Bab 14 Menantu baru

Akhirnya Melody pun keluar dari rumah sakit. Melody memang hanya merasa seperti boneka yang hanya diam tanpa bisa melakukan apa-apa. Vina dan Wawan ke-2 orang tuanya berhasil membujuknya dan Melody mau tidak mau mengikuti perkataan orang tuanya.

Status Melody setelah pulang dari rumah sakit sudah berbeda. Di mana sekarang Melody adalah istri yang sah dari Ardian dan seperti yang sudah berlaku kesepakatan yang ada Melody harus menerima takdirnya dengan menjadi istri Ardian.

Mobil yang di setiri Marsel berhenti di kediaman Ardian. Yang mana Melody memang mau tidak mau harus pindah ke rumah Ardian. Karena sudah sah menjadi istri Ardian.

Ya malangnya nasib Melody. Pulang dari rumah sakit bukannya kerumahnya sendiri. Namun harus ke rumah orang yang yang paling di bencinya. Bahkan dia merasa seperti di buang dari keluarganya sendiri.

Wawan turun terlebih dahulu dari dalam mobil. Wawan langsung kebelakang untuk mengambil kursi roda putrinya dan membukakan pintu mengangkat putrinya keatas kursi roda.

Wajah Melody terlihat begitu sendu. Matanya memerah yang ingin menahan tangis. Namun masih di tahannya yang berpura-pura tegar dengan semuanya yang dia juga tidak tau kapan semuanya berakhir dan bahkan berpikir jika semua ini seperti mimpi buruk.

Sebelum mobil Melody. Mobil Ardian sudah berhenti terlebih dahulu di depan mobil keluarga Melody. Ardian dan yang lainnya juga keluar dari mobil yang di setiri Evan. Mereka melihat bagaimana Wawan dan Marsel yang memindahkan Melody dari dalam mobil kekursi roda.

" Mari silahkan masuk!" ucap Widia yang mempersilahkan besan mendadaknya itu untuk menginjakkan kaki di rumahnya. Dania dan Wawan mengangguk dan mereka pun memasuki rumah.

Pintu di bukakan oleh langsung oleh Mila yang menyambut menantu baru di rumah itu. Di mana Mila membawakan sesuatu di atas nampan yang berisi minuman dan juga mangkok yang tidak tau apa isinya.

Selain Mila di sana juga banyak berdiri anggota keluarga yang lainnya. Termasuk Raisa, Novi. Ada juga Shandra, Bayu anaknya Aliya dan juga Dani. Ada juag Vivi dan suaminya Arya yang mana pasangan suami istri yang sibuk bekerja itu. Tetapi harus meliburkan diri untuk menyambut menantu baru rumah itu.

Melody harus melihat satu persatu orang yang berdiri di depannya. Namun matanya berhenti pada Raisa. Dia jelas tau siapa wanita itu. Dan Raisa juga menatapnya penuh kebencian. Ya mata mereka yang saling bertemu sama-sama tajam.

" Dasar perebut, beraninya menunjukkan dirinya di hadapanku. Tidak tau malu," batin Raisa menatap tajam Melody.

" Melody, sudah lama tidak bertemu, kamu sungguh menyedihkan. Kamu lupa dengan Raisa apa. Makanya kamu sampai berani datang menjadi menantu di rumah ini," batin Novi yang tidak kalah menatap sini Melody.

" Sudah ku duga, mereka ada di sini. Aku yakin, semua ini benar-benar rencana Ardian untuk membuatku menderita. Kamu benar-benar sangat jahat Ardian," batin Melody mengepal tangannya dengan kuat.

" Selamat datang di rumah kami Melody. Kamu adalah menantu baru di rumah kami," ucap Mila dengan Ramah.

" Semoga kamu betah ya Melody tinggal di sini," sahut Vivi tersenyum manis. Melody tidak menanggapi dan hanya melihat acuh orang-orang itu.

" Ardian ayo berikan istrimu minum dan sendokkan bubur itu kepadanya," ucap Mila yang sepertinya melakukan tradisi di keluarga itu makanya dari tadi dia memegang nampan itu.

