18 | Simpanan Suamiku

...Jika kau tak bisa membalut luka, setidaknya jangan kau berikan luka bertubi-tubi...

......~Pangeran Anyer~......

Tak terasa sudah satu minggu aku berada di rumah baru ini. Ku pikir karena mas Alzam jarang menemuiku, aku bisa kabur dengan mudah. Nyatanya mas Alzam telah menyiapkan seseorang untuk menjaga dan menemaniku berada di rumah ini. Dia adalah mbak Hani, wanita yang seumuran dengan mas Alzam.

Aku bagaikan seorang tawanan yang tak diizinkan untuk keluar rumah. Bahkan semua kebutuhan dan keperluanku sudah disiapkan oleh Mbak Hani.

Selama satu minggu ini juga, pikiranku tidak tenang karena memikirkan mas Kanna. Disana dia telah berusaha untuk membantuku, tetapi aku malah pergi tanpa kabar. Aku tak bisa menghubunginya karena saat ini ponselku telah diganti baru oleh mas Alzam.

"Mbak Hani, bisakah kamu memberikan izin padaku untuk keluar?" tanyaku pada seorang wanita yang setiap hari menggunakan pakaian serba hitam.

"Mau kemana?" tanyanya dengan dingin.

"Aku ingin menemui temanku. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan," jawabku.

"Siapa?"

Aku bagikan sedang diintrogasi, padahal Aku hanya ingin meminta izin. Meskipun mbak Hani adalah seorang wanita, tetapi gaya rambut dan pakaiannya hampir menyerupai laki-laki. Hanya saja ada benjolan di depan dada yang menjadi simbol jika dia adalah seorang wanita asli.

"Apakah harus aku sebutkan namanya?"

"Iya. Karena aku juga harus memberikan laporan kepada pak Al," terang mbak Hani.

Aku hanya bisa mendengus kesal. Semakin hari semua kegiatan dan aktivitasku dibatasi oleh mbak Hani. Bahkan saat aku sedang jalan-jalan lagi pun mbak Hani selalu mengikuti ku.

"Memangnya kamu ingin bertemu dengan siapa?"

Aku terdiam. Tidak mungkin ku katakan jika aku ingin bertemu dengan mas Kanna.

"Aku ingin menemui Bu Endang. Sudah satu minggu aku tak memberikan kabar kepadanya. Aku takut jika dia akan mencariku.

"Untuk masalah itu, Pak Al sudah memberitahu Bu Endang jika kamu sudah di jemput pulang."

Aku hanya bisa melotot, sambil menghentakkan kaki aku memilih untuk meninggalkan mbak Hani di teras rumah.

"Mau kemana?" teriaknya.

"Aku hanya ingin cari udara segar, Mbak! Mbak Hani gak udah ngikutin aku!"

***

Perasaan kesal yang membubung tinggi membuatku merasa malas untuk kembali pulang. Langkah gontaiku tertahan oleh sebuah panggilan yang tertuju padaku.

"Mbak!" panggilnya.

Sebuah lambaian tangan mengarah padaku. Aku hanya bisa tersenyum pada seorang ibu tengah baya yang memanggilku.

"Iya, ada apa, Bu," jawabku ramah.

"Kamu baru tinggal disini, ya?"

"Iya, Bu. Baru satu minggu," jawabku jujur.

"Sudah lapor sama pak RT belum? Karena semua orang yang tinggi disini harus lapor sama ketua RT. Ibarat basa-basi gitu."

Aku tersenyum tipis. Memang kusadari jika aku belum melapor kepada ketua RT di kompleks ini. "Ah, maaf Bu. Saya tidak tahu. Nanti setelah suami saya pulang, saya langsung akan memberikan laporan kepada ketua RT," jawabku gugup.

"Baguslah. Jangan sampai nanti kalian kena grebek warga kalau gak segera laporkan sama pak RT," jelas ibu.

"Iya, Bu. Nanti saya lapor. Terimakasih sudah memberikan informasi," ucapku

"Iya, sama-sama. Tapi kamu bukan seorang simpanan 'kan?"

Mataku membulat dengan jantung berdebar saat mendengar pertanyaan yang seolah adalah sebuah tuduhan untukku.

"Oh, maaf jika ucapanku salah. Tapi kebanyakan pendatang baru itu hanya seorang simpanan. kalau kalian adalah pasangan suami istri yang sah, saran aku segera memberikan laporan kepada ketua RT. Aku hanya khawatir jika kalian akan diarah nantinya. Apalagi kamu masih muda, masih semua anakku. Semoga kamu bukanlah wanita simpanan ya."

Tanpa merasa bersalah sedikitpun, ibu itu langsung meninggalkanku dalam kebisuan. Hatiku berdenyut nyeri. Aku tidak tahu apakah aku hanyalah seorang simpanan dari suamiku sendiri?

Sesampainya di rumah, aku sangat terkejut dengan sosok mas Alzam yang sudah ada di dalam rumah. "Mas Alzam," lirihku.

"Kamu darimana?"

"Aku hanya cari udara segera saja. Tumben mas Alzam pagi-pagi mas Alzam kesini? Apakah tadi malam tidak mendapatkan jatah dari mbak Aira?" tuduhku dengan ketus. Karena setiap kedatangan mas Alzam hanya mengungkapkan tubuhku saja.

"Kamu ngomong apa sih, Ra?"

Aku tersenyum getir kemudian meninggalkan mas Alzam yang masih duduk di sofa. Entah mengapa terlalu sakit hati ini saat melihat wajah mas Alzam. Aku ingin egois, ingin memiliki mas Alzam seutuhnya. Namun, terlalu dalam luka yang dia goreskan.

Sesampainya di kamar aku merasa terkejut saat mendengar suara pintu di kunci. Saat ku balikan tubuhku dan melihat mas Alzam yang sudah mengendorkan dasinya. Aku sudah sangat hafal dengan niat kedatangan mas Alzam mengunjungiku.

"Ra." Kini tubuh mas Alzam sudah memelukku dari belakang. Dia pun menghujani ciuman di tengkukku.

"Mas," lirihku dengan mata yang berkaca-kaca. "Apakah mbak Aira tidak bisa memuaskanmu, sehingga kamu harus lari kepadaku?"

"Bukankah sudah ku katakan padamu, semua alasanku. Ra, untuk kali ini percayalah padaku, ku mohon!"

"Beri aku sedikit waktu saja."

Ku pejamkan mata dengan hati teriris. Saat mas Alzam telah menyentuhku lagi untuk menyalurkan hasratnya.

.

.

.

BERSAMBUNG

Halo-halo teh ijo cuma mau mengucapkan terimakasih atas dukungan kalian untuk novel receh ini. Seberapapun yang kalian berikan adalah semangat untuk teh ijo. 😊

Author receh ini gak minta banyak², cuma dikit aja. Bantu tekan bintang 5 untuk novel ini ya 🙏

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

pikirkan caranya Ara agar kau bisa secepatnya pergi dari Alzam

2023-02-04

1

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

kecewa bgt knp juga ara balik alzam, klo alzam msh sm aira

2022-11-05

0

Santi Liana

Santi Liana

sebel aku sm azlam,selalu dan selalu DTG hny untk nafsu 😡😡

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!