Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.

Pagi-pagi sekali di rumah Ardian berhenti mobil mewah dan terlihat seorang wanita tua yang turun dari mobil yang di bantu oleh suster dan juga keluar dari mobil yang sama seorang wanita muda dengan penampilan tomboy. Dengan memakai jaket jeans dan juga celana panjang sobek.

Mereka berdua berdiri sejenak di depan rumah mewah itu, melihat-lihat di sekitar mereka sebentar.

" Tidak ada yang berubah," batin wanita muda yang memiliki wajah jutek tersebut.

" Ayo kita masuk!" titah Wanita tua yang melangkah terlebih dahulu dan di susul wanita muda itu.

Wanita tua dan wanita muda itu pun memasuki rumah tanpa mengetuk pintu atau menekan Bel. Mungkin karena rumah itu juga tidak kunci. Jadi bisa masuk dengan suka-suka. Atau memang Meraka tidak perlu masuk dengan permisi atau apapun itu.

Di ruang tamu. Ada Widia dan Shandra yang sedang mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan pagi-pagi begini.

" Assalamualaikum," sapa wanita tua itu membuat Widia dan Shandra melihat ke arah pintu dan kaget melihat kedatangan 2 orang itu.

" Walaikum salam," sahut Widia dan Shandra yang terlihat masih schock dan langsung berdiri. Wajah mereka berdua tampak begitu terkejut seakan sedang melihat penampakan.

" Mama," lirih keduanya serentak.

Wanita muda itu melangkah terlebih dahulu dan mencium punggung tangan Shandra dan juga Widia. Di mana mereka berdua masih terlihat bengong.

" Hebat kalian ber-2, kalian sudah tidak menghargaiku. Kalian benar-benar sudah tidak menganggapku ada," sahut wanita tua itu yang terlihat sinis. Shandra dan Widia saling melihat yang terlihat panik dengan kata-kata wanita yang mereka panggil mama itu.

" Mama kapan sampai ayo duduk dulu," sahut Widia mencoba mencairkan suasana dengan basa-basi.

" Sudah jangan basa-basi. Aku sudah kecewa dengan kalian berdua," sahut wanita itu yang langsung menghampiri ruang tamu untuk mengambil tempat duduk dan di ikuti wanita yang terlihat cuek itu yang duduk di samping wanita tua itu.

" Mama mau minum apa. Apa tidak mau istirahat dulu," sahut Shandra.

" Aku sudah mengatakan jangan basa-basi kepadaku," sahut Wanita tua itu yang terlihat begitu marah.

Ternyata di sisi lain Raisa dan Novi sedang melihat tamu itu. Dan Novi terlihat tersenyum dengan kehadiran tamu itu.

" Tante, kenapa Eyang besar datang bisa datang tiba-tiba?" tanya Raisa heran.

" Raisa, bukannya kamu ingin mengakhiri semuanya," sahut Novi menyunggingkan senyumnya.

" Maksud Tante?" tanya Raisa heran.

" Semuanya akan berakhir. Pernikahan Ardian dan Melody akan berakhir hari ini juga," ucap Novi menyunggingkan senyumnya.

" Jangan bilang kedatangan Eyang besar ada hubungannya dengan Tante," tebak Raisa.

" Ya, kita harus menggunakan cara itu. Agar pernikahan itu berakhir dan kamu akan secepatnya di nikahi Ardian. Sesuai tanggal yang sudah di tentukan," sahut Novi yang kelihatan merencanakan sesuatu.

" Apa Tante yakin?" tanya Raisa ragu.

" Percayalah, semua rencana yang sudah Tante atur akan berjalan lancar. Kamu hanya menunggu hasilnya. Ardian akan menikah dengan kamu secepatnya dan Melody akan di buang ketempat sampah," sahut Novi dengan yakin. Raisa langsung tersenyum lebar. Ketika mendengar kata-kata Novi yang memberinya banyak harapan.

" Ayo kita ke ruang tamu dan mati kita mulai semuanya," sahut Novi. Raisa mengangguk setuju.

" Mama kami tidak percaya kalau mama datang. Kenapa tidak menelpon dulu Biar kami bisa menjemput," ucap Shandra lagi.

" Aku mengatakan jangan basa-basi. Panggil semua orang di rumah ini," sahut Novi. Widia menganggukkan matanya pada Shandra memberi kode untuk memanggil penghuni rumah.

Tidak lama orang-orang yang ada di dalam rumah itu berkumpul. Kecuali Melody dan juga Aliya, Dani juga tidak ada. Hanya yang dewasa- dewasa saja yang ada.

Shandra melihat semua orang yang ada di ruang tamu dan matanya berhenti pada Ardian yang mana Ardian juga bingung dengan melihat tatapan Eyangnya itu.

" Ardian menikah dan aku tidak tau sama sekali. Apa kalian tidak menganggapku ada sampai berita pernikahan itu tidak aku ketahui," sahut Eyang besar yang bicara langsung pada intinya.