" Apa itu?" tanya Melody ketus.

" Ini tradisi di keluarga ini. Menantu yang ada di rumah saat pertama masuk harus melakukan tradisi awal ini. Agar rumah ini menjadi berkah dan hubungan rumah tangga kamu dan Ardian akan selalu harmonis," jawab Mila dengan penjelasan sedikit.

" Aku tidak mau melakukannya," sahut Melody dengan ketus yang langsung menolak.

" Melody, lakukanlah. Aku juga dulu seperti itu," sahut Vivi menantu ke-2 di rumah itu.

" Aku bukan menantu di sini. Jadi aku tidak akan melakukannya," sahut Melody yang keras kepala yang tetap kekeh tidak akan melakukannya.

" Melody ayo nak. Bukannya kita sudah membahas masalah ini sebelumnya, jadi jangan seperti ini," ucap Dania yang membujuk putrinya lagi.

" Aku tidak mau mah," sahut Melody megaskan pada orang tuanya itu.

" Huuuu, lihatlah wanita yang masih di pedulikan keluarga ini. Baru kelihatan sikap aslinya seperti apa, ya memang dia harus menunjukkan sifat aslinya. Agar semua orang semakinmebencinya," batin Raisa dengan menyunggingkan senyumnya yang sangat puas dengan tontonan itu.

" Melody jangan egois. Ayo nak," sahut Wawan yang membujuk lagi.

" Kenapa papa sama mama tidak pernah mengerti perasaanku. Aku baru pulang dari rumah sakit. Tapi kalian malah membawa ku Kerumah ini dan melakukan semua ini. Kenapa kalian setega ini kepadaku. Jika kalian sudah tidak ingin menjadikan aku bagian keluargaku. Kalian bisa membuangku. Tanpa harus membawa ku Kerumah ini," sahut Melody yang akhirnya menagis lagi.

orang-orang yang di sana hanya diam. Dan Ardian juga diam dengan menghela napas berkali-kali. Apalagi Widia dia pasrah dengan semua itu. Menjadi Melody bukanlah hal yang mudah. Makanya tidak ada yang berani berbicara apa-apa.

" Melody. Kakak tau ini sulit untuk kamu. Tapi kamu harus menerima kenyataan ini. Tidak ada yang ingin membuangmu. Kami melakukan semua ini. Karena menyayangimu dan semua ini demi kebaikanmu," sahut Marsel memberi pengertian pada Melody.

" Kalau tau begini. Aku lebih baik mati. Aku capek dengan semua ini!" ucap Melody yang akhirnya putus asa.

" Melody jangan bicara seperti itu," sahut Gadis dengan pelan.

Pandangan mata Melody tiba-tiba menjadi buram. Sesaat dia juga merasakan sesak di dadanya tidak menunggu lama dalam hitungan detik dia pun akhirnya pingsan.

" Astagfirullah Al Azdim, Melody," teriak Vina panik.

Orang-orang di sana pun sama yang seketika menjadi panik. Karena Melody yang tiba-tiba pingsan.

Ardian langsung mengangkat Melody dari atas kursi roda. Menggendong ala bridal style.

" Kita bawa masuk," ucap Ardian menegaskan. Yang lain mengangguk dan buru-buru memasuki rumah yang di susul dengan yang lainnya yang sudah ikutan panik dengan dropnya Melody.

Hanya tinggal Raisa dan Novi yang ada di luar.

" Kamu lihatkan Raisa. Dia itu bukan menantu di rumah ini. Lihatlah, tradisi kental di rumah ini saja tidak di laluinya. Karena dia memang bukan menantu di rumah ini. Alam saja tidak merestui hubungannya dengan Ardian," ucap Novi dengan tersenyum miring.

" Tante benar, ternyata sangat seru. Melihat wanita yang mati dengan perlahan. Tidak apa-apa Ardian menikah dengannya dengan begitu. Aku bisa melihatnya tersiksa dengan pernikahan itu sendiri. Itu suatu pembalasan untuk apa yang aku alami selama ini," ucap Raisa.

