Pagi yang cerah, kicau burung-burung bernyanyi bersahutan mendendangkan lagu suara kehidupan, di ruang lantai satu Villa Pecinta Alam, Arya berdiskusi tentang apa langkah yang akan diambil untuk menghidupkan dan memajukan Pavilyun kedepannya dengan Ani, Verra dan Yogi.
Verra adalah siswa semester awal yang cantik dan lincah dari kelas Bahasa, bersuara merdu dan pandai berolah vocal, selain itu dia suka berpetualang diAlam Bebas sejak kecil karena memang dari keluarga Pendaki Senior di Kota Madya.
Jadi soal ilmu Navigasi dan Bertahan hidup di Alam Bebas atau Hutan Belantara yang belum dijamah manusiapun, tidak bisa diragukan lagi. Nama lengkapnya VERRA VEBRATA ALAMSYAH putra Tuan ALAMSYAH yang termasyhur.
Verra ditempatkan oleh Arya di departemen Sumber Daya di Pavilyun Pecinta Alam dan menempati rumah disebelah Selatan Pavilyun utama.
Sedangkan Yogi adalah siswa semester awal juga, dari kelas yang sama dengan Arya, dia ganteng berkulit putih namun berpenampilan semrawut rambut sedikit kriting yang dibiarkan acak-acakan, ia jenius dibidang Iptek dia lahir dari sepasang Hacker BLANK ANT yang pernah membobol data Antariksa yang sangat dilindungi.
Papa dan Mamanya sekarang direkrut Dinas Pertahanan International yang kantornya sangat dirahasiakan. Bernama lengkap Yogi Yohaness dan oleh Arya dipanggil BLACK ant, dia ditempatkan pada departemen petahanan dan keamanan Villa Pecinta Alam dan menempati rumah disebelah rumah yang ditempati Verra.
Deretan perumahan itu berjumlah Empat rumah berukuran 8x10 meter bergaya minimalis mewah yang masing-masing rumah mempunyai empat ruangan yakni ruang tamu berukuran 4x4 meter lengkap dengan meja dan kursi yang mewah, diselahnya ruang pribadi berukuran 4x6 meter lengkap dengan kasur lemari dan perabotan lainnya, diujung ruangan ada sekat kaca bening yang memperlihatkan shower yang menempel didinding marmer abu-abu dan di pinggir ruangan ada bathtub minimalis yang elegant, terlihat jelas didalam ruangan itu.
Di samping ruangan pribadi di belakang ruang tamu ada ruang kerja yang berukuran 3x3 meter ada seperangkat komputer dan rak kayu disampingnya, melewati lorong di depan ruang kerja dan disamping ruang pribadi ada satu ruangan lagi, ruangan paling belakang dari rumah berukuran 8x4 meter berisi kitchenset minimalis lengkap dengan segala perabotan memasak dan satu bangunan ditenggah berbentuk joglo tanpa dinding berlantai batu alam hitam yang dipoles halus, di depan bangunan itu tertulis PENDOPO ALAM.
Mereka direkrut oleh Arya setelah mendapat data siswa disekolah lewat komputer diVilla yang terhubung langsung dengan sekolah.
Saat mereka sedang serius membicarakan tugas dari masing-masing departemen yang mereka emban, seorang utusan dari sekolah muncul.
"Tok... Tok... Tok.. Ceklek," suara ketukan dan pintu terbuka.
Seorang pria berseragam buru-buru masuk dan memberikan amplop hitam elegant kepada Arya.
"Ada Undangan dari VILLA TIGA BINTANG untuk PAVILYUN PECINTA ALAM," ucapnya sambil menyerahkan Amplop hitam itu pada Arya.
"Terima Kasih," kata Aryo sambil menerima Amplop, Dia langsung membuka dan membaca isi undangan itu.
"Ada undangan untuk mengikuti FESTIVAL PANJAT TEBING DAN BUDAYA memperebutkan Piala Wali Kota, besok pagi yang diselengarakan oleh Villa Tiga Bintang. Dan untuk technikal metting pelasanaan panjat tebing dilaksanakan nanti malam, yang berarti kita harus berangkat sekarang." ucap Arya setelah membaca isi undangan.
"Ani dan Verra kalian ikut saya ke festival, untuk kamu Black, kamu tetap disini. dan untuk pertemuan ini, kita lanjutkan setelah acara dari Tebing Tiga Bintang. Ani dan Verra silahkan mempersiapkan segala sesuatunya dan saya tunggu disini." Arya melanjutkan ucapannya.
