Bab 16 Ardian dan Melody.

Aliya pun akhirnya mendorong kursi roda Melody.

" Kaka tidak apa-apa kan?" tanya Aliya sembari mendorong kursi roda Melody.

" Kakak tidak apa-apa," jawab Melody.

" Syukurlah kalau begitu," sahut Aliya.

" Aliya, kakak boleh tanya sesuatu," ucap Rania tiba-tiba.

" Hmmm, boleh memang mau tanya apa?" sahut Aliya yang menghentikan mendorong kursi roda Melody. Aliya berpindah kehadapan Melody berjongkok di depan Melody.

" Kakak mau tanya apa?" tanya Aliya lagi.

" Memang kapan Ardian dan Raisa akan menikah?" tanya Melody ragu.

Sebelumnya dia memang mendengar pernikahan itu dari Feby adiknya. Tetapi kapan jelasnya Melody tidak tau. Dia juga tidak ingin mau tau. Tetapi tiba-tiba saja dia ingin tau.

" Hmmm, seharunya sih bulan 3 Minggu lagi. Karena persiapannya sudah 50%. Tetapi kalau saat ini aku tidak tau kapan jelasnya yang aku dengar-dengar. Jika kakak dan OmArdian bercerai. Baru Tante Raisa akan menikah dengan Om Ardian," jawab Aliya apa adanya.

" Jadi mereka akan menikah setelah kami bercerai. Ardian memang sengaja menikahiku untuk membuatku menderita. Lalu mencampakkan ku, setelah itu dia akan menikah dengan Raisa. Ardian mengulang kembali kesalahan beberapa tahun lalu," batin Melody tampak kesal.

" Tetapi mungkin jika kakak tidak bercerai dengan Om Ardian. Pasti Om Ardian tidak akan menikah dengan Tante Raisa," lanjut Aliya lagi.

" Aku tidak mungkin tidak bercerai dengannya. Aku bisa gila di rumah ini. Aku tidak mungkin diam di injak-injak oleh pasangan itu. Aku tidak akan membiarkan mereka memperlakukanku dengan seenaknya," batin Melody.

" Kak Melody, lagian kakak ngapain harus cerai sama Om Ardian. Bukannya dulu kakak dekat ya sama kak Ardian. Aliya jadi ingat saat di jemput pulang sekolah sama kak Ardian. Aliya selalu di suruh buat kasih kakak bunga," ucap Aliya yang menjadi saksi hubungan Melody dan Ardian.

Aliya berbicara sambil tersenyum-senyum mengingat semuanya di mana saat itu dia masih memakai seragam merah putih. Dan Aliya selalu menjadi korban Ardian saat Ardian pedekate dengan Melody.

" Kak Melody jangan bercerai. Tetaplah di rumah ini," ucap Aliya.

" Kamu tidak mengerti apa-apa Aliya. Apa yang aku rasakan tidak hanya di katakan tidak. Kamu tidak tau apa yang aku alami," batin Melody.

" Aliya, lagian Om kamu juga memiliki calon istri dan dia juga tinggal di sini. Bagaimana mungkin kamu menginginkan orang lain. Sementara Om kamu sendiri punya pilihan," ucap Melody.

" Kak Melody. Pilihan Om Ardian itu adalah kakak. Kalau tidak di pilih. Mana mungkin Om Ardian menikahi kakak," sahut Aliya yang sangat bisa membaca situasi.

" Aliya kamu terlalu kecil untuk mengerti semua ini. Pernikahan ini kakak yang mengalaminya. Kamu belum mengerti apa-apa," ucap Melody.

" Siapa bilang aku tidak mengerti, aku sudah SMA dan aku sudah paham atas semuanya," sahut Aliya yang sok pintar.

" Sudahlah, kita jangan bahas masalah ini. Ayo antar kakak lagi ke kamar," sahut Melody yang tidak mau membahas panjang lebar.

" Baiklah kalau bwgitu. Kakak mau langsung istrirahat?" tanya Aliya.

" Iya Aliya, kakak capek dan langsung mau istirahat saja," sahut Melody.

" Ya sudah," Aliya pun kembali berdiri dan kembali ke belakang Melody mendorong kursi roda Melody sampai kekamar. Di mana kamar Ardian memang di lantai 2. Dan mereka berhenti di depan anak tangga.

" Aliya panggil teman dulu ya untuk mengangkat kakak," ucap Aliya yang mana mungkin mengangkat Melody sendirian ke dalam kara yang melihat tangga yang begitu panjang.

" Iya," jawab Melody.