Shandra, Widia, Ardian, Evan dan yang lainnya saling melihat dengan wajah panik. Namun Raisa dan Novi tersenyum miring.

" Maaf mah," sahut Widia menunduk yang mengaku bersalah.

" Ini bukan salah mama ini salahku," sahut Ardian yang membela mamanya.

" Iya, itu kesalahan kamu. Bisa-bisanya kamu menikah tanpa berpikir, siapa yang di pacari siapa yang di nikahi, apa kamu tidak menggunakan otak kamu saat mengambil keputusan itu besar dalam hidup kamu," sahut Eyang besar yang tegas dengan Ardian.

" Aku bisa menjelaskan Eyang," sahut Ardian.

" Apa yang mau kamu jelaskan lagi, kamu sudah menikah dengannya," sahut Eyang dengan penuh kemarahan.

" Hmmmm, sepertinya ini akan menjadi akhir dari segalanya. Aku sudah tidak sabar melihat Ardian dan Melody yang akan berpisah dengan Melody. Kasihan sekali kamu Melody yang langsung menjadi janda dengan cepat," batin Raisa dengan menyunggingkan senyumnya.

" Seperti yang aku katakan Bu. Aku dan Raisa merasa tidak di hargai dengan pernikahan itu," sahut Novi dengan berakting yang wajahnya seolah tersakiti.

Eyang besar melihat serius Ardian yang sekarang menunduk yang tidak bisa bicara apa-apa.

" Apa maksud Tante Novi. Apa jangan-jangan kehadiran Eyang. Ada kaitannya dengannya," batin Ardian yang mencurigai Novi.

" Aduhhh, kenapa Eyang besar pake tau segala. Bagaiman kalau akhirnya Ardian yang lelah harus memberitahu semua kebenarannya. Aku bisa di bunuh mama," batin Evan yang terlihat panik.

Sementara Mila dan Bayu hanya saling melihat. Begitu juga dengan Vivi yang terlihat santai apalagi suaminya sama santainya.

" kamu benar-benar Ardian. Alasan kamu menikahi dia untuk apa?" tanya Eyang besar. Tadi tidak mau mendengarkan alasan Ardian sekarang meminta alasannya.

" Ardian kamu tidak punya mulut!" sahut Eyang besar yang melihat Ardian diam dengan menghembus napas perlahan kedepan.

" Dia tidak akan memberikan alasannya," tiba-tiba terdengar suara Melody yang membuat orang melihat ke arah suara itu yang mana Aliya mendorong kursi rodanya mendekati ruang tamu.

" Aku dan dia sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini. Dan dia menikahiku hanya untuk mempermainkanku. Untuk memberiku penderitaan, dia sengaja menikahiku, untuk membuatku hancur, menjadikan statusku murah dan menghancurkan hidupku. Hanya itu satu-satunya alasannya menikahiku," sahut Melody menegaskan.

Yang lain pasrah dan diam. Kalau Melody sudah bicara masalah pasti akan semakin panjang.

Ardian hanya membuang napas perlahan dengan Melody yang panjang lebar bicara yang akan memperpanjang masalah.

" Bagus, wanita itu datang, jadi permasalahan akan semakin cepat selesai," batin Raisa.

" Melody. Kenapa kamu mengatakan Ardian mempermainkanmu?" tanya Eyang besar.

" Semua sudah jelas. Dia menikahiku dengan tujuan memberikan penderitaan kepadaku. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Aku tidak mencintainya. Tetapi dia berani menikahiku di saat aku koma. Ini tidak adil untukku dia hanya mempermainkanku," ucap Melody yang terus berusaha untuk meminta keadilan.

Eyang besar melihat ke arah Ardian. Ardian tampak diam seakan tidak bisa membantah kata-kata Melody.

" Ardian kenapa menikahinya saat dia tidak sadar?" tanya Eyang besar.

" Aku hanya bertanggung jawab kepadanya," sahut Ardian dengan suara sendu.

" Apa yang kau pertanggung jawabkan. Aku tidak butuh tanggung jawabmu. Kau menikahiku hanya membuatku menderita, jadi pertanggung jawaban itu tidak ada," teriak Melody dengan matanya berkaca-kaca yang terus mencari keadilan untuknya.

Melody melihat Ardian dengan penuh kebencian kepada Ardian. Dan sepertinya Eyang sangat mengamati ekspresi Ardian dan juga Melody.

" Dan satu lagi pernikahan itu tidak sah, sama sekali," lanjut Melody menegaskan.

" Melody pernikahan itu sah," sahut Mila.

" Baiklah. Jika itu sah, sekarang juga ceraikan aku di depan semua orang," sahut Melody menegaskan. Raisa dan Novi sama-sama melihat dengan tersenyum miring.

" Aku tidak akan melakukannya," sahut Ardian menegaskan.

" Kenapa?" tanya Melody.

" Aku sudah mengatakan kepadamu berhenti mengatakan pernikahan itu tidak sah dan berhenti meminta cerai. Apa kamu tidak mendengarnya," tegas Ardian.

" Aku tidak peduli!" teriak Melody.

" Melody cerai bukan hal yang mudah," sahut Mila dengan suara rendah.

" Tidak ada yang tidak mudah. Semuanya mudah jika dia mau melakukannya!" teriak Melody.

" Sudah cukup! Melody, kenapa kamu mengatakan pernikahan itu tidak sah?" tanya Eyang besar.

" Sudah jelas pernikahan itu tidak sah, dia menikahiku saat aku tidak sadar. Jadi di mana sahnya," jawab Melody menekankan.

" Ardian apa orang tua Melody tau kamu menikah dengannya?" tanya Eyang besar.

" Iya. Orang tua Melody tau dan bahkan keluarganya semua ada di sana dan yang paling utama pak Wawan sendiri yang sudah menikahkan Melody kepadaku," jelas Ardian.

" Melody jika orang tua mu sendiri yang menikahkanmu. Lalu kenapa kamu bilang tidak sah?" tanya Eyang besar heran.

" Pokoknya itu tidak sah dan lagian itu hanya Pernikahan secara agama. Aku dan dia hanya menikah sirih. Jadi sekarang putuskan hubungan kami," ucap Melody menegaskan.

" Kalau memang kalian menikah sirih. Kalau begitu daftarkan pernikahan mereka ke pengadilan agama dan pernikahan itu bukan hanya sah di mata agama. Tetapi juga sah di mata negara," sahut Eyang besar membuat keputusan tiba-tiba yang membuat semua orang kaget.

Mata semuanya hampir mau melotot. Dan bahkan Raisa dan Novi lebih parah sama-sama melotot yang hampir bola mata Raisa dan Novi ingin keluar.

" Apa maksud mama?" tanya Sandra.

" Tidak ada sejarah keluarga kita yang menikah sirih dan termasuk Ardian dan Melody. Urus semuanya dan mereka harus menikah sah secara agama maupun negara," tegas Eyang besar mengulangi sekali lagi.

Mendengar pernyataan itu sekali lagi membuat, Melody kaget mendengarnya Melody membulatkan matanya. Di mana dia ingin mengakhiri pernikananya. Namun pernikahan itu malah semakin sulit untuk di akhiri.

" Eyang besar, apa yang eyang katakan?" sahut Novi dengan dadanya yang tiba-tiba sesak.

" Aku tidak mengulangi apa yang aku katakan lagi. Bayu urus semua pernikahan Ardian dan juga Melody daftarkan pada Negara secepatnya," tegas Eyang besar memerintahkan Bayu. Bayu hanya bisa mengangguk walau itu juga tidak mungkin di lakukannya.

" Aku tidak mau," sahut Melody yang langsung menolak.

" Tidak ada penolakan. Baik dari kamu maupun Ardian," sahut Eyang besar menegaskan.

" Tapi aku tidak mau!" teriak Melody yang terus membantah.

" Cukup!" bentak Eyang besar. Saya rasa semuanya sudah jelas. Jadi jangan ada yang membantah atau protes ini itu. Tidak kamu Melody juga kamu Ardian. Jangan banyak protes. Ini keputusan mutlak!" tegas Eyang besar, " Saya mau istirahat," sahut Eyang besar berdiri dengan wajahnya yang sangat garang.

" Pernikahan ini sudah membuat saya kecewa dengan tidak di beritahukan ya saya. Jadi jangan bertambah kecewa dengan pernikahan hanya sebatas sirih. Jadi kalian urus semuanya," tegas Eyang besar yang langsung pergi.

" Aku juga mau juga istirahat," sahut wanita muda yang bernama Lea itu yang juga sudah lelah dengan Drama di rumah itu.

Ardian sedikit menunduk dengan mengusap wajahnya kasar dengan ke-2 tangannya. Dia bertambah frustasi dengan semua yang telah terjadi.

" Gawat semakin hancur semuanya," batin Evan menepuk jidatnya. Widia pasrah dengan semua keputusan itu. Sementara Melody pasti semakin komplen.

Ternyata niat Novi memberi tahu orang penting di rumah itu untuk membuat status Raisa semakin jelas. Ternyata status Raisa semakin diujung tanduk dan status Melody semakin di perjelas.

" Kenapa semuanya jadi begini, sial," batin Raisa.

Melody pasti akan berteriak-teriak lagi dengan pernikahannya yang semakin di perjelas. Mila pun langsung membawa Melody kekamar sebelum Melody berperang dengan Ardian.

************

Ardian mencoba untuk bicara dengan Eyang besar, dia tidak ingin masalah ini berlarut-larut.

