" Melody jangan diam saja ayo cepat tanda tangan," sahut Vivi lagi.
" Mana mungkin dia menandatanganinya. Dia akan merasa kalah jika menandatangani berkas itu," batin Novi dengan percaya dirinya.
Orang-orang di sana memang hanya menunggu apa yang akan di lakukan Melody. Mungkin pemikiran Raisa dan Novi juga pasti sama dengan yang lainnya yang merasa Melody tidak mungkin menandatangani berkas itu.
Melody menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan kedepan. Lalu
Melody pun mengambil pulpen yang di berikan Mila dan langsung menandatangani dengan cepat.
Raisa dan Novi kaget melihat lancarnya tangan Melody yang menandatangani berkas itu. Tidak ada penolakan. Tidak ada drama keributan. Melody menandatanganinya dengan entengnya.
Ardian juga pasti heran dengan Melody yang lempang-lempang aja menandatangani berkas pernikahan mereka. Namun Mila, Vivi dan Widia merasa lega dengan Melody yang tidak membuat keributan.
" Kita baru memulai semuanya, bukan aku yang merasakan neraka. Tetapi kalian semua," batin Melody.
" Melody lagi sadarkan," batin Evan tampak tidak percaya. Lea yang ada di sana tersenyum yang tidak tau apa artinya.
" Baiklah, sudah selesai di tandatagani dan aku akan kembali membawa berkas-berkas ini kepengadilan. Buku nikah kalian juga akan langsung ada," sahut Bayu yang menutup berkas itu kembali.
" Sial, kenapa dia dengan cepat menandatanganinya. Tidak mungkin ini tidak mungkin," batin Raisa yang kepanikan yang sekarang dia yang malah kebakaran jenggot.
" Aneh sekali anak ini. Kenapa dia menandatanganinya. Bahkan kemarin dia heboh menolaknya," batin Novi kebingungan.
" Baiklah, kalau begitu pernikahan kalian bukan hanya sah di mata agama saja. Tetapi juga sah di mata hukum. Jadi jagalah pernikahan kalian," sahut Eyang besar memberikan nasehat sedikit.
" Aku mau kekamar," sahut Melody yang tidak ingin mendengar banyak kata-kata dari Eyang besar yang mungkin akan membuatnya semakin marah.
" Baiklah kakak akan panggilkan Aliya untuk membawa kamu," sahut Mila. Mila pun ingin memanggil Aliya.
" Tidak usah Mila," sahut Eyang besar yang membuat Mila heran, Eyang besar melihat ke arah Aditya, " apa gunanya ada suaminya. Jangan memanggil orang. Suaminya yang harus membawanya kekamar," sahut Eyang besar.
Melody langsung kaget mendengarnya dan seolah tubuhnya sudah memberontak terlebih dahulu.
" Aku tidak mau," sahut Melody yang benar-benar langsung menolak.
" Hmmm, kembali lagi deh, jiwa kesetanan Melody datang," batin Evan.
" Dia suami kamu Melody. Jadi bukannya itu seharusnya menjadi tugas suami," sahut Eyang besar.
" Tetap saja aku tidak mau," sahut Melody membantah.
" Jangan terus membantah Melody. Kamu tidak bisa menyamakan yang berbicara aku dengan yang lainnya. Tolong kamu hormati saya di rumah ini," sahut Eyang besar menegaskan kepada Melody.
" Syukurin emang enak di marahi," batin Raisa tersenyum meiring yang merasa puas Melody mendapat teguran dan Melody melihat Raisa yang tersenyum mengejeknya.
" Ayo Ardian dorong kursi roda istrimu kekamar!" titah Eyang besar.
Ardian mengangguk dan langsung berdiri menghampiri Melody. Melody lagi-lagi tidak bisa apa-apa. Dan dia semakin kesal dengan Raisa dan Novi yang seolah mengejeknya.
" Aku akan membawamu kekamar," ucap Ardian yang sudah berada di depan Melody.
" Aku tidak mau..." ucap Melody dan semua orang geleng-geleng dengan keras kepalanya, " jika kamu mendorong kursi rodaku itu percuma saja. Kenapa bukan Aliya saja yang melakukannya. Jadi Gendong aku kekamar," lanjut Melody dengan menjulurkan ke-2 tangannya
Sontak permintaan Melody membuat orang-orang di ruang tamu kaget dan termasuk Ardian dengan mengkerutkan dahinya. Apa dia salah dengar dengan kata- Melody yang minta di gendong. Sepertinya itu salah dengar karena Melody sebelumnya sudah histeris minta ampun.
