...Tak kan pernah kau tahu bagaimana perihnya sayatan sembilu yang terus menganga. Mungkin jika kau tahu, tak kan pernah kau goreskan luka di hati....
***
*Alzam
Setelah kepergian kedua orang tuaku, aku menjadi anak yatim piatu diusia ku yang masih kecil. Saat itu aku masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku meninggal karena sebuah kecelakaan. Beruntung saja saat itu aku sedang tidak ikut dengan mereka. Kepergian mereka membuatku sangat terpukul. Bagaimana diusia 8 tahun aku sudah tidak memiliki keluarga lagi. Hanya seorang asisten rumah tangga yang masih setia dan merawat ku hingga sampai saat ini. Dia adalah mbok Inah. Wanita yang masih setia mengabdi padaku.
Dengan silih bergantinya waktu aku tumbuh menjadi orang yang berguna, bahkan saat ini aku sudah bisa melanjutkan bisnis yang ditinggalkan ayahku. Menjadi salah satu pengusaha termuda yang menguasai pasaran bisnis hingga mancanegara.
Suatu ketika aku hampir putus asa karena sebuah kenyataan yang menyakitkan. Wanita yang aku cintai tidak akan pernah bisa memberikan keturunan untukku.
Aku segera menyodorkan sejumlah uang yang fantastis kepada seseorang agar mau memberikan anaknya perempuannya padaku.
Awalnya aku ragu jika wanita itu akan menolak pemberianku. Namun, nyatanya wanita itu malah sangat berterima kasih kepadaku dan menyetujui semua syarat yang aku berikan kepadanya.
"Kamu ambil saja anakku, asalkan kamu bisa menjamin kebahagiaannya. Aku tidak peduli jika dia hanya menjadi penampungan bibit untukmu. Yang penting jangan kamu sia-sia dia!" kata wanita yang tak lain adalah ibunya Zahra.
Aku dan Zahra adalah dua orang asing yang menikah tanpa rasa cinta. Bahkan pernikahan kami juga sangat dadakan. Hal itu tentu saja membuat Zahra semakin mendapatkan tuduhan jika telah hamil diluar nikah. Namun, pada akhirnya aku bisa mematahkan tuduhan mereka jika pernikahan kami bukan karena sebuah kecelakaan.
Aku yang sudah mempunyai seorang kekasih sengaja menikahi Zahra karena aku menginginkan seorang anak. Akibat sebuah kecelakaan yang menimpa Aira, membuat dia harus mengalami kerusakan pada rahimnya. Bahkan dokter juga telah memvonis jika Aira tidak akan pernah bisa memiliki seorang anak.
Menikah dengan Zahra adalah satu-satunya cara agar aku memiliki keturunan. Setelah menikahi Zahra, aku pun juga langsung menikahi Aira. Meskipun saat ini pernikahan kami masih sebatas pernikahan siri, tapi aku berharap jika Aira tidak akan pernah mengetahui jika aku sudah menikahi Zahra.
Keputusanku membawa Aira pulang ternyata membuat Zahra terluka. Dia memilih pergi meninggalkan rumahku tanpa berpamitan.
Hampir saja aku berputus asa dengan kepergiannya. Namun, Tuhan berkata lain, tanpa sengaja aku dipertemukan lagi dengannya. Mulai dari situ aku tidak ingin kehilangan jejaknya lagi. Akhirnya aku memohon penuh iba kepadanya agar dia mau bertemu denganku. Zahra yang memiliki hati baik, akhirnya luluh dengan segala ucapanku.
Malam itu aku mengajaknya untuk bertemu. Namun, siapa yang menyangka jika aku telah mendapatkan apa yang aku inginkan. Zahra telah dinyatakan hamil dan aku tidak akan melepaskannya lagi.
Aku membawanya ke sebuah rumah yang baru saja aku beli. Lebih tepatnya ini adalah rumah yang aku belikan untuknya. Aku memang sering menghabiskan waktuku bersama dengan Aira. Aku hanya akan datang ketika aku sedang membutuhkannya saja. Aku benar-benar sangat egois tak pernah sedikitpun kupikirkan bagaimana perasaan Zahra.
"Ra, hari ini adalah jadwalmu untuk check up lagi. Aku tunggu di bawah ya," ucapku pada Zahra yang masih terbaru di atas tempat tidur.
Entah mengapa saat berdekatan dengannya aku tidak bisa menahan hasratku untuk membantunya. Meskipun aku tidak mencintainya tetapi rasa ingin memiliki itu terus terlembu dalam hatiku.
Ku lihat dia menyeka jejak air matanya. Dalam hati aku selalu merasa bersalah karena setiap melakukan penyatuan dengannya, dia selalu menangis. Namun, aku harus kembali pada niat awal aku menikahinya. Bahkan aku juga sudah rela membayarnya malah, jadi untuk apa aku merasa bersalah padanya.
"Kamu tunggu aja di bawah aku akan bersiap-siap," jawab Zahra datar.
Aku mengganggu lalu meninggalkan kamar. Dan tak lama, Zahra pun juga menyusulku di lantai bawah.
"Kamu tidak mandi?" tanyaku pada Zahra yang kini sudah rapi dengan pakaiannya.
"Kamu pikir aku wanita jorok," balasnya dengan ketus.
Aku ingin tertawa tetapi aku haru tetap menahannya. Aku tidak ingin menjatuhkan wibawaku di depannya.
"Baguslah."
Langkah Zahra telah mendahuluiku. Dia segera menuju ke mobil. Tak ku pungkiri perasaanku sangat bahagia. Sebentar lagi aku akan memiliki anak darah daging ku, meskipun bukan dari rahim wanita yang aku cintai.
"Mas, tadi pagi aku sempat ketemu dengan seorang ibu-ibu. Dia menyuruhku untuk membuat laporan kepada ketua RT bahwa aku tinggal di sini. Bisakah kamu melapor kepada ketua RT?" tanya Zahra saat aku baru saja naik ke dalam mobil.
"Memangnya harus?" tanyaku sedikit malas.
"Kata ibu-ibu tadi, kalau aku tidak melapor kepada ketua RT, mereka akan menganggapku sebagai seorang simpanan," jelas Zahra.
Aku hanya mengangguk pelan. Aku juga tahu bagaimana kekhawatiran Zahrah. "Baiklah, nanti setelah kita check up kita singgah ke rumah ketua RT."
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Marlyne Lia Lyne
mumpung cek up pergi sj diam diam masa gk ada akalnya sih
2023-05-06
1
Surati
wah sungguh jahat kau Alzam, menjadikan Ara tempat penampungan benihnya
2023-02-04
0
Benazier Jasmine
alzam ternyata u menikahi ara hanya untuk mendapatkan anak, egois u alzam, kudoain semoga u bucin sm ara, sehingga lupa sg aira
2022-11-05
0