" Kamu benar. Makanya kamu jangan gegabah dulu. Ini itu adalah keindahan yang menarik yang akan kamu dapatkan sebelum menjadi ratu di rumah ini, jadi tetap bersabarlah. Karena semuanya akan indah pada waktunya," ucap Novi.

" Hmmm, Tante benar. Ayo kita masuk. Kita lihat bagaimana drama selanjutnya," sahut Raisa. Novi tersenyum mengangguk dan mereka pun menyusul yang lainnya masuk kerumah itu.

*************

Ardian pun membawa Melody ke dalam kamarnya dan saat membuka kamar itu Ardian di kejutkan dengan kamarnya yang sudah berubah menjadi kamar pengantin.

Di mana seprai putih yang penuh dengan kelopak mawar dengan balon-balon dan hiasan di dalam kamar itu. Belum lagi ada ukiran angsa putih di atas tempat tidur.

Widia juga kaget melihat kamar itu. Dia juga benar-benar shock bisa-bisa Melody bangun langsung jantungan melihat kamar yang di dekor layaknya kamar pengantin

Widia melihat kearah Mila.

" Vivi yang melakukannya dan di bantu anak-anak," sahut Mila sebelum di salahkan mertuanya. Widia pun melihat ke arah Vivi.

" Kan pengantin baru. Bukannya memang ini harus ada," sahut Vivi dengan santainya.

Ardian sudah tidak tau harus berkata apa-apa lagi. Mau tidak mau Ardian pun tetap mengangkat tubuh Melody ke atas ranjang yang penuh kelopak mawar.

Mereka mungkin berpikir. Jika pernikahan itu semanis yang di bayangkan. Makanya Vivi kakak ipar Ardian harus repot-repot membuat kamar pengantin yang di bantu dengan Aliya dan juga Dani dan bahkan Yogi ikut-ikutan membantu alias merecoki. Mereka tidak tau saja pernikahan itu bencana besar tanpa penyelamatan.

Tidak lama dari itu Dokter pun di panggil untuk memeriksa Melody. Di mana semua anggota keluarga masih berada di dalam kamar. Untuk Aliya dan Dani tidak ada di sana. Karena memang mereka yang masih remaja. Tidak harus ikut campur dengan urusan keluarga itu. Sama dengan Feby yang juga memelih untuk pergi.

" Bagaimana ke adaan Melody Dok?" tanya Marsel ketika Dokter selesai memeriksa Melody.

" Melody hanya lelah. Saran saya kalian jangan terus menekannya. Itu berpegaruh padda mentalnya nanti. Jadi biarkan dia untuk menerima pelan-pelan dengan kondisi barunya. Kalian harus terus memberinya suport yang tinggi agar kondisinya semakin membaik," ucap Dokter memberi saran.

" Baiklah Dok," sahut Marsel.

" Kalau begitu saya permisi dulu. Saya sudah siapkan obatnya. Jadi berikan rutin kepadanya dan ingat jaga mentalnya. Agar kesehatannya membaik," ucap Dokter.

" Baik Dokter," sahut Ardian.

" Biar saya antar Dok," sahut Bayu. Dokter mengangguk dan akhirnya pergi mengantar Dokter keluar dari kamar pengantin itu.

Dania hanya melihat anaknya itu dengan sendu. Kecerian Melody kembali hilang karena tindakan yang salah. Tidak tega membiarkan semua itu. Tapi mau bagaimana lagi. Itu adalah kesepakatan yang harus di jalankan.

" Maafkan mama Melody," ucap Dania merasa bersalah.

" Mbak, Melody akan kami jaga. Dia sudah menjadi tanggung jawab kami," sahut Widia.

" Awas saja jika adikku sampai kenapa-kenapa. Kau Ardian tidak akan kulepaskan," ucap Marsel meneri peringatan dengan mengancam Ardian.

" Nggak usah pakai ancam segala," sahut Raisa.

" Sudah Raisa jangan ikut-ikutan," sahut Shandra.

