Bab 15 Membalikkan cerita.

Dania duduk di ruang tamu dengan wajahnya yang sendu yang tampak memikirkan sesuatu. Gadis menantunya menghampiri mama mertuanya dengan duduk di samping Dania sembari mengusap pundak Dania.

" Mama sedang memikirkan apa?" tanya Gadis.

" Gadis apa yang kita lakukan ini salah?" tanya Dania menatap sendu Gadis.

" Maksud mama apa?" tanya Gadis.

" Melody, apa ini tidak akan menyakiti mentalnya dengan meninggalkannya di rumah itu. Dia tidak menyukai tempat itu. Dia membenci suaminya. Apa kita sangat jahat sampai meninggalkannya di sana?" tanya Dania seakan memikirkan putrinya. Matanya tidak bisa bohong. Jika dia begitu menyesal membuat Melody berada di sana.

" Mah, bukannya kita semua sudah sepakat di awal. Apa yang kita lakukan untuk kebahagian Melody," ucap Gadis.

" Bahagia di mananya Gadis. Saat kita di sana. Kamu bisa melihat Melody begitu menderita dan apa lagi kita tidak ada di sana. Mama tidak tau apa yang akan terjadi kepadanya," ucap Dania dengan perasaannya yang terus khawatir.

" Jangan memikirkan hal itu," tiba-tiba Marsel datang yang langsung menyahut pembicaraan mamanya.

" Tidak memikirkan kamu bilang, Melody itu anak mama. Mama tau apa yang di rasakannya," sahut Dania.

" Marsel tau. Tapi kita melakukan semua ini demi kebaikannya dan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan Ardian. Jadi Melody tidak akan apa-apa," ucap Marsel meyakinkan mamanya.

" Tau dari mana kamu. Kalau dia tidak akan apa-apa," sahut Dania ragu.

" Mah, Ardian tidak melakukan apa-apa percayalah dengan Melody di rumah itu. Bukan Melody yang akan menderita. Tapi semua penghuni rumah itu. Mereka yang akan menderita. Mereka semua akan mendapatkan balasan dari apa yang mereka lakukan pada Melody. Termasuk Ardian. Jadi percayalah kepada Marsel. Marsel melakukan semua ini. Karena sudah memikirkan semua ini. Apa yang kita lakukan untuk keadilan pada Melody," tegas Marsel.

" Mama tetap khawatir kepadanya," sahut Nadya.

" Mah, jangan khawatir. Apa yang di katakan mas Marsel benar. Melody tidak akan apa-apa. Bukannya kita tau. Jika dia salah gadis yang kuat. Jadi kita serahkan saja kepadanya. Ini hanya awal-awal saja Melody seperti itu. Lama-lama dia akan terbiasa dan mama tidak perlu khawatir kepadanya," sahut Gadis menambahi sedikit agar mertuanya itu tenang.

" Ada benar saja," sahut Dania ragu.

" Pasti benar ma, sudah ya, jangan memikirkannya lagi. Nanti kita telpon dia untuk menanyakan kabarnya," ucap Gadis. Dania hanya mengangguk saja.

Dia pasrah dengan putrinya yang sudah berada di rumah orang lain. Dia hanya berdoa. Semoga putrinya itu memang benar baik-baik saja.

***********

Sudah satu Minggu Melody berada di rumah itu. Memang tidak terasa. Tetapi pasti tidak ada kebahagian. Dia hanya terus menangis dan tetap tidak menerima kondisi terbarunya.

Tetapi Melody tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau Melody harus menjalani hari-harinya di rumah itu. Melody yang berada di atas kursi roda sedang di dorong oleh Aliya keponakan Ardian. Melody tetap saja murung dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini di dalam hidupnya.

Namun memang keluarga itu memperlakukannya dengan baik. Tidak ada yang jahat pada Melody. Mungkin pasti kesal dengan Melody yang sedikit-sedikit berteriak-teriak. Namun tetap mereka memperlakukan baik.

Ya apalagi setiap kali Melody melihat Ardian pasti emosi Melody bertambah naik lagi. Ardian memang selalu menjadi kunci dari setiap permasalahannya.

Seperti saat ini tidak sengaja Melody berpapasan dengan Ardian.Sontak membuat Melody langsung kesal dan ingin menerkam Aditya. Namun Aliya yang terlihat sudah mengerti langsung memutar balikkan kursi roda itu. Sebelum terjadi perang besar.

" Huhhh, harus buru-buru ini sebelum terjadi perang dunia ke-3," batin Aliya yang sengaja menghindari Ardian dari Melody.

