Ardian mendengarnya terhenyu. Bahkan matanya berkaca-kaca. Ardian merasa tidak mungkin Melody mantannya itu akan pergi selamanya. Mereka ber-2 saling membenci. Namun pernah saling mencintai. Tetapi tidak mungkin juga kebencian itu membuatnya tidak sedih dan seakan dunia juga runtuh jika Melody pada akhirnya pergi.
Flassback
..." Aku hanya akan menikah denganmu. Aku tidak akan menikah dengan orang lain selain kamu," ucap Melody yang menjilati eskrim. Duduk di atas batu yang masih memakai seragam sekolah dan Ardian duduk di sampingnya dengan mengusap-usap kepalanya....
..." Masa iya," sahut Ardian....
..." Nggak percayaan amat. Aku serius. Makanya kak Ardian jangan macam-macam. Kalau Kaka macam-macam. Lalu hubungan kita selesai. Itu tandanya aku tidak akan pernah menikah," ucap Melody membuat Ardian menyunggingkan senyumnya....
..." Baiklah. Aku tidak akan macam-macam. Biar aku tidak melihat wanita menyebalkan di depanku ini tidak menjadi perawan tua," ucap Ardian yang mengejek Melody....
..." Issh, menyebalkan," geram Melody. Ardian hanya tersenyum dengan mengusap-usap pucuk kepalanya....
Lintasan memory singkat di antara Melody dan Ardian terbayang dan membuat Ardian mengusap wajahnya dengan tangannya.
" Apa dia punya kekasih. Mungkin bapak bisa menikahkannya," sahut Dokter memberi saran kepada Wawan.
" Tidak Dokter. Walaupun ada mana mungkin ada yang ingin menikah dengan putri saya. Apa lagi kondisi putri saya seperti ini," sahut Wawan yang pasrah.
" Ya Allah, kenapa malang sekali nasib kamu Melody," ucap Dania yang sedari tadi terus saja menangis.
" Aku yang akan menikah dengannya," sahut Ardian tiba-tiba.
Suara itu membuat Wawan dan yang lain melihat serius ke arah suara itu. Widia yang di samping Ardian juga kaget mendengar apa yang di katakan anaknya. Evan dan Astri saling melihat dengan mata mereka yang sama-sama terbuka lebar. Dengan kata yang mudahnya keluar dari mulut Ardian. Mereka seakan salah dengar atau tidak.
" Ardian apa yang kamu katakan!" ucap Widiya yang jelas heran. Ardian pun melangkah mendekati keluarga Melody yang tidak menjawab pertanyaan mamanya. Widia, Evan, dan Rasti pun akhirnya menyusul.
" Ardian apa maksud mu?" tanya Marshel.
" Jika memang Melody menginginkan menikah. Maka aku akan menikahinya. Mungkin ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahan ku yang sudah membuatnya kecelakaan dan sampai seperti ini. Walaupun apa yang aku lakukan tidak akan membuatnya hidup kembali, tapi aku akan bertanggung jawab dengan menikah dengannya," ucap Ardian yang mengorbankan dirinya.
" Kamu jangan main-main Ardian. Kamu akan menikah dengan Raisa. Bagaimana ceritanya kamu menikahi Melody tiba-tiba. Pernikahan bukan permainan," ucap Wida mengingatkan putranya untuk memikirkan keputusan itu kembali.
" Mama dengar sendiri kata Dokter. Melody hidup hanya dengan alat medis saja. Dan orang-orang di sini hanya berusaha untuk mengabulkan, melakukan yang terbaik untuknya sebelum dia pergi. Ardian hanya menikah dengannya yang tidak mengubah pernikahan Ardian dengan Raisa nantinya," ucap Ardian yang sudah tekat dengan keputusannya tanpa berpikir panjang.
" Ardian sama saja. Ini hanya akan memperbesar masalah," sahut Widia yang terus mengingatkan.
" Tidak mah, ini yang terbaik," sahut Ardian dengan yakin.
" Jadi ketika kak Ardian menikah dengan kak Melody. Itu berarti semua alat bantu kehidupan kak Melody akan di lepas dan itu artinya kak Melody akan pergi selama-lamanya," sahut Feby dengan suara berat dengan kenyataan yang ada. Namun masih memberanikan diri bertanya pada Dokter.
