16 | Aku Hamil

...Ya Allah, peluklah aku hingga hatiku merasa tenang dan damai. Hapuskan air mataku hingga aku merasakan sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala ujian dan cobaan hidup ini....

...***...

Perlahan kubuka mataku. Kepalaku terasa berat. Dengan malas ku edarkan pandangan mataku, karena aku merasa asing dengan tempat ini.

Baru ku sadari jika saat ini aku sedang berada di rumah sakit. Ku putar lagi ingatanku, apa yang telah terjadi sebelumnya. Aku tak bisa mengingat apa-apa setelah pandanganku gelap. Apakah aku pingsan?

Kulihat mas Alzam duduk di sampingku yang dengan tatapan mendalam.

"Mas Alzam," lirihku.

Mas Alzam tak bergeming. Dia membisu tanpa kata, meskipun sudah melihatku sadar. Tiba-tiba saja aku menjadi takut dengan tatapan mas Alzam, apakah aku sudah melewatkan sesuatu atau telah membuat kesalahan?

Saat aku ingin bangkit, tubuhku di tahan olehnya. "Jangan banyak bergerak," ujarnya datar.

"Mengapa kamu menyembunyikannya dariku? Sebenci itukah kamu kepadaku?" cecar Mas Alzam membuatku bingung.

"Maksud mas Alzam apa?"

Mata mas Alzam menatapku tanpa ekspresi. Kali ini tatapannya sangat dingin membuat jantungku mendadak berdebar kuat.

Hening untuk sejenak dan pada akhirnya mas Alzam tersenyum tipis dengan membuang napas beratnya.

"Kamu sengaja menyembunyikan kehamilanmu padaku, 'kan?"

Aku terpana dengan ucapan mas Alzam. Jantungku hampir lepas mendengar kata hamil. Dengan mulut ternganga aku menggeleng kepala.

"Kamu ngomong apa, Mas? Aku hamil?" Aku masih tak percaya jika ucapan mas Alzam itu benar.

Dadaku terasa sesak. Ku pijat pelipis yang kian berdenyut. Saat aku ingin melepaskan diri dan pergi bebas, mengapa Allah menitipkan karunia-Nya padaku? Disaat aku ingin menyerah, aku dipaksa untuk bertahan.

"Iya. Kata dokter kandunganmu sudah menginjak usia sekitar 2 minggu," jelas mas Alzam yang semakin membuat tubuhku bergemetar.

"Aku tidak tahu jika aku hamil. Tapi kamu tenang saja, Mas. Aku tidak akan memintamu untuk bertanggung jawab atas janin ini. Jadi kamu tidak usah merasa terbebani akan kehamilanku," tegas ku dengan segala kekuatan yang ku miliki.

"Meskipun aku pria brengsek yang pernah kamu temui, aku tidak akan pernah membiarkan calon penerusku hidup terlunta-lunta, apalagi sampai dikasihani oleh orang lain. Kamu tidak aku izinkan pergi lagi."

Ingin ku berteriak keras di telinganya mas Alzam, jika aku sudah lelah dengan permainan konyol ini. Aku tidak akan mampu untuk bertahan jika batinku terus tersiksa dalam hubungan yang tidak jelas.

"Bukankah mbak Aira sedang melakukan program kehamilan. Kamu bisa mendapatkan penerusmu melalui dia. Aku sudah mengikhlaskan takdir ini, Mas. Aku lelah dengan hubungan kita yang tidak jelas. Kamu tidak mencintaiku. Kamu hanya membutuhkanku untuk melampiaskan hasratmu. Sekarang kamu sudah mempunyai mbak Aira. Kamu seharusnya bisa melepaskan ku untuk pergi. Tolong jangan kamu kurung aku dalam pernikahan semu ini," kataku dengan mengiba, berharap mas Alzam mau melepaskan ku.

Keheningan kami harus terpecah manakala suara ponsel mas Alzam berdering. Mas Alzam segera mengangkat panggilan teleponnya. Sudah bisa ku tebak jika yang meneleponnya adalah mbak Aira.