Usia Aliya sama dengan Feby adik Melody, sama-sama 16 tahun. Jadi Melody juga nyaman bersama Aliya yang mungkin sefrukensi dengan adiknya Feby. Jadi sangat cepat masuk kedalam pribadi Melody di keluarga itu.

Aliya pun mendorong kursi roda Melody taman belakang agar Melody merasa tenang dan tidak marah-marah lagi. Taman belakang cukup asri dan udaranya sangat sejuk. Lumayan bisa untuk terapi kesehatan pikiran pada Melody. Penurunan emosi dan penenang hati.

" Kakak butuh sesuatu?" tanya Aliya.

" Kakak hanya butuh minum," sahut Melody.

" Ya sudah kalau begitu kakka tunggu di sini. Aliya ambil dulu, atau ada lagi?" tanya Aliya menawarkan kembali.

" Tidak ada itu saja," sahut Melody.

" Hmmm ,ya sudah, Aliya ambil sebentar ya," ucap Aliya.

" Iya," jawab Melody mengangguk. Aliya pun langsung pergi meninggalkan Melody di taman sendirian.

Melody menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Dia menghirup udara kedamaian sebentar. Taman itu cukup indah membuat matanya terobati dengan selama ini yang hanya melihat-lihat orang-orang yang di bencinya.

" Sampai kapan aku akan di sini," lirihnya mengeluh dengan kondisinya. Melody melihat ke-2 kakinya.

" Kapan aku bisa berjalan. Jika aku bisa berjalan. Maka aku juga bebas. Aku sudah tidak di sini lagi. Aku akan bebas dari tempat ini. Dia harus menceraikan ku secepatnya, aku harus bisa berjalan. Aku tidak mungkin berada di sini terus. Aku tidak mau itu," batin Melody yang tidak sabar untuk di cerai.

" Melody kamu harus bersabar sebentar lagi. Percayalah semuanya pasti baik-baik saja. Kamu akan secepatnya pergi dari tempat ini," batin Melody yang memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

" Ehemm," tiba-tiba terdengar suara deheman yang membuat Melody tersentak kaget. Yang mana ternyata deheman itu berasa dari Raisa. Wanita yang pasti di bencinya dan pasti membencinya juga.

" Jadi ini cara murahan kamu untuk merebut calon suami orang. Dengan berpura-pura seperti ini. Lalu membuat sandiwara dengan bekerja sama pada keluargamu itu. Lalu masuk kedalam rumah ini untuk menjadi menantu," ucap sinis Raisa, " Sangat murahan caramu," desis Raisa membuang kasar napasnya.

" Aku tidak pernah pernah merebut calon suami orang. Tapi calon suamimu yang sepertinya tidak bisa melupakanku sampai akhirnya harus mengambil kesempatan menikahiku saat aku tidak sadar," sahut Melody yang tidak kalah sinisnya membalas kata-kata itu. Dia memang tidak peduli dengan Raisa. Jika Raisa mengganggunya. Maka dia juga tidak akan takut sama sekali.

Ternyata jawaban yang singkat itu. Mampu membuat Raisa kesal. Dengan giginya yang merapat di dalam mulutnya yang tertutup itu dan tatapan matanya semakin tajam melihat Melody yang jauh terlihat lebih santai.

" Melody, Melody, apa kau masih menyukai Ardian, sepertinya kau terlalu banyak bermimpi," sahut Raisa dengan menyunggingkan senyumnya.

" Aku rasa kau sudah mendengar ucapan pertama ku tadi. Bukan aku yang menyukainya. Tapi dia yang masih tidak bisa melupakan ku. Jadi sebaiknya belajar untuk memahami situasi. Agar bisa mendapat kesimpulan yang bijak dan jangan bertanya yang jawabannya sudah ada," sahut Melody dengan sinis. Namun terlihat tenang dalam menjawab pertanyaan Raisa.

" Kau mengatakan dia menyukaimu. Jika dia menyukaimu. Dia tidak akan meninggalkanmu demi aku. Dan kau lihat aku berpacaran dengannya selama 4 tahun dan kau hanya menderita karena cintamu yang tidak di pedulikan itu," sahut Raisa. Namun Melody hanya tersenyum menanggapi kata-kata Raisa.

" Apa kau sudah sadar itu. Kau hanya di campakkan dan dia memilihku. Dan kau masih mengatakan dia menyukaimu, terlalu mengkhayal," lanjut Raisa merasa menang.

" Benarkah!" sahut Melody dengan santai.

" Kenapa, apa yang aku katakan salah. Atau kata-kata ku sudah menyadarkan mu," sahut Raisa.

