku harus pergi. Aku ingin meminta penjelasan dari ibu.

Aku harus sedikit bersabar untuk menunggu transportasi yang mengarah ke rumah ibu. Aku tidak berani untuk memesan taksi online karena aku takut uang yang ada di tanganku akan habis. Sejak menikah dengan mas Alzam, pria itu sama sekali belum memberikanku uang sepeserpun.

Meskipun mas Alzam adalah pria asing dalam hidupku, tetapi dia adalah suamiku. Aku mencoba untuk menerima pernikahan ini, tapi nyatanya Mas Azzam Alzam ingin menandai pernikahan ini dengan menikahi wanita lain. Air mataku tak hentinya membasahi pipi ini. Saat ini hatiku benar-benar rapuh. Tak ada sandaran tempatku untuk mengadu. Ibu yang aku anggap sebagai malaikat dalam hidupku, dia tega menjualku kepada Mas Alzam. Jika saja mas Alzam tidak mau menikah denganku, mungkin saat ini aku sudah dijual ibu di tempat pelacuran.

Ibu yang ku anggap malaikat tak bersayap, yang aku hormati dan aku sayangi, sepertinya tidak pernah bisa lapang menerima kehadiranku. Kesalahan yang ayah lakukan, semuanya dilimpahkan kepadaku. Jika aku bisa meminta, aku tak ingin dilahirkan oleh ibu jika aku hanya akan menjadi beban untuknya.

"Mbak, udah sampai," kata seorang sopir yang membangunkan tidurku. Dengan pelan ku edarkan pandanganku. benar saja saat ini aku sudah berada di simpang arah menuju ke rumahku.

"Ah, maaf Pak saya ketiduran," ucapku sambil mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar Pak sopir.

"Hati-hati, Mbak," ujarnya setelah menerima uangku. Aku mengangguk pelan kemudian turun dari bus.

Aku memang sengaja tidak memberitahu kedatanganku kepada ibu. Karena Ibu pasti akan melarangku dengan berbagai alasan.

Tidak butuh waktu lama, langkahku telah sampai di depan rumah. Baru saja aku tinggal beberapa hari, rumah yang setiap hari ku bersihkan kini terlihat seperti tak terawat lagi. bahkan pintu rumah pun terlihat digembok.

"Assalamualaikum, ibu," panggilku sambil mengendor pintunya. Tak ada sahutan, karena memang pintu itu digembok yang artinya tidak ada orang di dalamnya.

"Lho Zahra," kata salah satu tetangga yang tak sengaja lewat di depan. "Kamu ngapain ke sini?" tanyanya lagi.

Aku mengernyit heran. Bukankah wajar jika aku pulang ke rumahku untuk menemui ibuku?

"Lho, memang kenapa? Kan aku ingin menemui ibuku, Buk."

"Kamu ini gimana, sih? Masa ibumu pindah kamu gak tahu?"

Aku melotot mendengar ucapan dari buk Yeni yang mengatakan bahwa ibu sudah pindah. Lalu ibu pindah ke mana? bahkan Ibu juga tidak memberitahu. Aku hanya bisa meremas dadaku, menahan rasa sesak yang bertubi-tubi.

"Pindah kemana, Buk?" tanyaku penasaran.

"Ibu juga tidak tahu. Tapi setelah hari pernikahanmu, ibu beserta kedua adik dirimu langsung memutuskan pindah. Katanya ayah tirimu mendapatkan pekerjaan di luar kota," jelas Bu Yeni.

Aku hanya bisa menelan kasar ludahku. Apakah semua ini juga ada campur tangan dari ayah tiriku?

"Oh, begitu ya. Terima kasih informasinya Buk," kataku lemah.

Aku pun hanya bisa menatap rumah yang selama ini menjadi tempat bernaungku. Rumah tentang perjuangan. Aku hanya bisa menitipkan lagi air mata ketika mengetahui jika Ibu telah pindah namun tidak memberitahuku.

"Kamu mau kemana? Apakah kamu ke sini sendirian?" tanya Bu Yeni saat aku ingin meninggalkan halaman rumahku.

"Iya Buk. Aku hanya sendirian ke sini karena suamiku sedang dinas di luar kota."

"Kasihan sekali kamu, Ra. Ya udah Ayo mampir dulu ke rumah ibu. Kamu bisa beristirahat di sana sebentar," tawar Bu ini yang merasa iba kepadaku.

Aku hanya bisa mengirim pesan untuk menolak tawarannya. "Tidak usah, Bu. Nanti merepotkan Ibu."

Aku tahu jika Bu Yeni adalah orang yang baik. Karena selama kami bertetangga Bu Yeni sering membantu keluargaku.

Aku tidak bisa menolak saat tanganku telah ditarik untuk menuju rumahnya. Dia adalah orang berada. Suaminya adalah salah seorang anggota Dewan di kabupaten. Bahkan anak-anaknya juga sudah sukses, hanya tinggal anak bungsunya yang masih kuliah.

"Jangan mentang-mentang kamu sudah menikah jadi kamu sudah tidak menganggapku tetangga lagi ya," kata Bu Yeni yang hendak membuka pintu rumahnya.

Aku tersenyum tipis saat dibawanya ke dapur. Di sana juga terlihat seorang ART yang sedang beres-beres.

"Kamu istirahat saja. Nanti biar Arkana yang mengantarmu pulang."

"Ah, tidak usah repot-repot Bu. aku bisa pulang sendiri. Bisa diizinkan untuk istirahat sebentar saja aku sudah bersyukur," katakuyang merasa tidak enak dengan kebaikan yang telah diberikan oleh Bu Yeni.

"Kamu ini masih saja sama." Bu Yeni menggelengkan kepalanya pelan. "Sudah berapa kali Ibu katakan, Jangan pernah merasa sungkan kepada ibu"

Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum getir dengan kebaikan yang selalu diberikan oleh Bu Yeni, padahal aku hanya orang biasa yang tidak setara dengannya. Atau mungkin karena dia tidak memiliki anak perempuan, sehingga dia memperlakukanku dengan baik. Andaikan saja ibuku sebaik Bu Yeni, mungkin aku akan menjadi anak yang paling bahagia di dunia karena mendapatkan cinta dan kasih yang sesungguhnya dari seorang ibu.

...~BERSAMBUNG~...

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

ngk Al ...nggk ibunya Ara semuanya kejam

2023-02-04

0

Xiaomi Redmi 4a

Xiaomi Redmi 4a

hah,,,apa mksd emaknya Zahra,,apa Zahra bukan anak kandung nya??? sekalipun bukan knp begitu kejam,Ng punya hati....

2022-10-15

2

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

kl mang ga dikasih uang knp ga cba ijin cari kerja aja ra

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!