08 | Tawaran Aira

"Zahra," panggil mbak Aira padaku yang masih sibuk dengan kegiatanku.

"Iya Mbak," jawabku.

Langkah kaki mbak Aira semakin dekat melangkah kepadaku.

"Itu kamar mas Al kok dikunci ya? Kan aku ingin beristirahat," ujarnya.

Aku hanya membuang napas berat yang sejak tadi telah bersarang dalam dada ini. Aku sama sekali tidak tahu dengan pemikiran mas Alzam yang sebenarnya.

"Kamu tahu letak kuncinya dimana?" tanya mbak Aira lagi.

"Untuk masalah itu, aku tidak tahu Mbak," ucapku dengan senyum tipis di bibirku.

"Kamu jualan kue juga?" tanya mbak Aira yang memilih mengalihkan topik awal. Meskipun aku mengetahui di mana kunci itu berada, tetapi aku tidak bisa memberikan kunci itu pada mbak Aira karena perintah mas Alzam.

"Iya Mbak. Buat tambahan untuk pengobatan ibu," dustaku pada mbak Aira.

Di mataku, mbak Aira adalah seorang perempuan yang nyaris sempurna dengan kecantikan yang dia miliki. Paras ayu dengan kulit putih serta rambut panjang yang hitam legam. Hidung mancung dan bibir merona, pasti akan membuat pria manapun bertekuk lutut dihadapannya, termasuk mas Alzam.

"Kamu hebat, Ra. Semoga ibu kamu segera diangkat penyakitnya. Dia pasti bisa melewati cobaan yang datang karena pengorbanan anaknya yang luar biasa," puji mbak Aira yang sangat mempercayai ucapanku. Padahal saat ini aku tidak tahu dimana keberadaan ibuku. Namun, harapan dan doaku, semoga ibu dalam keadaan sehat walafiat dalam lindungan Allah, dimanapun dia berada.

"Terimakasih," ucapku.

Hening untuk beberapa saat karena mbak Aira yang sibuk dengan ponselnya. Mungkin saat ini dia sedang mengirimkan pesan pada mas Alzam untuk menanyakan di mana kunci kamarnya. Setelah menyimpan ponselnya, mbak Aira berusaha untuk membantuku.

"Aku bantuin ya, Ra."

"Nggak usah repot-repot Mbak. Ini juga udah mau siap," tolak ku. Memang hanya tinggal satu packingan lagi yang harus aku siapkan sebelum aku kirim ke pihak ekspedisi.

"Gak apa-apa, kok. Lagian aku juga gak ada kegiatan, kan bosan."

Kubiarkan saja tangan mbak Aira mengambil alih pekerjaanku. "Selamat ya Mbak, atas pernikahannya dengan mas Alzam." Bibirku tiba-tiba dengan lancar memberikan ucapan selamat kepada Aira. Padahal aku ingin acuh pada hubungan mereka, tetapi tidak bisa.

"Makasih ya, Ra," balas mbak Aira dengan raut wajah yang terlihat tidak bahagia.

"Ada yang salah dengan ucapan ku?" tanyaku yang merasa penasaran.

Mbak Aira tersenyum tipis kepadaku dan berkata, "Tidak ada yang salah. Hanya saja ...." Mbak Aira menjeda ucapannya, padahal aku sudah serius untuk mendengarkannya.

"Hanya apa, Mbak?" Aku benar-benar merasa kepo.

"Hanya saja pernikahan kami belum disah-kan di mata Negara, hanya sah di mata Agama saja. Mas Al masih menikahi ku secara siri. Aku tidak tahu mengapa jadi seperti ini, Ra. Bahkan aku tidak diizinkan untuk tinggal di rumah ini. Aku tidak tahu apa yang sedang disembunyikan oleh mas Al," ujarnya dengan mata yang nanar.

"Ra, bisakah kamu membantuku? Aku ingin kamu mengawasi setiap gerak-gerik mas Al selama di rumah ini. Aku yakin jika saat ini ada yang sedang disembunyikan oleh mas Al. Kamu lihat sendiri kan, bahkan kamarnya di kunci," lanjut Mbak Aira lagi.