Mereka pun bubar, Ani dan Verra pergi ke ruang Dunia Panjat untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Setelah selesai menyiapkan keperluan panjat dan pakaian ganti mereka berkumpul kembali.
Degan diantar mobil sekolah mereka menuju tempat diadakan Festival yang membutuhkan waktu dua jam untuk sampai dilokasi.
Sebuah gapura megah bertuskan "TEBING TIGA BINTANG" saat mobil mereka berhenti tepat didepan portal tebing. Seorang pemuda berpakaian rapi ada Pin tersemat diatas saku bertuliskan PANITIA, berjalan tegap mendekati mobil yang berhenti.
"Selamat siang, Tebing untuk Tiga hari kedepan ditutup untuk umum karena ada acara." kata petugas yang berada dipintu gerbang masuk Tebing Tiga Bintang waktu mobil mereka berhenti.
"Seeeerrrrrtttttt" Arya menurunkan kaca samping mobil, dan mengeluarkan undangan dari Daypacknya.
"Kami perwakilan dari Pavilyun Pecinta Alam SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL, apakah kami boleh masuk." kata Arya sambil memperlihatkan Undangannya, Pemuda itu mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk setelah portal terbuka.
Mobil yang ditumpangi Aryapun melaju pelan menuju tempat parkir yang luas.
"Saudara Arya, saya mengantar sampai disini, Saya akan kembali ke sekolah dulu karena tugas saya cuma mengantar rombongan, untuk penjemputan Tiga hari lagi Saya kembali," ucap sopir itu.
"Terima Kasih sudah diantar." jawab Arya.
Mobilpun perlahan melaju keluar dari area parkir. Dengan Daypack di masing-masing punggung mereka bertiga melangkah dengan langkah tegap dan pasti menuju resepsionis.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu..?.." ucap sang resepsionis berwajah imut sedikit ayu menyapa mereka bertiga.
"Saya perwakilan dari Pavilyun Pecinta Alam SENIOR INTERNATIONAL HIGH SCHOOL dan saya datang bertiga," jawab Arya, sambil menyerahkan undangan yang dipegangnya.
"Silahkan tunggu sebentar ada petugas yang akan mengantarkan ketenda tempat istirahat anda." jawab gadis sang resepsionis. Seorang pemuda tangung menghampiri rombongan Arya.
"Mari Saya antar ketempat Anda." kata pemuda itu, setelah dekat dengan rombongan Arya.
"Mari.." jawab Arya singkat.
"Mari ikuti Saya." kata sang pemuda sambil melangkah. Rombongan Arya mengikuti dibelakang sang pemuda memasuki lapangan, disana sudah terpasang 50an tenda dome berjajar rapi di sisi lapangan sebelah barat dibawah rimbun pepohonan Trembesi atau bahasa ilmiahnya Samanea Saman menghadap ketimur kearah Tebing Tiga Bintang yang tegak berdiri angkuh seolah menantang sang Pemanjat berjarak sekitar 70an meter dari barisan tenda, disisi Selatan lapangan dibangun panggung permanen dari bebatuan alam yang di desain indah dan kokoh, disisi kiri dan kanan terpasang tenda barak yang cukup besar.
Setelah hampir mencapai ujung deretan tenda dome petugas itu berhenti.
"Ini tenda anda, untuk menginap disini selama Tiga hari." ucap petugas itu sambil menunjuk dua tenda.
"Ok terima kasih." ucap Arya, Ketika Arya mau melangkah petugas itu berbicara lagi,
"Sebentar, Tempat technical metting ada ditenda barak sebelah timur panggung dan tempat mengambil makan dan minum ada ditenda barak sebelah barat panggung." ucapnya.
"Siap, mengerti." jawab Arya tegas.
"Ok, kalau sudah silahkan beristirahat, saya akan kembali." kata petugas itu meninggalkan rombongan Arya. Setelah itu Aryo masuk ketenda, Ani dan Verra juga masuk ketenda satunya. Setelah menata bawaanya Arya keluar dari tenda dan menggelar Matras didepan tenda.
"Ani, Verra.. sini..?.." panggil Arya.
"Iya.. sebentar Kak, Verra masih ganti pakaian." jawab Ani dari dalam tenda.
"Hmmmmm dasar cewek..? dandan terusss..? dandan yang cantik ya..? tu bayak cowok ganteng ditempat ini." canda Arya.
"Masak gitu sich Kak..?? apa Verra kurang cantik..??" jawab Verra mengikuti candaan Arya.
