17 | Rumah Baru

...Saat luka lama belum terbalut, kini kau siram lagi dengan air garam. Perih yang kurasakan tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata. Aku sakit ... aku merintih, tapi kau acuh. Aku ingin pergi jauh agar kau tak bisa menemukan diriku yang menyedihkan ini...

...~Pangeran Anyer~...

Aku tidak tahu saat ini berada di mana, karena mas Alzam tak membawa aku pulang ke rumahnya maupun ke rumah kontrakan ku.

"Ini dimana?" tanya ku heran saat mas Alzam membangunkan ku. Aku merasa menyesal telah tidur sehingga tidak tahu kemana tujuan mas Alzam.

"Ini di rumah kamu. Untuk saat ini kamu akan aman tinggal disini," ujar mas Alzam yang kemudian turun.

Ku pandangi rumah minimalis berlantai 2. Setelah kulihat kanan kiri, aku baru tahu jika saat ini aku sedang berada di sebuah perumahan.

"Ini dimana?" tanyaku lagi.

Seperti biasa, mas Alzam tak menjawab pertanyaanku. Dia langsung menyuruhku untuk mengikuti langkahnya masuk ke dalam.

"Meskipun suatu saat nanti kita berpisah, rumah dan segala fasilitas yang ada di sini akan menjadi milikmu," terang mas Alzam.

"Kenapa harus menunggu suatu saat nanti, jika saat ini kita bisa berpisah," sahutku.

"Karena aku masih membutuhkanmu. Ada kalanya kita dipaksa berkorban untuk menolong seseorang. Anggap saja saat ini kamu sedang menolongku."

Karena hari sudah larut, mas Alzam segera membawaku sebuah kamar. Aku juga sudah lelah dan mengantuk. Melihat bantal dan guling membuatku ingin segera memeluknya.Tak peduli dengan pakaian yang aku kenakan, aku segera merebahkan tubuhku diatas tempat tidur.

***

Rasanya baru sebentar aku memejamkan mata, kini sang fajar sudah menyapa. Ku lihat di sampingku mas Alzam masih hanyut dalam lelapnya. Ini adalah pertama kalinya mas Alzam aku bisa melihat dengan jelas wajah mas Alzam.

Wajah yang nyaris sempurna tanpa celah. Dengan bulu mata yang lentik dan hidung mancung. Berbeda denganku yang hidupnya tenggelam. Wajahnya mulus tanpa bekas jerawat, mungkin dia selalu perawatan wajah di salon. Bibirnya yang tipis tapi rasanya pedas.

Aku hanya bisa mendengus pelan, buat apa punya wajah nyaris sempurna tetapi isi kepalanya kurang satu ons.

Percuma saja aku memujinya jika cintanya saja telah dilimpahkan pada wanita lain yang lebih sempurna dari pada aku.

Saat aku ingin bangkit, tiba-tiba tangan mas Alzam mencekal lenganku. "Mau kemana?" tanyanya.

Aku segera menoleh. Ku lihat matanya masih memejam. Berarti mas Alzam masih berada di alam bawah sadarnya.

"Aku ingin ke kamar mandi, Mas," jawabku pelan sambil berusaha untuk melepaskan cekalannya.

"Jangan lama-lama."

Aku merasa heran, jika hari-hari sebelumnya aku akan mengalami mual yang hebat saat pagi hari, kini perutku aman tak sedikitpun merasa mual.

Bahkan saat ini perutku juga terasa lapar. Aku tak ingin memikirkan berlebihan, yang paling penting saat ini aku tidak akan tersiksa lagi setiap paginya.

Setelah dari kamar mandi, langkahku tak kembali ke tempat tidur, melainkan turun ke lantai bawah. Meskipun tak sebesar rumah yang di tempati oleh mas Alzam dan mbak Aira, rumah ini sudah jauh lebih megah di bandingkan dengan rumahku sebelumnya.

Aku mendengus kesal saat tak menemukan sesuatu yang bisa aku makan. Bahkan aku juga tak melihat perlengkapan memasak di dapur.

"Heran, rumah kok gak ada perlengkapan memasak ya?"

Saat langkahku menuju ruangan lainpun ternyata masih banyak yang kosong. Aku semakin yakin jika ini adalah tempat untuk menyekap ku.

Tak lama ku lihat mas Alzam menuruni anak tangga. Rambutnya masih berantakan dan wajahnya juga masih kusut.

"Ini rumah baru ku beli dua Minggu yang lalu. Aku juga belum sempat untuk melengkapinya. Apakah kamu lapar?"

Tak ada kata yang ingin ku katakan, hanya anggukan pelan sebagai isyarat dari jawabanku.

"Kamu tunggu saja, nanti juga ada tukang bubur lewat," lanjut mas Alzam lagi.

Tak berselang lama, aku mendengar mas Alzam sedang melakukan panggilan video call. Aku sudah yakin jika mas Alzam sedang melakukan panggilan video call bersama dengan mbak Aira.

"Sayang, sekali lagi aku minta maaf belum bisa pulang hari ini. Ada sedikit masalah jadi aku harus menyelesaikannya," kata mas Alzam dengan dustanya.

"Jadi kamu akan pulang kapan? Aku pasti akan selalu merindukanmu, Mas."

"Kamu tenang saja, aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku agar bisa segera pulang. Ya sudah kamu jangan lupa untuk tetap banyak beristirahat."

Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum kecut saat melihat bagaimana mas Alzam sangat mencintai mbak Aira. Lalu apakah aku masih harus mempercayai jika mas Alzam tidak mencintai Mbak Aira? Tidak! Mulut mas Alzam licin bagaikan lumut.

"Mas! Aku salut dengan lidahmu yang sangat lihai dalam berdusta," ujar ku dengan sedikit menertawakan ucapan mas Alzam.

"Jadi apakah aku harus mengatakan jika aku sedang bersama denganmu?" tanya mas Alzam yang menatapku dengan dalam.

"Ra, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. Semoga setelah ini kamu bisa paham dengan sikapku selama ini," kata Mas Alzam yang kemudian meninggalkanku dalam seribu rasa penasaran.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Maaf belum sempat edit, sinyal hilang² timbul 🙏

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

yg jelas dong Alzam jgn beretele tele

2023-02-04

0

ian machmud

ian machmud

apa mungkin aira pernah kecelakaan dan penyebabnya alzam dan alzam merasa bertanggungjawab pada hidup aira dan berpura-pura mencintai aira...

2022-12-10

0

Santi Liana

Santi Liana

ini azlam bikin pnsaran aja

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!