Aliya pun melihat di sekitarnya untuk mencari orang yang akan membantu Melody. Aliya terus melihat-lihat di sekitarnya dan berjalan tidak jauh dari Melody untuk kembali mencari-cari orang. Dan tiba-tiba kebetulan Aliya melihat Ardian yang ada di sana.

" Om, Ardian," panggil Aliya, dan Ardian menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Aliya.

" Kemari sebentar," panggil Aliya dengan menggunakan tangannya.

" Ada apa Aliya?" tanya Ardian ketika berada di depan Aliya.

" Tolong bantu Aliya mengangkat kak Melody kedalam kamar dan ketempat tidur. Kak Melody mau istirahat," ucap Aliya.

" Memang Melody ada di mana?" tanya Ardian yang terlihat ragu melakukannya. Karena tau Melody pasti tidak akan mau.

" Ada di bawah tangga mau naik kekamar, Aliya kan tidak mungkin mengangkat sendirian," ucap Aliya.

" Jika aku mengangkatnya. Melody pasti tidak akan mau. Yang ada dia akan kesetanan kembali," batin Ardian yang seakan tau drama selanjutnya.

" Om kenapa Diam. Ayo!" ajak Aliya.

" Biar Om panggil yang lain saja," sahut Ardian menolak.

" Issss, om ini aneh, masa iya mau membantu istrinya saja harus panggil orang lain. Nggak bisa gitu dong Om. Harus Om sendiri," ucap Aliya mendesak Ardian yang penuh dengan keraguan.

" Udah nggak usah banyak berpikir, ayo buruan!" ajak Aliya lagi yang langsung menarik tangan Ardian dengan paksa dan mau tidak mau Ardian mengikut saja.

" Ayo om!" ucap Aliya dengan suara memaksa.

Mendengar suara Aliya membuat Melody menoleh kebelakang dan melihat Ardian ada di sana dan memang wajah Melody langsung memerah ketika melihat Ardian. Baru saja tadi terjadi keributan dan sekarang Ardian memunculkan wajahnya. Pembuluh darah Melody hampir mau pecah dengan hadirnya Ardian.

" Aku tidak mau dia yang mengangkat ku!" sahut Melody yang langsung menolak. Ardian sudah pasrah. Dia memang tau kata-kata itu pasti akan keluar dari mulut Melody.

" Tapi kak. Om Ardian kan suami kaka," sahut Aliya yang bingung.

" Dia bukan auamiku. Aku lebih baik tetap di sini dari pada di sentuh olehnya," sahut Melody yang naik pitam dengan kehadiran Ardian.

" Kamu ini benar-benar ya Melody, bicara selalu suka-suka," batin Ardian yang lama-kelamaan muak dengan kata-kata Melody yang itu-itu saja.

" Ngapain masih berdiri di situ, ayo pergi!" usir Melody. Aliya garuk-garuk kepala dengan suami istri yang sama-sama keras itu.

" Aliya kamu pergilah. Biar Om yang mengurusnya," ucap Ardian yang malah mengusir Aliya. Mendengarnya membuat Melody kaget.

" Bukan dia yang pergi tapi kamu!" teriak Melody.

" Sana Aliya!" usir Ardian kelihatan begitu serius. Aliya yang kebingunang pun memilih langsung keluar.

" Aliya jangan pergi! tetap di sini, aku tidak mau di sentuh olehnya. Aliya! panggil Melody. Aliya harus pura-pura tuli dan tetap pergi. Dia tidak mau mengurusi rumah tangga itu.

Ardian membuang napasnya kasar kesamping dan langsung mendekati Melody.

" Mau ngapain kamu. Jangan menyentuhku!" Bentak Melody dengan matanya yang melotot saat Ardian tepat berada di dekatnya.

" Cukup Melody. Apa kamu belum puas membuat keributan tadi. Jadi jangan membantah lagi," tegas Ardian.

" Jika kamu tidak ingin aku membuat keributan. Kamu ceraikan aku. Dan pulangkan aku. Selesai. Kamu bisa menikah dengan wanita obsesif itu," dsahut Melody dengan menekan suaranya. Ardian dengan geram langsung menggendong Melody paksa.

" Ardian lepas. Kamu ini apa-apaan, lepaskan aku, lepas!" teriak Melody saat suaminya menggendongnya paksa.

Ardian membawa Melody menaiki satu persatu anak tangga di mana Melody meronta-ronta dengan berteriak-teriak dengan memukul-mukul dada Ardian yang ingin minta di lepaskan.

" Ardian kamu kurang ajar. Lepas aku!" bentak Melody. Ardian menghentikan langkah kakinya di tengah anak tangga.

