Minggu di Lembah Lali Jiwa.
Waktu menunjukkan
PUKUL 07.00 WNT.
asap api unggun memayungi pagi, ditemani aroma kopi hitam dengan kabut tipis turut serta membersamai.
Padang sabana Edelweis memenuhi setiap sudut mata memandang, embun menggantung indah pada jaring laba-laba yang terajut memikat bak kalung intan permata yang dirangkai oleh maestro paling ternama didunia.
Kupu-kupu menari beterbangan kesana-kemari, ia tak berkata namun mampu memikat hati dan mata setiap yang memandangnya. Benar-benar pagi yang sempurna.
Setelah semua tim selesai sarapan dan berkemas. Mereka fokus mengatur rencana untuk sampai dipuncak "ABADI" nama puncak Gunung Legenda 3676 mdpl yang berdiri angkuh tegak didepan mereka sebelum malam
PUKUL 09.00 WNT.
Mereka berangkat mendaki puncak, dengan sudut kemiringan 45° mereka berjalan dengan sedikit lambat, sesekali Rangga mengayunkan TRAMONTINA°² untuk membuka jalur dan membuat jalan, karena gunung ini memang masih perawan belum ada jalur atau jalan menuju puncak Abadi.
"Lembab sekali kak jalurnya," ucap Elya yang masih bergelayut manja di Carrier 80l Arya, napasnya sedikit terengah-engah.
"Disini memang masih belum terjamah hutannya, makanya tanahnya lebih lembab dan basah," jawab Arya.
Sesekali Arya berhenti untuk mengambil napas, dan berjalan sedikit lambat. Prinsip Arya mendaki atau memanjat gunung bukan seberapa cepat sampai puncak tapi tentang seberapa sabar dan memahami kondisi untuk bisa sampai puncak dengan selamat.
Hujan mulai turun kondisi yang sebelumnya sudah lembab dan dingin ditambah dengan hujan yang terus mengguyur semakin lebat membuat suhu semakin dingin. Ponco yang mereka pakai pun mulai mengembun dan air hujan mulai masuk membasahi pakaian yang mereka pakau. Arya menyuruh timnya berjalan berpasangan, saling menjaga dan jangan sampai terpisah dengan rombongan.
Tiba-tiba Elya mengalami kedinginan hebat bibirnya membiru, tangannya mengepal erat dan kaku. Dengan cepat Arya merankul dan mendekap tubuh Elya.
"Rangga tolong cari tempat yang datar dan dirikan tenda," ucap Arya. Rangga pun pergi, ternyata tidak jauh dari tempat mereka ada tanah yang agak lapang, dan cukup untuk mendirikan beberapa tenda.
"Arya sini .." teriak Rangga ketika tenda sudah berhasil di dirikan. Degan sigap Aryapun membopong tubuh Elya yang tak sadarkan diri memasuki tenda.
...<< 18+ >>...
..."dedek gemes yang belum cukup umur silahkan di skip ya...? khusus untuk dewasa"...
"Dirikan lagi beberapa tenda, dan Verra tolong rebus air dan Ani ikut saya kesini." perintah Arya. Dengan cekatan Rangga dan Black mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri Verra merebus air dalam tenda. Sementara itu dalam tenda yang dimasuki Arya, Elya dan Ani. Arya membaringkan Elya dan membuka semua pakaiannya yang basah hingga Elya tinggal mengenakan BH dan CD.
"DEG" jantung Arya bergetar melihat tubuh polos seorang gadis untuk pertama kalinya dalam hidup, namun beberapa detik kemudian Arya dapat mengusai diri.
"An tolong ganti BH dan CD Elya dengan yang kering," ucap Arya sambil membalikkan badan supaya tak melihat barang berprifasi tinggi adiknya itu, Walau pun itu punya adik kandungnya, dia tetap tak boleh melihat barang vital itu, dan dia juga pemuda yang sangat normal, mungkin itu alasan yang logis saat ini. Setelah beberapa saat,
"Kak sudah.. terus apalagi," kata Ani.