" Tidak aku mencoba memahami apa yang kau katakan barusan. Kau mengatakan barusan. Aku merebut calon suami orang, atau lebih tepatnya calon suamimu. Tetapi

Barusan kau juga telah mengatakan bahwa kaulah yang merebutnya dari ku. Kau tau aku dan dia bersama saat itu. Tetapi kau memungutnya dari ku dan dengan bangganya kau berpacaran selama 4 tahun dengannya. Aku jadi bingung dengan teori yang kau katakan," ucap Melody dengan santai.

" Raisa, Raisa. Biar aku simpulkan teori yang kau jelaskan kepadaku. Kau memungutnya dariku dan berpacaran dengannya selama 4 tahun. 4 tahun cukup lama. Tetapi apa pacaran berguna dengan aku yang sudah di nikahi olehnya yang pada intinya. Kau hanya berpacaran. Tetapi tidak di nikahi. Sementara aku di nikahi," sahut Melody dengan santai yang tampak memanas-manasi Raisa

Raisa benar-benar naik darah dengan kata-kata Melody yang pasti memang benar. Raisa adalah duri dalam hubungannya dengan Ardian dulu dan walau berpacaran dengan Raisa lama. Tapi nyatanya Melody yang menjadi istri Ardian.

" Apa yang kau katakan!" geram Raisa dengan darahnya mendesisr hebat.

" Sudah jelas yang kukatakan. Kau hanya berpacaran. Tapi tidak di nikahi dan aku di nikahi. Sampah yang kau pungut. Yang akhirnya menjadikan mu sampah juga," jawab Melody dengan tersenyum miring.

Raisa sampai naik tensi dan ingin melayangkan tangannya menampar mulut Melody.

" Tolong!!!!!!" teriak Melody. Raisa tidak jadi menamparnya dan membiarkannya tabgannya begitu saja yang ingin menampar Melody.

" Tolong! tolong! tolong!" teriaknya lagi yang terus menerus. Teriakan Melody bahkan sampai membuat penghuni rumah berdatangan.

Widia, Shandra, Ardian, Evan, Aliya, Mila dan Novi. Ya hanya itu yang ada di rumah saat ini yang datang ke taman saat mendengar teriakan itu.

" Ada apa ini?" tanya Mila panik.

" Dia ingin memukulku," sahut Melody yang langsung to the point. Semua mata kaget dengan menatap Raisa yang juga tidak percaya Melody akan mengatakan hal itu kepada semua orang.

" Raisa apa yang kamu lakukan?" tanya Shandra yang kaget dengan tindakan Raisa. Raisa sendirj juga kaget yang Melody bisa-bisanya mengatakan itu. Sementara Melody hanya melihat sinis Raisa.

" Raisa kamu mau memukul Melody?" tanya Widia tidak habis piskir.

" Aku_ aku_ aku tidak melakukannya," sahut Raisa membantah.

" Melody kamu jangan asal menuduh. Raisa tidak mungkin memukulmu," sahut Novi yang membela Raisa.

" Aku tidak akan berteriak. Jika tangannya tidak akan melayang ke wajahku," sahut Melody dengan santai.

" Apa-apaan ini Raisa. Apa yang kamu lakukan," sahut Ardian.

" Ardian. Aku tidak melakukannya. Kamu jangan membela wanita ini!" teriak Raisa yang merasa di hakimi.

" Raisa tidak akan bermain tangan jika bukan kamu yang memulai Melody benarkan," sahut Novi mencari pembelaan untuk Raisa

" Dia yang mendatangiku di tempat ini. Aku dan Aliya sedari tadi di sini dan Aliya sedang mengambil minum. Namun dia datang dan menggangguku. Dia menyalahkanku atas calon suaminya yang menikahiku. Aku hanya mengatakan kepadanya. Dia yang pacaran tapi aku yang di nikahi. Aku hanya mengatakan bahwa dia sedang di campakkan," ucap Melody yang bicara apa adanya sambil menatap tajam Raisa.

Ardian mendengarnya memejamkan matanya. Yang bertambah pusing dengan Melody dan Raisa yang sekarang bertengkar perkara status.

" Aku memang marah karena dia mengatakan itu. Kalian semua tau. Dia menghinaku dan mengejekku dengan pernikahanku dengan Ardian yang di tunda. Apa aku salah jika marah," sahut Raisa marah-marah dengan membela diri.

" Ini bukan kesalahan Raisa. Tapi Melody yang mencari masalah terlebih dahulu. Kamu pikir perkataan Melody tidak kelewatan," sahut Novi membela Raisa mati-matian.