" Lepaskan aku!" tegas Melody dengan menekan suaranya yang melihat Ardian dengan serius dan Ardian juga melihatnya.

" Kamu ingin ku lepaskan di sini. Jangan menantangku. Kamu bisa mati jika ku turunkan di sini," ucap Ardian.

" Aku lebih baik mati. Dari pada harus bersamamu. Jadi turunkan aku!" teriak Melody.

" Dasar keras kepala," desis Ardian yang kembali melanjutkan langkahnya membawa Melody kedalam kamar. Melody kembali berteriak yang meronta-ronta ingin di turunkan Aditya tidak mempedulikannya dan terus membawanya sampai kedalam kamar.

Ardian pun sudah membawa Melody ketempat tidur. Melody terus meronta-ronta sama seperti tadi. Karena begitu tidak sisinya dengan Ardian yang menggendongnya.

Ketika Melody sudah di atas tempat tidur, tetap Ardian belum melepas tangannya dari pundak Melody dan ke-2 bawah tengkuk kaki Melody.

Melody yang penuh kemarahan langsung menampar Ardian yang wajah Ardian sangat dekat di depannya.

Plakk.

Tamparan itu membuat Ardian diam dengan menatap tajam Melody yang jarak pandang mereka tidak jauh.

" Kurang ajar kamu Ardian!" Bentak Melody.

" Kamu yang kurang ajar. Aku suamimu dan berani-beraninya kamu menamparku!" geram Ardian dengan pipinya memerah.

" Suami apa. Pernikahan itu tidak sah," sahut Melody menekankan.

" Pernikahan itu sah, aku menikahimu di depan orang tuamu!" tegas Ardian yang masih tetap dengan posisi wajah mereka yang saling berdekatan.

" Itu tidak sah. Aku tidak pernah ingin menikah denganmu, kau yang menikahiku tanpa aku tau," tegas Melody.

Ardian melepas gendongannya perlahan dan bangkit dari ranjang berdiri di depan Melody.

" Cukup Melody!" bentak Ardian, " Aku muak dengan semua kata-kata mu yang itu-itu lagi. Kamu dengar ya Melody. Aku punya batas kesabaran terhadapmu. Jangan sampai aku melewati batasku, kerena ulahmu sendiri. Aku masih mengampuni kekurangajaranmu yang sudah menamparku. Sekali kamu melakukannya, aku tidak akan memberimu toleransi lagi," tegas Ardian mengingatkan Melody dengan betul-betul.

" Kau mengancamku," sahut Melody dengan menatap sinis.

" Anggaplah itu ancaman untukmu, agar kau tidak melakukannya lagi," ucap Ardian. Melody mendengus kasar mendengar ancaman itu.

" Kau pikir siapa dirimu. Kau pikir aku takut denganmu," sahut Melody.

" Jangan menantangku Melody. Kau istriku. Aku masih menghargaimu. Jangan sampai Kesabaranku habis dan tidak menghargaimu sedikitpun," tegas Ardian dengan wajah seriusnya.

" Kau sengaja mengatur semua ini. Untuk menguasaiku. Kau memang tidak ingin aku lepas darimu. Kau itu bajingan Ardian! kau mengambil kesempatan saat aku tidak sadar, kau menikahiku, kau ingin aku menderita, kau sengaja melakukan semua itu, bajingan. Kau benar-benar ingin menguasai ku," teriak Melody dengan matanya yang berkaca-kaca.

" Terserah apa katamu. Aku hanya memperingatimu," sahut Ardian memilih pergi dari pada mendengarkan kata-kata Melody yang tidak akan ada habisnya. Ke-2 sama-sama keras dan tidak ada yang mau mengalah.

" Bajingan kamu Ardian, aku sangat membencimu!" teriak Melody dengan suaranya yang menggelegar.

" Arggghhhh," teriak Melody dengan penuh kemarahan memukul tempat tidur dan bahkan melempar bantal ke arah pintu. Kalau bisa berjalan mungkin kamar itu pasti sudah di hancurkannya.

" Aku harus mencari cara. Agar cepat keluar dari rumah ini. Aku tidak akan membiarkannya menguasai ku terus menerus seperti itu," batin Melody dengan matanya yang memerah.

Ardia keluar dari kamar itu dengan mengusap wajahnya kasar. Ternyata sang mama ada di sana yang tidak jauh darinya dan pasti Widia mendengar teriakan Melody. Ardian menatap sang mama dengan tatapan nanar.

Namun Widia hanya menghela napas lalu pergi. Widia kelihatan juga sudah lelah dengan semua yang terjadi dia juga tidak bisa mencampuri rumah tangga Melody dan juga Ardian yang baru dalam hitungan hari.

