Akhirnya mobil Melody menabrak pohon besar sampai bagian depannya terbuka dan keluar asap dari mesin mobil. Kepala Melody terhempas ke stri mobil dengan tangannya yang menggantung dan banyak darah yang menetes dari kepalanya dengan mata Melody yang terpejam. Namun handphone yang terjatuh masih tetap menyala.
" Mel! Mel!" suara Evan yang menelponnya masih terhubung. Namun tidak ada jawaban sama sekali. Evan mendengar hal yang mengerikan yang sudah bisa di tebaknya apa itu.
Posisi Evan ternyata Evan yang berdiri di depan Perusahaan dan sekarang Evan panik dengan tiba-tiba tidak ada respon dan dia mendengar jelas suara teriakan dan bahkan seperti ledakan. Pikiran Evan bahkan sudah kemana-mana dan jelas dia semakin panik.
" Melody kenapa ya," ucapnya yang panik sendiri. Evan berusaha kembali menghubungi Melody. Namun tetap tidak ada respon.
" Bagaimana ini, ada apa dengannya kenapa perasaanku tidak enak," batinnya yang mulai gelisah yang merasakan ada sesuatu.
Ardian keluar dari perusahaan yang sama dengan Evan. Ardian yang menuju mobilnya melihat Evan ada di sana dan terlihat gelisah seperti orang kebingungan. Hal itu membuat Ardian pun akhirnya menghampirinya.
" Evan!" tegur Ardian
" Lo kenapa?" tanya Ardian.
" Ardian Melody!" ucap Evan dengan wajah paniknya dan tangannya bergetar.
" Kenapa Melody?" tanya Ardian tampak datar.
" Aku nggak tau dia kenapa. Aku sedang menelponnya, menyuruhnya datang kemari. Namun tiba-tiba aku mendengar teriakan dan suara tabrakan," ucap Evan dengan bibirnya yang bergetar menceritakannya kronologi kejadiannya. Dia hanya menebak-nebak saja. Namun dari apa yang di dengarnya memang seharusnya benar.
" Apah tabrakan!" pekik Ardian yang kagetnya minta ampun.
" Iya," sahut Evan.
" Dia mana dia sekarang?" tanya Aditya panik.
" Aku nggak tau," sahut Evan. Ardian langsung mengambil handphone Evan dan langsung melihat lokasi di mana keberadaan Melody.
" Kamu selalu saja menyusahkan Melody," geram Ardian.
" Aku tidak tau kejadiannya akan seperti ini," sahut Evan.
" Sudah ayo!" ajak Ardian yang langsung buru-buru pergi setelah mengembalikan hanpdhonenya Evan. Dan Evan langsung menyusul Ardian dengan buru-buru mereka memasuki mobil dan melaku dengan kecepatan di tinggi di bawah guyuran hujan yang semakin deras.
*********
Tidak lama akhirnya Ardian dan Evan sampai ke lokasi kejadian. Hujan deras masih turun membasahi bumi. Bahkan semakin deras. Terlihat pembatas jalan yang rusak. Ardian menghentikan mobilnya dan buru-buru ke luar dari mobil untuk melihat lokasinya dan Evan mengikutinya.
Tidak ada orang di sana sama sekali. Hujan semakin deras. Ardian dan Evan masih melihat-lihat di sekitar mereka untuk mencari keberadaan mobil Melody. Karena memang tidak langsung terlihat.
" Asap dari mana itu?" tanya Evan yang melihat ke atas dan melihat asap. Ardian langsung mempercepat langkahnya. Di mana dia semakin panik.
" Itu mobil Melody!" tunjuk Evan yang melihat mobil Melody yang menabrak pohon dan terlihat percikan api di belakang mobil itu.
Ardian terkejut mendengarnya dan langsung berlari. Namun Evan menahannya.
" Kamu mau kemana?" tanya Evan.
" Ya mau kesanalah mau kemana lagi," teriak Ardian yang sudah panik.
" Ardian mobilnya akan meledak. Kamu bisa mati," ucap Evan mengingatkan.
" Melody ada di dalam," sahut Ardian melepaskan tangannya kasar dari Evan dan tidak peduli dengan kata-kata Evan. Ardian langsung dengan cepat berlari.
Walau dia tau mobil itu akan meledak. Tapi Ardian tidak mungkin membiarkan Melody berada di dalam sana.
" Melody!" teriak Ardian menggedor-gedor kaca mobil, karena pintunya di kunci dan Ardian tidak bisa melakukan apa-apa.
" Melody buka pintunya! Melody, Melody!" teriak Ardian yang mengintip dari kaca mobil. Namun tetap saja. Tidak terbuka, Sementara Evan yang jauh 20 meter dari lokasi semakin panik.