Sementara Widia hanya diam yang tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Ini akan memang terus terjadi pertengkaran memang akan menjadi bumbu baru di ruamh itu setiap hari.

" Ardian, kamu mengertikan posisiku sekarang bagaimana. Aku di rendahkan olehnya. Dia yang datang membawa masalah dalam hubungan kita," ucap Raisa.

" Aku tidak datang jika tidak di undang," sahut Melody denagn santai.

" Melody diam lah," sahut Ardian menegur Melody. Agar tidak semakin ribut.

" Ardian sekarang kamu ceraikan wanita ini. Aku yang menjadi korban di sini Ardian, kamu harus mengambil keputusan secepatnya ceraikan dia," teriak Raisa.

" Itu yang aku tunggu!" batin Melody yang sengaja membuat keributan suapaya cepat-cepat di cerai Ardian.

Ardian tampak pusing dengan mengusap kasar wajahnya dan langsung memilih untuk pergi.

" Ardian!" panggil Raisa yang di tinggalkan begitu saja.

" Raisa tenangkan diri kamu. Ini pasti hanya salah paham. Melody kamu juga jangan bicara yang tidak-tidak. Kamu juga harus mengerti perasaan Raisa," sahut Shandra.

" Untuk apa aku mengerti perasaannya. Semuanya simple. Kalian tinggal menyuruhnya untuk menceraikanku. Maka selesai dan wanita ini juga tau. Jika aku tidak butuh calon suaminya itu," sahut Melody sinis.

" Melody kamu ya!" geram Shandra yang lama-kelamaan kesal dengan Melody.

" Mah, sudah, jangan menambahi masalah," sahut Evan yang mencoba menenangkan suaminya.

" Aliya kamu bawa Melody kembali kekamar!" titah Mila yang ingin meredakan suasana.

" Iya mah," sahut Aliya yang langsung mendorong kursi roda Melody.

" Ayo ma, kita masuk ma," sahut Mila pada Widia yang mengangguk yang juga sedari tadi tidak bisa bicara apa-apa.

" Istirahat lah Raisa," ucap Mila yang langsung pergi bersama mertuanya.

Raisa dan Novi yang masih ada di sana. Di mana Raisa yang menahan kemarahannya.

" Tante lihat apa yang terjadi lihatlah dia. Dia menghinaku di depan semua orang, dia mengejekku!" teriak Raisa yang marah-marah.

" Benar-benar keterlaluan. Kamu tenang saja Raisa. Masalah ini akan terselesaikan dengan cepat. Kamu jangan khawatir, Tante akan melakukan segalanya agar kamu dan Ardian bersatu," sahut Novi dengan yakin.

" Bagaimana akan terselesaikan jika mereka semua masih membelanya. Tidak akan ada yang terselesaikan jika Ardian bertindak secepatnya," sahut Raisa dengan menyibak rambutnya kebelakang yang merasa capek dengan semuanya.

Novi pun tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Dan Novi langsung memeluk Raisa untuk memberikan Raisa ketenangan.

" Kamu bersabarlah. Tante sudah mengatakan. Jika ingin menjadi ratu di rumah ini. Kamu hanya bersabar sebentar lagi," ucap Novi mengusap-usap punggung Raisa memberikannya ketenangan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

DiYu Arsyila

DiYu Arsyila

maaf y min masih banyak typo nya,semangat buat mimin biar tambah rapi lagi karya nya

2023-05-12

0

Sarie

Sarie

numpang gak tau diri....

2023-02-23

1

Difa Umar

Difa Umar

hahahhaa melody cwek badaaazzz mantaaapp omongannya pedess kek bon cabe level 10000000 hahaha🤣🤣