" Eyang, pernikahan ini tidak akan lama. Aku rasa mendaftarkannya ke Negara hanya akan menambah masalah," ucap Ardian yang mencoba mengeluarkan pendapatnya.

" Kamu sudah membuat masalah dari awal. Jadi tidak ada pemolaka lagi. Pertanggung jawabkan perbuatan kamu," sahut Eyang besar.

" Tapi Eyang," sahut Ardian yang tetap memprotes.

" Cukup!" Sahut Eyang besar mengangkat tangannya.

" Tidak ada kata tapi, ini keputusan. Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan," tegas Eyang besar.

" Laku bagaimana dengan Raisa mah," sahut Shandra yang tiba-tiba sudah berdiri tidak jauh dari sana. Shandra menghampiri Eyang dan Ardian.

" Mah, Raisa dan Ardian akan menikah. Dan mama juga tau keluarga Raisa memberi amanah pada keluarga ini. Dan tidak mungkin kita tidak memberi dia tidak mendapat keadilan," sahut Shandra.

" Siapa yang tidak memberinya ke adilan. Aku hanya mendaftar kan pernikahan Ardian dan Melody saja dan tidak ada yang salah dengan apa yang aku lakukan. Ketika memang pada akhirnya Ardian bercerai dengan Melody. Karena benar-benar tidak cocok ya tidak akan ada yang melarang. Baru dia menikah dengan Raisa," sahut Eyang besar sesimpel itu berpikir.

" Tai mah, itu tidak mungkin. Apa lagi pernikahan sudah sampai pada Negara. Akan semakin sulit," sahut Shandra.

" Shandra kamu jangan hanya memikirkan 1 pihak saja. Bukannya kamu juga harus tau siapa korbannya. Bukan hanya Raisa. Tetapi juga Melody dan dengan status Melody yang masih gantung itu juga membuatnya tidak mendapat keadilan. Aku melakukan ini untuk kebaikan semuanya," sahut Eyang besar menegaskan.

" Tapi Raisa bagaimana?" tanya Shandra.

" Seperti yang aku katakan. Tunggu Ardian dan Melody yang memberi keputusan sendiri," ucap Eyang besar.

" Sampai kapan?" sahut Raisa yang tiba-tiba juga ada di sana.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Elviza mela

Elviza mela

keluarga raisa hanya menitip kan raisa dan novi bukan hutang budi atau apapun... nah kenapa mereka begitu membela raisa... apa jgn2 karna ini melody benci dg ardian..

2022-09-25

2

ossy Novica

ossy Novica

Raisa tanpa sadar menunjukkan sifat aslinya , secara Oms pasti tak suka . Dan keluarga Ardian tak ada hutang sama keluarga Raisa jadi kenapa pusing