Aku hanya bisa meneguk kasar ludahku dengan jantung yang berdebar. Aku tidak tahu bagaimana reaksi mbak Aira jika sampai mengetahui aku adalah istri sah-nya mas Alzam yang dinikahinya dua minggu lalu.

"Apakah selama kamu disini ada yang perempuan lain yang datang kesini?" tanya mbak Aira lagi.

"Tidak ada mbak. Selama aku tinggal disini, mas Alzam selalu menghabiskan waktunya di kantor. Bahkan dia juga selalu pulang larut," ujar ku dengan sebuah kejujuran. Memang begitu keadaan yang terjadi.

Mbak Aira hanya menganggukkan kepalanya. "Nah, udah siap." Mbak Aira menyinggung senyumnya saat packing terakhir sudah siap.

"Kamu mau langsung mengantarkan pesanan ini, Ra?" Mbak Aira bertanya lagi padaku. Aku hanya bisa mengangguk karena menang tebakannya betul.

"Aku antar ya, tapi nanti kita singgah ke rumahku sebentar untuk mengambil mobilku. Aku merasa suntuk karena mas Al melarang ku untuk bekerja lagi."

"Bersyukurlah kamu mbak, bisa mendapatkan pria yang sangat mencintaimu, meskipun saat ini kalian hanya menikah siri. Berbeda dengan diriku yang menikah secerah sah di mata Agama dan Negara, tapi aku tidak bisa mendapatkan cintanya Karena kami hanya dua orang asing yang sama-sama terpaksa menikah karena keadaan," batinku dengan ukiran senyum getir di bibirku.

Aku menyetujui ajakan dari mbak Aira. Sebelum berangkat kami juga berpamitan kepada mbok Inah yang hanya bisa menyemangati ku dengan kata sabar.

Tujuan kami memang kesalahan satu ekspedisi pengiriman barang. Akan tetapi sesuai dengan permintaan mbak Aira, kami singgah ke rumahnya terlebih dahulu untuk mengambil mobilnya.

"Ini rumahku. Jika sewaktu-waktu kamu ada waktu kamu boleh singgah kesini. Disini aku tinggal sendiri, tapi sekarang aku tidak sendiri lagi karena ada mas Al yang akan menemaniku kedepannya.".

Aku mencoba untuk tetap tersenyum meskipun sejak tadi dadaku terasa sesak.

"Iya. Aku pasti akan singgah jika ada waktu senggang," ucapku datar.

Tak terasa kini kami sudah berada di sebuah ekspedisi pengiriman jasa. Setelah menyelesaikan tugasku, aku ingin langsung pulang. Namun, mbak Aira menahanku dan mengajakku untuk singgah sebentar ke supermarket. Dia berencana menyiapkan makan malam untuk Mas Alzam.

"Kamu kan pinter masak, jadi malam ini aku ingin menikmati masakan mu. Lain kali kamu harus ajarin aku untuk memasak, agar aku juga bisa menyiapkan bekal untuk suamiku," kata Mbak Aira dengan wajah berbunga-bunga.

Berulang kali aku membuang napas beratku. Seharusnya aku sadar diri, siapa aku sebenarnya. Aku hanya katak dalam tempurung yang ingin menggapai bintang di langit, sungguh mustahil.

"Ra, kamu serius gak mau melanjutkan kuliah? Kebetulan aku punya salah satu kenalan dosen di Universitas terbaik di kota ini. Jika kamu berminat, aku akan usahakan agar kamu bisa mendapatkan beasiswa, bagaimana?"

Aku membulatkan mataku dengan lebar. Kuliah adalah salah satu daftar cita-cita dan harapanku, tetapi saat ini aku adalah seorang istri yang harus meminta izin sebelum mengambil sebuah keputusan.

"Bagaimana? Kok malah diam aja? Untuk masalah biaya lainnya, aku bersedia untuk membantumu. Kan sekarang aku adalah istri dari majikanmu, berarti kamu juga adalah tanggung jawabku juga."