" Kami titip anak kami. Kami percayakan kepada kalian Melody," sahut Wawan.

" Kami akan menjaga Melody dengan baik," sahut Ardian.

" Ya semoga saja itu benar," sahut Dania.

Bersambung

Terpopuler

Comments

0p4n9 opang

0p4n9 opang

hhm... kenapa nggak beli rumah sendiri aja? rumah dengan keluarga besar selalu ribet jika beda visi dan misi. lucu aja Thor, Andrian nggak kepikiran, terus punya pacar yg sifatnya buruk.

2023-03-01

2

Widi Widurai

Widi Widurai

feeligku mreka ber2 yg membuat ardian dan melody salibg ben i

2022-11-13

0

Siti Sunariyah

Siti Sunariyah

koq kyo film india ya ceritanya....

2022-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog.
2 Bab 2 Pertengkaran.
3 Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4 Bab 4 Kecelakaan.
5 Bab 5 Panik
6 Bab 6 Kritis.
7 Bab 7 Menikah.
8 Bab 8 hal yang tidak terduga.
9 Bab 9 perdebatan
10 Bab 10 Ingin memberi tahu
11 Bab 11 Tidak menerima
12 Bab 13 Ardian dan Melody
13 Bab 14 Menantu baru
14 Bab 15 Membalikkan cerita.
15 Bab 16 Ardian dan Melody.
16 Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17 Bab 18 Kemarahan Raisa.
18 Bab 19 Kemarahan Raisa.
19 Bab 20 Tindakan Melody.
20 Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21 Bab 22 Tidak terima
22 Bab 23 Tidak punya pilihan.
23 Bab 24 Belajar berjalan.
24 Bab 25 Evan keceplosan
25 Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26 Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27 Bab 28 Raisa mati kutu.
28 Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29 Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30 Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31 Bab 3 Melody dan Ardian.
32 Bab 32 permintaan Melody.
33 Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34 Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35 Bab 35 Raisa vs Melody.
36 Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37 Bab 37 Mengobati.
38 Bab 38 Memeluknya.
39 Bab 39 Minta maaf.
40 Bab 40 Romantis yang simpel.
41 Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42 Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43 Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44 Bab 44 Penyesalan terbesar.
45 Bab 44 Heran.
46 Bab 45 Ketangkap Lea.
47 Bab 47 Hari resepsi.
48 Bab 48 Insiden.
49 Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50 Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51 Bab 51 pelajaran ke-2.
52 Bab 56 Menyuapi.
53 Bab 57 Pilihan.
54 Bab 58 Keputusan.
55 Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56 Bab 56 Kartu ATM
57 Bab 57 penegasan suami.
58 Bab 58 Makan bersama.
59 Bab 59 Melody gugup.
60 Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61 Bab 60, Menjaga nama Melody
62 Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63 Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64 Bab 64 Hukuman yang setimpal
65 Bab 65 mengecek perasaan.
66 Bab 66 Perasaan yang tergali.
67 Bab 67 Melody yang malu.
68 Bab 68 penegasan Eyang.
69 Bab 69 Diam dalam hening.
70 Bab 70 Teringat.
71 Bab 71 mengingatkan padanya.
72 Bab 72 Masa lalu.
73 Bab 73 Yang terjadi.
74 Bab 74 Yang terjadi 2
75 Bab 75 yang terjadi 3.
76 Bab 76 Drop.
77 Bab 77 Penasaran.
78 Bab 78 Kemanisan Ardian.
79 Bab 79 Keanehan.
80 Bab 80 Menyenangkan istri.
81 Bab 81 Perasaan di udara.
82 Bab 82 Tugas Lia selesai.
83 Bab 83 Melihat Raisa.
84 Bab 41 menemukan sesuatu.
85 Bab 85 Perang lagi.
86 Bab 86 Melihat dengan nyata.
87 Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88 Bab 88 Lebih tau lagi.
