" Arghhhhh," teriak Raisa menyapu seluruh isi meja rias dengan tangannya. Kamar itu berantakan penuh dengan barang-barang yang telah di hancurkannya. Kamar seperti kapal pecah yang di mana-mana berantakan, atas lantai menjadi sangat kotor.
Suara yang sangat keras dari kamar Raisa harus membuat Novi buru-buru kekamar Raisa dan melihat apa yang terjadi. Saat membuka kamar Novi benar-benar sangat di kejutkan dengan kegilaan Raisa yang tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata.
" Raisa cukup apa yang kamu lakukan!" ucap Novi dengan suara membentak yang mencoba untuk menghentikan kegilaan Raisa di rumah orang.
" Aku membenci semua orang di rumah ini, semuanya berantakan, aku benar-benar muak dengan semua ini!" teriak Raisa yang menarik seprai dan melemparnya kesembarang tempat.
" Raisa cukup hentikan jangan gila kamu!" teriak Novi.
" Aku memang sudah gila, karena semua, aku membenci semuanya?" teriak Raisa lagi. Raisa dengan kesal. Novi yang melihat Raisa semakin menjadi-jadi langsung menarik tangan Raisa menghadapkan Raisa kehadapanya.
Plakkkkkkk. Novi langsung memberikan tamparan keras pada Raisa. Yang membuat Raisa kaget dengan tangannya yang memegang sebelah pipinya.
" Tante!" lirih Raisa dengan matanya melotot yang hampir ingin keluar.
" Kamu bilang kamu gila, sangat bodoh. Kamu bisa-bisanya mengatakan gila hanya karena Melody. Apa yang kamu pikirkan!" teriak Novi dengan menunjuk-nunjuk Raisa.
" Tante tidak tau apa aku rasakan. Tante hanya mengatakan cukup dan cukup. Apa yang harus aku cukupkan. Lihat apa yang terjadi. Lagi-lagi Melody. Dia yang melakukan semuanya. Dia begitu pintar membuat trik sehingga hubungan aku dan Ardian berakhir. Dia melakukan semuanya untuk menghancurkan hubungan kami dan Tante hanya menyuruhku cukup!" teriak Raisa.
" Hubungan kalian belum berakhir Raisa, jangan bodoh jadi wanita. Kamu seperti ini hanya menunjukkan kekalahan kamu saja," ucap Novi.
" Apa namanya kalau tidak berakhir, aku tidak peduli kalah atau menang, intinya Ardian dan Melody sudah menikah. Apa aku menang," sahut Raisa yang berteriak kembali bahkan sampai melempar benda ke cermin membuat Novi kaget dengan kegilaan Raisa.
" Raisa cukup!" gertak Novi. " Jika kamu seperti ini. Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, kamu juga bisa di tendang dari rumah ini," sahut Novi mengingatkan.
" Aku sudah tidak peduli semuanya. Semuanya sudah hancur," sahut Raisa.
" Raisa Kamu dengar Tante. Ardian dan Melody itu saling membenci. Hubungan mereka ber-2 itu sangat panas. Mereka tidak akan pernah bersatu dan berbaikan seperti yang kamu pikirka.n Pernikahan itu hanya hitungan hari percayalah, jadi kamu jangan gila seperti ini yang hanya akan merugikan diri kamu sendiri," sahut Novi mencoba membuat Raisa mengerti.
" Apapun itu mereka sudah menikah dan Tante lihat orang di rumah ini mempersiapkan segalanya untuk menyambut menantu mereka dan aku sama sekali tidak di pedulikan. Tidak ada yang tau bagaimana sakit hatiku sama sekali. Aku yang harus menjadi istrinya. Tapi lihat Ardian menikahinya. Apa gunanya selama ini hubungan kami. Kalau padanya kenyataannya aku tidak menjadi siapa-siapa dari Ardian," teriak Raisa yang tidak bisa mengendalikan dirinya.
" Raisa dengan kamu marah-marah seperti ini. Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa. Jadilah wanita cerdik, wanita bijak dan pintar, Wanita lembut yang membuat orang-orang empati kepadamu dengan begitu kamu juga akan mendapatkan lebih. Kamu dan Ardian akan menikah tidak lama lagi. Karena Ardian pasti akan menceraikan Melody secepatnya dan Melody juga tidak menginginkan Ardian jadi bijak lah untuk menghadapi masalah," tegas Nobi memberi pengertian.
" Jangan seperti ini Raisa. Apa yang kamu lakukan hanya untuk membuat nama kamu buruk di keluarga ini. Jika kamu ingin menjadi ratu maka kamu harus berkorban sedikit lagi dan kamu akan menjadi ratu di rumah ini menantu kesayangan seperti yang kamu ingingkan," ucap Novi.
Raisa terduduk di pinggir ranjang dengan mengusap wajahnya kasar dengan menyibak rambutnya kebelakang yang benar-benar frustasi dengan masalah yang datang. Dia berusaha untu mencerna kata-kata Novi.
" Kamu mengertikan apa kata Tante, cobalah tenang, jangan bodoh seperti ini," ucap Novi. Raisa menghela napasnya perlahan.
" Baiklah aku menerima semua ini. Aku akan menyadarkan Melody. Jika memang dia selama ini hanya sampah yang di campakkan. Dia sudah salah kembali kedalam hidup Ardian. Kamu sama saja Melody melebarkan luka yang belum mengering. Kamu lihat saja apa yang aku lakukan kepadamu," geram Raisa dengan matanya yang penuh dengan dendam pada Melody.