" Maaf mah, Ardian sudah membuat mama menjadi pusing dengan permasalahan Ardian dan juga Melody Ardian berjanji akan menyelesaikan semua ini," batin Ardian yang merasa bersalah dengan mamanya.

***********

Raisa menemui Ardian dan bicara dengan Ardian. Di mana mereka bicara di pinggir kolam renang yang berdiri saling berhadapan.

" Kamu ingin jadikan aku apa Ardian?" tanya Raisa.

" Apa maksud kamu Raisa?" tanya Ardian.

" Maksudku jelas. Di saat kita merencanakan pernikahan. Kamu diam-diam menikah dengan Melody. Apa selama ini kamu masih berhubungan dengan Melody," ucap Raisa dengan air matanya yang keluar.

" Kamu menuduhku yang tidak-tidak," sahut Ardian.

" Aku menuduhmu. Aku tidak menuduhmu. Tetapi kenyataannya jelas. Kamu dan Melody menikah dan apa lagi kalau bukan kalian punya hubungan," ucap Raisa dengan berteriak.

" Raisa cukup. Penjelasan pernikahan itu sudah kamu dengar berkali-kali. Jadi jangan membahas itu-itu lagi," ucap Ardian dengan suara rendahnya.

" Lalu jika aku tidak membahasnya apa yang harus aku bahas. Kamu lihat Ardian apa yang terjadi tadi. Melody mengejekku dan kamu hanya diam saja saat itu," sahut Raisa yang ingin mencari pembelaan.

" Raisa semua tidak akan terjadi. Jika kamu tidak mencari gara-gara dengan Melody. Apa susah menjauh darinya jangan malah memancing keributan," sahut Ardian.

" Apa maksud kamu. Jadi maksud kamu yang terjadi tadi adalah kesalahanku. Kamu membela Melody," sahut Raisa dengan menekan suaranya.

" Aku tidak membela siapa-siapa. Aku hanya memberimu saran. Tolong Raisa aku pusing dengan semua ini. Aku harus mengurus ini itu , permintaan mama, permintaan keluarga Melody. Kepalaku cuma 1 Raisa. Jadi aku mohon tolong mengerti," ucap Ardian yang terlihat begitu lelah.

" Semua masalah itu karena ulah kamu sendiri. Jadi mengapa mengorbankan aku," sahut Raisa menegaskan.

" Iya. Masalah memang bermula dari ku. Bukan cuma kamu yang menjadi korban tapi juga Melody," sahut Ardian. Raisa benar-benar terkejut dengan Ardian yang terus menerus membela Melody.

" Ardian kamu benar-benar ya bisa-bisanya kamu membela wanita itu di depanku," sahut Raisa menekan suaranya.

" Sudah ya Raisa, aku benar-benar lelah. Terserah kamu beranggapan apa. Aku mohon mengerti dengan semua ini," sahut Ardian yang langsung pergi meninggalkan Raisa. Mata Raisa membulat sempurna dengan kata-kata yang keluar dari mulut Ardian begitu mudahnya.

" Ardian kita belum selesai bicara!" teriak Raisa.

" Ardian!" panggil Raisa lagi.

" Sailllll!" teriak Raisa yang bertambah kesal. Karena tidak mendapatkan apa-apa. Ardian bahkan membela Melody di depannya. Bagaimana dia tidak bertambah frustasi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

huft melody krs kpla bnr....klw jadi q c pura2 aj suka adrian klw adrian dh bucin....hempaskn🤣🤣🤣🤣🤣

