"Siiiiiap tunggu kehadiranku ya.. sampai ketemu besok," ucap Arya.
"KLIK" panggilan dimatikan.
Pagi di Pavilyun Pecinta Alam.
Arya memberi tahu teamnya dan Elya tentang acara pendakian ke Lembah Lali Jiwa yang disambut gembira oleh teamnya juga Elya, dan saat itu juga mereka langsung packing barang-barang untuk keperluan selama mendaki. tottal ada 5 Carriel. Setelah selesai packing Arya pergi menemui Ayah dan Bundanya, karena hari ini Ayah dan Bundanya ada acara di Ibu Kota dan langsung kembali ke luar negeri.
"Ayah Bunda, berangkat jam berapa..?" tanya Arya.
"Sekarang, Ayah dengar kamu mau ke Lembah Lali Jiwa..?" kata Ayah Arthur dengan khas gaya bicaranya yang tegas.
"Iya Ayah, kami juga akan segera berangkat." ucap Arya sopan.
"Baguslah..! kalau begitu Ayah Bunda bareng kamu saja sampai bandara dan Rolls Royce Phantom Ayah biar di garasi kamu saja, di garasi bandara gak ada yang ngurus," ucap Bunda Anatasya.
"Ya.. Bunda, Arya ngikut aja..?" jawab Arya.
"Kalau sudah siap, ayo kita berangkat." kata Ayah Arthur.
"Mari Ayah, Bunda." ucap Arya sambil berjalan mengikuti Ayah dan Bundanya. Mereka akirnya berangkat Elya, Ayah dan Bunda satu mobil dengan Arya naik Jeep Wrangler Rubicon, sedangkan Ani dan Verra satu mobil dengan Black naik Jeep Wrangler Sport. Setelah mengantarkan Ayah dan Bundanya ke bandara Kota Madya, mereka meneruskan perjalan.
Setelah dua jam perjalanan sampailah mereka di Desa Mbalik, Desa terakhir dilereng gunung Legenda. Setelah menitipkan mobil kerumah warga mereka berempat memulai pendakaian mereka.
Menapaki jalan setapak yang mulai sepi dan menanjak. Sedangkan Elya terus melekat pada Arya kakak tercintanya.
Semakin jauh mereka melangkah memasuki belantara, semakin sepi jalur yang mereka lalui. Jalur ini sungguh sepi, asri dan lestari. Selain kami berlima tak ada lagi yang akan dijumpai selain angin, edelweis, serta kulit kayu yang melapuk berlumut yang seakan-akan bercerita tentang apa yang telah ia lalui, ia seakan percaya pada sebuah harapan yang tak sungguh-sungguh, ia lapuk dimakan lumut. Namun kami sungguh menikmati keterasingan dalam setiap inci perjalanan.
Setelah beberapa jam mendaki, akhirnya kami sampai di pinggiran lembah lali jiwa lebih awal dari yang diperkirakan, kami masih terus berjalan hingga kami melihat sebuah tenda berdiri ditengah lembah sendirian. Kami pun merebahkan badan dan beristirahat sejenak menikmati luasnya padang edelweis yang tumbuh setinggi dada orang dewasa. Arya dan Verra dibantu Black mendirikan dua buah tenda, sedangkang Elya dan Ani mengeluarkan TRANGIA°¹ untuk memasak air. Tendapun sudah berdiri sempurna saat seseorang datang menyapa.
"Arya.... akhirnya kamu sampai juga," dan Elya kok kamu.... jangan bilang kalau kamu jadian sama Arya ya...?" ucap Rangga sambil memandangi Elya yang terus menempel disisi Arya.
"Omong apa sich Nga, dia adikku, saudara kembarku...?" jawab Arya mencoba menjelaskan.
"Kak Rangga mau minum apa..? tu airnya masih panas..?" ucap Elya menawarkan.
"Ya biasalah kopi hitam..!" jawab Rangga.
Sambil minum kopi mereka asyik ngobrol hingga petang pun menyelimuti lembah lali jiwa. Malam kian larut suasana makin dingin menyayat kulit akhirnya mereka memutuskan masuk dalam tenda. Setelah memasukkan carrier dan peralatan dalam tenda Rangga.
Arya, Black dan Rangga masuk dalam satu tenda dan Elya, Ani dan Verra masuk dalam satu tenda lainnya.
...CREATED, NOV 2021...
...~°• CINK's eL A •°~...
..."Puncak gunung tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan memandangnya dari kejauhan. Dan orang yang merasa kagum kepada ketinggian gunung, tidak akan pernah mengukur tingginya."...
°¹TRANGIA: sebuah merk cooking set yang isinya berupa teflon, teko mini, panci dan kompor spiritus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments