Pagi-pagi sekali di rumah Ardian berhenti mobil mewah dan terlihat seorang wanita tua yang turun dari mobil yang di bantu oleh suster dan juga keluar dari mobil yang sama seorang wanita muda dengan penampilan tomboy. Dengan memakai jaket jeans dan juga celana panjang sobek.
Mereka berdua berdiri sejenak di depan rumah mewah itu, melihat-lihat di sekitar mereka sebentar.
" Tidak ada yang berubah," batin wanita muda yang memiliki wajah jutek tersebut.
" Ayo kita masuk!" titah Wanita tua yang melangkah terlebih dahulu dan di susul wanita muda itu.
Wanita tua dan wanita muda itu pun memasuki rumah tanpa mengetuk pintu atau menekan Bel. Mungkin karena rumah itu juga tidak kunci. Jadi bisa masuk dengan suka-suka. Atau memang Meraka tidak perlu masuk dengan permisi atau apapun itu.
Di ruang tamu. Ada Widia dan Shandra yang sedang mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan pagi-pagi begini.
" Assalamualaikum," sapa wanita tua itu membuat Widia dan Shandra melihat ke arah pintu dan kaget melihat kedatangan 2 orang itu.
" Walaikum salam," sahut Widia dan Shandra yang terlihat masih schock dan langsung berdiri. Wajah mereka berdua tampak begitu terkejut seakan sedang melihat penampakan.
" Mama," lirih keduanya serentak.
Wanita muda itu melangkah terlebih dahulu dan mencium punggung tangan Shandra dan juga Widia. Di mana mereka berdua masih terlihat bengong.
" Hebat kalian ber-2, kalian sudah tidak menghargaiku. Kalian benar-benar sudah tidak menganggapku ada," sahut wanita tua itu yang terlihat sinis. Shandra dan Widia saling melihat yang terlihat panik dengan kata-kata wanita yang mereka panggil mama itu.
" Mama kapan sampai ayo duduk dulu," sahut Widia mencoba mencairkan suasana dengan basa-basi.
" Sudah jangan basa-basi. Aku sudah kecewa dengan kalian berdua," sahut wanita itu yang langsung menghampiri ruang tamu untuk mengambil tempat duduk dan di ikuti wanita yang terlihat cuek itu yang duduk di samping wanita tua itu.
" Mama mau minum apa. Apa tidak mau istirahat dulu," sahut Shandra.
" Aku sudah mengatakan jangan basa-basi kepadaku," sahut Wanita tua itu yang terlihat begitu marah.
Ternyata di sisi lain Raisa dan Novi sedang melihat tamu itu. Dan Novi terlihat tersenyum dengan kehadiran tamu itu.
" Tante, kenapa Eyang besar datang bisa datang tiba-tiba?" tanya Raisa heran.
" Raisa, bukannya kamu ingin mengakhiri semuanya," sahut Novi menyunggingkan senyumnya.
" Maksud Tante?" tanya Raisa heran.
" Semuanya akan berakhir. Pernikahan Ardian dan Melody akan berakhir hari ini juga," ucap Novi menyunggingkan senyumnya.
" Jangan bilang kedatangan Eyang besar ada hubungannya dengan Tante," tebak Raisa.
" Ya, kita harus menggunakan cara itu. Agar pernikahan itu berakhir dan kamu akan secepatnya di nikahi Ardian. Sesuai tanggal yang sudah di tentukan," sahut Novi yang kelihatan merencanakan sesuatu.
" Apa Tante yakin?" tanya Raisa ragu.
" Percayalah, semua rencana yang sudah Tante atur akan berjalan lancar. Kamu hanya menunggu hasilnya. Ardian akan menikah dengan kamu secepatnya dan Melody akan di buang ketempat sampah," sahut Novi dengan yakin. Raisa langsung tersenyum lebar. Ketika mendengar kata-kata Novi yang memberinya banyak harapan.
" Ayo kita ke ruang tamu dan mati kita mulai semuanya," sahut Novi. Raisa mengangguk setuju.
" Mama kami tidak percaya kalau mama datang. Kenapa tidak menelpon dulu Biar kami bisa menjemput," ucap Shandra lagi.
" Aku mengatakan jangan basa-basi. Panggil semua orang di rumah ini," sahut Novi. Widia menganggukkan matanya pada Shandra memberi kode untuk memanggil penghuni rumah.