2022-09-28

0

Dharni Dharmawan

Dharni Dharmawan

bingung🤔

2022-09-27

1

fima12

fima12

raiso..... kegatelan...dasar

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog.
2 Bab 2 Pertengkaran.
3 Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4 Bab 4 Kecelakaan.
5 Bab 5 Panik
6 Bab 6 Kritis.
7 Bab 7 Menikah.
8 Bab 8 hal yang tidak terduga.
9 Bab 9 perdebatan
10 Bab 10 Ingin memberi tahu
11 Bab 11 Tidak menerima
12 Bab 13 Ardian dan Melody
13 Bab 14 Menantu baru
14 Bab 15 Membalikkan cerita.
15 Bab 16 Ardian dan Melody.
16 Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17 Bab 18 Kemarahan Raisa.
18 Bab 19 Kemarahan Raisa.
19 Bab 20 Tindakan Melody.
20 Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21 Bab 22 Tidak terima
22 Bab 23 Tidak punya pilihan.
23 Bab 24 Belajar berjalan.
24 Bab 25 Evan keceplosan
25 Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26 Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27 Bab 28 Raisa mati kutu.
28 Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29 Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30 Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31 Bab 3 Melody dan Ardian.
32 Bab 32 permintaan Melody.
33 Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34 Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35 Bab 35 Raisa vs Melody.
36 Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37 Bab 37 Mengobati.
38 Bab 38 Memeluknya.
39 Bab 39 Minta maaf.
40 Bab 40 Romantis yang simpel.
41 Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42 Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43 Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44 Bab 44 Penyesalan terbesar.
45 Bab 44 Heran.
46 Bab 45 Ketangkap Lea.
47 Bab 47 Hari resepsi.
48 Bab 48 Insiden.
49 Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50 Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51 Bab 51 pelajaran ke-2.
52 Bab 56 Menyuapi.
53 Bab 57 Pilihan.
54 Bab 58 Keputusan.
55 Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56 Bab 56 Kartu ATM
57 Bab 57 penegasan suami.
58 Bab 58 Makan bersama.
59 Bab 59 Melody gugup.
60 Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61 Bab 60, Menjaga nama Melody
62 Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63 Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64 Bab 64 Hukuman yang setimpal
65 Bab 65 mengecek perasaan.
66 Bab 66 Perasaan yang tergali.
67 Bab 67 Melody yang malu.
68 Bab 68 penegasan Eyang.
69 Bab 69 Diam dalam hening.
70 Bab 70 Teringat.
71 Bab 71 mengingatkan padanya.
72 Bab 72 Masa lalu.
73 Bab 73 Yang terjadi.
74 Bab 74 Yang terjadi 2
75 Bab 75 yang terjadi 3.
76 Bab 76 Drop.
77 Bab 77 Penasaran.
78 Bab 78 Kemanisan Ardian.
79 Bab 79 Keanehan.
80 Bab 80 Menyenangkan istri.
81 Bab 81 Perasaan di udara.
82 Bab 82 Tugas Lia selesai.
83 Bab 83 Melihat Raisa.
84 Bab 41 menemukan sesuatu.
85 Bab 85 Perang lagi.
86 Bab 86 Melihat dengan nyata.
87 Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88 Bab 88 Lebih tau lagi.
89 Bab 89 Menemukan suaminya.
90 Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91 Bab 91. Selamat.
92 Bab 92 Skak Raisa.
93 Bab 93. Saling terbuka.
94 Bab 94 Memberinya ketenangan.
95 Bab 95 Menemukan tempat.
96 Bab 96 Perasaan.
97 Bab 97 Kepikiran.
98 Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99 Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100 Bab 100 Belum siap.
101 Bab 101 Melihat Raisa.
102 Bab 102 Jebakan.
103 Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104 Bab 104 Liciknya Raisa.
105 Bab 105 Rio di tangkap.
106 Bab 106 Raisa panas.
107 Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108 Bab 108 Serangan Melody
109 Bab 109 Bertemu Chaca.
110 Bab 110 Lea punya pegangan.
111 Bab 111
112 Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113 Bab 113 Cemburu gemes.
114 Episode 114 Tau rasa.
115 Bab 115 panik.
116 Bab 116 Kritis.
117 Bab 117 Donor.
118 Bab 118 muncul kecurigaan.
119 Bab 119 Tes DNA.
120 Bab 120 Penjarakan Raisa.
121 Bab 121 Terima nasib.
122 Bab 122 Hasil tes DNA.
123 Bab 123 Kemarahan.
124 Bab 124 Melindungi istrinya.
125 Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126 Bab 126
127 Bab 127 Hal yang sulit.
128 Bab 128 keputusan yang berat.