Aku masih terdiam belum bisa memberikan Sebuah jawaban meskipun dalam hati aku memang sangat menginginkannya.

"Aku pikir-pikir dulu ya, mbak. Aku kan belum meminta izin kepada mas Alzam. Bagaimana kalau ternyata mas Alzam tidak mengizinkanku untuk bekerja sambil kuliah?"

"Kamu tenang saja, aku yang akan mengurusnya. Katakan kepadaku jika mas Al tidak memberikan izin."

.

.

.

.

.

.

~BERSAMBUNG~

Terpopuler

Comments

Bidan Simba

Bidan Simba

jika NT ayra tau Ara istrinya maka akan Jd perang

2022-10-20

1

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

pergi kermh ibunya aja alzham udh marah apalagi kl ara kuliah....

2022-09-25

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

lanjut thor 👌👌👌👌👌

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 01 | Istri Yang Tak Dianggap
2 02 | Dinginnya Suamiku
3 03 | Apakah Aku Kuat?
4 04 | Ingin Menikahi Aira
5 05 | Ibu Pindah
6 06 | Kepulangan Mas Alzam
7 07 | Kedatangan Aira
8 08 | Tawaran Aira
9 09 | Mas Alzam Pulang
10 10 | Keputusan Mas Alzam
11 11 | Aku Yang Menyerah
12 12 | Bertemu dengan Arkanna
13 13 | Pergi Bersama Kanna
14 14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15 15 | Permintaan Mas Alzam
16 16 | Aku Hamil
17 17 | Rumah Baru
18 18 | Simpanan Suamiku
19 19 | Memanfaatkan Zahra
20 20 | Kedatangan Pak RT
21 21 | Sebuah Alasan
22 22 | Terbongkar
23 23 | Menunggu Mas Alzam
24 24 | Pengakuan Mas Alzam
25 25 | Keputusanku
26 26 | Rencanaku
27 27 | Kepergianku
28 28 | Keadaan Aira
29 29 | Apakah Aku Egois?
30 30 | Dikerjai Deena
31 31 | Akhirnya Kembali
32 32 | Tidur Bersama
33 33 | Meminta Jatah
34 34 | Bertemu Alzam
35 35 | Sesal
36 36 | Bisikan Kanna
37 37 | Zahra Yang Penasaran
38 38 | Pertemuan Tak Sengaja
39 39 | Dia Bukan Hantu!
40 40 | Adik Untuk Deena
41 41 | Salah Masuk
42 42 | Rencana Alzam
43 43 | Kekhawatiran Zahra
44 44 | Sebuah Kecelakaan
45 45 | Pria Asing
46 46 | Kedatangan Alzam
47 47 | Dia Lagi
48 48 | Merebut Deena
49 49 | Belum Juga menemukan Deena
50 50 | Telat
51 51 | Titik Terang
52 52 | Prasangka
53 53 | Kembalikan Deena!
54 54 | Saran Dokter
55 55 | Dibawa Ke Gudang
56 56 | Berita Buruk
57 57 | Kejamnya Takdir
58 58 | Liburan
59 59 | Kejutan
60 60 | Pilihan Berat
61 61 | Jangan Sentuh Aku!
62 62 | Alzam Yang Pamaksa
63 63 | Apakah Ini Kenyataan?
64 64 | Calon Istri
65 65 | Rencana Selanjutnya
66 66 | Menghajar Alzam
67 67 | Membawa Ke Neraka
68 68 | Menagih Janji
69 69 | Menara Eiffel
70 70 | Menyadari
71 71 | Mandi Lagi
72 72 | Sebuah Firasat
73 73 | Kritis
74 74 | Pulang ke Indonesia
75 75 | Berita Duka
76 76 | Gila Harta
77 77 | Mempercayai Deena.
78 78 | Deena Diculik
79 79 | Kemarahan Kanna
80 80 | Luka Sayatan
81 81 | Menghilang
82 82 | USG
83 83 | Kejutan