Novi dan Raisa benar-benar jantungnya ingin copot dengan apa yang didengarnya. Melody benar-benar menjulurkan tangannya agar Ardian menggendongnya.
" Ardian kamu kenapa diam, kenapa tidak menggendong Melody. Bukanya dia sudah memintamu," sahut Eyang besar.
Ardian yang melamun jadi tersentak kaget dan langsung menggendong Melody ala bridal style.
" Ada apa dengan Melody," batin Ardian kebingungan dengan Melody yang sudah ada di gendongannya dan jujur Melody sangat canggung dengan situasi itu dia begitu gugup. Wajahnya tidak bisa di bohongi.
Apa lagi jika bukan Melody melakukan itu untuk memanas-manasi Raisa. Dia benar-benar tidak ingin di injak-injak di rumah itu.
" Pergilah Ardian, aku akan membawakan kursi rodanya kekamar," ucap Evan. Ardian mengangguk dan langsung membawa Melody pergi.
" Sial apa-apaan ini, mana mungkin seperti ini. Pernikahan ini tidak bisa seperti ini," batin Raisa dengan mengepal tangannya dengan wajahnya yang memerah. Dan dengan emosi Raisa pun pergi.
" Raisa!" panggil Novi. Orang-orang di sana pasti mengerti tentang kecemburuan Raisa, " aku akan mencoba bicara dengannya," sahut Novi yang langsung menyusul Raisa.
" Peperangan istri dan calon istri. Ardian itu benar-benar seberuntung itu memliki istri cantik dan cadangan istri cantik," ucap Evan yang asal-asalan. Namun langsung mendapat tatapan tajam dari Shandra.
" Hahahaha, aku hanya bercanda," sahut Evan menggaruk-garuk kepalanya.
" Bawa kursi rodanya ke kamar Melody!" perintah Shandra.
" Iya ma," sahut Evan yang langsung pergi.
" Hmm, baiklah aku akan kembali ke pengadilan untuk mengurus semua ini," sahut Bayu.
" Kamu hati-hati mas," ucap Mila.
" Iya," sahut Bayu yang langsung pergi.
" Hmmm, tidak ada masalahkan. Jadi apa yang selalu kalian ributkan. Kalian selalu saja heboh," sahut Eyang besar geleng-geleng.
Bagi Eyang besar memang semua adem-adem aja. Tidak tau saja. Kalau Melody sudah mengamuk. Semuanya masalah akan bertambah.
" Hmmm, sepertinya singa sudah bangun dari tidurnya yang sudah siap untuk menerkam 2 ular berbisa. Ya tidak tau kapan drama ini akan selesai," batin Lea dengan senyum yang tidak bisa di artikan.
*********
Ardian pun membawa Melody kedalam kamar dan di mana menurunkan Melody dengan pelan di atas ranjang. Saat sudah berada di atas ranjang dengan cepat Melody menjauh dari Ardian. Ardian mengendus kasar dan berdiri tegak melihat Melody yang sudah kembali seperti Dajjal.
" Apa kau lihat-lihat," sahut Melody dengan ketus yang melihat Ardian malah berdiri melihatnya dengan intens.
" Jangan berpikiran yang aneh-aneh. Aku menyuruhmu menggendongku, supaya kau berguna sedikit," sahut Melody dengan ketus. Namun wajahnya tidak bisa di bohongi jika dia begitu salah tingkah.
" Kenapa masih di sini sana pergi!" usir Melody yang kesal dengan Ardian yang seakan mengejeknya.
" Pergi kemana, ini kamarku," sahut Ardian.
" Aku tau ini kamarmu. Tapi aku tidak mau satu kamar denganmu," ucap Melody dengan kesal.
" Aku tau kau tidak mau satu kamar dengan ku dan orang rumah ini menyetujuinya dan semua itu berlaku sebelum Eyang datang dan ketika Eyang datang. Dia memarahiku karena tidak sekamar denganmu," sahut Ardian menjelaskan sedikit.
Melody tidak mengerti dengan apa yang di katakan Ardian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Elviza mela
sepertinya lea tau ttg masalalu antara melody ardian dan raisa...
2022-09-26
2
ossy Novica
Bagaimanapun Melodi mesti sekamar dengan Ardian biar rencananya berjalan dengan baik . Bertemanlah sama Lea , dia bisa membantu . Lea tau kalo Raisa dan Novi ular.
2022-09-26
1
endah Ningsih
hahaaaa,,,
akhirny kebangkitan seorang melody mulai terlihat dan bersiap kah kalian peri iblis akan terbakar habis oleh api cemburu
2022-09-26
2