129 Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130 Bab 130 Permintaan Chaca.
131 Bab 131 Kata-kata Ardian.
132 Bab 132 Ingin memulainya.
133 Bab 133 Menghabiskan waktu.
134 Bab 134 Memikirkannya.
135 Bab 135 Membawanya pergi.
136 Bab 136 Sulit untuk di terima.
137 Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138 Bab 138 Tertampar kata-kata.
139 Bab 138 Takut
140 Bab 139
141 Bab 140 rencana Ardian.
142 bab 141 kata-kata?
143 Bab 142 Rio mati kutu.
144 Bab 144 permintaan.
145 Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146 Bab 146 Merasa lega
147 Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148 Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149 Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150 Bab 150 Masalah bersih.
151 Bab 151 Kewajiban.
152 Bab 152 Pagi yang indah.
153 Bab 153 Menerima resiko.
154 Bab 154 Lea.
155 Bab 155 Jamuan besar.
156 Bab 156 pertemuan tidak terduga
157 Bab 157 tawaran.
158 Bab 158 Kabar bahagia.
159 Bab 159 Keinginan Ardian.
160 Bab 160 Alvin dan Lea.
161 Bab 161 Ribut kecil.
162 Bab 162 Merasa iba.
163 Bab 163 Hampir
164 Bab 164 Perasaan yang aneh
165 Bab 165 Tiba khawatir.
166 Bab 167 Kecurigaan Melody.
167 Bab 168 pembatalan janji.
168 Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169 Bab 169 Tiba-tiba
170 Bab 170 panik.
171 Bab 171 Semakin mencemaskannya
172 Bab 172 Lebih terkejut lagi
173 Bab 173 Mencari cara.
174 Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175 Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176 Bab 176 Lepas.
177 Bab 177 Berusaha.
178 Bab 178 Saling baku hantam.
179 Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180 Bab 180 Lea dan Alvin.
181 Bab 181 Saran Melody.
182 Bab 182 ungkapan ke -2.
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186 Bab 186 bergegas pulang.
187 Bab 187
188 Bab 188 Ancaman.
189 Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190 Bab 189 Rumah sakit.
191 Bab 190 Kritis.
192 Bab 191 Melepas rindu.
193 Bab 193 Bersama dalam rindu.
194 Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195 Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196 Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197 Bab 197 Membicarakannya.
198 Bab 198 Bangun.
199 Bab 199 sadar
200 Bab 200 Keputusan Alvin.
201 Bab 201 Melepas rindu
202 Bab 202 Kabar bahagia itu.
203 Bab 203 Cemas.
204 Bab 204 Ribut deh
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 297
208 Bab 298 Keputusan.
209 Bab 299 Pulang.
210 Bab 210 Perkataan tulus.
211 Bab 211 melamarnya .
212 Bab 212 Perdebatan.
213 Bab 213 Kesempatan.
214 Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215 Bab 215 Keputusan Eyang
216 Bab 216
217 Bab 217 Kabar untuknya
218 Bab 218 Harus bersabar.
219 Bab 219 Naluri hati.
220 Bab220 Pertunangan.
221 Bab 221 Hampir saja.
222 Bab 222 kata-kata Chaca.
223 Bab 223
224 Bab 224 Hal aneh.
225 Bab 225 Iriana
226 Bab 226 Lea.
227 Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228 Bab 228 Rumah sakit.
229 Bab 229 pernikahan.
230 Pernikahan 2.
231 Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232 Bab 232 Rencana ingin liburan.
233 Bab 233 Meyakinkan
234 Bab 234 Rencana Alvin.
235 Bab 235 Saran Dokter.
236 Bab 236 Perasaan aneh.
237 Bab 237 Ngidam yang aneh.
238 Bab 237 Axel Raisa.
239 Bab 240 Memberikan kejutan.
240 Bab 241 Saling memberi kejutan.
241 Bab 241 Renca
242 Bab 241 Ada apa?
243 Bab 242 berusaha tenang
244 Bab Penjelasan.
245 Bab 245 Kejadian itu.
246 Bab 246.
247 Bab 247. merasa ada sesuatu
248 Bab 247 Kehilangan kendali.
249 Bab 249 Menyelidiki.
250 Bab 250 mengetahuinya.
251 Bab 251 Akhirnya jujur.
252 Bab 252 dukungan teman-teman.
253 Bab 253 Hati yang luluh.
254 Bab 254 Bertemu Raisa.
255 Bab 255 Suasana menegangkan.
256 Bab 255 Meminta maaf.
257 Bab 257 Rumah sakit.
258 Bab 258 Takut.
259 Bab 259 Melamar kembali.
260 Bab 260 baru tau rasa.
261 Bab 261
262 Bab 262 Operasi.
263 Bab 263 Sembuh.
264 Bab 264 Bertemu.
265 Bab 265 Hal yang menegangkan.
266 Bab 266 Insiden di pernikahan.
267 Bab 267 Raisa dan Axel.
268 Bab 267 Curiga.
269 Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270 Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271 Bab 148 Penyesalan.
272 Bab 272 keputusan.
273 Bab 273 saling bersama.
274 Bab 234 Rencana pernikahan.
275 Bab 275 Menikah.