"Kalau Verra kurang cantik di mata Kak Arya, berarti mata Kak Arya perlu diobati," timpal Ani yang keluar tenda sambil membawa mini kompor gas dan nesting, sedangkan Verra membawa air mineral dan gelas stainlis ditangan kiri dan kantong plastik ditangan kanan.
Dengan cekatan Ani merangkai mini kompor gas dan merebus air. Verra sibuk menyiapkan bahan-bahan minuman meraciknya kedalam gelas.
"Kak Arya mau dibutin apa..." tanya Verra.
"Kopi hitam gulanya dikit." jawab Arya sambil melihat mereka berdua.
"Serius ni Kak..?.." tanya Verra lagi.
"Serius, kan udah ada kalian berdua, tar kalau gulanya gak di kurangi malah kemanisan.." jawab Aryo dengan tersenyam.
"Hmmmm gombaaal.." jawab Ani dan Verra serempak.
"Ha..ha..ha.." tawa Arya menanggapi.
Sementara mereka sibuk membuat kopi dan teh susu, Arya sibuk dengan buku pelajarannya.
"Heeeemm enaknyaaaa..? camping ditemani dua bidadari cantik, pengen dibutin apa-apa tinggal ngomong." suara lembut seorang gadis mengejutkan mereka.
"Elyaaaaaa.. " serempak mereka memanggil gadis itu.
"Selamat datang dikampungku yaaa...?.." kata Elya dengan expressi menggemaskan.
"Hmmmmm jadi kamu tinggal di sekitaran sini..? apa aku gak disuruh mampir..?" tanya Arya sambil bercanda.
"Boleh.. setelah acara selesai pastinya, tapi jangan kaget yaaa lihat gubuk aku nanti." jawab Elya.
"Kak Elya mau minum apa..? teh susu ya Kak..?" ucap Ani.
"Boleh, jangan manis-manis ya..?.." jawab Elya. Mereka berempat asyik mengobrol sambil bercanda hingga waktu menjelang malam.
"Maaf.. udah sore, aku pulang dulu ya..?.. besok kita sambung lagi ngobrolnya." pamit Elya.
"Memang gak nginep sini ya El.. " tanya Arya.
"Gaaaak ah..?! rumah aku deket sini aja kok..!! dan juga aku gak ikut event kondisi fisik aku lagi gak fit." jawab Elya memberi alasan.
"Yaach gag seru dong.. aku jadi enak nich, gak ada lawang yang berat..!!" canda Ani.
"Iya..? itu salah satu alasanku tidak ikut, memberi kesempatan kepadamu..?!" seloroh Elya.
"Udah ah..! Aku pulang dulu, keburu gelap, Bye Bye semua." kata Elya sambil melangkah pergi.
"Jangan lupaaa setelah acara selesai ajak kami mampir kerumahmu..!!.." seru Ani.
Elya mengangguk dan terus meninggalkan tempat itu, sementara Arya, Ani dan Verra masuk tenda mengambil perlengkapan buat mandi.
Waktu terus berputar hingga malampun datang menghampiri Bumi.
"Ani-Verra aku berangkat technikal meeting dulu ya..?!.. untuk makan malam gag usah nunggu aku, bawa undanganya buat ambil makan malam kalian, aku berangkat dulu." seru Arya dari luar tenda, tanpa menunggu jawaban Arya bergegas menuju tempat technical meeting dilaksanakan. Sampai di dekat tenda barrak Arya bertemu Rangga Dwi.
"Eeeeh Brooo gimana kabarnya..?.." sapa Rangga.
"I'm fine.. kamu sendiri gimana..? kabarnya kamu jadi ketua sispala sekarang..? selamat yaaa..?" jawab Arya.
"Ceritanya panjang.. nanti kalau ada waktu aku ceritakan, masuk dulu yuk.. tu temen sudah kumpul semua." balas Rangga.
Mereka berdua masuk dan mengambil tempat bersebelahan dan technical meeting untuk persiapan Kejurwil besok dimulai.
Adapun yang dibahas tentang peraturan-peraturan kompetisi dan peserta yang mencai titik tertinggi atau dengan waktu tercepat yang menjadi juara, membahas verifikasi atlet, membahas jadwal pertandingan, pertandingan dilaksanakan selama tiga hari sesuai nomer peserta, karena jumlah peserta 60 terdiri dari 30 putra dan 30 putri maka masing-masing peserta mengambil undian untuk menentukan nomer peserta dan membahas peraturan-peraturan tambahan untuk kompetisi tersebut.