84 84 | Penjelasan Dokter
85 85 | Hadiah Alzam
86 86 | Kembalinya Alzam
87 87 | Kritis
88 88 | Penjelasan Alzam
89 89 | Hancur
90 90 | Mimpi Buruk
91 91 | Hari Yang Baru
92 92 | Prasangka
93 93 | Salah Paham
94 Promo Novel Baru
95 94 | Luluh
96 95 | Merindukan Deena
97 96 | Deena Pulang
98 Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99 97 | Bertemu Dengan Melani
100 98 | Mogok
101 99 | Pertemuan
102 100 | Masuk Rumah Sakit
103 101 | Patah Hati
104 102 | Permintaan Deena
105 103 | Sebuah Penjelasan
106 104 | Gagal Lagi
107 105 | Deena Yang Berubah
108 106 | Memberi Pengertian
109 107 | Fitnah
110 108 | Terpaksa Menikah
111 109 | Terluka
112 110 | Sedikit Usaha
113 111 | Kedatangan Deena
114 112 | Perubahan Alzam
115 113 | Sebuah Kesepakatan
116 114 | Memberikan Pengertian
117 115 | Hilang
118 116 | Mencari Deena
119 117 | Membawa Pulang
120 Promo : Hasrat Tuan Majikan
121 118 | Sedikit Rasa
122 119 | Diakui
123 120 | DiHempaskan
124 121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125 122 | Melepaskan Alzam
126 123 | Bimbang
127 124 | Bertemu Dengan Om Arya
128 125 | Menyerah
129 126 | Sisa Rasa
130 127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131 128 | Sebuah Ungkapan
132 129 | Melani Hilang
133 130 | Malam Bersejarah
134 131 | Akhirnya ....
135 132 | Sebuah Kekhawatiran
136 133 | Kenyataan
137 134 | Menginginkan Anak
138 135 | Kritis Lagi
139 136 | Menggoda Suami
140 137 | Keajaiban
141 138 | Sebuah Kejutan
142 139 | Menjenguk Alzam
143 140 | Hamil?
144 141 | Penolakan Naura
145 142 | Positif
146 143 | Rujak
147 144 | Kedatangan Arya
148 155 | Penyesalan Arya
149 Pengumuman
150 156 | Kepulangan Alzam
151 157 | Akhir Cerita
152 Promo Novel Baru
153 Promo Novel HIDDEN BABY 2
154 Wanita Milik CEO Arogan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
01 | Istri Yang Tak Dianggap
2
02 | Dinginnya Suamiku
3
03 | Apakah Aku Kuat?
4
04 | Ingin Menikahi Aira
5
05 | Ibu Pindah
6
06 | Kepulangan Mas Alzam
7
07 | Kedatangan Aira
8
08 | Tawaran Aira
9
09 | Mas Alzam Pulang
10
10 | Keputusan Mas Alzam
11
11 | Aku Yang Menyerah
12
12 | Bertemu dengan Arkanna
13
13 | Pergi Bersama Kanna
14
14 | Bertemu Dengan Mas Alzam
15
15 | Permintaan Mas Alzam
16
16 | Aku Hamil
17
17 | Rumah Baru
18
18 | Simpanan Suamiku
19
19 | Memanfaatkan Zahra
20
20 | Kedatangan Pak RT
21
21 | Sebuah Alasan
22
22 | Terbongkar
23
23 | Menunggu Mas Alzam
24
24 | Pengakuan Mas Alzam
25
25 | Keputusanku
26
26 | Rencanaku
27
27 | Kepergianku
28
28 | Keadaan Aira
29
29 | Apakah Aku Egois?
30
30 | Dikerjai Deena
31
31 | Akhirnya Kembali
32
32 | Tidur Bersama
33
33 | Meminta Jatah
34
34 | Bertemu Alzam
35
35 | Sesal
36
36 | Bisikan Kanna
37
37 | Zahra Yang Penasaran
38
38 | Pertemuan Tak Sengaja
39