276 Bab 276 ending.
277 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Bab 1 Prolog.
2
Bab 2 Pertengkaran.
3
Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4
Bab 4 Kecelakaan.
5
Bab 5 Panik
6
Bab 6 Kritis.
7
Bab 7 Menikah.
8
Bab 8 hal yang tidak terduga.
9
Bab 9 perdebatan
10
Bab 10 Ingin memberi tahu
11
Bab 11 Tidak menerima
12
Bab 13 Ardian dan Melody
13
Bab 14 Menantu baru
14
Bab 15 Membalikkan cerita.
15
Bab 16 Ardian dan Melody.
16
Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17
Bab 18 Kemarahan Raisa.
18
Bab 19 Kemarahan Raisa.
19
Bab 20 Tindakan Melody.
20
Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21
Bab 22 Tidak terima
22
Bab 23 Tidak punya pilihan.
23
Bab 24 Belajar berjalan.
24
Bab 25 Evan keceplosan
25
Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26
Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27
Bab 28 Raisa mati kutu.
28
Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29
Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30
Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31
Bab 3 Melody dan Ardian.
32
Bab 32 permintaan Melody.
33
Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34
Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35
Bab 35 Raisa vs Melody.
36
Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37
Bab 37 Mengobati.
38
Bab 38 Memeluknya.
39
Bab 39 Minta maaf.
40
Bab 40 Romantis yang simpel.
41
Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42
Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43
Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44
Bab 44 Penyesalan terbesar.
45
Bab 44 Heran.
46
Bab 45 Ketangkap Lea.
47
Bab 47 Hari resepsi.
48
Bab 48 Insiden.
49
Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50
Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51
Bab 51 pelajaran ke-2.
52
Bab 56 Menyuapi.
53
Bab 57 Pilihan.
54
Bab 58 Keputusan.
55
Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56
Bab 56 Kartu ATM
57
Bab 57 penegasan suami.
58
Bab 58 Makan bersama.
59
Bab 59 Melody gugup.
60
Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61
Bab 60, Menjaga nama Melody
62
Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63
Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64
Bab 64 Hukuman yang setimpal
65
Bab 65 mengecek perasaan.
66
Bab 66 Perasaan yang tergali.
67
Bab 67 Melody yang malu.
68
Bab 68 penegasan Eyang.
69
Bab 69 Diam dalam hening.
70
Bab 70 Teringat.
71
Bab 71 mengingatkan padanya.
72
Bab 72 Masa lalu.
73
Bab 73 Yang terjadi.
74
Bab 74 Yang terjadi 2
75
Bab 75 yang terjadi 3.
76
Bab 76 Drop.
77
Bab 77 Penasaran.
78
Bab 78 Kemanisan Ardian.
79
Bab 79 Keanehan.
80
Bab 80 Menyenangkan istri.
81
Bab 81 Perasaan di udara.
82
Bab 82 Tugas Lia selesai.
83
Bab 83 Melihat Raisa.
84
Bab 41 menemukan sesuatu.
85
Bab 85 Perang lagi.
86
Bab 86 Melihat dengan nyata.
87
Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88
Bab 88 Lebih tau lagi.
89
Bab 89 Menemukan suaminya.
90
Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91
Bab 91. Selamat.
92
Bab 92 Skak Raisa.
93
Bab 93. Saling terbuka.
94
Bab 94 Memberinya ketenangan.
95
Bab 95 Menemukan tempat.
96
Bab 96 Perasaan.
97
Bab 97 Kepikiran.
98
Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99
Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100
Bab 100 Belum siap.
101
Bab 101 Melihat Raisa.
102
Bab 102 Jebakan.
103
Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104
Bab 104 Liciknya Raisa.
105
Bab 105 Rio di tangkap.
106
Bab 106 Raisa panas.
107
Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108
Bab 108 Serangan Melody
109
Bab 109 Bertemu Chaca.
110
Bab 110 Lea punya pegangan.
111
Bab 111
112
Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113
Bab 113 Cemburu gemes.
114
Episode 114 Tau rasa.
115
Bab 115 panik.
116
Bab 116 Kritis.
117
Bab 117 Donor.
118
Bab 118 muncul kecurigaan.
119
Bab 119 Tes DNA.
120
Bab 120 Penjarakan Raisa.
121
Bab 121 Terima nasib.
122
Bab 122 Hasil tes DNA.
123
Bab 123 Kemarahan.
124
Bab 124 Melindungi istrinya.
125
Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126
Bab 126
127
Bab 127 Hal yang sulit.
128
Bab 128 keputusan yang berat.
129
Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130
Bab 130 Permintaan Chaca.
131
Bab 131 Kata-kata Ardian.