89 Bab 89 Menemukan suaminya.
90 Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91 Bab 91. Selamat.
92 Bab 92 Skak Raisa.
93 Bab 93. Saling terbuka.
94 Bab 94 Memberinya ketenangan.
95 Bab 95 Menemukan tempat.
96 Bab 96 Perasaan.
97 Bab 97 Kepikiran.
98 Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99 Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100 Bab 100 Belum siap.
101 Bab 101 Melihat Raisa.
102 Bab 102 Jebakan.
103 Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104 Bab 104 Liciknya Raisa.
105 Bab 105 Rio di tangkap.
106 Bab 106 Raisa panas.
107 Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108 Bab 108 Serangan Melody
109 Bab 109 Bertemu Chaca.
110 Bab 110 Lea punya pegangan.
111 Bab 111
112 Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113 Bab 113 Cemburu gemes.
114 Episode 114 Tau rasa.
115 Bab 115 panik.
116 Bab 116 Kritis.
117 Bab 117 Donor.
118 Bab 118 muncul kecurigaan.
119 Bab 119 Tes DNA.
120 Bab 120 Penjarakan Raisa.
121 Bab 121 Terima nasib.
122 Bab 122 Hasil tes DNA.
123 Bab 123 Kemarahan.
124 Bab 124 Melindungi istrinya.
125 Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126 Bab 126
127 Bab 127 Hal yang sulit.
128 Bab 128 keputusan yang berat.
129 Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130 Bab 130 Permintaan Chaca.
131 Bab 131 Kata-kata Ardian.
132 Bab 132 Ingin memulainya.
133 Bab 133 Menghabiskan waktu.
134 Bab 134 Memikirkannya.
135 Bab 135 Membawanya pergi.
136 Bab 136 Sulit untuk di terima.
137 Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138 Bab 138 Tertampar kata-kata.
139 Bab 138 Takut
140 Bab 139
141 Bab 140 rencana Ardian.
142 bab 141 kata-kata?
143 Bab 142 Rio mati kutu.
144 Bab 144 permintaan.
145 Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146 Bab 146 Merasa lega
147 Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148 Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149 Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150 Bab 150 Masalah bersih.
151 Bab 151 Kewajiban.
152 Bab 152 Pagi yang indah.
153 Bab 153 Menerima resiko.
154 Bab 154 Lea.
155 Bab 155 Jamuan besar.
156 Bab 156 pertemuan tidak terduga
157 Bab 157 tawaran.
158 Bab 158 Kabar bahagia.
159 Bab 159 Keinginan Ardian.
160 Bab 160 Alvin dan Lea.
161 Bab 161 Ribut kecil.
162 Bab 162 Merasa iba.
163 Bab 163 Hampir
164 Bab 164 Perasaan yang aneh
165 Bab 165 Tiba khawatir.
166 Bab 167 Kecurigaan Melody.
167 Bab 168 pembatalan janji.
168 Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169 Bab 169 Tiba-tiba
170 Bab 170 panik.
171 Bab 171 Semakin mencemaskannya
172 Bab 172 Lebih terkejut lagi
173 Bab 173 Mencari cara.
174 Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175 Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176 Bab 176 Lepas.
177 Bab 177 Berusaha.
178 Bab 178 Saling baku hantam.
179 Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180 Bab 180 Lea dan Alvin.
181 Bab 181 Saran Melody.
182 Bab 182 ungkapan ke -2.
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186 Bab 186 bergegas pulang.
187 Bab 187
188 Bab 188 Ancaman.
189 Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190 Bab 189 Rumah sakit.
191 Bab 190 Kritis.
192 Bab 191 Melepas rindu.
193 Bab 193 Bersama dalam rindu.
194 Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195 Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196 Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197 Bab 197 Membicarakannya.
198 Bab 198 Bangun.
199 Bab 199 sadar
200 Bab 200 Keputusan Alvin.