Ardian pun mengambil tindakan dengan memecahkan kaca mobil dan dengan emosi yang bercampur kekuatan yang tinggi. Akhirnya pecah. Betapa terkejutnya Ardian yang melihat Melody sudah tidak sadarkan diri dan penuh dengan tetasan darah.
Ardian langsung buru-buru membuka pintu mobil dari dalam dan dengan cepat. Saat pintu terbuka dengan buru-buru Ardian membawa melody keluar dari mobil itu menggendongnya ala bridal style menjauh dari mobil itu.
Dorrrrrrr
Suara ledakan pun akhirnya terdengar dan mobil itu meledak yang di penuhi kobaran api dan untung Melody dan Ardian sudah menjauh. Dan Evan di ujung sana berjongkok dengan menutup ke-2 telinganya. Karena ledakan itu. Dia tidak tau apa yang terjadi. Tetapi jelas dia juga panik.
Melody sudah berada di pangkuann Ardian dengan luka berat di kepla Melody.
" Melody bangun, bangun Melody," ucap Ardian membangunka Melody dengan memegang pipinya.
Ardian semakin panik lalu mengecek nadi Melody yang ternyata Melody masih hidup. Saat ingin mengangkat Melody kembali. Tiba-tiba Ardian melihta benda yang melekat di leher Melody.
Kalung. Yang mana sepertinya kalung love kecil itu adalah pemberiaannya dulu kepada Melody saat mereka pacaran.
" Kamu masih memakainya," batin Ardian yang terus melihat benda itu.
" Ardian!" tiba-tiba Evan menghampirinya dan membuat Ardian kaget.
" Bagaimana Melody?" tanya Evan.
" Pakai nanya lagi, ayo kita bawa dia, kondisinya kritis," sahut Ardian panik bercampur kesal dan langsung mereka membawa Melody dengan buru-buru untuk menyelamatkan nyawa Melody.
********
Daniah mamanya Melody tampak gelisah yang berdiri di depan pintu. Yang pasti perasaan seorang ibu tidak akan pernah salah. Yang mana pasti sangat khawatir terhadap putrinya.
" Mama!" tegur Gadis pada mertuanya itu.
" Gadis," sahut Vina.
" Mama kenapa?" tanya Gadis.
" Melody, dia belum pulang, hujan semakin deras. Mama khawatir dengannya. Mama coba menelpon. Tetapi tidak menjawab sama sekali," ucap Daniah yang merasakan perasaannya yang semakin tidak enak pada putrinya itu.
" Sebentar lagi juga Melody akan pulang, mungkin masih di jalan," ucap Gadis.
" Iya, mama juga berharap seperti itu, semoga tidak terjadi apa-apa padanya," sahut Dania dengan penuh harapan.
" Ma, ma!" penggil Marsel yang lari-lari dengan paniknya.
" Marsel ada apa kenapa kamu teriak-teriak?" tanya Vina.
" Benar Mas ada apa?" tanya Gadis heran.
" Melody, Melody!" ucap Marsel. Membuat Gadis dan Vina bingung.
" Ada apa dengan Melody?" tanya Vina yang langsung panik.
" Melody di rumah sakit. Tadi Ardian menelpon. Melody mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang berada di rumah sakit," ucap Marsel.
" Apah!" pekik Dania dan Gadis dengan wajah terkejut mereka yang mana mendengarkan Melody kecelakaan.
" Astagfirullah Al Azdim, kenapa bisa," sahut Dania yang langsung lemas dan bahkan hampir mau pingsan.
" Mah, tenang ya," ucap Gadis yang memegang mama meretuanya agar tidak jatuh.
" Ya sudah mah, sekarang sebaiknya kita kerumah sakit ayo. Nanti Marsel akan telpon papa," ucap Marsel.
Dania setuju dan merekapun langsung buru-buru pergi untuk melihat kondisi Melody yang seperti apa.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
BZ Crafts
karakter si evan disini laki2 tulen apa banci sih? masak dia g ngerti lg hujan deras, org nyetir bukan disuruh hati2 malah diburu2 nyuruh cepat, udah gitu udah tahu dia scra g langsung penyebab melody kecelakaan malah ngalang2in Adrian buat nolong melody harusnya kan dia yg paling merasa bersalah
2023-04-05
2
Nurul Syahriani
lah kirain ditabrak adrian.. makanya jadi dinikahin adrian
2023-02-25
0
Widi Widurai
tapi mbok ya mikir risiko. orang yg selalu ngeburu buru in orang lain tp ga mikir risiko buat org.
2022-11-13
1