Tidak lama orang-orang yang ada di dalam rumah itu berkumpul. Kecuali Melody dan juga Aliya, Dani juga tidak ada. Hanya yang dewasa- dewasa saja yang ada.
Shandra melihat semua orang yang ada di ruang tamu dan matanya berhenti pada Ardian yang mana Ardian juga bingung dengan melihat tatapan Eyangnya itu.
" Ardian menikah dan aku tidak tau sama sekali. Apa kalian tidak menganggapku ada sampai berita pernikahan itu tidak aku ketahui," sahut Eyang besar yang bicara langsung pada intinya.
Shandra, Widia, Ardian, Evan dan yang lainnya saling melihat dengan wajah panik. Namun Raisa dan Novi tersenyum miring.
" Maaf mah," sahut Widia menunduk yang mengaku bersalah.
" Ini bukan salah mama ini salahku," sahut Ardian yang membela mamanya.
" Iya, itu kesalahan kamu. Bisa-bisanya kamu menikah tanpa berpikir, siapa yang di pacari siapa yang di nikahi, apa kamu tidak menggunakan otak kamu saat mengambil keputusan itu besar dalam hidup kamu," sahut Eyang besar yang tegas dengan Ardian.
" Aku bisa menjelaskan Eyang," sahut Ardian.
" Apa yang mau kamu jelaskan lagi, kamu sudah menikah dengannya," sahut Eyang dengan penuh kemarahan.
" Hmmmm, sepertinya ini akan menjadi akhir dari segalanya. Aku sudah tidak sabar melihat Ardian dan Melody yang akan berpisah dengan Melody. Kasihan sekali kamu Melody yang langsung menjadi janda dengan cepat," batin Raisa dengan menyunggingkan senyumnya.
" Seperti yang aku katakan Bu. Aku dan Raisa merasa tidak di hargai dengan pernikahan itu," sahut Novi dengan berakting yang wajahnya seolah tersakiti.
Eyang besar melihat serius Ardian yang sekarang menunduk yang tidak bisa bicara apa-apa.
" Apa maksud Tante Novi. Apa jangan-jangan kehadiran Eyang. Ada kaitannya dengannya," batin Ardian yang mencurigai Novi.
" Aduhhh, kenapa Eyang besar pake tau segala. Bagaiman kalau akhirnya Ardian yang lelah harus memberitahu semua kebenarannya. Aku bisa di bunuh mama," batin Evan yang terlihat panik.
Sementara Mila dan Bayu hanya saling melihat. Begitu juga dengan Vivi yang terlihat santai apalagi suaminya sama santainya.
" kamu benar-benar Ardian. Alasan kamu menikahi dia untuk apa?" tanya Eyang besar. Tadi tidak mau mendengarkan alasan Ardian sekarang meminta alasannya.
" Ardian kamu tidak punya mulut!" sahut Eyang besar yang melihat Ardian diam dengan menghembus napas perlahan kedepan.
" Dia tidak akan memberikan alasannya," tiba-tiba terdengar suara Melody yang membuat orang melihat ke arah suara itu yang mana Aliya mendorong kursi rodanya mendekati ruang tamu.
" Aku dan dia sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini. Dan dia menikahiku hanya untuk mempermainkanku. Untuk memberiku penderitaan, dia sengaja menikahiku, untuk membuatku hancur, menjadikan statusku murah dan menghancurkan hidupku. Hanya itu satu-satunya alasannya menikahiku," sahut Melody menegaskan.
Yang lain pasrah dan diam. Kalau Melody sudah bicara masalah pasti akan semakin panjang.
Ardian hanya membuang napas perlahan dengan Melody yang panjang lebar bicara yang akan memperpanjang masalah.
" Bagus, wanita itu datang, jadi permasalahan akan semakin cepat selesai," batin Raisa.
" Melody. Kenapa kamu mengatakan Ardian mempermainkanmu?" tanya Eyang besar.
" Semua sudah jelas. Dia menikahiku dengan tujuan memberikan penderitaan kepadaku. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Aku tidak mencintainya. Tetapi dia berani menikahiku di saat aku koma. Ini tidak adil untukku dia hanya mempermainkanku," ucap Melody yang terus berusaha untuk meminta keadilan.
Eyang besar melihat ke arah Ardian. Ardian tampak diam seakan tidak bisa membantah kata-kata Melody.