Selanjutnya kompetisi Seni dan budaya dilaksanakan pada malam pertama dan kedua, peraturan dan kategori juara ditentukan dengan keindahan suara untuk kategori olah suara dan keindahan dan kelincahan untuk kategori seni tari, dan pengundian nomer peserta, Rangkaian acara selesai jam 23.30 WNT (Waktu Novel Toon).
"Drtttt... drrrtttt.." ponsel Arya bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Arya berjalan mencari tempat yang nyaman untuk menerima panggilan.
"Selamat malam ini dengan siapa ya..?.." tanya Arya penasaran karena ternyata nomor sipenelepon belum di save.
"Maaf Kak Arya..! ini Elya..?" suara gadis diseberang sana.
"Ada apa El..! malam-malam telepon..?" tanya Arya makin penasaran.
"Gag ada apa-apa juga sich.. cuman tadi aku denger dari panitia, Kak Arya dapet nomor 21 yang berarti tampil di hari terakhir, kalau besok Kak Arya free aku mau mengundang Kak Aryo makan diluar," suara Elya.
"Ma'af El... kayaknya besok aku gak bisa dech.. Ani besok tampil aku harus memberi support padanya.." jawab Arya menolak.
"Ohhh iya-ya...aku lupa, ya udah Kak gak apa-apa," suara Elya diseberang telpon.
"Udah malem El, waktunya istirahat dan sekali lagi maaf aku gak bisa pergi besok, met malem, met istirahat..'
"CEKLIK" tanpa menunggu jawabab Arya mematikan ponsel.
Hari selanjutnya di Tebing Tiga Bintang, Langit biru cerah tanpa noda mendung sedikitpun.
"Ani.. An.. sudah mandi belum," teriak Arya masih dari dalam tendanya.
"Udah dong..!!.. Kak..??.., ada apa memang pagi-pagi buta gini udah teriak-teriak..!?.." jawab Ani dari dalam tendanya.
"Hari ini kamu tampil, kamu dapat nomer urut tujuh, ini nomer peserta kamu, semalem aku mau bagunin kamu gak enak," kata Arya lagi sambil memakai kaos singklet yang modelnya kecil dibagian punggung.
"Kak..." ucap Ani yang sudah didepan tenda Arya.
"Buka aja An.... tu nomernya aku letakkan diatas Daypack didalam tenda." ucap Arya.
"SLEEEEEEERRRRREEEEEEEEEEEET." suara resleting tenda dibuka. Ani tertegun melihat punggung bidang didepannya, punggung bidang yang lebar menampakkan kekuatan didalamnya, tatto Phoenix dan Naga terlihat indah dan jelas karena memang Arya cuma mengekan singlet yang kainya cuma menutupi bagian tengah punggung kecil sekitar dua jari, terlihat sangat serasi dengan sawo matang kulitnya. Ani masuk kedalam tenda dan langsung mengusap tatto Arya.
"Indah, halus dan keren banget Kak..?.. siapa yang bikin tatto ini Kak..?.." tanya Ani kagum.
"Hmmmmmm... aku juga gag tahu An, sejak aku lahir tatto itu sudah ada dipunggung aku, jawab Aryo sambil mengenakan t-shirt menutupi badannya.
"Ini.. dan ayo aku antar ke tempat pertandingan," ucap Arya lagi sambil keluar tenda. Berdiri tegap diluar tenda walau berpakaian sederhana, celana gunung diatas lutut yang memperlihatkan kaki kokoh berotot, t-shirt ketat press body tidak bisa menyembunyikan dada bidang dan perut rata khas atletisnya, lengan yang kekar berotot khas seorang pemanjat sungguh pemandangan yang tidak pernah membosakan mata yang memandangnya. Sama seperti saat itu Ani menatap takjub body atletis didepanya.
"Kok bengong.. ayooo keburu siang ni loo.." ajak Arya yang sekaligus membangunkan lamunan dalam ketakjuban Ani.
"A... aaaaayoooo," jawab Ani tergagap.
Tidak butuh waktu yang lama mereka berdua memasuki kerumunan penonton dan peserta.
"Permisi... minta jalannya." kata Arya meminta jalan untuk registrasi peserta kepanitia pada kerumunan.
Ditebing sudah ada pemanjat cewek nomor peserta lima sedang berjuang, jari-jari lentiknya mencengkram kuar celah tebing yang tidak begitu besar dengan technik Jamming sempurna, Aryo memperhatikan sekilas.
...CREATED, NOVEMBER 2021...
...~°• CINK's eL A •°~...
...“Janganlah pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
SENJA🎭
SLEEEERRRRREEEEET bunyi resletingnya lucu.. tapi asyik..lanjutkan kak
2022-10-18
4