2022-10-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog.
2 Bab 2 Pertengkaran.
3 Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4 Bab 4 Kecelakaan.
5 Bab 5 Panik
6 Bab 6 Kritis.
7 Bab 7 Menikah.
8 Bab 8 hal yang tidak terduga.
9 Bab 9 perdebatan
10 Bab 10 Ingin memberi tahu
11 Bab 11 Tidak menerima
12 Bab 13 Ardian dan Melody
13 Bab 14 Menantu baru
14 Bab 15 Membalikkan cerita.
15 Bab 16 Ardian dan Melody.
16 Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17 Bab 18 Kemarahan Raisa.
18 Bab 19 Kemarahan Raisa.
19 Bab 20 Tindakan Melody.
20 Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21 Bab 22 Tidak terima
22 Bab 23 Tidak punya pilihan.
23 Bab 24 Belajar berjalan.
24 Bab 25 Evan keceplosan
25 Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26 Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27 Bab 28 Raisa mati kutu.
28 Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29 Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30 Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31 Bab 3 Melody dan Ardian.
32 Bab 32 permintaan Melody.
33 Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34 Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35 Bab 35 Raisa vs Melody.
36 Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37 Bab 37 Mengobati.
38 Bab 38 Memeluknya.
39 Bab 39 Minta maaf.
40 Bab 40 Romantis yang simpel.
41 Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42 Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43 Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44 Bab 44 Penyesalan terbesar.
45 Bab 44 Heran.
46 Bab 45 Ketangkap Lea.
47 Bab 47 Hari resepsi.
48 Bab 48 Insiden.
49 Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50 Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51 Bab 51 pelajaran ke-2.
52 Bab 56 Menyuapi.
53 Bab 57 Pilihan.
54 Bab 58 Keputusan.
55 Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56 Bab 56 Kartu ATM
57 Bab 57 penegasan suami.
58 Bab 58 Makan bersama.
59 Bab 59 Melody gugup.
60 Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61 Bab 60, Menjaga nama Melody
62 Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63 Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64 Bab 64 Hukuman yang setimpal
65 Bab 65 mengecek perasaan.
66 Bab 66 Perasaan yang tergali.
67 Bab 67 Melody yang malu.
68 Bab 68 penegasan Eyang.
69 Bab 69 Diam dalam hening.
70 Bab 70 Teringat.
71 Bab 71 mengingatkan padanya.
72 Bab 72 Masa lalu.
73 Bab 73 Yang terjadi.
74 Bab 74 Yang terjadi 2
75 Bab 75 yang terjadi 3.
76 Bab 76 Drop.
77 Bab 77 Penasaran.
78 Bab 78 Kemanisan Ardian.
79 Bab 79 Keanehan.
80 Bab 80 Menyenangkan istri.
81 Bab 81 Perasaan di udara.
82 Bab 82 Tugas Lia selesai.
83 Bab 83 Melihat Raisa.
84 Bab 41 menemukan sesuatu.
85 Bab 85 Perang lagi.
86 Bab 86 Melihat dengan nyata.
87 Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88 Bab 88 Lebih tau lagi.
89 Bab 89 Menemukan suaminya.
90 Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91 Bab 91. Selamat.
92 Bab 92 Skak Raisa.
93 Bab 93. Saling terbuka.
94 Bab 94 Memberinya ketenangan.
95 Bab 95 Menemukan tempat.
96 Bab 96 Perasaan.
97 Bab 97 Kepikiran.
98 Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99 Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100 Bab 100 Belum siap.
101 Bab 101 Melihat Raisa.
102 Bab 102 Jebakan.
103 Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104 Bab 104 Liciknya Raisa.
105 Bab 105 Rio di tangkap.
106 Bab 106 Raisa panas.
107 Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108 Bab 108 Serangan Melody
109 Bab 109 Bertemu Chaca.
110 Bab 110 Lea punya pegangan.
111 Bab 111
112 Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113 Bab 113 Cemburu gemes.
114 Episode 114 Tau rasa.
115 Bab 115 panik.
116 Bab 116 Kritis.
117 Bab 117 Donor.
118 Bab 118 muncul kecurigaan.
119 Bab 119 Tes DNA.
120 Bab 120 Penjarakan Raisa.
121 Bab 121 Terima nasib.
122 Bab 122 Hasil tes DNA.
123 Bab 123 Kemarahan.
124 Bab 124 Melindungi istrinya.
125 Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126 Bab 126
127 Bab 127 Hal yang sulit.
128 Bab 128 keputusan yang berat.
129 Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130 Bab 130 Permintaan Chaca.
131 Bab 131 Kata-kata Ardian.
132 Bab 132 Ingin memulainya.
133 Bab 133 Menghabiskan waktu.
134 Bab 134 Memikirkannya.
135 Bab 135 Membawanya pergi.
136 Bab 136 Sulit untuk di terima.
137 Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138 Bab 138 Tertampar kata-kata.
139 Bab 138 Takut
140 Bab 139
141 Bab 140 rencana Ardian.
142 bab 141 kata-kata?
143 Bab 142 Rio mati kutu.
144 Bab 144 permintaan.
145 Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146 Bab 146 Merasa lega
147 Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148 Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149 Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150 Bab 150 Masalah bersih.
151 Bab 151 Kewajiban.
152 Bab 152 Pagi yang indah.
153 Bab 153 Menerima resiko.
154 Bab 154 Lea.
155 Bab 155 Jamuan besar.
156 Bab 156 pertemuan tidak terduga
157 Bab 157 tawaran.
158 Bab 158 Kabar bahagia.
159 Bab 159 Keinginan Ardian.
160 Bab 160 Alvin dan Lea.
161 Bab 161 Ribut kecil.
162 Bab 162 Merasa iba.
163 Bab 163 Hampir
164 Bab 164 Perasaan yang aneh
165 Bab 165 Tiba khawatir.
166 Bab 167 Kecurigaan Melody.
167 Bab 168 pembatalan janji.
168 Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169 Bab 169 Tiba-tiba
170 Bab 170 panik.
171 Bab 171 Semakin mencemaskannya
172 Bab 172 Lebih terkejut lagi
173 Bab 173 Mencari cara.
174 Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175 Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176 Bab 176 Lepas.
177 Bab 177 Berusaha.
178 Bab 178 Saling baku hantam.
179 Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180 Bab 180 Lea dan Alvin.
181 Bab 181 Saran Melody.
182 Bab 182 ungkapan ke -2.
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186 Bab 186 bergegas pulang.
187 Bab 187
188 Bab 188 Ancaman.
189 Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190 Bab 189 Rumah sakit.
191 Bab 190 Kritis.
192 Bab 191 Melepas rindu.
193 Bab 193 Bersama dalam rindu.
194 Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195 Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196 Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197 Bab 197 Membicarakannya.
198 Bab 198 Bangun.
199 Bab 199 sadar
200 Bab 200 Keputusan Alvin.
201 Bab 201 Melepas rindu
202 Bab 202 Kabar bahagia itu.
203 Bab 203 Cemas.
204 Bab 204 Ribut deh
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 297
208 Bab 298 Keputusan.
209 Bab 299 Pulang.
210 Bab 210 Perkataan tulus.
211 Bab 211 melamarnya .
212 Bab 212 Perdebatan.
213 Bab 213 Kesempatan.
214 Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215 Bab 215 Keputusan Eyang
216 Bab 216
217 Bab 217 Kabar untuknya
218 Bab 218 Harus bersabar.
219 Bab 219 Naluri hati.
220 Bab220 Pertunangan.
221 Bab 221 Hampir saja.
222 Bab 222 kata-kata Chaca.
223 Bab 223
224 Bab 224 Hal aneh.
225 Bab 225 Iriana
226 Bab 226 Lea.
227 Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228 Bab 228 Rumah sakit.
229 Bab 229 pernikahan.
230 Pernikahan 2.
231 Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232 Bab 232 Rencana ingin liburan.
233 Bab 233 Meyakinkan
234 Bab 234 Rencana Alvin.
235 Bab 235 Saran Dokter.
236 Bab 236 Perasaan aneh.
237 Bab 237 Ngidam yang aneh.
238 Bab 237 Axel Raisa.
239 Bab 240 Memberikan kejutan.
240 Bab 241 Saling memberi kejutan.
241 Bab 241 Renca
242 Bab 241 Ada apa?
243 Bab 242 berusaha tenang
244 Bab Penjelasan.
245 Bab 245 Kejadian itu.
246 Bab 246.
247 Bab 247. merasa ada sesuatu
248 Bab 247 Kehilangan kendali.
249 Bab 249 Menyelidiki.
250 Bab 250 mengetahuinya.
251 Bab 251 Akhirnya jujur.
252 Bab 252 dukungan teman-teman.
253 Bab 253 Hati yang luluh.
254 Bab 254 Bertemu Raisa.
255 Bab 255 Suasana menegangkan.
256 Bab 255 Meminta maaf.
257 Bab 257 Rumah sakit.
258 Bab 258 Takut.
259 Bab 259 Melamar kembali.
260 Bab 260 baru tau rasa.
261 Bab 261
262 Bab 262 Operasi.
263 Bab 263 Sembuh.
264 Bab 264 Bertemu.
265 Bab 265 Hal yang menegangkan.
266 Bab 266 Insiden di pernikahan.
267 Bab 267 Raisa dan Axel.
268 Bab 267 Curiga.
269 Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270 Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271 Bab 148 Penyesalan.
272 Bab 272 keputusan.
273 Bab 273 saling bersama.
274 Bab 234 Rencana pernikahan.
275 Bab 275 Menikah.
276 Bab 276 ending.