2022-09-25

1

fima12

fima12

Raisa gat3l ya???
sini ku garuk pake parut

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog.
2 Bab 2 Pertengkaran.
3 Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4 Bab 4 Kecelakaan.
5 Bab 5 Panik
6 Bab 6 Kritis.
7 Bab 7 Menikah.
8 Bab 8 hal yang tidak terduga.
9 Bab 9 perdebatan
10 Bab 10 Ingin memberi tahu
11 Bab 11 Tidak menerima
12 Bab 13 Ardian dan Melody
13 Bab 14 Menantu baru
14 Bab 15 Membalikkan cerita.
15 Bab 16 Ardian dan Melody.
16 Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17 Bab 18 Kemarahan Raisa.
18 Bab 19 Kemarahan Raisa.
19 Bab 20 Tindakan Melody.
20 Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21 Bab 22 Tidak terima
22 Bab 23 Tidak punya pilihan.
23 Bab 24 Belajar berjalan.
24 Bab 25 Evan keceplosan
25 Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26 Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27 Bab 28 Raisa mati kutu.
28 Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29 Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30 Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31 Bab 3 Melody dan Ardian.
32 Bab 32 permintaan Melody.
33 Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34 Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35 Bab 35 Raisa vs Melody.
36 Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37 Bab 37 Mengobati.
38 Bab 38 Memeluknya.
39 Bab 39 Minta maaf.
40 Bab 40 Romantis yang simpel.
41 Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42 Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43 Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44 Bab 44 Penyesalan terbesar.
45 Bab 44 Heran.
46 Bab 45 Ketangkap Lea.
47 Bab 47 Hari resepsi.
48 Bab 48 Insiden.
49 Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50 Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51 Bab 51 pelajaran ke-2.
52 Bab 56 Menyuapi.
53 Bab 57 Pilihan.
54 Bab 58 Keputusan.
55 Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56 Bab 56 Kartu ATM
57 Bab 57 penegasan suami.
58 Bab 58 Makan bersama.
59 Bab 59 Melody gugup.
60 Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61 Bab 60, Menjaga nama Melody
62 Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63 Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64 Bab 64 Hukuman yang setimpal
65 Bab 65 mengecek perasaan.
66 Bab 66 Perasaan yang tergali.
67 Bab 67 Melody yang malu.
68 Bab 68 penegasan Eyang.
69 Bab 69 Diam dalam hening.
70 Bab 70 Teringat.
71 Bab 71 mengingatkan padanya.
72 Bab 72 Masa lalu.
73 Bab 73 Yang terjadi.
74 Bab 74 Yang terjadi 2
75 Bab 75 yang terjadi 3.
76 Bab 76 Drop.
77 Bab 77 Penasaran.
78 Bab 78 Kemanisan Ardian.
79 Bab 79 Keanehan.
80 Bab 80 Menyenangkan istri.
81 Bab 81 Perasaan di udara.
82 Bab 82 Tugas Lia selesai.
83 Bab 83 Melihat Raisa.
84 Bab 41 menemukan sesuatu.
85 Bab 85 Perang lagi.
86 Bab 86 Melihat dengan nyata.
87 Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88 Bab 88 Lebih tau lagi.
89 Bab 89 Menemukan suaminya.
90 Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91 Bab 91. Selamat.
92 Bab 92 Skak Raisa.
93 Bab 93. Saling terbuka.
94 Bab 94 Memberinya ketenangan.
95 Bab 95 Menemukan tempat.
96 Bab 96 Perasaan.
97 Bab 97 Kepikiran.
98 Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99 Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100 Bab 100 Belum siap.
101 Bab 101 Melihat Raisa.
102 Bab 102 Jebakan.
103 Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104 Bab 104 Liciknya Raisa.
105 Bab 105 Rio di tangkap.
106 Bab 106 Raisa panas.
107 Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108 Bab 108 Serangan Melody
109 Bab 109 Bertemu Chaca.
110 Bab 110 Lea punya pegangan.
111 Bab 111
112 Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113 Bab 113 Cemburu gemes.
114 Episode 114 Tau rasa.
115 Bab 115 panik.
116 Bab 116 Kritis.
117 Bab 117 Donor.
118 Bab 118 muncul kecurigaan.
119 Bab 119 Tes DNA.
120 Bab 120 Penjarakan Raisa.
121 Bab 121 Terima nasib.
122 Bab 122 Hasil tes DNA.
123 Bab 123 Kemarahan.
124 Bab 124 Melindungi istrinya.