201 Bab 201 Melepas rindu
202 Bab 202 Kabar bahagia itu.
203 Bab 203 Cemas.
204 Bab 204 Ribut deh
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 297
208 Bab 298 Keputusan.
209 Bab 299 Pulang.
210 Bab 210 Perkataan tulus.
211 Bab 211 melamarnya .
212 Bab 212 Perdebatan.
213 Bab 213 Kesempatan.
214 Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215 Bab 215 Keputusan Eyang
216 Bab 216
217 Bab 217 Kabar untuknya
218 Bab 218 Harus bersabar.
219 Bab 219 Naluri hati.
220 Bab220 Pertunangan.
221 Bab 221 Hampir saja.
222 Bab 222 kata-kata Chaca.
223 Bab 223
224 Bab 224 Hal aneh.
225 Bab 225 Iriana
226 Bab 226 Lea.
227 Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228 Bab 228 Rumah sakit.
229 Bab 229 pernikahan.
230 Pernikahan 2.
231 Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232 Bab 232 Rencana ingin liburan.
233 Bab 233 Meyakinkan
234 Bab 234 Rencana Alvin.
235 Bab 235 Saran Dokter.
236 Bab 236 Perasaan aneh.
237 Bab 237 Ngidam yang aneh.
238 Bab 237 Axel Raisa.
239 Bab 240 Memberikan kejutan.
240 Bab 241 Saling memberi kejutan.
241 Bab 241 Renca
242 Bab 241 Ada apa?
243 Bab 242 berusaha tenang
244 Bab Penjelasan.
245 Bab 245 Kejadian itu.
246 Bab 246.
247 Bab 247. merasa ada sesuatu
248 Bab 247 Kehilangan kendali.
249 Bab 249 Menyelidiki.
250 Bab 250 mengetahuinya.
251 Bab 251 Akhirnya jujur.
252 Bab 252 dukungan teman-teman.
253 Bab 253 Hati yang luluh.
254 Bab 254 Bertemu Raisa.
255 Bab 255 Suasana menegangkan.
256 Bab 255 Meminta maaf.
257 Bab 257 Rumah sakit.
258 Bab 258 Takut.
259 Bab 259 Melamar kembali.
260 Bab 260 baru tau rasa.
261 Bab 261
262 Bab 262 Operasi.
263 Bab 263 Sembuh.
264 Bab 264 Bertemu.
265 Bab 265 Hal yang menegangkan.
266 Bab 266 Insiden di pernikahan.
267 Bab 267 Raisa dan Axel.
268 Bab 267 Curiga.
269 Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270 Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271 Bab 148 Penyesalan.
272 Bab 272 keputusan.
273 Bab 273 saling bersama.
274 Bab 234 Rencana pernikahan.
275 Bab 275 Menikah.
276 Bab 276 ending.
277 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Bab 1 Prolog.
2
Bab 2 Pertengkaran.
3
Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4
Bab 4 Kecelakaan.
5
Bab 5 Panik
6
Bab 6 Kritis.
7
Bab 7 Menikah.
8
Bab 8 hal yang tidak terduga.
9
Bab 9 perdebatan
10
Bab 10 Ingin memberi tahu
11
Bab 11 Tidak menerima
12
Bab 13 Ardian dan Melody
13
Bab 14 Menantu baru
14
Bab 15 Membalikkan cerita.
15
Bab 16 Ardian dan Melody.
16
Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17
Bab 18 Kemarahan Raisa.
18
Bab 19 Kemarahan Raisa.
19
Bab 20 Tindakan Melody.
20
Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21
Bab 22 Tidak terima
22
Bab 23 Tidak punya pilihan.
23
Bab 24 Belajar berjalan.
24
Bab 25 Evan keceplosan
25
Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26
Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27
Bab 28 Raisa mati kutu.
28
Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29
Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30
Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31
Bab 3 Melody dan Ardian.
32
Bab 32 permintaan Melody.
33
Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34
Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35
Bab 35 Raisa vs Melody.
36
Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37
Bab 37 Mengobati.
38
Bab 38 Memeluknya.
39
Bab 39 Minta maaf.
40
Bab 40 Romantis yang simpel.
41
Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42
Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43
Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44
Bab 44 Penyesalan terbesar.
45
Bab 44 Heran.
46
Bab 45 Ketangkap Lea.
47
Bab 47 Hari resepsi.
48
Bab 48 Insiden.
49
Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50
Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51
Bab 51 pelajaran ke-2.
52
Bab 56 Menyuapi.
53
Bab 57 Pilihan.
54
Bab 58 Keputusan.
55
Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56
Bab 56 Kartu ATM
57
Bab 57 penegasan suami.
58
Bab 58 Makan bersama.
59
Bab 59 Melody gugup.
60
Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61
Bab 60, Menjaga nama Melody
62
Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63
Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64
Bab 64 Hukuman yang setimpal
65
Bab 65 mengecek perasaan.
66
Bab 66 Perasaan yang tergali.
67
Bab 67 Melody yang malu.
68
Bab 68 penegasan Eyang.
69
Bab 69 Diam dalam hening.
70
Bab 70 Teringat.
71
Bab 71 mengingatkan padanya.
72
Bab 72 Masa lalu.
73
Bab 73 Yang terjadi.
74
Bab 74 Yang terjadi 2
75
Bab 75 yang terjadi 3.
76
Bab 76 Drop.
77
Bab 77 Penasaran.
78
Bab 78 Kemanisan Ardian.
79
Bab 79 Keanehan.
80
Bab 80 Menyenangkan istri.
81
Bab 81 Perasaan di udara.
82
Bab 82 Tugas Lia selesai.
83
Bab 83 Melihat Raisa.
84
Bab 41 menemukan sesuatu.
85
Bab 85 Perang lagi.
86
Bab 86 Melihat dengan nyata.
87
Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88
Bab 88 Lebih tau lagi.
89
Bab 89 Menemukan suaminya.
90
Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91
Bab 91. Selamat.
92
Bab 92 Skak Raisa.
93
Bab 93. Saling terbuka.
94
Bab 94 Memberinya ketenangan.
95
Bab 95 Menemukan tempat.
96
Bab 96 Perasaan.
97
Bab 97 Kepikiran.
98
Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99
Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100
Bab 100 Belum siap.
101
Bab 101 Melihat Raisa.
102
Bab 102 Jebakan.
103
Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104
Bab 104 Liciknya Raisa.
105
Bab 105 Rio di tangkap.
106
Bab 106 Raisa panas.
107
Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108
Bab 108 Serangan Melody
109
Bab 109 Bertemu Chaca.
110
Bab 110 Lea punya pegangan.
111
Bab 111
112
Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113
Bab 113 Cemburu gemes.
114
Episode 114 Tau rasa.
115
Bab 115 panik.
116
Bab 116 Kritis.
117
Bab 117 Donor.
118
Bab 118 muncul kecurigaan.
119
Bab 119 Tes DNA.
120
Bab 120 Penjarakan Raisa.
121
Bab 121 Terima nasib.
122
Bab 122 Hasil tes DNA.
123
Bab 123 Kemarahan.
124
Bab 124 Melindungi istrinya.
125
Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126
Bab 126
127
Bab 127 Hal yang sulit.
128
Bab 128 keputusan yang berat.
129
Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130
Bab 130 Permintaan Chaca.
131
Bab 131 Kata-kata Ardian.
132
Bab 132 Ingin memulainya.
133
Bab 133 Menghabiskan waktu.
134
Bab 134 Memikirkannya.
135
Bab 135 Membawanya pergi.
136
Bab 136 Sulit untuk di terima.
137
Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138
Bab 138 Tertampar kata-kata.
139
Bab 138 Takut
140
Bab 139
141
Bab 140 rencana Ardian.
142
bab 141 kata-kata?
143
Bab 142 Rio mati kutu.
144
Bab 144 permintaan.
145
Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146
Bab 146 Merasa lega
147
Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148
Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149
Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150
Bab 150 Masalah bersih.
151
Bab 151 Kewajiban.
152
Bab 152 Pagi yang indah.
153
Bab 153 Menerima resiko.
154
Bab 154 Lea.