" Iya, jika alat bantu di lepas. Maka itu artinya kita semua sudah merelakannya," sahut Dokter membenarkan lagi.
" Dan aku ingin menikahinya sebelum dia pergi," sahut Ardian, " aku pernah mengucapkan janji itu padanya," batin Ardian.
" Ardian kamu yakin?" tanya Evan pelan. Ardian mengangguk pelan.
" Pikirkan dulu Ardian," sambung Rasti.
" Tidak ada waktu untuk berpikir aku yakin dengan apa yang aku lakuka. Om Wawan berikan saya izin untuk menikah dengan putri bapak," ucap Ardian denagn meminta izin pada wali dari Melody.
Wawan tampak bingung yang tidak tau harus mengatakan iya atau tidak. Tetapi pada akhirnya Wawan mengangguk dan menyetujui pernikahan itu demi putrinya. Namun Widiya hanya mengkhawatirkan sesuatu yang akan terjadi jika pernikahan itu terjadi.
********
Tidak menunggu lama akhirnya perniakan itu di laksanakan. Dokter, dan 2 suster beserta penghulu dan saksi yang bertambah untuk memperlengkap pernikahan yang secara mendadak itu.
Ardian pun duduk di depan penghulu dengan tangannya yang sudah menjulur di atas tubuh Melody yang di sambut bapak penghulu untuk melaksanakan izab kabul.
" Kamu yakin melakukan ini Ardian?" tanya Wawan memastikan sekali lagi. Dia tidak ingin mengorbankan orang lain untuk putrinya.
" Saya yakin Om," sahut Ardian yang memang yakin.
" Baiklah kita akan mulai," sahut penghulu.
Widia malah terlihat resah dan cemas yang menakutkan sesuatu akan terjadi.
" Saudara Ardian Barra Malik saya nikahkan engkau dengan Melody Citra Fariska dengan mas kawani cincin 4 gram di bayar tunai," ucap penghulu.
" Saya terima nikahnya Melody Citra Fariska dengan dengan mas kawin tersebut di bayar tunaiiii," sahut Ardian dengan sekali tarikan napas.
" Bagaimana saksi, sah," sahut Penghulu melihat kekanan dan kirinya.
" Sah," sahut penghuni yang ada di ruangan itu.
" Alhamdulillah," sahut penghulu yang langsung memimpin doa. Keluar air mata dari pelupuk mata Melody yang mungkin dia bisa merasakan pernikahannya walau dia tidak sadar.
" Apa iya Melody akan tiada setelah ini," batin Evan yang melihat sendu wajah Melody.
" Melody akan pergi dan pergi setelah sah menjadi istri dari pria yang di cintainya," batin Raisa yang terharu dengan suasana itu.
" Andainya kak Melody bangun. Aku yakin dia juga sangat bahagia dengan pernikahan ini," batin Febby dengan tangannya yang mengadahkan tangannya keatas.
Melody memang memimpikan pernikahan. Tetapi pasti bukan di nikahi dalam ke adaan koma. Tapi hanya itu yang bisa di berikan keluarganya kepadanya yang terakhir kalinya.
Setelah mengucap Amin. Ardian pun mencium kening Melody. Melody sudah sah menjadi istrinya, Ardian juga memasangkan cincin di jari Melody yang tidak tau dari mana di dapatkannya. Karena tidak ada persiapan dalam pernikahan itu.
Setelah acara pernikahan berakhir. Besok alat mesin di tubuh Melody akan di cabut. Keluarnya sudah mengikhlaskan kepergiannya. Mereka juga lega bisa menikahkan Melody sebelum Melody pergi untuk selama-lamanya.
Dan Ardian juga merasa sudah menepati janji yang dulu pernah di ucapkannya pada Melody. Namun Widia tetap resah. Dia memang mau tidak mau harus menyetujui keputusan Ardian.
Walau dia merasa itu tidak masuk akal dan belum lagi Ardian akan menikah dengan Raisa. Perasaan seorang ibu sangat kuat. Dia berpikiran akan terjadi masalah besar dalam pernikahan itu. Dia hanya memiliki feeling seperti itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Evi Havida
penasaran
2023-02-09
1
Baihaqi Sabani
adrian bucin.........
2022-09-28
1
Asmah Azis
lanjut
2022-09-17
0