125 Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126 Bab 126
127 Bab 127 Hal yang sulit.
128 Bab 128 keputusan yang berat.
129 Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130 Bab 130 Permintaan Chaca.
131 Bab 131 Kata-kata Ardian.
132 Bab 132 Ingin memulainya.
133 Bab 133 Menghabiskan waktu.
134 Bab 134 Memikirkannya.
135 Bab 135 Membawanya pergi.
136 Bab 136 Sulit untuk di terima.
137 Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138 Bab 138 Tertampar kata-kata.
139 Bab 138 Takut
140 Bab 139
141 Bab 140 rencana Ardian.
142 bab 141 kata-kata?
143 Bab 142 Rio mati kutu.
144 Bab 144 permintaan.
145 Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146 Bab 146 Merasa lega
147 Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148 Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149 Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150 Bab 150 Masalah bersih.
151 Bab 151 Kewajiban.
152 Bab 152 Pagi yang indah.
153 Bab 153 Menerima resiko.
154 Bab 154 Lea.
155 Bab 155 Jamuan besar.
156 Bab 156 pertemuan tidak terduga
157 Bab 157 tawaran.
158 Bab 158 Kabar bahagia.
159 Bab 159 Keinginan Ardian.
160 Bab 160 Alvin dan Lea.
161 Bab 161 Ribut kecil.
162 Bab 162 Merasa iba.
163 Bab 163 Hampir
164 Bab 164 Perasaan yang aneh
165 Bab 165 Tiba khawatir.
166 Bab 167 Kecurigaan Melody.
167 Bab 168 pembatalan janji.
168 Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169 Bab 169 Tiba-tiba
170 Bab 170 panik.
171 Bab 171 Semakin mencemaskannya
172 Bab 172 Lebih terkejut lagi
173 Bab 173 Mencari cara.
174 Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175 Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176 Bab 176 Lepas.
177 Bab 177 Berusaha.
178 Bab 178 Saling baku hantam.
179 Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180 Bab 180 Lea dan Alvin.
181 Bab 181 Saran Melody.
182 Bab 182 ungkapan ke -2.
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186 Bab 186 bergegas pulang.
187 Bab 187
188 Bab 188 Ancaman.
189 Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190 Bab 189 Rumah sakit.
191 Bab 190 Kritis.
192 Bab 191 Melepas rindu.
193 Bab 193 Bersama dalam rindu.
194 Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195 Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196 Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197 Bab 197 Membicarakannya.
198 Bab 198 Bangun.
199 Bab 199 sadar
200 Bab 200 Keputusan Alvin.
201 Bab 201 Melepas rindu
202 Bab 202 Kabar bahagia itu.
203 Bab 203 Cemas.
204 Bab 204 Ribut deh
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 297
208 Bab 298 Keputusan.
209 Bab 299 Pulang.
210 Bab 210 Perkataan tulus.
211 Bab 211 melamarnya .
212 Bab 212 Perdebatan.
213 Bab 213 Kesempatan.
214 Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215 Bab 215 Keputusan Eyang
216 Bab 216
217 Bab 217 Kabar untuknya
218 Bab 218 Harus bersabar.
219 Bab 219 Naluri hati.
220 Bab220 Pertunangan.
221 Bab 221 Hampir saja.
222 Bab 222 kata-kata Chaca.
223 Bab 223
224 Bab 224 Hal aneh.
225 Bab 225 Iriana
226 Bab 226 Lea.
227 Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228 Bab 228 Rumah sakit.
229 Bab 229 pernikahan.
230 Pernikahan 2.
231 Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232 Bab 232 Rencana ingin liburan.
233 Bab 233 Meyakinkan
234 Bab 234 Rencana Alvin.
235 Bab 235 Saran Dokter.
236 Bab 236 Perasaan aneh.
237 Bab 237 Ngidam yang aneh.
238 Bab 237 Axel Raisa.
239 Bab 240 Memberikan kejutan.
240 Bab 241 Saling memberi kejutan.
241 Bab 241 Renca
242 Bab 241 Ada apa?
243 Bab 242 berusaha tenang
244 Bab Penjelasan.
245 Bab 245 Kejadian itu.
246 Bab 246.
247 Bab 247. merasa ada sesuatu
248 Bab 247 Kehilangan kendali.
249 Bab 249 Menyelidiki.
250 Bab 250 mengetahuinya.
251 Bab 251 Akhirnya jujur.
252 Bab 252 dukungan teman-teman.
253 Bab 253 Hati yang luluh.
254 Bab 254 Bertemu Raisa.
255 Bab 255 Suasana menegangkan.
256 Bab 255 Meminta maaf.
257 Bab 257 Rumah sakit.
258 Bab 258 Takut.
259 Bab 259 Melamar kembali.
260 Bab 260 baru tau rasa.
261 Bab 261
262 Bab 262 Operasi.