132
Bab 132 Ingin memulainya.
133
Bab 133 Menghabiskan waktu.
134
Bab 134 Memikirkannya.
135
Bab 135 Membawanya pergi.
136
Bab 136 Sulit untuk di terima.
137
Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138
Bab 138 Tertampar kata-kata.
139
Bab 138 Takut
140
Bab 139
141
Bab 140 rencana Ardian.
142
bab 141 kata-kata?
143
Bab 142 Rio mati kutu.
144
Bab 144 permintaan.
145
Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146
Bab 146 Merasa lega
147
Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148
Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149
Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150
Bab 150 Masalah bersih.
151
Bab 151 Kewajiban.
152
Bab 152 Pagi yang indah.
153
Bab 153 Menerima resiko.
154
Bab 154 Lea.
155
Bab 155 Jamuan besar.
156
Bab 156 pertemuan tidak terduga
157
Bab 157 tawaran.
158
Bab 158 Kabar bahagia.
159
Bab 159 Keinginan Ardian.
160
Bab 160 Alvin dan Lea.
161
Bab 161 Ribut kecil.
162
Bab 162 Merasa iba.
163
Bab 163 Hampir
164
Bab 164 Perasaan yang aneh
165
Bab 165 Tiba khawatir.
166
Bab 167 Kecurigaan Melody.
167
Bab 168 pembatalan janji.
168
Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169
Bab 169 Tiba-tiba
170
Bab 170 panik.
171
Bab 171 Semakin mencemaskannya
172
Bab 172 Lebih terkejut lagi
173
Bab 173 Mencari cara.
174
Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175
Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176
Bab 176 Lepas.
177
Bab 177 Berusaha.
178
Bab 178 Saling baku hantam.
179
Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180
Bab 180 Lea dan Alvin.
181
Bab 181 Saran Melody.
182
Bab 182 ungkapan ke -2.
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186
Bab 186 bergegas pulang.
187
Bab 187
188
Bab 188 Ancaman.
189
Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190
Bab 189 Rumah sakit.
191
Bab 190 Kritis.
192
Bab 191 Melepas rindu.
193
Bab 193 Bersama dalam rindu.
194
Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195
Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196
Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197
Bab 197 Membicarakannya.
198
Bab 198 Bangun.
199
Bab 199 sadar
200
Bab 200 Keputusan Alvin.
201
Bab 201 Melepas rindu
202
Bab 202 Kabar bahagia itu.
203
Bab 203 Cemas.
204
Bab 204 Ribut deh
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 297
208
Bab 298 Keputusan.
209
Bab 299 Pulang.
210
Bab 210 Perkataan tulus.
211
Bab 211 melamarnya .
212
Bab 212 Perdebatan.
213
Bab 213 Kesempatan.
214
Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215
Bab 215 Keputusan Eyang
216
Bab 216
217
Bab 217 Kabar untuknya
218
Bab 218 Harus bersabar.
219
Bab 219 Naluri hati.
220
Bab220 Pertunangan.
221
Bab 221 Hampir saja.
222
Bab 222 kata-kata Chaca.
223
Bab 223
224
Bab 224 Hal aneh.
225
Bab 225 Iriana
226
Bab 226 Lea.
227
Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228
Bab 228 Rumah sakit.
229
Bab 229 pernikahan.
230
Pernikahan 2.
231
Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232
Bab 232 Rencana ingin liburan.
233
Bab 233 Meyakinkan
234
Bab 234 Rencana Alvin.
235
Bab 235 Saran Dokter.
236
Bab 236 Perasaan aneh.
237
Bab 237 Ngidam yang aneh.
238
Bab 237 Axel Raisa.
239
Bab 240 Memberikan kejutan.
240
Bab 241 Saling memberi kejutan.
241
Bab 241 Renca
242
Bab 241 Ada apa?
243
Bab 242 berusaha tenang
244
Bab Penjelasan.
245
Bab 245 Kejadian itu.
246
Bab 246.
247
Bab 247. merasa ada sesuatu
248
Bab 247 Kehilangan kendali.
249
Bab 249 Menyelidiki.
250
Bab 250 mengetahuinya.
251
Bab 251 Akhirnya jujur.
252
Bab 252 dukungan teman-teman.
253
Bab 253 Hati yang luluh.
254
Bab 254 Bertemu Raisa.
255
Bab 255 Suasana menegangkan.
256
Bab 255 Meminta maaf.
257
Bab 257 Rumah sakit.
258
Bab 258 Takut.
259
Bab 259 Melamar kembali.
260
Bab 260 baru tau rasa.
261
Bab 261
262
Bab 262 Operasi.
263
Bab 263 Sembuh.
264
Bab 264 Bertemu.
265
Bab 265 Hal yang menegangkan.
266
Bab 266 Insiden di pernikahan.
267
Bab 267 Raisa dan Axel.
268
Bab 267 Curiga.
269
Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270
Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271
Bab 148 Penyesalan.
272
Bab 272 keputusan.
273
Bab 273 saling bersama.
274
Bab 234 Rencana pernikahan.
275
Bab 275 Menikah.
276
Bab 276 ending.
277
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!