277 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Bab 1 Prolog.
2
Bab 2 Pertengkaran.
3
Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4
Bab 4 Kecelakaan.
5
Bab 5 Panik
6
Bab 6 Kritis.
7
Bab 7 Menikah.
8
Bab 8 hal yang tidak terduga.
9
Bab 9 perdebatan
10
Bab 10 Ingin memberi tahu
11
Bab 11 Tidak menerima
12
Bab 13 Ardian dan Melody
13
Bab 14 Menantu baru
14
Bab 15 Membalikkan cerita.
15
Bab 16 Ardian dan Melody.
16
Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17
Bab 18 Kemarahan Raisa.
18
Bab 19 Kemarahan Raisa.
19
Bab 20 Tindakan Melody.
20
Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21
Bab 22 Tidak terima
22
Bab 23 Tidak punya pilihan.
23
Bab 24 Belajar berjalan.
24
Bab 25 Evan keceplosan
25
Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26
Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27
Bab 28 Raisa mati kutu.
28
Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29
Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30
Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31
Bab 3 Melody dan Ardian.
32
Bab 32 permintaan Melody.
33
Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34
Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35
Bab 35 Raisa vs Melody.
36
Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37
Bab 37 Mengobati.
38
Bab 38 Memeluknya.
39
Bab 39 Minta maaf.
40
Bab 40 Romantis yang simpel.
41
Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42
Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43
Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44
Bab 44 Penyesalan terbesar.
45
Bab 44 Heran.
46
Bab 45 Ketangkap Lea.
47
Bab 47 Hari resepsi.
48
Bab 48 Insiden.
49
Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50
Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51
Bab 51 pelajaran ke-2.
52
Bab 56 Menyuapi.
53
Bab 57 Pilihan.
54
Bab 58 Keputusan.
55
Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56
Bab 56 Kartu ATM
57
Bab 57 penegasan suami.
58
Bab 58 Makan bersama.
59
Bab 59 Melody gugup.
60
Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61
Bab 60, Menjaga nama Melody
62
Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63
Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64
Bab 64 Hukuman yang setimpal
65
Bab 65 mengecek perasaan.
66
Bab 66 Perasaan yang tergali.
67
Bab 67 Melody yang malu.
68
Bab 68 penegasan Eyang.
69
Bab 69 Diam dalam hening.
70
Bab 70 Teringat.
71
Bab 71 mengingatkan padanya.
72
Bab 72 Masa lalu.
73
Bab 73 Yang terjadi.
74
Bab 74 Yang terjadi 2
75
Bab 75 yang terjadi 3.
76
Bab 76 Drop.
77
Bab 77 Penasaran.
78
Bab 78 Kemanisan Ardian.
79
Bab 79 Keanehan.
80
Bab 80 Menyenangkan istri.
81
Bab 81 Perasaan di udara.
82
Bab 82 Tugas Lia selesai.
83
Bab 83 Melihat Raisa.
84
Bab 41 menemukan sesuatu.
85
Bab 85 Perang lagi.
86
Bab 86 Melihat dengan nyata.
87
Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88
Bab 88 Lebih tau lagi.
89
Bab 89 Menemukan suaminya.
90
Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91
Bab 91. Selamat.
92
Bab 92 Skak Raisa.
93
Bab 93. Saling terbuka.
94
Bab 94 Memberinya ketenangan.
95
Bab 95 Menemukan tempat.
96
Bab 96 Perasaan.
97
Bab 97 Kepikiran.
98
Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99
Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100
Bab 100 Belum siap.
101
Bab 101 Melihat Raisa.
102
Bab 102 Jebakan.
103
Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104
Bab 104 Liciknya Raisa.
105
Bab 105 Rio di tangkap.
106
Bab 106 Raisa panas.
107
Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108
Bab 108 Serangan Melody
109
Bab 109 Bertemu Chaca.
110
Bab 110 Lea punya pegangan.
111
Bab 111
112
Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113
Bab 113 Cemburu gemes.
114
Episode 114 Tau rasa.
115
Bab 115 panik.
116
Bab 116 Kritis.
117
Bab 117 Donor.
118
Bab 118 muncul kecurigaan.
119
Bab 119 Tes DNA.
120
Bab 120 Penjarakan Raisa.
121
Bab 121 Terima nasib.
122
Bab 122 Hasil tes DNA.
123
Bab 123 Kemarahan.
124
Bab 124 Melindungi istrinya.
125
Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126
Bab 126
127
Bab 127 Hal yang sulit.
128
Bab 128 keputusan yang berat.
129
Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130
Bab 130 Permintaan Chaca.
131
Bab 131 Kata-kata Ardian.
132
Bab 132 Ingin memulainya.