263 Bab 263 Sembuh.
264 Bab 264 Bertemu.
265 Bab 265 Hal yang menegangkan.
266 Bab 266 Insiden di pernikahan.
267 Bab 267 Raisa dan Axel.
268 Bab 267 Curiga.
269 Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270 Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271 Bab 148 Penyesalan.
272 Bab 272 keputusan.
273 Bab 273 saling bersama.
274 Bab 234 Rencana pernikahan.
275 Bab 275 Menikah.
276 Bab 276 ending.
277 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Bab 1 Prolog.
2
Bab 2 Pertengkaran.
3
Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.
4
Bab 4 Kecelakaan.
5
Bab 5 Panik
6
Bab 6 Kritis.
7
Bab 7 Menikah.
8
Bab 8 hal yang tidak terduga.
9
Bab 9 perdebatan
10
Bab 10 Ingin memberi tahu
11
Bab 11 Tidak menerima
12
Bab 13 Ardian dan Melody
13
Bab 14 Menantu baru
14
Bab 15 Membalikkan cerita.
15
Bab 16 Ardian dan Melody.
16
Bab 17 Keputusan yang tidak terduga.
17
Bab 18 Kemarahan Raisa.
18
Bab 19 Kemarahan Raisa.
19
Bab 20 Tindakan Melody.
20
Bab 21 Sengaja membuat Raisa panas
21
Bab 22 Tidak terima
22
Bab 23 Tidak punya pilihan.
23
Bab 24 Belajar berjalan.
24
Bab 25 Evan keceplosan
25
Bab 26 Sindiran untuk Raisa
26
Bab 27 Penegasan untuk Raisa.
27
Bab 28 Raisa mati kutu.
28
Bab 29 Melody dalam masa lalu Ardian.
29
Bab 30 Dengan cepat berubah pikiran.
30
Bab 30 Pikiran Melody yang berubah.
31
Bab 3 Melody dan Ardian.
32
Bab 32 permintaan Melody.
33
Bab 33. Tidak bisa menyangkal.
34
Bab 34 Risa kalah saing lagi.
35
Bab 35 Raisa vs Melody.
36
Bab 36 Tidak dapat mengelak.
37
Bab 37 Mengobati.
38
Bab 38 Memeluknya.
39
Bab 39 Minta maaf.
40
Bab 40 Romantis yang simpel.
41
Bab 41 Kenangan itu terlalu pahit untuk di ingat.
42
Bab 42 Mengajak untuk memperbaiki.
43
Bab 43 Masa lalu itu menyeramkan.
44
Bab 44 Penyesalan terbesar.
45
Bab 44 Heran.
46
Bab 45 Ketangkap Lea.
47
Bab 47 Hari resepsi.
48
Bab 48 Insiden.
49
Bab 49 Raisa yang harus tau diri.
50
Bab 50 kalah lagi dari Melody.
51
Bab 51 pelajaran ke-2.
52
Bab 56 Menyuapi.
53
Bab 57 Pilihan.
54
Bab 58 Keputusan.
55
Bab 59 Tidak ada yang bisa di lakukan.
56
Bab 56 Kartu ATM
57
Bab 57 penegasan suami.
58
Bab 58 Makan bersama.
59
Bab 59 Melody gugup.
60
Bab 59 Menikmati sarapan dari Melody.
61
Bab 60, Menjaga nama Melody
62
Bab 67 Kecurigaan Ardian.
63
Bab 63 Kebusukan yang terbongkar.
64
Bab 64 Hukuman yang setimpal
65
Bab 65 mengecek perasaan.
66
Bab 66 Perasaan yang tergali.
67
Bab 67 Melody yang malu.
68
Bab 68 penegasan Eyang.
69
Bab 69 Diam dalam hening.
70
Bab 70 Teringat.
71
Bab 71 mengingatkan padanya.
72
Bab 72 Masa lalu.
73
Bab 73 Yang terjadi.
74
Bab 74 Yang terjadi 2
75
Bab 75 yang terjadi 3.
76
Bab 76 Drop.
77
Bab 77 Penasaran.
78
Bab 78 Kemanisan Ardian.
79
Bab 79 Keanehan.
80
Bab 80 Menyenangkan istri.
81
Bab 81 Perasaan di udara.
82
Bab 82 Tugas Lia selesai.
83
Bab 83 Melihat Raisa.
84
Bab 41 menemukan sesuatu.
85
Bab 85 Perang lagi.
86
Bab 86 Melihat dengan nyata.
87
Bab 86 Raisa menjadi sasaran.
88
Bab 88 Lebih tau lagi.
89
Bab 89 Menemukan suaminya.
90
Bab 90 Mengeluarkan isi hati.
91
Bab 91. Selamat.
92
Bab 92 Skak Raisa.
93
Bab 93. Saling terbuka.
94
Bab 94 Memberinya ketenangan.
95
Bab 95 Menemukan tempat.
96
Bab 96 Perasaan.
97
Bab 97 Kepikiran.
98
Bab 98 Melody penuh kebingungan.
99
Bab 99 Akhirnya mengetahui.
100
Bab 100 Belum siap.
101
Bab 101 Melihat Raisa.
102
Bab 102 Jebakan.
103
Bab 103 Tidak dapat mengelak.
104
Bab 104 Liciknya Raisa.
105
Bab 105 Rio di tangkap.
106
Bab 106 Raisa panas.
107
Bab 107 Lancarnya mulut Ardian.
108
Bab 108 Serangan Melody
109
Bab 109 Bertemu Chaca.
110
Bab 110 Lea punya pegangan.
111
Bab 111
112
Bab 112 Tiba-tiba kepikiran.
113
Bab 113 Cemburu gemes.
114
Episode 114 Tau rasa.
115
Bab 115 panik.
116
Bab 116 Kritis.
117
Bab 117 Donor.
118
Bab 118 muncul kecurigaan.
119
Bab 119 Tes DNA.
120
Bab 120 Penjarakan Raisa.
121
Bab 121 Terima nasib.
122
Bab 122 Hasil tes DNA.
123
Bab 123 Kemarahan.
124
Bab 124 Melindungi istrinya.
125
Bab 125 Kebenaran sesungguhnya.
126
Bab 126
127
Bab 127 Hal yang sulit.
128
Bab 128 keputusan yang berat.
129
Bab 129 Ternyata seperti itu rasanya.