" Ardian kenapa menikahinya saat dia tidak sadar?" tanya Eyang besar.
" Aku hanya bertanggung jawab kepadanya," sahut Ardian dengan suara sendu.
" Apa yang kau pertanggung jawabkan. Aku tidak butuh tanggung jawabmu. Kau menikahiku hanya membuatku menderita, jadi pertanggung jawaban itu tidak ada," teriak Melody dengan matanya berkaca-kaca yang terus mencari keadilan untuknya.
Melody melihat Ardian dengan penuh kebencian kepada Ardian. Dan sepertinya Eyang sangat mengamati ekspresi Ardian dan juga Melody.
" Dan satu lagi pernikahan itu tidak sah, sama sekali," lanjut Melody menegaskan.
" Melody pernikahan itu sah," sahut Mila.
" Baiklah. Jika itu sah, sekarang juga ceraikan aku di depan semua orang," sahut Melody menegaskan. Raisa dan Novi sama-sama melihat dengan tersenyum miring.
" Aku tidak akan melakukannya," sahut Ardian menegaskan.
" Kenapa?" tanya Melody.
" Aku sudah mengatakan kepadamu berhenti mengatakan pernikahan itu tidak sah dan berhenti meminta cerai. Apa kamu tidak mendengarnya," tegas Ardian.
" Aku tidak peduli!" teriak Melody.
" Melody cerai bukan hal yang mudah," sahut Mila dengan suara rendah.
" Tidak ada yang tidak mudah. Semuanya mudah jika dia mau melakukannya!" teriak Melody.
" Sudah cukup! Melody, kenapa kamu mengatakan pernikahan itu tidak sah?" tanya Eyang besar.
" Sudah jelas pernikahan itu tidak sah, dia menikahiku saat aku tidak sadar. Jadi di mana sahnya," jawab Melody menekankan.
" Ardian apa orang tua Melody tau kamu menikah dengannya?" tanya Eyang besar.
" Iya. Orang tua Melody tau dan bahkan keluarganya semua ada di sana dan yang paling utama pak Wawan sendiri yang sudah menikahkan Melody kepadaku," jelas Ardian.
" Melody jika orang tua mu sendiri yang menikahkanmu. Lalu kenapa kamu bilang tidak sah?" tanya Eyang besar heran.
" Pokoknya itu tidak sah dan lagian itu hanya Pernikahan secara agama. Aku dan dia hanya menikah sirih. Jadi sekarang putuskan hubungan kami," ucap Melody menegaskan.
" Kalau memang kalian menikah sirih. Kalau begitu daftarkan pernikahan mereka ke pengadilan agama dan pernikahan itu bukan hanya sah di mata agama. Tetapi juga sah di mata negara," sahut Eyang besar membuat keputusan tiba-tiba yang membuat semua orang kaget.
Mata semuanya hampir mau melotot. Dan bahkan Raisa dan Novi lebih parah sama-sama melotot yang hampir bola mata Raisa dan Novi ingin keluar.
" Apa maksud mama?" tanya Sandra.
" Tidak ada sejarah keluarga kita yang menikah sirih dan termasuk Ardian dan Melody. Urus semuanya dan mereka harus menikah sah secara agama maupun negara," tegas Eyang besar mengulangi sekali lagi.
Mendengar pernyataan itu sekali lagi membuat, Melody kaget mendengarnya Melody membulatkan matanya. Di mana dia ingin mengakhiri pernikananya. Namun pernikahan itu malah semakin sulit untuk di akhiri.
" Eyang besar, apa yang eyang katakan?" sahut Novi dengan dadanya yang tiba-tiba sesak.
" Aku tidak mengulangi apa yang aku katakan lagi. Bayu urus semua pernikahan Ardian dan juga Melody daftarkan pada Negara secepatnya," tegas Eyang besar memerintahkan Bayu. Bayu hanya bisa mengangguk walau itu juga tidak mungkin di lakukannya.
" Aku tidak mau," sahut Melody yang langsung menolak.
" Tidak ada penolakan. Baik dari kamu maupun Ardian," sahut Eyang besar menegaskan.
" Tapi aku tidak mau!" teriak Melody yang terus membantah.