"Baluri Hot in Cream mulai paha sampi ujung kakinya dengan rata, supaya cepat mendapat kehangatan, setelah itu pakaikan celana outdoor Elya yang kering dan hangat." perintah Arya lagi. Sedang kan Arya sendiri mulai membaluri perut mulus adeknya yang ramping dan rata, ada tatto naga dan phoenix disana Arya memandangi dengan tak berkedip lalu mengusapnya terus naik, Arya melewati bagian dada yang tertutup BH, terus mengusap leher jenjang adiknya menggunakan minyak kayu putih.
Setelah semua terbaluri dengan minyak kayu putih.
Arya berdiri disamping tubuh adiknya yang tergolek lemas, ia pun melepas semua pakaiannya sendiri yang juga basah tanpa mempedulikan ada Ani dan Elya yang belum sadarkan diri disitu, dalam pikiran Arya tak ada waktu banyak untuk keluar ganti pakaian, keselamatan adik kembarnya adalah prioritas utama saat ini.
Ani memandang binggung dengan tingkah Arya. Karena Arya berdiri pas didepannya, otomatis mata Ani melihat tubuh Arya yang bugil tanpa sehelei benang pun yang sangat dekat didepannya.
Ani melihat TERONG UNGGU°³ mengantung diantara pangkal paha Arya, yanh sebesar kemasan Hot in Cream 120 ml digenggamannya, padahal pusaka keraton itu menggantung lemas kedingingan, betapa besarnya kalau pas siap tempurnya..???.. Ani cepat-cepat menutup wajahnya sendiri yang sudah merah merona dengan kedua telapak tangannya. (mungkin dianya malu atau nasfu..? aaah author juga tak tahu..)
"Hmmmm kak Arya gag tahu malu, memang aku dianggap apaan," ucap Ani dalam hati.Sedangkan Arya tak mengetahui hal itu.
Arya cepat-cepat menganti CD lalu memakai Celana Outdoornya dan tanpa memakai kaos dan baju, Arya bertelanjang dada berbaring disebelah Elya yang tubuh atasnya cuma berbalut BH kecil yang tak sepenuhnya menampung benda kenyal (mungkin ..!!.. karena author juga belum memegangnya) dan montok miliknya, Arya mendekap dan memeluk tubuh adeknya dengan erat, Arya bermaksut menyalurkan suhu panas tubuhnya ke tubuh adeknya yang masih belum sadarkan diri dan menggigil kedinginan, lalu menyelimuti tubuh mereka berdua menggunakan Sleeping Bag tebal dan hangat, dan terus diperhatikan Ani yang saat itu berada disamping tubuh Elya yang tergeletak. Arya tak menyadari gerakan reflek tangan Elya yang memeluk tubuhnya dan telapak tangan Elya menempel pada tatto naga dan poenix dipunggungnya, sementara telapak tangan Arya pas menyentuh tatto naga dan poenix diperut Elya. Dan saat itu juga seluruh tubuh mereka seolah-olah mengeluarkan kabut tipis keperakan, Ani yang melihat itu terkejut tak percaya atas semua yang dia lihat. Elya menggeliat wajahnya yang pucat membiru perlahan-lahan mulai membaik dan kembali segar bugar seperti tidak pernah terjadi kejadian yang mengerikan barusan.
"Hmmmm Kak Arya.. kamu apain aku..? apa yang kakak perbuat padaku..?..," ucap Elsa sambil membuka sleeping bag yang menutupi tubuh polos mereka, setelah sleeping bag tersingkap dan melihat tubuhnya yang polos dan kulitnya menempel lekat dengan kulit Arya tanpa penghalang apapun, Elya mendorong tubuh kakakny.
"Kakak..!?" bentak Elya, wajahnya yang manis nan ayu sudah bersemu merah tomat lalu buru-buru menarik kembali sleeping bag itu menutupi seluruh tubuhnya dan ia juga menyembunyikan wajahnya dibawah sleeping bag itu.
Menyadari itu Arya buru-buru melepaskan pelukannya dan dengan cepat meraih kaos dan memakainya.