130
Bab 130 Permintaan Chaca.
131
Bab 131 Kata-kata Ardian.
132
Bab 132 Ingin memulainya.
133
Bab 133 Menghabiskan waktu.
134
Bab 134 Memikirkannya.
135
Bab 135 Membawanya pergi.
136
Bab 136 Sulit untuk di terima.
137
Bab 137 Penegasan untuk Marsel.
138
Bab 138 Tertampar kata-kata.
139
Bab 138 Takut
140
Bab 139
141
Bab 140 rencana Ardian.
142
bab 141 kata-kata?
143
Bab 142 Rio mati kutu.
144
Bab 144 permintaan.
145
Bab 145 tidak bisa berkutik lagi.
146
Bab 146 Merasa lega
147
Bab 147 Bahagia berlipat-lipat.
148
Bab 148 Tidak ada rahasia lagi.
149
Episode 149 Berdamai dengan keadaan.
150
Bab 150 Masalah bersih.
151
Bab 151 Kewajiban.
152
Bab 152 Pagi yang indah.
153
Bab 153 Menerima resiko.
154
Bab 154 Lea.
155
Bab 155 Jamuan besar.
156
Bab 156 pertemuan tidak terduga
157
Bab 157 tawaran.
158
Bab 158 Kabar bahagia.
159
Bab 159 Keinginan Ardian.
160
Bab 160 Alvin dan Lea.
161
Bab 161 Ribut kecil.
162
Bab 162 Merasa iba.
163
Bab 163 Hampir
164
Bab 164 Perasaan yang aneh
165
Bab 165 Tiba khawatir.
166
Bab 167 Kecurigaan Melody.
167
Bab 168 pembatalan janji.
168
Bab 168 Tidak ada yang di rahasiakan.
169
Bab 169 Tiba-tiba
170
Bab 170 panik.
171
Bab 171 Semakin mencemaskannya
172
Bab 172 Lebih terkejut lagi
173
Bab 173 Mencari cara.
174
Bab 174 Jahatnya Raisa dan Novi.
175
Bab 175 menemukan titik keberadaan.
176
Bab 176 Lepas.
177
Bab 177 Berusaha.
178
Bab 178 Saling baku hantam.
179
Bab 179 Akhirnya bisa bertemu.
180
Bab 180 Lea dan Alvin.
181
Bab 181 Saran Melody.
182
Bab 182 ungkapan ke -2.
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185 Akhirnya menerima perasaan itu.
186
Bab 186 bergegas pulang.
187
Bab 187
188
Bab 188 Ancaman.
189
Bab 188 Insiden yang tidak terelakkan.
190
Bab 189 Rumah sakit.
191
Bab 190 Kritis.
192
Bab 191 Melepas rindu.
193
Bab 193 Bersama dalam rindu.
194
Bab 194 Kabar bahagia di tengah kesedihan.
195
Bab 195 Rasa harus dan bahagia.
196
Bab 196 Pertama kali bertemu dengannya.
197
Bab 197 Membicarakannya.
198
Bab 198 Bangun.
199
Bab 199 sadar
200
Bab 200 Keputusan Alvin.
201
Bab 201 Melepas rindu
202
Bab 202 Kabar bahagia itu.
203
Bab 203 Cemas.
204
Bab 204 Ribut deh
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 297
208
Bab 298 Keputusan.
209
Bab 299 Pulang.
210
Bab 210 Perkataan tulus.
211
Bab 211 melamarnya .
212
Bab 212 Perdebatan.
213
Bab 213 Kesempatan.
214
Bab 214 Perdebatan ibu dan anak.
215
Bab 215 Keputusan Eyang
216
Bab 216
217
Bab 217 Kabar untuknya
218
Bab 218 Harus bersabar.
219
Bab 219 Naluri hati.
220
Bab220 Pertunangan.
221
Bab 221 Hampir saja.
222
Bab 222 kata-kata Chaca.
223
Bab 223
224
Bab 224 Hal aneh.
225
Bab 225 Iriana
226
Bab 226 Lea.
227
Bab 227 Melody membongkar semuanya.
228
Bab 228 Rumah sakit.
229
Bab 229 pernikahan.
230
Pernikahan 2.
231
Bab 231 Malam Lea dan Alvin.
232
Bab 232 Rencana ingin liburan.
233
Bab 233 Meyakinkan
234
Bab 234 Rencana Alvin.
235
Bab 235 Saran Dokter.
236
Bab 236 Perasaan aneh.
237
Bab 237 Ngidam yang aneh.
238
Bab 237 Axel Raisa.
239
Bab 240 Memberikan kejutan.
240
Bab 241 Saling memberi kejutan.
241
Bab 241 Renca
242
Bab 241 Ada apa?
243
Bab 242 berusaha tenang
244
Bab Penjelasan.
245
Bab 245 Kejadian itu.
246
Bab 246.
247
Bab 247. merasa ada sesuatu
248
Bab 247 Kehilangan kendali.
249
Bab 249 Menyelidiki.
250
Bab 250 mengetahuinya.
251
Bab 251 Akhirnya jujur.
252
Bab 252 dukungan teman-teman.
253
Bab 253 Hati yang luluh.
254
Bab 254 Bertemu Raisa.
255
Bab 255 Suasana menegangkan.
256
Bab 255 Meminta maaf.
257
Bab 257 Rumah sakit.
258
Bab 258 Takut.
259
Bab 259 Melamar kembali.
260
Bab 260 baru tau rasa.
261
Bab 261
262
Bab 262 Operasi.
263
Bab 263 Sembuh.
264
Bab 264 Bertemu.
265
Bab 265 Hal yang menegangkan.
266
Bab 266 Insiden di pernikahan.
267
Bab 267 Raisa dan Axel.
268
Bab 267 Curiga.
269
Bab 269. Akhirnya mengetahui.
270
Bab 267 Mengeluarkan semua yang terpendam
271
Bab 148 Penyesalan.
272
Bab 272 keputusan.
273
Bab 273 saling bersama.
274
Bab 234 Rencana pernikahan.
275
Bab 275 Menikah.
276
Bab 276 ending.
277
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!