39 | Dia Bukan Hantu!
40
40 | Adik Untuk Deena
41
41 | Salah Masuk
42
42 | Rencana Alzam
43
43 | Kekhawatiran Zahra
44
44 | Sebuah Kecelakaan
45
45 | Pria Asing
46
46 | Kedatangan Alzam
47
47 | Dia Lagi
48
48 | Merebut Deena
49
49 | Belum Juga menemukan Deena
50
50 | Telat
51
51 | Titik Terang
52
52 | Prasangka
53
53 | Kembalikan Deena!
54
54 | Saran Dokter
55
55 | Dibawa Ke Gudang
56
56 | Berita Buruk
57
57 | Kejamnya Takdir
58
58 | Liburan
59
59 | Kejutan
60
60 | Pilihan Berat
61
61 | Jangan Sentuh Aku!
62
62 | Alzam Yang Pamaksa
63
63 | Apakah Ini Kenyataan?
64
64 | Calon Istri
65
65 | Rencana Selanjutnya
66
66 | Menghajar Alzam
67
67 | Membawa Ke Neraka
68
68 | Menagih Janji
69
69 | Menara Eiffel
70
70 | Menyadari
71
71 | Mandi Lagi
72
72 | Sebuah Firasat
73
73 | Kritis
74
74 | Pulang ke Indonesia
75
75 | Berita Duka
76
76 | Gila Harta
77
77 | Mempercayai Deena.
78
78 | Deena Diculik
79
79 | Kemarahan Kanna
80
80 | Luka Sayatan
81
81 | Menghilang
82
82 | USG
83
83 | Kejutan
84
84 | Penjelasan Dokter
85
85 | Hadiah Alzam
86
86 | Kembalinya Alzam
87
87 | Kritis
88
88 | Penjelasan Alzam
89
89 | Hancur
90
90 | Mimpi Buruk
91
91 | Hari Yang Baru
92
92 | Prasangka
93
93 | Salah Paham
94
Promo Novel Baru
95
94 | Luluh
96
95 | Merindukan Deena
97
96 | Deena Pulang
98
Promo Novel : Belenggu Masa Lalu
99
97 | Bertemu Dengan Melani
100
98 | Mogok
101
99 | Pertemuan
102
100 | Masuk Rumah Sakit
103
101 | Patah Hati
104
102 | Permintaan Deena
105
103 | Sebuah Penjelasan
106
104 | Gagal Lagi
107
105 | Deena Yang Berubah
108
106 | Memberi Pengertian
109
107 | Fitnah
110
108 | Terpaksa Menikah
111
109 | Terluka
112
110 | Sedikit Usaha
113
111 | Kedatangan Deena
114
112 | Perubahan Alzam
115
113 | Sebuah Kesepakatan
116
114 | Memberikan Pengertian
117
115 | Hilang
118
116 | Mencari Deena
119
117 | Membawa Pulang
120
Promo : Hasrat Tuan Majikan
121
118 | Sedikit Rasa
122
119 | Diakui
123
120 | DiHempaskan
124
121 | Bertepuk Sebelah Tangan
125
122 | Melepaskan Alzam
126
123 | Bimbang
127
124 | Bertemu Dengan Om Arya
128
125 | Menyerah
129
126 | Sisa Rasa
130
127 | Apakah Hanya Halusinasi?
131
128 | Sebuah Ungkapan
132
129 | Melani Hilang
133
130 | Malam Bersejarah
134
131 | Akhirnya ....
135
132 | Sebuah Kekhawatiran
136
133 | Kenyataan
137
134 | Menginginkan Anak
138
135 | Kritis Lagi
139
136 | Menggoda Suami
140
137 | Keajaiban
141
138 | Sebuah Kejutan
142
139 | Menjenguk Alzam
143
140 | Hamil?
144
141 | Penolakan Naura
145
142 | Positif
146
143 | Rujak
147
144 | Kedatangan Arya
148
155 | Penyesalan Arya
149
Pengumuman
150
156 | Kepulangan Alzam
151
157 | Akhir Cerita
152
Promo Novel Baru
153
Promo Novel HIDDEN BABY 2
154
Wanita Milik CEO Arogan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!