133
Bab 133 Menghabiskan waktu.
134
Bab 134 Memikirkannya.
135
Bab 135 Membawanya pergi.
136
Bab 136 Sulit untuk di terima.
137
Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138
Bab 138 Tertampar kata-kata.
139
Bab 138 Takut
140
Bab 139
141
Bab 140 rencana Ardian.
142
bab 141 kata-kata?
143
Bab 142 Rio mati kutu.
144
Bab 144 permintaan.
145
Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146
Bab 146 Merasa lega
147
Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148
Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149
Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150
Bab 150 Masalah bersih.
151
Bab 151 Kewajiban.
152
Bab 152 Pagi yang indah.
153
Bab 153 Menerima resiko.
154
Bab 154 Lea.
155
Bab 155 Jamuan besar.
156
Bab 156 pertemuan tidak terduga
157
Bab 157 tawaran.
158
Bab 158 Kabar bahagia.
159
Bab 159 Keinginan Ardian.
160
Bab 160 Alvin dan Lea.
161
Bab 161 Ribut kecil.
162
Bab 162 Merasa iba.
163
Bab 163 Hampir
164
Bab 164 Perasaan yang aneh
165
Bab 165 Tiba khawatir.
166
Bab 167 Kecurigaan Melody.
167
Bab 168 pembatalan janji.
168
Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169
Bab 169 Tiba-tiba
170
Bab 170 panik.
171
Bab 171 Semakin mencemaskannya
172
Bab 172 Lebih terkejut lagi
173
Bab 173 Mencari cara.
174
Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175
Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176
Bab 176 Lepas.
177
Bab 177 Berusaha.
178
Bab 178 Saling baku hantam.
179
Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180
Bab 180 Lea dan Alvin.
181
Bab 181 Saran Melody.
182
Bab 182 ungkapan ke -2.
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186
Bab 186 bergegas pulang.
187
Bab 187
188
Bab 188 Ancaman.
189
Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190
Bab 189 Rumah sakit.
191
Bab 190 Kritis.
192
Bab 191 Melepas rindu.
193
Bab 193 Bersama dalam rindu.
194
Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195
Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196
Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197
Bab 197 Membicarakannya.
198
Bab 198 Bangun.
199
Bab 199 sadar
200
Bab 200 Keputusan Alvin.
201
Bab 201 Melepas rindu
202
Bab 202 Kabar bahagia itu.
203
Bab 203 Cemas.
204
Bab 204 Ribut deh
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 297
208
Bab 298 Keputusan.
209
Bab 299 Pulang.
210
Bab 210 Perkataan tulus.
211
Bab 211 melamarnya .
212
Bab 212 Perdebatan.
213
Bab 213 Kesempatan.
214
Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215
Bab 215 Keputusan Eyang
216
Bab 216
217
Bab 217 Kabar untuknya
218
Bab 218 Harus bersabar.
219
Bab 219 Naluri hati.
220
Bab220 Pertunangan.
221
Bab 221 Hampir saja.
222
Bab 222 kata-kata Chaca.
223
Bab 223
224
Bab 224 Hal aneh.
225
Bab 225 Iriana
226
Bab 226 Lea.
227
Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228
Bab 228 Rumah sakit.
229
Bab 229 pernikahan.
230
Pernikahan 2.
231
Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232
Bab 232 Rencana ingin liburan.
233
Bab 233 Meyakinkan
234
Bab 234 Rencana Alvin.
235
Bab 235 Saran Dokter.
236
Bab 236 Perasaan aneh.
237
Bab 237 Ngidam yang aneh.
238
Bab 237 Axel Raisa.
239
Bab 240 Memberikan kejutan.
240
Bab 241 Saling memberi kejutan.
241
Bab 241 Renca
242
Bab 241 Ada apa?
243
Bab 242 berusaha tenang
244
Bab Penjelasan.
245
Bab 245 Kejadian itu.
246
Bab 246.
247
Bab 247. merasa ada sesuatu
248
Bab 247 Kehilangan kendali.
249
Bab 249 Menyelidiki.
250
Bab 250 mengetahuinya.
251
Bab 251 Akhirnya jujur.
252
Bab 252 dukungan teman-teman.
253
Bab 253 Hati yang luluh.
254
Bab 254 Bertemu Raisa.
255
Bab 255 Suasana menegangkan.
256
Bab 255 Meminta maaf.
257
Bab 257 Rumah sakit.
258
Bab 258 Takut.
259
Bab 259 Melamar kembali.
260
Bab 260 baru tau rasa.
261
Bab 261
262
Bab 262 Operasi.
263
Bab 263 Sembuh.
264
Bab 264 Bertemu.
265
Bab 265 Hal yang menegangkan.
266
Bab 266 Insiden di pernikahan.
267
Bab 267 Raisa dan Axel.
268
Bab 267 Curiga.
269
Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270
Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271
Bab 148 Penyesalan.
272
Bab 272 keputusan.
273
Bab 273 saling bersama.
274
Bab 234 Rencana pernikahan.
275
Bab 275 Menikah.
276
Bab 276 ending.
277
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!