155
Bab 155 Jamuan besar.
156
Bab 156 pertemuan tidak terduga
157
Bab 157 tawaran.
158
Bab 158 Kabar bahagia.
159
Bab 159 Keinginan Ardian.
160
Bab 160 Alvin dan Lea.
161
Bab 161 Ribut kecil.
162
Bab 162 Merasa iba.
163
Bab 163 Hampir
164
Bab 164 Perasaan yang aneh
165
Bab 165 Tiba khawatir.
166
Bab 167 Kecurigaan Melody.
167
Bab 168 pembatalan janji.
168
Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169
Bab 169 Tiba-tiba
170
Bab 170 panik.
171
Bab 171 Semakin mencemaskannya
172
Bab 172 Lebih terkejut lagi
173
Bab 173 Mencari cara.
174
Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175
Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176
Bab 176 Lepas.
177
Bab 177 Berusaha.
178
Bab 178 Saling baku hantam.
179
Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180
Bab 180 Lea dan Alvin.
181
Bab 181 Saran Melody.
182
Bab 182 ungkapan ke -2.
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186
Bab 186 bergegas pulang.
187
Bab 187
188
Bab 188 Ancaman.
189
Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190
Bab 189 Rumah sakit.
191
Bab 190 Kritis.
192
Bab 191 Melepas rindu.
193
Bab 193 Bersama dalam rindu.
194
Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195
Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196
Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197
Bab 197 Membicarakannya.
198
Bab 198 Bangun.
199
Bab 199 sadar
200
Bab 200 Keputusan Alvin.
201
Bab 201 Melepas rindu
202
Bab 202 Kabar bahagia itu.
203
Bab 203 Cemas.
204
Bab 204 Ribut deh
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 297
208
Bab 298 Keputusan.
209
Bab 299 Pulang.
210
Bab 210 Perkataan tulus.
211
Bab 211 melamarnya .
212
Bab 212 Perdebatan.
213
Bab 213 Kesempatan.
214
Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215
Bab 215 Keputusan Eyang
216
Bab 216
217
Bab 217 Kabar untuknya
218
Bab 218 Harus bersabar.
219
Bab 219 Naluri hati.
220
Bab220 Pertunangan.
221
Bab 221 Hampir saja.
222
Bab 222 kata-kata Chaca.
223
Bab 223
224
Bab 224 Hal aneh.
225
Bab 225 Iriana
226
Bab 226 Lea.
227
Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228
Bab 228 Rumah sakit.
229
Bab 229 pernikahan.
230
Pernikahan 2.
231
Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232
Bab 232 Rencana ingin liburan.
233
Bab 233 Meyakinkan
234
Bab 234 Rencana Alvin.
235
Bab 235 Saran Dokter.
236
Bab 236 Perasaan aneh.
237
Bab 237 Ngidam yang aneh.
238
Bab 237 Axel Raisa.
239
Bab 240 Memberikan kejutan.
240
Bab 241 Saling memberi kejutan.
241
Bab 241 Renca
242
Bab 241 Ada apa?
243
Bab 242 berusaha tenang
244
Bab Penjelasan.
245
Bab 245 Kejadian itu.
246
Bab 246.
247
Bab 247. merasa ada sesuatu
248
Bab 247 Kehilangan kendali.
249
Bab 249 Menyelidiki.
250
Bab 250 mengetahuinya.
251
Bab 251 Akhirnya jujur.
252
Bab 252 dukungan teman-teman.
253
Bab 253 Hati yang luluh.
254
Bab 254 Bertemu Raisa.
255
Bab 255 Suasana menegangkan.
256
Bab 255 Meminta maaf.
257
Bab 257 Rumah sakit.
258
Bab 258 Takut.
259
Bab 259 Melamar kembali.
260
Bab 260 baru tau rasa.
261
Bab 261
262
Bab 262 Operasi.
263
Bab 263 Sembuh.
264
Bab 264 Bertemu.
265
Bab 265 Hal yang menegangkan.
266
Bab 266 Insiden di pernikahan.
267
Bab 267 Raisa dan Axel.
268
Bab 267 Curiga.
269
Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270
Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271
Bab 148 Penyesalan.
272
Bab 272 keputusan.
273
Bab 273 saling bersama.
274
Bab 234 Rencana pernikahan.
275
Bab 275 Menikah.
276
Bab 276 ending.
277
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!