" Cukup!" bentak Eyang besar. Saya rasa semuanya sudah jelas. Jadi jangan ada yang membantah atau protes ini itu. Tidak kamu Melody juga kamu Ardian. Jangan banyak protes. Ini keputusan mutlak!" tegas Eyang besar, " Saya mau istirahat," sahut Eyang besar berdiri dengan wajahnya yang sangat garang.
" Pernikahan ini sudah membuat saya kecewa dengan tidak di beritahukan ya saya. Jadi jangan bertambah kecewa dengan pernikahan hanya sebatas sirih. Jadi kalian urus semuanya," tegas Eyang besar yang langsung pergi.
" Aku juga mau juga istirahat," sahut wanita muda yang bernama Lea itu yang juga sudah lelah dengan Drama di rumah itu.
Ardian sedikit menunduk dengan mengusap wajahnya kasar dengan ke-2 tangannya. Dia bertambah frustasi dengan semua yang telah terjadi.
" Gawat semakin hancur semuanya," batin Evan menepuk jidatnya. Widia pasrah dengan semua keputusan itu. Sementara Melody pasti semakin komplen.
Ternyata niat Novi memberi tahu orang penting di rumah itu untuk membuat status Raisa semakin jelas. Ternyata status Raisa semakin diujung tanduk dan status Melody semakin di perjelas.
" Kenapa semuanya jadi begini, sial," batin Raisa.
Melody pasti akan berteriak-teriak lagi dengan pernikahannya yang semakin di perjelas. Mila pun langsung membawa Melody kekamar sebelum Melody berperang dengan Ardian.
************
Ardian mencoba untuk bicara dengan Eyang besar, dia tidak ingin masalah ini berlarut-larut.
" Eyang, pernikahan ini tidak akan lama. Aku rasa mendaftarkannya ke Negara hanya akan menambah masalah," ucap Ardian yang mencoba mengeluarkan pendapatnya.
" Kamu sudah membuat masalah dari awal. Jadi tidak ada pemolaka lagi. Pertanggung jawabkan perbuatan kamu," sahut Eyang besar.
" Tapi Eyang," sahut Ardian yang tetap memprotes.
" Cukup!" Sahut Eyang besar mengangkat tangannya.
" Tidak ada kata tapi, ini keputusan. Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan," tegas Eyang besar.
" Laku bagaimana dengan Raisa mah," sahut Shandra yang tiba-tiba sudah berdiri tidak jauh dari sana. Shandra menghampiri Eyang dan Ardian.
" Mah, Raisa dan Ardian akan menikah. Dan mama juga tau keluarga Raisa memberi amanah pada keluarga ini. Dan tidak mungkin kita tidak memberi dia tidak mendapat keadilan," sahut Shandra.
" Siapa yang tidak memberinya ke adilan. Aku hanya mendaftar kan pernikahan Ardian dan Melody saja dan tidak ada yang salah dengan apa yang aku lakukan. Ketika memang pada akhirnya Ardian bercerai dengan Melody. Karena benar-benar tidak cocok ya tidak akan ada yang melarang. Baru dia menikah dengan Raisa," sahut Eyang besar sesimpel itu berpikir.
" Tai mah, itu tidak mungkin. Apa lagi pernikahan sudah sampai pada Negara. Akan semakin sulit," sahut Shandra.
" Shandra kamu jangan hanya memikirkan 1 pihak saja. Bukannya kamu juga harus tau siapa korbannya. Bukan hanya Raisa. Tetapi juga Melody dan dengan status Melody yang masih gantung itu juga membuatnya tidak mendapat keadilan. Aku melakukan ini untuk kebaikan semuanya," sahut Eyang besar menegaskan.
" Tapi Raisa bagaimana?" tanya Shandra.
" Seperti yang aku katakan. Tunggu Ardian dan Melody yang memberi keputusan sendiri," ucap Eyang besar.
" Sampai kapan?" sahut Raisa yang tiba-tiba juga ada di sana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Elviza mela
keluarga raisa hanya menitip kan raisa dan novi bukan hutang budi atau apapun... nah kenapa mereka begitu membela raisa... apa jgn2 karna ini melody benci dg ardian..
2022-09-25
2
ossy Novica
Raisa tanpa sadar menunjukkan sifat aslinya , secara Oms pasti tak suka . Dan keluarga Ardian tak ada hutang sama keluarga Raisa jadi kenapa pusing
2022-09-25
1
fima12
Raisa gat3l ya???
sini ku garuk pake parut
2022-09-25
0