" Memang harus itu yang kamu lakukan. Kamu itu Raisa yang kuat. Jadi tetaplah Raisa yang kuat," sahut Novi. Raisa mengangguk dan mencoba menenangkan dirinya.
" Kita lihat saja Melody siapa yang akan menang aku atau kamu," batin Raisa dengan penuh kemarahan.
Amarah, kebencian, bercampur menjadi satu untuk wanita yang lagi-lagi selalu menjadi saingannya. Masa lalu tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun dan akan tetap seperti itu. Mungkin memang ke-3nya terlibat masalah yang rumit.
********
Melody berada di dalam kamar perawatan dengan bagian kepala ranjang yang di naikkan sehingga membuatnya bersandar dan merasa nyaman.
Air matanya masih mengalir dan Melody melihat cincin yang terpasang di jari manisnya itu dengan cepat tangannya menarik keluar dengan penuh emosi.
" Kenapa tidak bisa di lepas," geramnya dengan penuh emosi yang berusaha melepasnya. Tapi apa yang bisa diakukannha cincin yang sudah berda di jarinya itu sudah menjadi ikatan yang resmi.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka membuat Melody menghentikan apa yang di lakukannya. Melody menyeka air matanya ketika melihat Ardian berada di depan pintu. Ardian pun langsung masuk kedalam ruangan itu.
" Kamu sengaja melakukannya?" tanya Melody dengan ketus yang langsung melihat penuh kebencian kepada Ardian.
" Aku tidak tau jika semuanya akan seperti ini," sahut Ardian.
" Kamu memang tidak tau apa-apa. Yang kamu tau hanya menyatiku. Menghancurkan ku membuatku menderita itu yang kamu ketahui," sahut Melody dengan menguatkan volume suaranya dengan mengeluarkan semua isi hatinya kepada Ardian. Amarah yang tidak akan pernah bisa mereda.
" Melody pelankan suaramu. Kondisi mu masih lemah," sahut Ardian menurunkan volume suaranya.
" Bukannya itu yang kau inginkan. Kau menginginkan aku mati. Kau menikahiku. Karena kau tau aku akan mati iya kan dengan seenaknya kau bertindak sesukamu," teriak Melody.
" Terserah apa yang kau pikirkan. Aku tidak bisa berkata apa-apa," sahut Ardian tampak mengalah dengan Melody yang memang penuh emosi.
" Keluar kamu dari sini, aku tidak sudi menjadi istrimu, jadi keluar dari sini!" usir Melody dengan menekan suaranya.
" Baiklah, aku akan keluar. Aku juga tidak ingin mengganggumu. Jadi istirahatlah," ucap Ardian yang terlihat tenang. Namun Melody sudah mengepal tangannya dengan meremas seprai yang merupakan bukti kemarahannya.
" Arghhhh!" teriak Melody dengan suaranya yang menggelar. Ardian sudah keluar dan berada di depan pintu. Melihat dengan ekor matanya. Rendy tau apa yang di lakukannya hanya menambahi masalah. Tapi dia tidak punya pilihan lain.
************
Evan dan Rasti terlihat duduk berduan di taman rumah sakit.
" Aku kasihan melihat Ardian. Dia jadi tertuduh. Karena kecelakaan Melody. Padahal kamu yang menyebabkannya," ucap Rasti.
" Apaan sih kamu Rasti. Kenapa sekarang menyalahkanku. Kan kamu juga yang menyebabkannya," sahut Evan yang menyalahkan balik kekasihnya itu.
" Kok aku," sahut Rasti yang mulai kesal.
" Ya kamu lah. Dengar ya. Kalau bukan karena kamu pake adegan ngambek-ngambekkan segala. Aku tidak akan menelpon Melody menyuruhnya datang padahal lagi hujan-hujan deras. Dan dia tidak akan mengalami kecalakaan," ucap Evan menegaskan.
" Oh jadi sekarang kamu nyalahin aku gitu. Evan aku tidak akan ngambek. Kalau kamu tidak cari masalah," sahut Rasti yang tidak mau di salahkan.
" Kamu memang seperti ini. Tidak pernah mau di salahkan. Sikap kamu seperti anak-anak," sahut Evan menegaskan.
" Kamu yang seperti anak-anak. Nggak bisa di bilangi!" geram Rasti.
" Kamu!" Evan yang adanya semakin terpancing emosi. Namun dia meredakan emosinya ketika melihat Ardian keluar dari rumah sakit.
" Sudah cukup itu Ardian. Jangan bikin keributan," sahut Evan yang langsung berdiri dan pergi begitu saja.
" Ishhh, apa-apaan sih. Kenapa juga dia yang sekarang menyalahkanku dan sekarang malah marah-marah memang di pikir aku tidak sters apa dengan kecelakaan ini. Ishhhh memang dasar menyebalkan," gerutu Rasti yang semakin kesal dan terakhirnya menyusul Evan untuk menemui Ardian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Elviza mela
evan dan resti kok gitu ya... raisa tujuannya utk menikah sama ardian itu apaa.. trus kenapa melody bisa benci bgt sama ardian.. pasti terjadi sesuatu di masalalu.. apa mereka salah paham yg buat mereka saling benci
2022-09-21
2
Novalina Ginting
lanjut author...
semangat
2022-09-21
0
ossy Novica
Evan dan Resti bukanlah sahabat yg baik karna mereka igois . melosi masih belum terima pernikahannya . Sedangkan Raisa stres tak jadi kawin ' sebetulnya dia cinta ngak sama Ardian atau hanya kejar materi .
2022-09-21
0