"Sayang, maaf aku lupa memberitahu kepadamu jika hari ini aku sedang melakukan perjalanan di luar kota."

Aku tersenyum kecut mendengar alasan mas Alzam. Ternyata lidahnya juga pandai berkilah. Lalu apakah aku juga harus percaya padanya. Bisa saja apa yang dia katakan kepadaku adalah bualan yang saja.

"Kamu istirahat saja. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku." Mas Alzam pun segera menutup teleponnya.

"Kenapa Mas Alzam harus membohongi Mbak Aira?" tanyaku cepat.

"Tak perlu kujelaskan padamu, Kamu sudah tahu apa alasanku. Aku berada di sini karena kamu dan juga calon anak kita."

Lagi-lagi Aku hanya bisa tersenyum getir. Ingin sekali aku tertawa saat mendengar kata anak kita. Aku saja tidak diakui sebagai seorang istri, lalu dengan mudah mas Alzam mengakui ini adalah anak kita? Aku rasa mas Alzam memang memiliki kekurangan 1 ons di dalam otaknya, sehingga dia tidak bisa tegas dalam mengambil sebuah keputusan.

Karena kondisiku sudah membaik, aku sudah bisa dibawa pulang. Saat kulihat ponselku, ternyata sudah pukul 10 malam. Aku mendengus kasar.

"Aku akan mengantarmu pulang," kata Mas Alzam yang masih menatapku tanpa ekspresi.

"Tidak perlu, Mas. Aku bisa sendiri," tolakku.

"Kamu mau jalan sendiri atau aku bopong?"

Mataku langsung membulat. Mas Alzam memanglah orang pemaksa. Semua keinginan tak boleh sedikitpun terbantahkan. Aku mendengus kesal pada pria yang ada di depanku.

"Aku bisa jalan sendiri," ketusku.

Aku terpaksa harus pasrah saat mas Alzam memaksakan diri untuk mengantarku pulang. Sebenarnya aku merasa bersyukur, karena aku sendiri juga takut jika harus pulang sendiri menggunakan taksi online. Terlebih dalam keadaan malam seperti ini.

Sepanjang perjalanan tak ada kata-kata pun yang keluar mulut kami berdua. Mas Alzam fokus dengan setir kemudinya, sementara aku hanya menyandarkan kepalaku pada sandaran mobil. Namun, aku merasa aneh dengan jalan yang sedang dilewati saat ini. Bagiku ini adalah jalan yang asing dan bukan jalan menuju ke kontrakanku.

"Mas, kamu mau bawa aku ke mana?" tanyaku heran. Padahal tadi sebelum naik ke mobil, mas Alzam sudah ku berikan alamat kontrakanku.

"Pulang," jawabnya singkat.

"Tapi ini bukan jalan ke kontrakanku, Mas."

"Sudahlah kamu beristirahat saja. Nanti aku akan membangunkannya jika sudah sampai."

Aku melotot mendengar jawaban dari mas Alzam. "Jangan bilang kamu mau menyulik dan mengungsikanku, Mas? Turunkan aku Aku tidak mau!"

Tak ada tanggapan dari mas Alzam, membuatku semakin yakin jika saat ini Mas Alzam sedang merencanakan sesuatu untuk menahanku.

Jika aku tahu akan berakhir seperti ini, aku tidak akan pernah mau untuk bertemu lagi dengannya. Kesempatan dan kepercayaan yang aku berikan, ternyata hanya untuk mengambil celah agar aku menyerahkan diri.

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

ya ampun naduk perangkap lagi Ara,. .......nasib.... nasib...

2023-02-04

1

ipit

ipit

masih mendingan 1 ons zahra.dari pada 1kg.mungkin azam nya gak konek lagi... 😌🤣

2022-10-22

1

Nani kusmiati

Nani kusmiati

di saat Zahra pengen lepas dari Alzam eh malah Alzam Junior hadir di antara mereka, lanjut author 👍🏻👍🏻👍🏻

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!