"Elya kamu sudah sembuh.." ucap Arya dan terlihat penuh penyesalan diwajah tampannya.
"Kak Elya..? Kak Arya mencoba menolongmu dengan menyalurkan kehangatan tubuhnya ketubuhmu, dan dia berhasil melakukannya. Jika kak Arya terlambat sedikit saja mungkin kak Elya terkena HIPOTERMIA°⁴ dan kita tak tahu apa yang akan terjadi pada kak Elya. Selain itu bukankah kak Arya adalah kembaran kak Elya, jadi saya anggap tindakannya itu wajar." kata Ani panjang lebar menjelaskan kejadian tersebut. Menyadari Ani juga menyaksikan kejadian itu, Elya berangsur-angsur membuka sleeping bag yang menutupi wajahnya.
"Iyaaaaa tapi akuuuuuu kan maluuuu..? kak Arya yang mengganti celana CD dan BHku kaaan... daaaan..... melihat semuaaaa yang ada ditubuhku..?" kata Elya, pipinya memerah pertanda dia tidak dapat menyembunyikan rasa malunya.
"Iyaaaa... dan semuanya sangat indah dan menantangku, itu dibawah ada bulu-bulu lembut yang halus tertata rapi dan itu yang didada sungguh montok bulat, kenyal dan yang munggil kecil kecoklatan tegak menantangku," goda Arya dengan kata-kata mesum. Sedang kan Elya mendengar itu pipinya semakin memerah.
"Ha ha ha ha.... jangan percaya omongan kak Arya, dia lho melepas jaket dan kaosmu aja udah pucat. Aku yang mengganti CD dan BHmu kak...? Kak Arya sama sekali tak melihatnya." ucap Ani menjelaskan keadaan.
"Hmmmmmmm ini bayaran untuk ulah kakak yang mesuuuum," kata Elya sambil mencubit pinggang Arya dengan gemesnya.
"Atttttooooooh sakit tahuuuuu, cepat pakai kaosmu tu gunung kembarmu mau meloncat keluar dari persembunyianya dan mau menantangku..?" kata Arya sambil melihat dada Elya.
"Dasaaar kakak mesuuuuum," kata Elya sambil menyambar kaos kering di tangan Ani.
"Ha ha ha... udah udah, Kak Arya keluar tenda dulu, aku mau ganti pakaian ni pakaianku juga lembab semua sampai kedalam-dalamnya juga, apa kak Arya juga mau lihat kemontokanku juga...?" kata Ani sambil tangannya memegang ujung kaosnya yang lembab.
"Tidak... tidak aku keluar duluuuuu..," kata Arya dengan mode gugup sambil berdiri dan melangkah keluar tenda.
"Ha Ha Ha" tawa Elya dan Ani bersamaan melihat tingkah gugup Arya.
Diluar tenda ternyata hujan sudah reda, Rangga, Yogi dan Verra sudah berdiri disana, Mereka keluar dari tenda mereka masing-masing saat mendengar ribut-ribut dari tenda yang ditempati Arya, Elya dan Ani. Wajah Verra yang putih se putih saliu terlihat warna merah merona dipipi gadis itu.
"itu Airnya untuk apa..? udah mendidih sejak tadi kakak mesuuuuum," kata Verra ikut mencandai Arya.
"Ha Ha Ha Ha" tawa mereka serempak.
"Bikin kopiiiii dong caaaah aaaaayuuuuu," jawah Arya gemas sambil menjewer kedua belah pipi Verra dengan kedua tangannya.
...CREATED, NOV 2021...
...~°•CINK's eL A•°~...
°²TRAMONTINA adalah golok tebas. °³TERONG UNGGU disini maksut autor adalahh alat vital laki-laki berukuran jumbo. °⁴HIPOTERMIA adalah mekanisme tubuh yang tidak mampu menahan tekanan suhu dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
SENJA🎭
ha ha ha ha masak iya.. hitam apa unggu sih warna terongnya..? jadi penasaran..
2022-10-21
1